Share

Merahasiakan Sampai Mati

"Sama sekali saya tidak menemukan jejak wanita itu dalam lima tahun terakhir, Tuan. Sementara Nona Rachel juga tidak ada yang aneh darinya. Dia hanya berkuliah sambil bekerja paruh waktu di toko roti. Tuan Besar Stepson memberikan sebuah rumah dengan pagar dan tidak begitu besar untuknya. Saya pernah meminta agar anak buah mengawasi rumah itu dan tidak pernah terjadi hal yang aneh disana."

Hillen berdiri membelakangi Vicky dan menatap pemandangan kota yang bisa dilihat dari jendela gedung perusahaannya. Wajahnya yang tampan itu terlihat datar, guratan tegas terlihat disana menyertai tubuhnya yang tinggi tegap.

Vicky sendiri menyadari kalau aura majikannya ini semakin berubah pekat setelah tragedi malam itu. Dia bukan lagi seorang pria yang bisa diajak berbasa-basi, terlebih lagi setelah semua tanggung jawab dan beban perusahaan menjadi urusan dan juga hal yang harus dia pikul. Sebagai seorang pria kaya raya, Putra sah dari keluarga Stepson, Hillen termasuk seorang pria yang sangat jauh dari wanita dulunya.

Vicky saja sebagai asistennya selama bertahun-tahun tidak pernah sama sekali melihatnya dekat dengan wanita manapun, entah apa alasannya. Hillen seolah tak tertarik pada mereka, padahal biasanya pria kaya yang tampan tidak akan pernah cukup dengan hanya satu wanita. Tetapi majikannya ini malah tidak punya sama sekali. Aneh, tapi Vicky tidak berani menyinggung pertanyaan itu.

"Dari dulu dia hanya seorang gadis yang tertutup dan tidak banyak yang tahu tentang apa saja yang akan dia lakukan. Kakek saja yang mengerti tentangnya, juga mendiang Papa dan Mama. Sementara aku, aku tidak pernah mendekatinya jadi aku tidak tahu bagaimana sifatnya. Kenapa dia meminta untuk hidup mandiri dan berkata pada pelayan 5 tahun lalu kalau dia tidak akan kembali? Sekalipun hanya anak angkat tapi keluarga ini tidak ada yang mengusirnya sama sekali. Pasti ada sesuatu hal yang sudah dia sembunyikan makanya dia pergi. Entah sebenarnya dia tahu siapa wanita yang bersamaku malam itu? Tetapi sengaja tidak mau mengatakannya, apa mungkin karena terancam? Cari tahu lagi ..."

Vicky mengangguk patuh. "Dalam bulan ini Nona Rachel akan segera wisuda dan lulus. Saya melihat keahliannya dalam ilmu pengetahuan bisnis dan manajemen dan dia lumayan menguasainya, makanya dia bisa menyelesaikan Strata 1 dan 2 hanya dalam waktu 5 tahun. Itu artinya dia hanya kuliah 2,5 tahun per satu Strata. Dengan hal itu dia pasti akan mencari pekerjaan di perusahaan dan mungkin akan tinggal ke kota. Saya yakin Tuan Besar Stepson tahu tentang keahliannya makanya sengaja membiarkannya bebas. Tetapi dari kejauhan anak-anak buah mengawasinya walaupun tidak mendekat karena dilarang oleh Tuan Besar. Jika ada kemungkinan Anda dan dia bertemu suatu saat nanti apakah Anda tidak mau bertanya padanya secara langsung?

"Karena kalaupun dia tahu tentang rahasia atau apapun yang terjadi pada malam itu, yang namanya rahasia maka dia akan tetap merahasiakannya, Tuan. Selama ini selain Tuan Besar, dia sama sekali tidak punya seseorang yang akan melindunginya. Sementara Tuan Besar juga sudah sakit dan tidak bisa terlalu sering bergerak apalagi datang menemuinya jika dia adalah masalah. Jadi ketika Tuan yang datang untuk bertanya padanya secara langsung dan meyakinkan diri kalau Anda akan melindunginya jika memang ada sesuatu yang dia takuti, saya yakin dia pasti akan bicara. Tahu atau tidaknya dia tentang kejadian di masa lalu itu dia pasti akan mengatakannya, bukan?"

Hillen menggesekkan ibu jari dan jari telunjuknya untuk berpikir. "Kenapa kau merasa aku perlu untuk melindunginya?" tanyanya dengan wajah datarnya yang tenang.

"Barangkali ada seseorang yang benar-benar melakukan intimidasi padanya jika dia berani buka mulut. Meskipun hal ini sebenarnya sedikit tidak mendasar, karena jika memang ada seorang wanita yang terpergok olehnya sudah menghabiskan malam dengan Anda, kenapa wanita itu harus merahasiakannya dan melarikan diri? Meskipun Anda seorang pria yang agak kejam, tapi mustahil sekali kalau Anda akan memperlakukan seorang wanita yang menjadi korban Anda malam itu dengan jahat, 'kan? Jadi dia tidak perlu seberusaha itu hanya untuk menutupi apa yang terjadi malam itu. Karena saya juga yakin Anda tidak mungkin melakukannya dengan orang suruhan musuh bisnis Anda. Rumah ini dijaga dengan keamanan tinggi dan tidak mungkin ada orang sembarangan yang bisa masuk."

Hillen terdiam, dia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Vicky tapi tidak mengatakan tanggapan apapun mengenai itu.

"Biarkan saja dia dulu, kalau dia memang memiliki hubungan dengan malam itu atau dengan wanita yang malam itu bersamaku, cepat atau lambat dia juga akan memiliki takdir untuk bertemu denganku. Dia tidak bisa selamanya menyembunyikan hal ini, dia harus memberikan penjelasan."

Vicky mengangguk setuju.

"Awasi saja dia tapi dari jauh dan tidak perlu mengikuti semua kegiatannya. Biarkan waktu saja yang mempertemukan kami, tidak perlu melakukannya dengan tergesa-gesa."

"Baik."

***

Rachel berhenti di sebuah penyeberangan jalan dan diam bersama para orang-orang yang akan menyeberang. Dia kembali pulang setelah malam datang menyerang, berjalan seorang diri meskipun memang jalanan malam itu ramai dipenuhi oleh orang-orang yang sengaja ingin menikmati waktu.

Berbeda dengannya, selama beberapa hari terakhir menjelang akhir pekan dia benar-benar menghabiskan waktunya hampir sepenuhnya di toko roti. Dia sudah menyisihkan sebagian gajinya beberapa bulan terakhir untuk ikut acara wisuda di kampus, sisanya untuk makan dan sisanya lagi untuk membeli pakaian tahun baru untuk kedua anaknya, Bibi Vee dan dirinya.

Pendapatannya memang tidak begitu banyak tapi cukup untuk mereka yang hidup sederhana selama beberapa tahun terakhir. Anaknya memang masih membutuhkan susu tapi karena mereka tidak begitu suka meminumnya, jadi Rachel hanya sering membelikan buah-buahan untuk dijadikan sebagai jus buah atau smoothies. Anak-anaknya lebih suka memakan buah-buahan halus dibandingkan susu makanya dia bisa menghemat sedikit pengeluarannya.

"Besok akhir pekan, aku hanya akan bekerja setengah hari. Aku akan menghabiskan waktu bersama anak-anak, dengan membawa mereka ke mall." Rachel menatap langit malam dan terasa sangat mengantuk saat ini.

Tetapi dia senang bisa bekerja walau hanya paruh waktu dan pemilik toko roti itu juga sangat menghargainya karena dia bekerja keras. Semoga saja kalau nanti dia sudah lulus dari universitas, dia bisa mudah mendapatkan pekerjaan yang memiliki gaji lebih baik karena nanti dia mulai harus mempersiapkan biaya pendidikan kedua putra kembarnya itu.

"Seharusnya biaya pendidikan di tanggung oleh ayah mereka, tapi kalau ayah mereka seperti Kak Hillen, itu hanya akan membuat mereka menderita. Karena belum tentu setelah mereka bertemu dengannya, Kak Hillen akan menerima mereka dan aku. Dia hanya seorang pria sombong, dia pasti punya standar seorang wanita yang akan melahirkan anaknya. Sementara, jika dia tahu kalau aku yang melakukannya, nyawaku bisa terancam dan anak-anak juga tidak akan hidup dengan baik." Rachel menarik napasnya dan menatap langit malam dengan sendu. "Dia adalah seorang putra sah dan juga Presiden Direktur, aku hanya seorang cucu angkat. Betapa dia akan merasa terhina jika tahu kalau aku yang ada bersamanya malam itu. Dia lebih baik tidak tahu selamanya dan semoga aku bisa merahasiakan ini sampai aku mati."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status