Share

Bab 91

Author: Erlina
Caden buru-buru berjongkok di hadapan Rayden, lalu menekan kedua pundaknya dan berkata, “Rayden, tenang dulu. Dengar kata Papa ....”

“Pergi! Pergi! Pergi ....”

“Rayden ....”

“Ah!”

Baru saja Caden hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dalam rumah. Caden dan Rayden pun menoleh ke arah datangnya teriakan itu. Saat ini, Naomi sedang berdiri dengan mata membelalak. Dia terlihat sangat terkejut.

Caden khawatir Naomi akan mengejutkan Rayden. Dia pun menegur dengan tidak senang, “Buat apa kamu teriak?”

Naomi menatap Rayden lekat-lekat dan segera menghampiri mereka. Dia mendorong Caden, lalu menggendong Rayden ke kamar dan mengunci pintu. Sebelum Rayden sempat mengatakan apa-apa, dia berbisik, “Hayden, kenapa kamu ada di sini?”

Rayden pun merasa kebingungan.

“Cepat jawab! Kenapa kamu bisa ada di sini? Apa kamu mengikuti Mama datang kemari?”

Rayden masih tidak menjawab.

“Semalam, bukannya Mama sudah suruh kamu ikut Mama Tiara ke sekolah hari ini? Kenapa kamu malah ikut da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sumi Zahra
terlalu bertele-tele
goodnovel comment avatar
FAtun
Cerita GK bermutu,
goodnovel comment avatar
Yuli Yuli
kok kyak g ada ikatan batin ya Antra anak dn ibu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 92

    Rayden tiba-tiba mengambil sebuah garpu, lalu menodongkannya ke arah lehernya sendiri dan mengancam, “Kamu mau pergi atau nggak?”Naomi langsung ketakutan dan mematung di tempat.Melihat situasi ini, Caden segera berseru ke arah Naomi, “Pergi!”Seruan itu membuat Naomi tersadar kembali. Saat melihat tampang ayah dan anak yang marah itu, dia buru-buru berlari keluar dari rumah tanpa memakai jaket ataupun mengganti sandalnya. Kemudian, dia bersandar di pintu dengan terengah-engah ....Rayden benar-benar terlalu mirip dengan Hayden. Jadi, begitu Rayden marah, dia langsung panik dan kehilangan akal sehat. Dia juga merasa panik dan ketakutan layaknya seorang ibu hingga sepenuhnya lupa bahwa dirinya adalah seorang dokter .... Berhubung tidak berpikir dari sudut pandang seorang dokter, Naomi pun tidak bisa menenangkan Rayden seperti saat dia menenangkan Calvin.Musim dingin di Kota Jawhar sangat dingin. Naomi berdiri di depan pintu dan gemetar hebat, entah itu karena kedinginan atau takut. Na

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 93

    “Aku ....”Naomi tidak bisa menjelaskan bahwa itu karena Rayden sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dalam sekejap, dia merasa sangat khawatir. Kekhawatirannya itu mengacaukan pikirannya dan membuatnya kehilangan akal sehat.“Kamu nggak senang sama aku, makanya kamu mau melampiaskan amarahmu pada anak? Kamu nggak mau peduli padanya dan berharap terjadi sesuatu padanya?”Naomi langsung memaki, “Kamu gila, ya? Mau curiga sama orang juga nggak sampai sebegitunya! Kalau aku nggak peduli sama dia, aku sudah langsung pergi begitu dia mengusirku. Buat apa aku berdiri di luar dan kedinginan?”“Kalau begitu, kenapa kamu bisa tenangkan Calvin, tapi nggak bisa tenangkan dia?”“Aku .... Waktu ketemu Calvin, penyakitnya lagi kambuh. Aku menganggapnya sebagai pasien dan menganggap diriku sendiri sebagai dokter. Tapi, Rayden hanya marah.”“Marah itu suasana hati yang dimiliki siapa pun. Rasa marah bisa menyebabkan orang sakit, tapi perasaan itu sendiri bukan penyakit. Kalau itu bukan penyakit, dokt

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 94

    Caden tiba-tiba menatap Naomi dan berkata, “Dengar-dengar, dulu kamu ambil jurusan desain di Universitas Jawhar. Itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu medis. Kenapa kamu tiba-tiba menguasai ilmu medis?”Naomi merasa sangat terkejut. “Kamu pernah selidiki informasi mengenaiku?”Caden menatapnya lekat-lekat tanpa merasa bersalah. Dia sudah secara tidak langsung mengakuinya.Naomi pun menjadi gelisah dan bertanya, “Apa yang kamu selidiki?”“Apa kamu punya rahasia yang nggak boleh diketahui orang?”Tentu saja ada! Naomi sangat takut pria di hadapannya menemukan Braden dan Hayden. Dia pun bertanya, “Ka ... kamu juga menyelidiki anakku?”Melihat Naomi yang begitu gelisah, Caden tidak berani menggunakan anaknya untuk menyinggungnya. Dia pun menjawab dengan jujur, “Nggak.”“Benar?”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu ingin aku menyelidikinya?”“Nggak! Mereka masih kecil, buat apa kamu selidiki mereka? A ... aku takut kamu akan melukai mereka. Bagaimanapun, kamu pernah melak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 95

    Naomi menapaki jalan bersalju dan berjalan cukup jauh. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. Ketika ditiup angin, air matanya terasa bagaikan pisau yang menyayat wajahnya dan terasa sangat sakit.Naomi benar-benar tidak ingin mengingat masa lalunya lagi. Jika yang mengungkit hal itu adalah orang laini, dia mungkin tidak akan merasa begitu sedih. Namun, malah pria bajingan itu yang mengungkitnya.Naomi berjalan sambil mengomel dalam hati. Atas dasar apa pria itu mengkritiknya? Apa haknya melakukan hal itu? Memangnya ini bukan akibat dari tindakannya?Berhubung masih belum sepenuhnya yakin bahwa ayahnya Rayden adalah pria bajingan malam itu, Naomi pun tidak berani memakinya dengan lepas. Jika dirinya yang salah paham, dia memang salah karena sudah memaki pria itu. Pergulatan emosi ini benar-benar menyiksanya, seolah-olah apa pun yang dilakukannya tetap salah. Hidupnya yang mencapai titik ini sudah cukup mengenaskan. Namun, tragedi ini masih berlanjut sampai sekarang. Selain tidak bi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 96

    Setelah kembali bersemangat, Naomi segera teringat Caden. Bertemu dengan pria berengsek hanyalah hal di luar dugaan. Target utamanya tetap adalah Caden.Caden pernah menyuruh Naomi untuk tidak menganggunya. Namun, hanya menelepon untuk bertanya tidak termasuk mengganggu, ‘kan? Setelah menenangkan diri, Naomi pun menelepon ke Vila Uwana dan bertanya dengan nada lemah, “Halo, apa hari ini Pak Caden punya waktu untuk mengurus perceraian?”Sikap orang yang menerima telepon cukup sopan. Dia menjawab, “Nggak. Kalau sudah senggang, Pak Caden akan meneleponmu secara langsung. Kamu tunggu saja telepon darinya. Nggak usah telepon duluan.”Seusai berbicara, orang itu pun memutuskan sambungan telepon.Naomi memanyunkan bibirnya dan mengeluh dalam hati, ‘Mau tunggu sampai kapan? Sampai dunia kiamat?’Setelah memikirkannya lagi, Naomi merasa memanfaatkan Dylan untuk memaksa Caden menceraikannya adalah pilihan terbaik. Namun, Dylan tidaklah bodoh, juga tidak mudah dihadapi. Bagaimana dia harus meman

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 97

    Sanny yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang bersandar di tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Seorang suster duduk di sampingnya dalam diam.Saat melihat Naomi dan Leon, suster itu buru-buru berdiri dan menyapa, “Pak Leon.”Leon mengangguk dan menjawab, “Sus, kamu istirahat saja dulu. Kami akan menjaganya.”“Oke.” Setelah itu, suster itu pun keluar.Sanny menoleh ke arah mereka. Begitu melihat Naomi, ekspresinya langsung berubah seperti sudah melihat musuhnya. Dia menggigit bibir, mengerutkan kening, dan napasnya juga agak memburu.“Sanny!” Saat melihat ekspresinya yang tidak bersahabat, Leon pun menegurnya dengan tidak senang.Setelah itu, Sanny menatap Leon dengan tampang agak sedih.Leon berkata, “Aku yang suruh Naomi kemari. Dia kemari untuk menemanimu.”Kali ini, rasa permusuhan yang dipancarkan Sanny saat menatap Naomi sudah berkurang, tetapi masih tidak termasuk bersahabat. Dia juga hanya melirik Naomi sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun be

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 98

    Kali ini, giliran Naomi yang menggila. Ucapan Sanny itu sudah sepenuhnya membuatnya ketakutan hingga wajahnya pucat pasi.Dokter dan perawat pun kebingungan. Kenapa ada begitu banyak orang yang tiba-tiba menggila di pagi ini ....Dua orang suster buru-buru menahan Naomi sambil berkata, “Nona, tenang dulu. Dia baru disuntik obat penenang dan sudah nggak sadarkan diri. Kamu nggak akan bisa membangunkannya.”“Buat dia sadar! Dia harus sadar! Ada hal penting yang mau kutanyakan padanya!”“Dia nggak akan bisa langsung sadar. Meski ada pertanyaan, kamu juga harus tunggu. Sekarang, kamu tenangkan diri dulu. Kalau nggak, kami juga hanya bisa menyuntikmu dengan obat penenang.”Setelah mendengar ucapan itu, Naomi baru diam. Dia jatuh terduduk di kursi sambil menatap Sanny dengan wajah pucat.Begitu mendengar kabar ini, Leon buru-buru kembali dengan membawa sarapan yang dibelikannya untuk Naomi. Begitu melihat ekspresi Naomi dan para dokter serta suster di kamar pasien, dia bertanya dengan terkej

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 99

    “Camila benar-benar baik-baik saja?”Leon mengangguk dengan kuat, lalu menjawab dengan yakin, “Iya. Dia cuma pergi syuting.”“Tapi, kenapa Sanny berkata seperti itu?”Leon mengerutkan kening, lalu menghela napas. “Sebelum pergi ke luar negeri, Camila sempat bertengkar hebat dengan Sanny.”“Hah?”Leon menjawab, “Camila merasa pacarnya Sanny itu bukan pria baik dan menasihati Sanny untuk putus dengannya. Tapi, Sanny sudah bucin sama pacarnya. Jadi, dia pun merasa kesal pada Camila. Setelah itu, demi membuat Sanny melihat jelas sifat asli pacarnya, Camila suruh seseorang untuk bersandiwara dan merayu pacarnya itu.”“Tak disangka, setelah sifat asli pria berengsek itu keluar, Sanny bukannya merasa berterima kasih, malah ribut besar dengan Camila. Dia bilang Camila itu orang berhati sempit dan cemburuan karena tidak suka melihat orang lain bahagia. Dia juga maki Camila dengan bilang Camila itu aktris yang memalukan ....”Naomi bertanya dengan bingung, “Kalau dia begitu keterlaluan, kenapa k

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1612

    Beberapa ibu tertawa sinis. “Setidaknya kami nggak pergi cari pusat perawatan pasca melahirkan!”“Kami juga nggak sebar luas ke semua orang kalau kami ingin punya cucu!”“Intinya, putra kami juga nggak bilang ke orang-orang kalau dia penganut prinsip nggak menikah!”“Bu Lyana, jangan salahkan kami tertawakan kamu. Seumur hidupmu, kamu nggak mungkin akan punya cucu!”Lyana merasa murka. “Atas dasar apa kamu bilang aku nggak bakal punya cucu?”Orang itu membalas, “Nggak atas dasar apa-apa. Kalau Keluarga Hermanto bisa punya cucu, aku akan beri selamat kepada kalian dengan berlutut!”“Iya, kami semua akan beri selamat dengan berlutut!”Amarah Lyana benar-benar membara. Dia menggebrak meja. “Kalian ….”Lyana kehabisan kata-kata. Dia membelalaki mereka dengan gusar, lalu membalikkan tubuh berjalan meninggalkan tempat. Dia bahkan tidak menunggu lagi bubur dan camilan yang dia pesan.Pelayan toko mengejar keluar. “Nyonya, tunggu sebentar. Kami sungguh minta maaf karena membuatmu mengalami ha

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1611

    Saat di perjalanan, Lyana melewati sebuah toko makanan yang bernama “Cinta Pertama”. Dia meminta sopir untuk menghentikan mobil, lalu pergi membeli sedikit makanan untuk Camila.Toko “Cinta Pertama” adalah toko yang baru dibuka pada belakangan waktu ini, khusus menjual berbagai jenis bubur sehat dan camilan yang jarang dijumpai. Bubur masakan mereka bukan hanya enak, bahan masakan juga berkualitas tinggi.Setiap jenis masakan di toko sangat menggugah selera. Kabarnya pemilik toko ini adalah seorang pemuda kaya asal luar negeri yang memiliki selera hidup yang sangat tinggi. Semua bahan makanan dipilih langsung olehnya.Selain harganya mahal, tidak ada lagi yang bisa dikritik dari toko ini. Baru saja toko dibuka kurang dari seminggu, toko ini sudah menjadi perbincangan di kalangan ibu-ibu sosialita.Satu-satunya kekurangan dari toko ini adalah tidak menerima layanan pesan antar, jadi harus antre untuk membelinya.Saat Lyana tiba di tempat, sudah banyak orang yang mengantre di dalam toko,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1610

    Lyana berkata, “Bukannya keturunan Keluarga Hermanto tinggal Dylan? Dylan juga nggak lagi dalam bahaya, juga nggak lagi terluka. Kenapa leluhur mengatakanmu seperti itu?”Kevin berucap, “Aku juga nggak mengerti. Menurutmu, apa ada yang salah dengan anak di dalam kandungan Catherine?”Kening Lyana berkerut. “Maksudmu, anak di dalam kandungan Catherine adalah keturunan Keluarga Hermanto?”Hermanto mengangguk. “Emm!”Lyana menggigit bibirnya dan segera membantah, “Nggak mungkin! Kamu kira Catherine itu bodoh? Kalau dia mengandung anak Keluarga Hermanto, dia pasti sudah melakukan tes DNA sejak awal! Masalah seperti semalam juga nggak akan terjadi! Apalagi kita juga sudah melakukan beberapa kali tes DNA, hasil menyatakan bahwa anak itu bukan darah daging Keluarga Hermanto, melainkan anak si Hogan!”Kevin sungguh merasa penat. “Jadi, apa maksud leluhur? Kenapa mereka mengatakanku nggak bisa melindungi keturunan Keluarga Hermanto?”Lyana juga tidak mengerti. “Jangan-jangan Dylan dalam bahaya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1609

    “Ting ….”Layar ponsel Camila menyala. Dia menerima pesan dari Naomi.[ Camila, aku sudah sampai di rumah. Apa kamu sudah tidur? ]Camila mengangkat ponselnya untuk membalas Naomi.[ Aku sudah mengatur semuanya. Sementara ini, dia masih belum tidur. Sudah semalam ini, kamu segera istirahat sana. ]Naomi membalas.[ Kamu kirim alamat hotelmu kepadaku. Besok aku antar makanan enak buat kamu. Sekarang kondisi tubuhmu agak spesial, mesti asupan gizi yang seimbang. ][ Tenang saja. Aku nggak akan ganggu kamu. Aku akan suruh orang lain untuk antar ke hotel. ]Camila sungguh merasa terharu. Dia mengirim emotikon memeluk dan mencium, lalu mengirim titik lokasinya.Naomi membalas.[ Oke, sudah kuterima. Ratuku cepat istirahat malam ini. Tunggu asupan giziku besok. ]Camila mengetik.[ Aku paling mencintai Naomi! ]Naomi berkata.[ Kalau kamu merindukanku, kamu bisa hubungi aku setiap saat. Aku akan melayanimu selama 24 jam. Aku akan ada setiap saat. ]Camila pun tersenyum.[ Iya, aku tahu. Muah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1608

    Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1607

    Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1606

    Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1605

    Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1604

    Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status