Share

Bab 10

Auteur: Erlina
Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.

Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”

Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”

Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan campurkan dengan stevia sebelum diberikan padanya. Kalau dikonsumsi dengan teratur, ini seharusnya akan membantunya.”

Orang tua Calvin bertanya, “Kamu itu seorang dokter?”

Naomi menggeleng, lalu menjawab dengan agak canggung, “Bukan, aku nggak punya sertifikat dokter, cuma pernah belajar dari orang rumah. Tapi, kalian nggak perlu khawatir. Resep ini benar-benar akan bermanfaat.”

Seusai berbicara, Naomi pun menyerahkan Calvin kembali ke orang tuanya, lalu berpamitan dan pergi.

Tidak jauh dari sana, Robbin sudah menyaksikan semua ini. Tadi, dia juga kebetulan melewati jalan ini. Begitu menyadari keanehan Calvin, dia segera memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan hanya terlambat bertindak selangkah dari Naomi.

Keadaan Rayden sama persis dengan Calvin. Jika Naomi mampu menenangkan Calvin, itu berarti dia juga pasti bisa menenangkan Rayden. Selain cantik, senyumannya juga sangat manis dan hangat. Begitu melihatnya, Robbin tahu bahwa dia memang adalah tipe orang yang bisa menyembuhkan orang. Mungkin saja Rayden bisa menerimanya.

Setelah memikirkan hal ini, Robbin pun merasa bersemangat. Dia kenal dengan anggota Keluarga Himawan dan segera menghampiri mereka. Setelah berbasa-basi sejenak, dia membaca resep yang dibuka Naomi. Semua bahan obat tradisional yang dibuka Naomi memiliki efek menenangkan dan efek sampingnya juga jauh lebih kecil daripada obat-obatan modern.

Berhubung Naomi menguasai pengobatan tradisional, Robbin pun bertambah gembira karena pengobatan tradisional akan lebih membantu Rayden lagi. Setelah itu, dia buru-buru menoleh untuk mencari sosok Naomi. Melihat Naomi yang sudah berjalan jauh, dia segera mengejar Naomi.

Tiba-tiba, sebuah mobil hitam berhenti di sisi Naomi. Kemudian, beberapa orang turun dari mobil dan menyeret Naomi masuk ke mobil secara paksa. Setelah itu, mobil itu pun langsung melaju pergi.

“Sial! Sialan!” seru Robbin dengan terkejut. Orang terpelajar sepertinya ternyata juga bisa mengumpat. Setelah melihat mobil hitam itu melaju pergi, dia buru-buru menelepon Caden dan berkata, “Caden, aku baru saja ketemu sama seorang wanita yang sangat cocok untuk menjaga Rayden. Tapi, dia ditangkap sama sekelompok preman. Cepat tolong dia! Kalau bisa menemukannya, mungkin saja Rayden akan sembuh!”

Caden bertanya, “Wanita seperti apa?”

“Sangat cantik, lembut, kurus, dan putih. Dia berambut panjang, punya lesung pipi, juga kelihatan sangat hangat ....”

“Ngomong langsung ke intinya!”

“Wanita, seorang wanita yang sangat cantik!”

Caden pun terdiam dan akhirnya bertanya, “Di mana alamatnya? Aku akan suruh orang periksa rekaman CCTV.”

“Jalan Konyam!”

Baru saja Caden memutuskan sambungan telepon, pintu mobilnya tiba-tiba diketuk. Orang di luar berkata, “Bos, orangnya sudah tertangkap!”

Caden melirik Naomi dari dalam mobil, lalu mengamatinya lagi dengan saksama dan mengerutkan keningnya. Tadi, Robbin bilang wanita itu ditangkap orang di jalanan. Apa itu Naomi? Tidak mungkin! Naomi sama sekali tidak terlihat lembut.

Naomi juga sangat terkejut setelah melihat Caden. Begitu melihat wajah itu, tensi darahnya langsung naik. Dia pada dasarnya sudah merasa kesal karena tidak menemukan Caden. Setelah melihat pria yang mirip dengan putranya, dia pun bertambah marah.

“Lagi-lagi kamu! Apa sebenarnya maumu? Lepaskan aku! Aku masih belum lapor polisi mengenai kamu yang mengurungku semalam! Kalau kamu masih nggak lepaskan aku, aku akan langsung lapor polisi sekarang juga! Lepaskan aku!” seru Naomi dengan galak hingga seluruh wajahnya memerah.

Caden tidak tahu kenapa nyali Naomi begitu besar. Wanita lain yang bertemu dengannya biasanya akan merasa takut atau malu. Namun, Naomi malah begitu galak.

Setelah memerintahkan Steven untuk mencari wanita lembut yang dimaksud Robbin, Caden pun menyuruh orang menyeret Naomi masuk ke mobil.

Begitu dibebaskan, Naomi langsung mendorong pintu mobil dan hendak turun. Namun, pintu mobil malah dikunci. Dia pun merasa sangat kesal dan tidak berhenti menarik pegangan pintu dengan kuat.

Berhubung pegangan pintunya sudah hampir rusak ditarik Naomi, Caden pun berkata dengan dingin, “Tanpa izinku, kamu nggak akan bisa turun!”

Naomi memelototinya sambil menggertakkan gigi. Pria di hadapannya ini benar-benar terlalu mirip dengan Braden dan Hayden. Oleh karena itu, dia mau tak mau teringat pada pria bajingan dari 6 tahun silam.

Katanya, mental orang dewasa akan hancur hanya dalam sekejap. Saat ini, ketangguhan yang dibangun Naomi selama ini pun runtuh. Setelah memikirkan penderitaannya selama bertahun-tahun dan kejadian 2 hari terakhir, dia langsung murka dan kehilangan akal sehatnya. Dia merasa pria di hadapannya ini pasti adalah pria bajingan yang sudah menodainya malam itu.

Setelah itu, Naomi pun langsung menerjang ke arah Caden tanpa ragu supaya bisa memukulnya. Bagaimanapun juga, semua penderitaan dan kesulitan yang dialaminya selama ini disebabkan oleh pria bajingan ini.

Caden mencengkeram pergelangan tangan Naomi, lalu menatapnya dan bertanya dengan terkejut, “Kamu mau memukulku?”

“Iya! Aku mau membunuhmu!”

“Kamu ....” Kenapa wanita ini begitu bernyali? Ini adalah masa berjaya Caden. Bahkan saat dia lumpuh dulu, tidak ada juga orang yang berani mengatakan ingin membunuhnya secara terang-terangan.

Saat masih tenggelam dalam pemikirannya, Caden tiba-tiba merasakan rasa sakit yang tajam dari pergelangan tangannya. Berhubung tidak dapat melepaskan diri dari cengkeramannya, Naomi pun menggigit pergelangan tangannya dengan kuat hingga berdarah.

Caden segera mendorongnya dan membentak dengan ekspresi muram, “Memangnya kamu itu anjing?”

Naomi tidak menjawab dan bahkan tidak memberikan Caden kesempatan untuk merespons sebelum menerjangnya lagi. Hari ini, dia sangat murka dan memang ingin berkelahi dengan Caden.

Caden menahannya lagi dan berseru, “Kamu sudah gila atau bosan hidup?”

“Aku memang sudah gila! Itu semua gara-gara kamu! Sebaiknya kamu langsung bunuh saja aku! Ini semua gara-gara kamu! Kamu yang sudah mencelakaiku ....”

Caden sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Naomi. Berhubung Naomi masih tidak takut padanya, dia pun mengancam, “Kalau kamu lanjut menggila, aku akan buat pengadilan menghukummu dengan menaikkan utangmu jadi 1 triliun!”

Begitu mengungkit tentang uang, Naomi pun mematung. Selain ketiga putranya, uang adalah sesuatu yang paling dicintainya dan juga merupakan kelemahannya. Berhubung pernah menjalani kehidupan pahit tanpa uang, dia tahu jelas betapa sulit menghasilkan uang dan seberapa penting uang itu.

Setelah itu, Naomi hanya memelototi Caden dengan marah, tetapi tidak berani menyerangnya lagi. Oleh karena itu, dia pun bertambah sedih. Pria bajingan itu ada di hadapannya, tetapi dia malah tidak dapat melakukan apa-apa.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (6)
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
kalo boleh jujur dr awal kan udah liat itu anak kembar 4 loh seharusnya jd ortu itu ngeh bukannya malah ribut bae
goodnovel comment avatar
July Elly
naomi.... kau jujur sajalah
goodnovel comment avatar
Yuli Yuli
maomi km g jujur aja knpa klo km yg dpriksa caeden
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1957

    Caden merasa sangat penasaran.Kening Kakek Pertama berkerut. “Braden sangat pintar. Sebelum dia turun gunung, dia pun sudah menyadari ada yang aneh. Dia juga pernah diam-diam bertanya padaku, tapi aku nggak beri tahu dia.”“Aku nggak mengatakannya juga demi kebaikannya. Dia masih begitu kecil. Kami nggak tega dia memikul misi yang begitu besar! Bukan karena dia pintar dan berbakat, itu berarti dia boleh dikorbankan!”“Ditambah lagi, meskipun dia pintar dan berbakat, dia juga hanya seorang anak kecil. Anak kecil seharusnya melewati hari-hari tanpa beban pikiran. Jadi, kami sebagai senior mesti menanggungnya ….”Kakek Pertama menghela napas sembari berbicara, “Kami bisa pura-pura meninggal karena ada alasan masing-masing. Hanya saja, kami bisa berkumpul di sana karena ada tugas massal. Pada periode awal pembangunan negara, negara sudah mendirikan sangat banyak departemen rahasia yang nggak diketahui orang luar ….”Kakek Pertama berkata dengan perlahan. Raut wajah Caden pun terlihat sema

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1956

    Tentu saja Morawa tidak bersedia!Braden berkata, “Video kosongnya brankas emas bukan hanya ada di tanganku saja, ada juga di tangan orang lain. Kalau sampai video itu tersebar luas, kamu pasti nggak akan bisa melarikan diri lagi!”“Jadi, waktu yang disisakan untukmu nggak banyak lagi. Daripada kamu habiskan waktumu untuk negosiasi sama aku, lebih baik kamu pikirkan cara untuk mengambil uang dan melarikan diri?”Morawa menggertakkan giginya, lalu mengajukan persyaratan, “Aku mau uang tunai!”Braden membalas, “Mau uang tunai boleh-boleh saja, diskon 70% lagi!”Morawa terdiam membisu.Harga memang ditekan dengan sangat rendah, tetapi Morawa tidak memiliki pilihan lain. Pada akhirnya, dia pun setuju!Setelah berhasil mengatasi Morawa, Braden segera menggunakan identitas “Braxton" untuk menghubungi pemegang saham lainnya.Bahkan, Morawa saja sudah bersedia menjual saham di tangannya dengan harga rendah, apalagi mereka! Bagi mereka, hal yang paling urgensi sekarang adalah mengambil uang dan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1955

    Kakek pertama melihat Caden sekilas lagi. Dia tahu apa maksud Caden. Pada akhirnya, dia pun mengangguk tanda dirinya setuju. “Mereka memang mesti dilenyapkan! Tapi, ada begitu banyak bisnis di bawah Konsorsium Morton, jangan diakuisisi semuanya.”Caden berkata, “Aku berencana hanya mengakuisisi bisnis yang lebih berkembang. Mengenai bisnis yang mengalami kerugian besar, aku nggak akan mengakuisisinya!”Contohnya, bank dari Konsorsium Morton. Mereka saja sudah kehilangan 2.000-3.000 ton batang emas, tentu saja tidak boleh diakuisisi lagi!Kakek Pertama mengangguk. “Kalau begitu, kamu lanjut buka skandal mereka. Biar harga saham mereka bisa turun! Kalian bisa rekam aku. Aku ingin beri tahu semua orang di dunia bahwa Konsorsium Morton sudah menculikku!”…Tidak lama kemudian, video rekaman Kakek Pertama telah viral di internet. Di dalam video, Kakek Pertama mengenakan seragam pasien, lalu bersandar di atas ranjang sembari berkata.[ Halo semuanya, aku Usman Munari. Di sini, aku ingin samp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1954

    “Kakek sudah bikin Naomi khawatir.” Naomi tidak sanggup menahan dirinya. Air mata pun menetes dari sudut matanya. Begitu Naomi menangis, anak-anak juga ikut menangis.Braden pun menangis tersedu-sedu. “Aku takut terjadi apa-apa sama Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat. Aku takut sekali!”Pundak Hayden juga kelihatan gemetar. Dia menangis dengan terisak-isak. “Aku … aku … aku kira sudah terjadi sesuatu dengan Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat. Nanti aku … aku nggak bisa bertemu kalian lagi! Aku sedih sekali. Huhuhu ….”Rayden juga tidak bisa bersabar. Dia berdiri di samping ranjang, lalu menunduk sembari terisak-isak. Mata Kakek Pertama memerah. Mulutnya juga gemetar kuat Dia bahkan tidak bisa bersuara sama sekali.Kakek Pertama duduk, lalu memasukkan anak-anak ke dalam pelukannya. Dia sedang berusaha untuk menenangkan mereka.Robbin bergegas kemari. Ketika melihat gambaran di dalam kamar pasien, dia pun terbengong. Naomi dan Kakek Pertama sedang menyeka air mata. Ca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1953

    Caden merasa bingung. Hanya saja, kali ini dia tidak bisa berpikir kebanyakan lagi. Dia memutar tubuhnya, lalu berjalan kembali ke kamar pasien.Braden tahu orang di sekitar mereka pasti penasaran mengenai hubungan mereka dengan Kakek Pertama. Jadi, dia bertanya kepada Caden bagaimana untuk menjawabnya?Caden berucap, “Kakek Pertama pernah menyelamatkan kalian dulu. Kalian berutang budi sama dia.”Kebaikan seseorang memang sangat berharga!Demi Kakek Pertama, mereka pun bisa melakukan apa pun! Mengenai masalah di dalam pegunungan, mereka mesti merahasiakannya.Braden bertanya lagi, “Sekarang di internet masih belum ada kabar Kakek Buyut Pertama sudah diselamatkan, apa kita mau mengeksposnya?”Caden menggeleng. “Jangan diekspos dulu. Kita bicarakan lagi setelah Kakek Pertama siuman nanti.”Naomi yang duduk di samping ranjang kelihatan cemas. “Kita sudah selamatkan Kakek Pertama. Apa orang-orang jahat itu akan mengejar kemari?”Caden menjawab dengan sangat pasti, “Nggak akan! Sekarang se

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1952

    “Pulanglah.”“Kenapa kamu nggak bawa Andrew untuk diperiksa di rumah sakit? Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka?”Caden membalas, “Dia nggak mau ke rumah sakit. Aku juga nggak bisa mengaturnya. Tapi setahuku, dia nggak mengalami luka berat.”Naomi menghela napas berat. “Luka kecil juga mesti diobati. Jangan sampai infeksi.”Caden mengusap kepala Naomi. “Jangan khawatir. Saat perjalanan ke rumah sakit, aku sudah menghubungi Steven untuk menjaga Andrew. Steven pasti bisa membantu Andrew untuk mengobati lukanya.”Lagi-lagi Naomi menghela napas berat. Dia tidak berbicara. Mereka berdua berjalan keluar. Robbin melihat Caden, lalu segera bertanya, “Apa kamu baik-baik saja?”“Aku nggak kenapa-napa. Hanya luka kecil saja.”Caden berjalan ke depan ranjang. “Kapan dia akan siuman?”Robbin menjawab, “Kemungkinan malam ini atau paling lambat besok. Kondisi Pak Usman baik-baik saja. Dia hanya perlu istirahat saja.”Selesai berbicara, Robbin melihat Caden. Dia pun berhenti berbicara.Caden tahu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status