Share

2. Menyingkirkan aib

Author: Vicka Villya
last update Last Updated: 2024-03-05 20:22:29

‘Bagaimana bisa ini terjadi padaku? Ayah … dia pasti akan sangat marah jika tahu aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik.’

Andrea bergegas pulang. Ia bahkan lupa ayahnya selalu membatasi waktunya untuk keluar malam dan kini ia pulang tepat pukul satu dini hari.

Dengan langkah mengendap-endap Andrea masuk ke dalam rumah. Baru saja ia hendak menapaki anak tangga, dehaman keras membuat langkah itu terhenti.

‘Celaka!’ 

“Dari mana kamu Andrea?” 

Suara lantang Harry Ammann — ayah Andrea membuat tubuh Andrea bergetar hebat. Akan lebih parah lagi jika ayahnya melihat bagaimana penampilannya sekarang.

Dengan gugup Andrea berbalik, ia menundukkan kepalanya tak berani menatap ayahnya.

Harry menahan napas beberapa saat sebelum menghampiri putrinya. Dilihatnya penampilan Andrea dari ujung kaki sampai ujung kepalanya, lalu tatapan Harry berhenti di satu titik dan detik berikutnya satu tamparan keras mendarat di pipi Andrea.

“Ayah!” Joana memekik saat melihat adegan tersebut. Ia sebenarnya tidak tega tetapi keadaan Laura saat ini benar-benar menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka.

“Menjauh Joana. Aku hanya ingin berurusan dengan putriku saja,” ucap Harry dengan suara berat. “Sekarang jelaskan apa yang baru saja kamu lakukan di luar sana hingga kamu pulang dalam keadaan kacau seperti ini. Kamu menjual tubuhmu, Andrea?” tuding Harry.

Andrea ingin menangis tetapi sayang air mata itu tidak kunjung turun. Tiga kali ia mendapatkan tamparan malam ini, dan bekas tangan ayahnya adalah yang paling menyakitkan.

“Aku tidak—”

“Apakah pakaian sobek, blazer pria dan jejak ciuman di lehermu itu masih kurang membuktikan jika kamu baru saja melakukan itu, Andrea!” pekik Harry, ia memegangi dadanya yang semakin terasa sesak.

“Aku bisa menjelaskannya, Ayah. Aku tidak melakukan seperti yang Ayah tuduhkan. Aku bahkan diperkosa, Yah.” Akhirnya air mata Andrea tumpah, mengingat bagaimana lelaki itu menggagahinya dengan kasar membuat Andrea trauma.

Harry membuang napas panjang. Melihat penampilan putrinya mungkin benar jika ia diperkosa, tetapi mengapa masih bisa mengenakan blazer seorang pria? Apakah pemerkosa itu berbaik hati? Harry tentu tidak percaya.

“Siapa? Siapa lelaki yang sudah memperkosamu itu?” hanya Harry, Joana di sampingnya hanya bisa mengusap bahu sang suami agar bisa sedikit tenang.

Mendengar pertanyaan ayahnya tersebut membuat Andrea terdiam. Mana mungkin ia bisa mengungkapkan siapa lelaki itu sedangkan hanya masalah sepele saja ia justru menjadi korban salah sasaran. 

Andrea tidak bisa membayangkan bagaimana ayahnya akan bereaksi setelah mengetahuinya. Ia bukan melindungi Elov tetapi ia khawatir jika lelaki itu berani membuat ancaman balik untuk keluarganya.

Andrea belum lupa bagaimana kekejaman Elov padanya.

“Mengapa diam saja? Kamu berusaha melindunginya?” bentak Harry.

Andrea mengunci mulutnya. Biarlah ia menanggung semua amarah ayahnya daripada harus mengatakan yang sebenarnya. Ayahnya memang seorang pebisnis yang sukses di kota ini, tetapi untuk menentang lelaki popular itu cukup sulit. Mereka hia memberikan pernyataan palsu dan hidupnya pun tidak akan tenang.

Harry menggertakkan giginya, ia tahu jika sudah seperti ini Andrea akan diam saja. 

“Sebaiknya kamu diam di rumah dan jangan keluar. Ayah tidak ingin skandalmu ini merusak reputasi keluarga. Berdoalah semoga apa yang terjadi padamu tidak menjadi buah bibir,” ucap Harry, ia mengibaskan tangannya seolah mengusir Andrea untuk segera pergi dari hadapannya.

Hati Andrea lega, ayahnya tidak mengusirnya dan itu sudah lebih baik. Ia juga tidak akan kembali ke perusahaan tempat ia magang. Mendapat nilai C pun tidak masalah baginya.

****

Tiga bulan berlalu dan selama itu Andrea benar hanya diam di rumah. Sekalipun ia keluar itu hanya untuk kepentingan penyelesaian tugas akhir kampus, itu pun ditemani oleh pengawal yang ayahnya siapkan. Andrea cukup beruntung karena tidak satu pun orang yang mengetahui skandal tersebut. Ia juga lega Elov tidak mencarinya. 

Setelah prosesi wisuda, keluarga Amman pulang ke rumah. Wajah Harry berseri-seri, ia meminta keluarganya untuk berkumpul lagi setelah mengganti pakaian.

“Ada hal penting yang akan aku bicarakan …,” ucap Harry setelah semuanya kembali berkumpul di ruang keluarga.

Semua diam menanti Harry melanjutkan kalimatnya. Kini tatapan Harry tertuju pada Andrea.

“Tadi aku bertemu dengan Tuan Thompson di kampus, dia berniat menjodohkan Damian dengan Andrea. Bukankah ini sebuah keberuntungan. Kalian tentu tahu siapa keluarga Thompson itu, dan bukankah kamu dan Damian cukup dekat?”

Mata Andrea terbelalak sedangkan Lusiana justru terbatuk karena ucapan ayahnya tersebut.

‘Bagaimana bisa Kak Dam memilih Kak Andrea?’ 

Lusiana mulai gelisah. Ia yang menyimpan rasa untuk lelaki itu lantas mengapa kakaknya yang menjadi calon istrinya?

“Ayah … bukankah Ayah tahu kalau aku sudah—” Andrea tidak bisa melanjutkan ucapannya, hatinya terasa sakit jika mengingat kejadian itu.

Wajah Harry merah padam. “Tidak ada yang tahu selain kita dan lelaki sialan itu. Selagi kamu tutup mulut maka semua akan mudah,” tegas Harry.

“Tetapi Ayah … aku ….” Andrea menggantung kalimatnya. Kepalanya tertunduk semakin dalam, tak sanggup melanjutkan ucapannya.

“Apa lagi Andrea?” Harry mendesis kesal.

“A-aku hamil, Yah!”

“Apa?!” pekik Harry, Joana dan Lusiana bersamaan.

Andrea tidak berani mengangkat wajahnya. Ia tahu ayahnya pasti akan sangat marah. 

Harry berdiri kemudian ia menarik tangan Andrea dengan kasar. Saat putrinya itu berdiri, satu tamparan ia layangkan di pipi Andrea yang sudah dibanjiri air mata.

“Anak sialan! Kamu akan membuat reputasi keluarga ini rusak karena kebodohanmu itu. Ayah tidak mau tahu, sekarang ayo gugurkan kandunganmu itu. Ayah tidak mau dia menghambat keinginan Ayah!” 

Harry naik pitam, harusnya hari ini menjadi hari paling bahagia dan penuh dengan keberuntungan hingga Andrea akhirnya membuat sebuah pengakuan yang menghancurkan segalanya.

Dengan kedua tangannya Andrea menutupi perutnya melindungi janin di dalam kandungannya. Ia menggeleng keras dengan air mata tanpa suara tangis.

“Tidak, Yah. Aku tidak akan menggugurkan anak ini. Dia tidak bersalah, hukum aku saja. Anak ini tidak berdosa,” pinta Andrea.

Kembali Harry menampar Andrea, ia memegangi dadanya mencoba mengontrol deru napas yang terus saja memburu.

“Gugurkan anak itu atau kamu keluar dari rumah ini, aku akan mencoret namamu dari daftar keluarga, warisan dan aku akan menganggapmu sudah mati jika kamu memilih kandunganmu itu,” ancam Harry.

Andrea menjatuhkan tubuhnya untuk berlutut pada ayahnya tetapi Harry yang sudah terlewat kesal pun menendang putrinya hingga Andrea terduduk di lantai.

“Joana, Lusiana, keluarkan semua barang-barang milik Andrea. Mulai hari ini dia bukan lagi bagian dari keluarga kita,” ucap Harry final. Ia bahkan tidak iba melihat bagaimana putrinya terisak-isak memohon untuk dimaafkan.

“Sayang jangan seperti ini, jika tidak ada Andrea bukankah kita masih memiliki Lusiana?” bujuk Joana.

“Aku tahu! Aku hanya ingin menyingkirkan aib di rumah ini. Dia harus pergi dan aku tidak ingin melihatnya lagi. Keluarga Thompson akan menolak perjodohan sekalipun itu dengan Lusiana jika tahu Andrea hamil seperti ini,” ucap Harry kemudian ia pergi meninggalkan Andrea yang terus meneriakkan namanya.

‘Mengapa semua ini terjadi padaku? Aku hanya korban. Setelah ini aku akan ke mana?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 97

    Kehebohan terjadi, Andrea masih memegang pipinya yang memerah karena tamparan tak terduga. Si kembar bahkan tak sempat siaga, beruntung Andrea bisa memeluk Luvina dengan sekuat tenaga.Di sisi lain, Lusiana yang melihat itu semakin bersemangat. Dia tidak menyangka, selain dirinya di sini ternyata ada lagi yang tidak menyukai Andrea. Diam-diam Lusiana mulai mengaktifkan kamera ponselnya, tetapi dia sadar sejak tadi ternyata sudah banyak ponsel yang merekam sejak kejadian dia mengatakan Andrea memiliki anak haram.'Astaga ... hari ini aku benar-benar terberkati. Puas rasanya melihat Kak Rea dipermalukan,' Lusiana membatin."Aku sudah lama ingin memberikan tamparan di wajahmu yang sok polos itu," ucap Serena dengan begitu angkuh. Dia berkata lagi, "Kamu dan kedua anak harammu ini tidak layak berada di sini. Aku nggak tahu apa yang dilihat keluarga Graff dari wanita sepertimu, tetapi karena kedatanganmu semua menjadi kacau. Dasar tidak tahu malu"Andrea hendak bicara namun sebelum dia me

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 96

    Andrea melepaskan pelukannya pada sosok yang selama ini selalu ada untuknya dan juga anak-anaknya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pelariannya saat itu jika dia tidak bertemu dengan Alvons. Padahal Alvons hanyalah sahabat mendiang ibunya, tetapi lelaki ini sangat berjasa padanya lebih dari seorang ayah. Dibandingkan keluarga kandung, Alvons menyayanginya dan juga anak-anak dengan begitu berlebihan. Seandainya saja dia tidak bertemu lagi dengan Elov saat itu, mungkin dia tidak akan berada di sini dan masih bahagia dengan kehidupannya yang sebelumnya."Paman hanya pulang, Rea. Kau dan anak-anak bisa mengunjungiku kapanpun yang kalian inginkan. Kamu sudah memutuskan untuk menetap dan hidup bersama pria itu, aku nggak bisa memaksa kamu untuk ikut. Lagi pula, anak-anak sudah mengetahui siapa ayah mereka, pasti akan cukup berat untukmu memisahkan mereka. Paman tahu anak-anakmu terkadang berkata mereka nggak masalah tanpa ayahnya, tetapi siapa yang tahu kedepannya."Alvons ber

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 95

    "Kau tak apa-apa?"Geez membeku di tempat. Dia mengingat suara ini, bahkan sangat ingat karena dia terus menyimpannya dalam hati.Tatapan Geez lansung tertuju pada lelaki yang baru saja menahan tubuhnya. Benar saja, sosok itu ada di depannya."T–tidak. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," ucap Geez dengan gugup.Ayden menatapnya dengan sedikit heran. Dia seperti mengenal sosok wanita di hadapannya ini tetapi dia lupa di mana mereka pernah bertemu."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ayden.Geez menipiskan bibirnya, dia senang jika ada sedikit ingatan tentangnya di benak Ayden walaupun lelaki ini tidak mengenalinya.Belum sempat Geez menjelaskan, dari belakang ibunya berlari mengejarnya. Kali ini dia punya alasan untuk berlari selain karena dia malu akibat perjodohannya yang gagal bersama Elov.Tanpa perhitungan sama sekali Geez segera berlari dan dia menarik paksa tangan Ayden untuk ikut dengannya. Ayden yang dibawa pergi oleh wanita ini menjadi bingung. Dia juga masih melihat

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 94

    Langkah Morgan begitu berat mendekati Elov dan Brandon, dia ingin mendengar semua kejelasan tentang yang terjadi malam ini di acara yang sengaja dibuatnya untuk menunjukkan kedekatannya bersama keluarga Graff. Di sini juga nantinya dia yang akan memilih siapa yang berhak mendapatkan proyek besar ini, tetapi dia justru mendapatkan pengkhianatan sebelum dia sempat melepaskan proyek tersebut pada keluarga Graff. "Aku sangat tersanjung sekali mendengar berita hari ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, Tuan Brandon? Brandon tahu itu adalah sebuah sindiran, dia juga seharusnya memperingati Elov untuk menyingkirkan Harry pada acara ini sebab mereka sedang berebut untuk mendapatkan proyek besar kota Clove yang akan dipilih langsung oleh Tuan Morgan. Brandon tersenyum tipis, dia membalas tatapan Morgan yang begitu sinis padanya dengan lembut dan matanya tampak memperlihatkan jika dia tak mudah diintimidasi. "Sepertinya sudah saatnya yang tua mengalah untuk kebahagiaan anak mud

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 93

    Elov baru saja sampai di kediaman Alvons, tidak tenang hatinya karena sudah dua hari dia tidak mendapatkan kabar tentang Andrea sedikitpun, bahkan orang-orang yang disebar oleh Brandon untuk mencari Andrea juga kedua anaknya sama sekali tidak membuahkan hasil. Terpaksa Elov datang ke negara ini dan langsung menuju ke rumah Alvons, tetapi ternyata usahanya sia-sia. Dia bersama Finn sama sekali tidak menemukan jejak Andrea di sana, bahkan Alvons sendiri tidak berada di rumahnya. "Tolonglah, aku sedang mencari Andrea," pinta Elov pada kepala pelayan di rumah itu. "Nona Andrea tidak pernah pulang lagi setelah Anda menjemputnya tempo hari. Seharusnya Anda yang tahu di mana keberadaannya. Tuan juga sedang tidak berada di rumah, sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap kepala pelayan tersebut, wajahnya terlihat datar hingga Elov tidak ingin bertanya banyak hal lagi. Tidak menemukan apa yang dia cari di negara ini akhirnya Elov memilih untuk pulang. Dia juga sudah memeriksa pene

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 92

    "Bagaimana perasaanmu terhadap Elov? Bertahan atau pergi?"Ruangan yang sepi itu menjadi saksi dimana untuk pertama kalinya Andrea merasa ragu dengan perasaannya sendiri. Jika selama ini dia selalu melangkah tanpa banyak berpikir, maka kali ini dia merasa dilema dan tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa."Kamu bingung? Jika sikapmu seperti ini maka bisa Paman katakan jika cintamu sudah tumbuh untuk lelaki itu. Bukan begitu, Rea?"Kepala Andrea semakin tertunduk, dia menatap lantai yang begitu bersinar entah mencari apa di bawah sana.Tak mudah baginya untuk mengakui jika dia menginginkan Elov saat ini dan juga akan sulit baginya jika dia mengatakan dia ingin berpisah dari lelaki itu. Sungguh, hubungan yang baru mereka mulai ini sudah mulai tertanam di hati Andrea.Diamnya Andrea menjadi tolak ukur bagi Alvons jika keponakannya ini memang benar sudah mencintai Elov. Mungkin dia belum menyadari bagaimana perasaannya terhadap pria itu tetapi sikapnya sudah menunjukkan segalanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status