Rachel kehilangan kesuciannya karena direnggut oleh pria yang amat dia kenal dan bahkan sudah dia anggap sebagai kakaknya, karena pria itu pulang dalam keadaan mabuk. Rachel hanya anak kecil yang diadopsi oleh keluarga pria itu, sejak dulu dianggap sebagai orang yang tak berharga dihadapannya. Hingga akibat tragedi malam itu, Rachel takut akan kemarahannya dan takut pria itu kembali melakukannya hingga dia memutuskan untuk pergi dari kediaman keluarga pria itu berkebetulan dengan dia yang harus kuliah keluar kota. Mulai dari hidup mandiri, menjalani kehamilan sendirian, melahirkan dan semuanya, sama sekali Rachel tak ada menemukan datangnya pria itu. Sampai akhirnya mereka bertemu beberapa tahun kemudian secara tak sengaja di sebuah mall dan pria itu langsung mengenali dua anak lelaki kembar yang dibawanya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Lihat lebih banyak"Maksudnya, Mommy? Apakah kita akan pindah dan tinggal bersama Daddy?"Rachel terdiam dan tak bisa lagi menjawab apa yang dikatakan oleh putranya ini. Dia takut kalau bicara malah salah dan Raysan malah akan memikirkan yang lainnya, putranya ini termasuk anak yang kritik dan mudah untuk memahami apa yang dia katakan, adi kalau saja Rachel salah bicara maka akan berdampak pada pemikirannya."Raysan ... kemarilah? Daddy sudah menyusun legonya dengan baik. Ayo, kita rangkai lagi."Raysan yang mendengar suara itu dari depan hanya bisa menatap wajah ibunya. Rachel sudah serba salah saat ini, atau pergi atau menjawab saja dia tidak bisa lakukan lagi karena langkahnya sudah ditahan oleh pria itu. Ke depannya dia juga tidak akan bisa mendapatkan kebebasan, kenapa harus sekarang melakukan tanggung jawab di saat dia tidak butuh?"Pergilah, Mommy mau memasak cemilan dulu untukmu nanti. Pergilah main-main dulu," ujarnya membuat Raysan menatapnya serius."Mommy tidak akan marah kalau aku bermain d
Mendengar ucapan Raysan, Hillen diam untuk berpikir selama beberapa saat karena dia takut nanti Rachel malah marah dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik untuk didengar oleh putranya ini.Saat ini dia sedang melakukan pendekatan dan tidak bisa kalau sembarangan dalam mengatakan apa yang bisa dia katakan, hingga dia memutuskan untuk diam selama beberapa saat baru kemudian berjalan pergi ke radar setelah pamit pada putranya yang dia tak tahu itu anak pertama atau kedua.Dia belum meminta Vicky untuk menyelidiki hal ini, bagaimanapun kedua anaknya ini kembar dan nyaris sama segala wajah dan bentuk tubuhnya jadi dia tidak begitu mengenali sebab dia baru datang saat ini. Sepertinya kalau dia banyak bermain dengan mereka nanti akan lebih mudah, Hillen sudah bertekad untuk mengurangi waktunya dalam pekerjaan dan mulai mengambil hati kedua anaknya ini dan juga Rachel. "Semoga aku bisa." Hillen berjalan ke arah belakang dimana Rachel tadi pergi kesana. Hingga dia menemukan wanita itu se
Rachel menoleh ke arah suara itu, bersama dengan Hillen hingga mereka menemukan Raysan yang tampak mengusap matanya."Raysan ... ada apa? Kamu butuh sesuatu?" tanya Rachel seraya bangkit dari duduknya dan menghampiri putranya itu."Haus, Mommy. Minuman Raysan habis," ucapnya membuat Rachel tersenyum dan mengambil botol minum dari tangan putranya itu."Biar Mommy ambilkan di dapur, kamu kembali ke kamar saja, hmm?"Raysan menatap ke arah belakang dimana ada seorang pria yang berdiri memperhatikan mereka. Dia mengerutkan dahinya, lalu menatap sang ibu yang terlihat hendak bangkit."Mommy ...""Ya?" Rachel menatap wajah polos putranya itu."Apakah dia Daddy?"Deg!Wajah Rachel langsung tersentak mendengar pertanyaan itu. Dia dengan ragu menggeleng, lalu tersenyum pada putranya itu."Bukan, dia hanya teman Mommy. Pergilah ke kamar, tunggu Mommy mengantarkan minum untukmu." Rachel berkata lembut membuat Raysan mengangguk.Rachel sungguh sangat lega karena Hillen sama sekali tidak ada bicar
Mendengar ucapan Hillen, Rachel diam dengan wajahnya yang menatap tak percaya pada pria itu. Bukan apa, dia hanya tidak merasa percaya karena pria yang kaya raya ini mau mengorbankan nama baiknya hanya untuk hal ini.Padahal, jika Hillen mau melihat dan membuka matanya, dengan Rachel yang hidup sangat baik bersama anak-anaknya, dia juga tidak perlu melakukan hal itu. Untuk apa?"Kakak seharusnya tidak perlu melakukan sesuatu yang bisa mengorbankan nama baik. Atas dasar apa? Walaupun kita pernah tinggal di rumah yang sama tapi kita tidak pernah memiliki perasaan apa-apa. Akan terlalu aneh untuk Kakak sendiri, kenapa Kakak harus melakukan semua ini padahal Kakak bisa mengabaikanku?" tanya Rachel dengan tenang. Melihat Hillen yang terdiam, Rachel tersenyum kecil dan menghela napasnya. "Mencari uang sangat sulit di negara kita, perlu kerja keras dan kemampuan yang bagus. Kalau Kakak memberikan aku dan anak-anak hidup baik tanpa kekurangan, itu artinya memberikan uang dan kekayaan dan Kak
Ting! Tong!Rachel menoleh ke arah pintu saat dia sedang menonton televisi. Dia mengerutkan dahinya dengan bingung, siapa yang datang bertamu ke rumah? Tidak banyak yang datang kesini, 'kan? Kenapa ada tamu yang datang?"Bibi Vee mungkin sedang tidur," gumamnya lalu bangkit. "Lebih baik aku saja yang membukanya."Rachel bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya. Baru saja dia akan menyapa, seseorang yang berdiri tegak disana membuatnya mengatupkan bibir. Dia terlihat menegang untuk sesaat, padahal ini bukan pertemuan pertama mereka tapi entah mengapa rasanya dia cukup gugup menemui pria ini. Hillen juga diam menatap wajah Rachel yang terlihat begitu gugup di hadapannya. Dia tahu kalau dari awal sikap wanita ini tidak berubah banyak, dia tahu kalau Rachel juga tidak akan sekuat itu di hadapannya tapi berusaha untuk kuat agar tidak mudah untuk ditaklukan. Hillen mengerti, bahkan saat dia pertama kali melihat sikapnya. Hal itu membuatnya tersenyum pelan dan meng
"Anda diterima kerja, Nona?""Iya, gajinya cukup sekali untuk kita satu bulan. Jadi aku akan mencari rumah yang lebih baik untuk kita tempati. Semoga saja aku bisa nyaman bekerja disana agar bisa sekalian mencicil rumah itu," ujar Rachel dengan perasaan bahagia ketika dia pulang ke rumah."Syukurlah, Bibi senang sekali mendengarnya. Semoga saja bisa bekerja dengan baik dan tidak ada kesalahan. Dengan itu pasti bisa bekerja dengan baik dan lancar. Semoga saja ini benar-benar bisa menjadi rezeki Nona."Rachel tersenyum dan mengangguk. "Dimana anak-anak? Apakah mereka tidur?" tanyanya saat melihat rumah yang sepi."Iya, setelah makan cemilan tadi, mereka langsung tidur karena mengantuk." Rachel tersenyum dan mengangguk paham. "Kalau begitu, aku akan mandi dulu ya? Soalnya aku lelah sekali, setelah ini baru makan siang.""Iya, Nona. Pergilah, saya siapkan dulu makanannya."Rachel tersenyum dan mengangguk, dia membiarkan Bibi Vee pergi sementara dia sendiri ke kamar dan memutuskan untuk m
Rachel bersiap hari ini dan terlihat semangat mau melamar pekerjaan. Walaupun nama perusahaannya dia sedikit asing tapi dia sudah tahu kerja di sana juga tidak seburuk itu. Rachel ingin membuktikan kalau dia bisa menjadi seorang ibu tunggal yang akan menghidupi anaknya.Harapannya saat ini adalah dia diterima, dia bisa memastikan tidak akan mengecewakan orang yang sudah menerima lamaran pekerjaan yang dia ajukan. Karena bagaimanapun, Rachel melamar pada bagian yang sudah dia pahami dan dia yakin bisa melakukannya dengan baik."Doakan Mommy bisa mendapatkan pekerjaan ini, ya?!" ujarnya penuh semangat membuat kedua anaknya itu mengangguk."Raysen akan selalu mendoakan Mommy.""Hmm! Begitupun dengan Raysan, kami akan selalu mendukung apapun yang Mommy mau lakukan. Karena kami tahu kalau semua itu hanya untuk kami dan Mommy melakukan itu juga untuk kami."Rachel tersenyum dan memeluk dua anaknya itu dengan lembut. Dia merasa senang karena kedua anaknya adalah anak-anak yang pengertian dan
Rachel memandangi wajah anaknya yang kembali tidur. Tadi, setelah dia bicara dengan Raysen, dia merasa lebih baik karena anak-anaknya memperdulikannya. Raysen walau masih kecil juga masih perhatian, sementara Raysan cenderung peka dan selalu mengerti keadaan.Dia tidak tahu apakah itu karena dia gagal menjadi seorang ibu yang baik atau karena hal lain. Kedua anaknya masih kecil pun bahkan sampai ikut campur dalam urusannya, dalam pemikirannya dan dalam apapun yang akan mereka lakukan. Apakah Rachel benar-benar gagal hingga membuat kedua anaknya bahkan tidak merasa tenang dan bahagia tanpa memikirkan apa-apa?"Dengan keadaanku yang seperti ini, aku memang tidak akan pernah bisa membuat kalian hidup dengan sejahtera. Mommy hanya seorang lulusan baru dari universitas, masih kesulitan mencari pekerjaan. Jika kalian hidup dengan Daddy, kalian sebenarnya akan hidup dengan baik dan terjamin. Tapi setelah itu, apakah kita masih bisa bertemu?"Rachel menarik napasnya pelan, dia tidak yakin sem
Hillen memang tidak datang ke acara wisuda kuliahnya Rachel, tapi dia melihatnya dari rumah bersama dengan sang kakek yang juga tak bisa menghadirinya karena sudah terlalu tua. Mereka mendengar semua hal yang disampaikan di dalam acara itu ketika nama Rachel disebut beserta gelar yang berhasil didapatkannya.Dia berhasil lulus dengan jurusan manajemen dan bisnis padahal itu bukan sebuah jurusan yang mudah. Tetapi wanita itu memang tidak menyia-nyiakan kasih sayang dan uang yang diberikan kakeknya."Dia bukan seorang gadis manja, dia benar-benar cucuku yang hebat."Hillen hanya bisa diam mendengar apa yang dikatakan oleh kakeknya tentang Rachel. Kebanggaan dan kebahagiaan yang diungkapkan oleh kakeknya itu membuatnya tahu kalau memang rasa cinta kakeknya pada Rachel begitu besar seperti pada cucunya sendiri. Andaikan saja kakeknya tahu kalau dia sudah membuat wanita ini kehilangan masa depan, membuat wanita ini kesulitan dengan mengandung anaknya selama 9 bulan, sudah membuat wanita i
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.