Share

Bab 92

Author: Erlina
Rayden tiba-tiba mengambil sebuah garpu, lalu menodongkannya ke arah lehernya sendiri dan mengancam, “Kamu mau pergi atau nggak?”

Naomi langsung ketakutan dan mematung di tempat.

Melihat situasi ini, Caden segera berseru ke arah Naomi, “Pergi!”

Seruan itu membuat Naomi tersadar kembali. Saat melihat tampang ayah dan anak yang marah itu, dia buru-buru berlari keluar dari rumah tanpa memakai jaket ataupun mengganti sandalnya. Kemudian, dia bersandar di pintu dengan terengah-engah ....

Rayden benar-benar terlalu mirip dengan Hayden. Jadi, begitu Rayden marah, dia langsung panik dan kehilangan akal sehat. Dia juga merasa panik dan ketakutan layaknya seorang ibu hingga sepenuhnya lupa bahwa dirinya adalah seorang dokter .... Berhubung tidak berpikir dari sudut pandang seorang dokter, Naomi pun tidak bisa menenangkan Rayden seperti saat dia menenangkan Calvin.

Musim dingin di Kota Jawhar sangat dingin. Naomi berdiri di depan pintu dan gemetar hebat, entah itu karena kedinginan atau takut. Na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
hadeeehh...Naomi syok sampai g bisa mikir...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 93

    “Aku ....”Naomi tidak bisa menjelaskan bahwa itu karena Rayden sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dalam sekejap, dia merasa sangat khawatir. Kekhawatirannya itu mengacaukan pikirannya dan membuatnya kehilangan akal sehat.“Kamu nggak senang sama aku, makanya kamu mau melampiaskan amarahmu pada anak? Kamu nggak mau peduli padanya dan berharap terjadi sesuatu padanya?”Naomi langsung memaki, “Kamu gila, ya? Mau curiga sama orang juga nggak sampai sebegitunya! Kalau aku nggak peduli sama dia, aku sudah langsung pergi begitu dia mengusirku. Buat apa aku berdiri di luar dan kedinginan?”“Kalau begitu, kenapa kamu bisa tenangkan Calvin, tapi nggak bisa tenangkan dia?”“Aku .... Waktu ketemu Calvin, penyakitnya lagi kambuh. Aku menganggapnya sebagai pasien dan menganggap diriku sendiri sebagai dokter. Tapi, Rayden hanya marah.”“Marah itu suasana hati yang dimiliki siapa pun. Rasa marah bisa menyebabkan orang sakit, tapi perasaan itu sendiri bukan penyakit. Kalau itu bukan penyakit, dokt

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 94

    Caden tiba-tiba menatap Naomi dan berkata, “Dengar-dengar, dulu kamu ambil jurusan desain di Universitas Jawhar. Itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu medis. Kenapa kamu tiba-tiba menguasai ilmu medis?”Naomi merasa sangat terkejut. “Kamu pernah selidiki informasi mengenaiku?”Caden menatapnya lekat-lekat tanpa merasa bersalah. Dia sudah secara tidak langsung mengakuinya.Naomi pun menjadi gelisah dan bertanya, “Apa yang kamu selidiki?”“Apa kamu punya rahasia yang nggak boleh diketahui orang?”Tentu saja ada! Naomi sangat takut pria di hadapannya menemukan Braden dan Hayden. Dia pun bertanya, “Ka ... kamu juga menyelidiki anakku?”Melihat Naomi yang begitu gelisah, Caden tidak berani menggunakan anaknya untuk menyinggungnya. Dia pun menjawab dengan jujur, “Nggak.”“Benar?”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu ingin aku menyelidikinya?”“Nggak! Mereka masih kecil, buat apa kamu selidiki mereka? A ... aku takut kamu akan melukai mereka. Bagaimanapun, kamu pernah melak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 95

    Naomi menapaki jalan bersalju dan berjalan cukup jauh. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. Ketika ditiup angin, air matanya terasa bagaikan pisau yang menyayat wajahnya dan terasa sangat sakit.Naomi benar-benar tidak ingin mengingat masa lalunya lagi. Jika yang mengungkit hal itu adalah orang laini, dia mungkin tidak akan merasa begitu sedih. Namun, malah pria bajingan itu yang mengungkitnya.Naomi berjalan sambil mengomel dalam hati. Atas dasar apa pria itu mengkritiknya? Apa haknya melakukan hal itu? Memangnya ini bukan akibat dari tindakannya?Berhubung masih belum sepenuhnya yakin bahwa ayahnya Rayden adalah pria bajingan malam itu, Naomi pun tidak berani memakinya dengan lepas. Jika dirinya yang salah paham, dia memang salah karena sudah memaki pria itu. Pergulatan emosi ini benar-benar menyiksanya, seolah-olah apa pun yang dilakukannya tetap salah. Hidupnya yang mencapai titik ini sudah cukup mengenaskan. Namun, tragedi ini masih berlanjut sampai sekarang. Selain tidak bi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 96

    Setelah kembali bersemangat, Naomi segera teringat Caden. Bertemu dengan pria berengsek hanyalah hal di luar dugaan. Target utamanya tetap adalah Caden.Caden pernah menyuruh Naomi untuk tidak menganggunya. Namun, hanya menelepon untuk bertanya tidak termasuk mengganggu, ‘kan? Setelah menenangkan diri, Naomi pun menelepon ke Vila Uwana dan bertanya dengan nada lemah, “Halo, apa hari ini Pak Caden punya waktu untuk mengurus perceraian?”Sikap orang yang menerima telepon cukup sopan. Dia menjawab, “Nggak. Kalau sudah senggang, Pak Caden akan meneleponmu secara langsung. Kamu tunggu saja telepon darinya. Nggak usah telepon duluan.”Seusai berbicara, orang itu pun memutuskan sambungan telepon.Naomi memanyunkan bibirnya dan mengeluh dalam hati, ‘Mau tunggu sampai kapan? Sampai dunia kiamat?’Setelah memikirkannya lagi, Naomi merasa memanfaatkan Dylan untuk memaksa Caden menceraikannya adalah pilihan terbaik. Namun, Dylan tidaklah bodoh, juga tidak mudah dihadapi. Bagaimana dia harus meman

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 97

    Sanny yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang bersandar di tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Seorang suster duduk di sampingnya dalam diam.Saat melihat Naomi dan Leon, suster itu buru-buru berdiri dan menyapa, “Pak Leon.”Leon mengangguk dan menjawab, “Sus, kamu istirahat saja dulu. Kami akan menjaganya.”“Oke.” Setelah itu, suster itu pun keluar.Sanny menoleh ke arah mereka. Begitu melihat Naomi, ekspresinya langsung berubah seperti sudah melihat musuhnya. Dia menggigit bibir, mengerutkan kening, dan napasnya juga agak memburu.“Sanny!” Saat melihat ekspresinya yang tidak bersahabat, Leon pun menegurnya dengan tidak senang.Setelah itu, Sanny menatap Leon dengan tampang agak sedih.Leon berkata, “Aku yang suruh Naomi kemari. Dia kemari untuk menemanimu.”Kali ini, rasa permusuhan yang dipancarkan Sanny saat menatap Naomi sudah berkurang, tetapi masih tidak termasuk bersahabat. Dia juga hanya melirik Naomi sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun be

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 98

    Kali ini, giliran Naomi yang menggila. Ucapan Sanny itu sudah sepenuhnya membuatnya ketakutan hingga wajahnya pucat pasi.Dokter dan perawat pun kebingungan. Kenapa ada begitu banyak orang yang tiba-tiba menggila di pagi ini ....Dua orang suster buru-buru menahan Naomi sambil berkata, “Nona, tenang dulu. Dia baru disuntik obat penenang dan sudah nggak sadarkan diri. Kamu nggak akan bisa membangunkannya.”“Buat dia sadar! Dia harus sadar! Ada hal penting yang mau kutanyakan padanya!”“Dia nggak akan bisa langsung sadar. Meski ada pertanyaan, kamu juga harus tunggu. Sekarang, kamu tenangkan diri dulu. Kalau nggak, kami juga hanya bisa menyuntikmu dengan obat penenang.”Setelah mendengar ucapan itu, Naomi baru diam. Dia jatuh terduduk di kursi sambil menatap Sanny dengan wajah pucat.Begitu mendengar kabar ini, Leon buru-buru kembali dengan membawa sarapan yang dibelikannya untuk Naomi. Begitu melihat ekspresi Naomi dan para dokter serta suster di kamar pasien, dia bertanya dengan terkej

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 99

    “Camila benar-benar baik-baik saja?”Leon mengangguk dengan kuat, lalu menjawab dengan yakin, “Iya. Dia cuma pergi syuting.”“Tapi, kenapa Sanny berkata seperti itu?”Leon mengerutkan kening, lalu menghela napas. “Sebelum pergi ke luar negeri, Camila sempat bertengkar hebat dengan Sanny.”“Hah?”Leon menjawab, “Camila merasa pacarnya Sanny itu bukan pria baik dan menasihati Sanny untuk putus dengannya. Tapi, Sanny sudah bucin sama pacarnya. Jadi, dia pun merasa kesal pada Camila. Setelah itu, demi membuat Sanny melihat jelas sifat asli pacarnya, Camila suruh seseorang untuk bersandiwara dan merayu pacarnya itu.”“Tak disangka, setelah sifat asli pria berengsek itu keluar, Sanny bukannya merasa berterima kasih, malah ribut besar dengan Camila. Dia bilang Camila itu orang berhati sempit dan cemburuan karena tidak suka melihat orang lain bahagia. Dia juga maki Camila dengan bilang Camila itu aktris yang memalukan ....”Naomi bertanya dengan bingung, “Kalau dia begitu keterlaluan, kenapa k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 100

    Leon menjawab, “Aku nggak nyangka dia begitu membenci Camila hingga juga membenci orang-orang di sekitar Camila.”“Kalau kamu memang mau menghiburnya, sebaiknya kamu cari temannya. Berhubung pernah kuliah di Jawhar, dia pasti punya teman perempuan. Suruh saja mereka datang untuk menasihatinya. Itu lebih baik daripada menyuruhku yang melakukannya,” ujar Naomi.“Aku sudah mengusulkannya, tapi dia menolak. Dia takut ditertawakan orang dan nggak mau temannya tahu dia hamil, apalagi setelah aborsi.”“Kalau begitu, suruh saja keluarganya datang. Kamu juga nggak bisa lanjut menyembunyikan masalah ini. Saat ini, dia punya kecenderungan untuk bunuh diri. Kalau terjadi sesuatu padanya, bagaimana kamu bisa mempertanggungjawabkannya pada keluarganya?” ujar Naomi.“Nanti, aku akan cari kesempatan untuk beri tahu bibiku,” jawab Leon sambil mengangguk. Setelah itu, dia menatap Naomi dan berkata dengan tampang menyesal, “Naomi, maaf ya. Gara-gara aku minta bantuanmu, kamu jadi harus mengalami hal ini.

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1604

    Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1603

    Setelah berpikir sejenak, Camila menjelaskan, “Aku peduli karena aku menganggap dia sebagai temanku, nggak ada hubungannya dengan suka.”Naomi memastikan. “Apa benar kamu nggak suka sama dia?”Camila mengangguk. “Benar-benar nggak suka! Aku merasa agak penat. Kalau dia nggak izinkan aku buat beri pelajaran sama Catherine, kenapa dia nggak bilang dari awal? Sekarang setelah terjadi, dia malah merasa sebal.”Naomi berkata di posisi netral, “Seharusnya dia bukan sebal sama kamu. Suasana hatinya lagi nggak bagus. Kamu tahu sendiri, dia punya hubungan dengan Catherine. Sekarang Catherine terluka, maklum kalau suasana hatinya nggak bagus.”Singkat kata, Dylan merasa tidak senang malam ini karena Catherine, bukan karena Camila.Camila diam-diam merasa tidak nyaman. Keningnya pun berkerut. Dia bergumam, “Aku benar-benar nggak tahu sebenarnya apa hubungan di antara dia dengan Catherine?”Naomi juga merasa penasaran dengan masalah ini, tetapi kali ini dia lebih peduli dengan masalah kehamilan Ca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1602

    Terlintas sesuatu yang aneh di mata Camila. Dia pun menoleh untuk menenangkan Lyana. “Kelak kamu nggak usah khawatir Catherine akan mengganggu kalian lagi. Mulai malam ini, dia pasti nggak berani untuk muncul di hadapan kalian lagi.”Kevin dan Lyana mulai memuji Camila.Waktu sudah semakin larut. Mereka mengobrol beberapa saat. Kemudian, Camila membujuk kedua orang tua untuk pulang dan beristirahat.Baru saja Kevin dan Lyana pergi, Dylan pun berkata pada Caden, “Kita berdua pergi merokok di luar.”Caden melirik Naomi sekilas, lalu mengangguk. “Ayo, pergi.”Mereka berjalan pergi. Dari tadi Dylan tidak melirik Camila sama sekali.Camila menatap bayangan punggung Dylan. Hatinya terasa penat. Dia telah memberi pelajaran kepada Catherine. Meski Dylan tidak mengatakan apa-apa, jelas sekali dia merasa tidak senang.Ya sudah kalau tidak senang! Lagi pula Camila juga tidak merenggut nyawa Catherine dan juga tidak menjebloskannya ke penjara!Dulu Catherine mengutus Angeline untuk melukainya. Kal

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1601

    Lyana berkata pada William dan Siska dengan tidak senang, “Putri Keluarga Suryadi kalian hebat juga, malah menjebak Keluarga Hermanto!”Kevin juga berkata dengan ekspresi dingin, “Keluarga Hermanto akan mengakhiri semua proyek kerja sama dengan Keluarga Suryadi. Kalau butuh bayar ganti rugi, Keluarga Hermanto juga akan ganti rugi kepada kalian. Mulai sekarang, Keluarga Hermanto nggak akan bekerja sama dengan Keluarga Suryadi untuk selamanya!”William terdiam membisu.Semua pebisnis yang datang bersama William juga merasa syok. Ketika melihat Keluarga Suryadi tidak bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Hermanto, bahkan telah menyinggung Keluarga Hermanto, mereka semua mulai menyindir.“Keluarga Suryadi memang pintar dalam mendidik putri! Untung saja, masalah ini sudah terbongkar. Kalau nggak, Keluarga Hermanto pasti akan merasa sangat menderita.”“Perilaku anak itu tanggung jawab ayahnya!”Wajah William kelihatan merona. Dia sungguh merasa kesal. Dia menepuk dan juga menampar Catherine

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1600

    Camila memalingkan kepalanya untuk melihat Hogan. “Hogan, dasar kamu ini! Padahal kamu ingin menikahinya, kenapa kamu malah berbohong? Dia saja nggak bilang kalau dia meremehkan kamu itu miskin.”Hogan terbengong. “Tapi … kata Catherine … katanya ….”Camila menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa kata Bu Catherine? Apa dia bilang Keluarga Suryadi merendahkanmu karena kamu miskin, jadi mau memisahkan kalian?”Hogan tidak berani menyambung. Dia melihat Catherine dengan bingung.Catherine duduk di samping ranjang dengan ekspresi putus asa.Camila berkata, “Bu Catherine, sekarang kamu memang seorang ibu hamil, kamu itu orang yang sangat dilindungi bagai barang berharga negara saja. Tapi, aku ingin ngomong beberapa hal sama kamu, kenapa kamu berbohong?”“Kamu bohongin Hogan kalau dia diremehkan sama Keluarga Suryadi? Betapa besar tekanan yang diterima Hogan! Lagi pula setelah didengar, kelihatannya jadi Keluarga Suryadi sangat merendahkan orang miskin!”“Orang yang nggak tahu kenyataan pasti

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1599

    Suasana di dalam kamar hening selama beberapa saat. Pada saat ini, teman sekolah Catherine bertanya, “Catherine hamil?”Camila mengangguk. “Emm, sudah 2-3 bulan!”Mentor Catherine bertanya, “Benarkah?”Camila mengangguk dengan sangat serius. “Tentu saja serius. Aku nggak mungkin sembarangan bicara dalam masalah ini.”Mentor segera melihat ke sisi Catherine. “Dasar, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu lagi hamil? Kalau aku tahu, aku juga nggak akan beri kamu penelitian yang begitu susah.”Teman-teman berkata, “Iya, kalau kami tahu kamu lagi hamil, kami pasti akan lebih menjagamu. Semua pekerjaan berat dan lelah nggak akan jadi milikmu.”Hogan merasa sangat gembira. “Catherine, apa kamu hamil? Benarkah? Apa benar kamu hamil?”Napas Catherine terengah-engah. Hatinya terasa panik. Baru saja dia hendak membantah, Camila pun duluan berkata, “Serius, serius, kalau kamu nggak percaya, nanti kamu bisa bikin tes DNA sendiri. Anak ini punya kamu.”Hogan merasa terharu hingga menangis. “Aku percay

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1598

    Semua orang di tempat langsung terdiam. Tatapan mereka semua serempak melihat ke sisi Camila.Camila mendengus dalam hati dengan ekspresi lugu. “Bu Catherine, kamu jangan memfitnah orang baik. Sejak kapan aku memukulmu? Sejak kapan aku menculikmu?”Catherine menggertakkan giginya. “Hari ini! Hari ini! Kamu culik aku ke sini!”Camila tersenyum. “Oh, maksudmu yang ini. Memang aku dan Dylan yang bawa kamu ke sini, tapi kami bawa kamu ke sini buat kasih kejutan sama kamu.”“Kalau kami benar-benar mau menculikmu, kenapa kami akan berada di lokasi lamaran ini?”Para guru dan teman sekolah Catherine berbondong-bondong maju untuk membela Camila.“Catherine, kamu sudah salah paham. Dia memang lagi membantu. Semua dekorasi di ruangan ini dihias sama dia.”“Iya, Bu Camila sudah sibuk dari tadi. Dia keluar uang dan juga tenaga.”Para adik yang mengidolakan Camila juga merasa tidak senang. Mereka bergumam dengan suara kecil.“Bahkan jas putih dan bunga segar kekasihnya juga dibeli sama Bu Camila.”

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1597

    Kevin dan Lyana bertanya kembali, “Kata siapa hari ini Dylan akan melamar?”William dan Siska terbengong di tempat.Mereka hanya mendapat kabar lamaran. Hanya saja, memang tidak ada yang mengungkit soal Dylan.Mereka tahu Catherine dan Dylan memiliki hubungan asmara. Itulah sebabnya saat mendengar kabar lamaran, mereka otomatis mengira Dylan yang akan melamar Catherine!Justru karena ini, mereka baru merasa begitu gembira, bahkan melakukan siaran langsung untuk memberi tahu seluruh orang di dunia ini!“Catherine dan Dylan ….” Kevin memotong mereka, “Mereka berdua sudah masa lalu. Apa kalian nggak lihat ada yang lagi melamar Catherine?”Siska merasa panik. “Bukan, menantu Keluarga Suryadi itu Pak Dylan!”Lyana membantah, “Kamu jangan sembarangan bicara. Dia baru menantu kalian!”William dan Siska melihat ke sisi Hogan sembari bernapas dengan terengah-engah. “Bukan! Bukan! Bukan seperti ini! Bukan … seperti ini!”William melangkah maju hendak memotong Hogan, tetapi langkahnya dihalangi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1596

    “Lagi pula, kamu juga bukannya nggak tahu hubungan dia dengan Dylan. Kalau aku benar-benar melukainya, Dylan juga nggak akan setuju.”Naomi bertanya, “Sebenarnya apa yang lagi kamu pikirkan?”Camila berkata, “Aku ingin menghancurkan mimpinya! Biar seumur hidupnya, dia nggak akan bisa memiliki Dylan lagi, lalu menjauhi Bibi Lyana dan Paman Kevin.”Naomi terdiam membisu. Baru saja Naomi hendak bertanya, tiba-tiba muncul sekelompok orang di depan pintu. “Kak Camila!”Camila menoleh untuk melirik sekilas, kemudian tersenyum ke sisi pintu. Dia berkata pada Naomi, “Naomi, kamu bangunkan Catherine, ya. Setelah dia bangun, kamu keluar saja. Aku akan tunggu kalian di koridor.”Usai berbicara, Camila berjalan ke sisi Dylan, lalu menariknya berjalan keluar pintu. Dia berjalan sembari berkata pada orang-orang di dalam ruangan, “Semuanya harap bersiap-siap. Kita akan segera masuk ke momen-momen penting. Kita akan menjadi saksi mata atas kebahagiaan.”Saat mendengar, orang-orang di dalam kamar langs

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status