Share

Om, Mau Jadi Daddy Kami?

"Selamat pagi Pak Alex, sedang apa di sini?"

Benigno dan beberapa karyawan lainnya tengah memperhatikan Alex yang berdiri di depan pintu kantor miliknya.

Dengan balutan tuxedo hitam rapi, wajah cemas menanti-nanti. Laki-laki itu membiarkan Benigno bertanya-tanya.

"Ck! Dia bilang akan datang lebih awal," gerutu Alex berdecak seraya merlirik jarum jam di pergelangan tangannya.

"Ohh... Pak Alex sedang membuat janji dengan seseorang?" tanya Benigno lagi.

Sekali ini Alex langsung menoleh dan memberikan tatapan sengit pada Benigno.

"Apa kau tidak bisa diam hah?! Jangan mengurusiku! Lakukan saja sana tugasmu!" sentak Alex dengan keras, bahkan beberapa karyawan lainnya yang ikut mau tahu pun langsung bubar.

"Ba... Baik Pak Presdir," jawab Benigno.

Mereka semua kembali masuk dan Alex masih setia berdiri bersedekap dengan wajah kesal dan siap mengomeli Alana.

Namun kekesalan Alex perlahan berkurang saat ia melihat seorang gadis cantik baru saja turun dari dalam bus dan memeluk sebuah rantangan makanan seraya berlari terburu-buru.

Senyuman Alex mengembang, ia langsung berdiri tegap begitu Alana berjalan ke arahnya.

"Pak... Pak Alex, selamat pagi, maafkan saya terlambat," ucap Alana dengan napas terengah-engah.

"Kau tidak melupakan pesananku kan?!" tanya Alex menatapnya tajam.

"Oh tidak Pak, ini nasi goreng dengan telur mata sapi yang sudah saya siapkan!" Alana tersenyum lebar menyerahkan rantangan nasi yang ia bawa pada Alex.

Laki-laki itu menerimanya, semua orang di dalam kantor menatap kaget pada Alana dan Alex.

Alana masih biasa-biasa saja, gadis itu berjalan masuk ke dalam kantor begitu Alex menyuruhnya masuk.

Segera Alana masuk ke dalam ruangan kerjanya di mana temannya sudah menunggunya.

"Alana!" pekik Bella lirih melambai-lambaikan tangannya pada Alana.

Alana duduk dan meletakkan tasnya di samping Bella.

"Hai Bella," sapa Alana tersenyum manis.

"Kau membawakan apa untuk Pak Alex? Itu bukan suap supaya kau naik jabatan kan?!" pekik Bella lirih dengan wajah cemas.

Wajah Alana berubah kikuk saat mendengar pertanyaan Bella yang begitu aneh. Ia menggeleng dengan cepat seraya meletakkan beberapa berkas di atas mejanya.

"Bella, jangan salah sangka dulu. Aku membawakan nasi goreng seperti yang Pak Alex minta semalam," ujar Alana.

"What the heyl?!" teriak Bella terkejut.

Semua orang di sana menatap Bella, termasuk Benigno yang langsung menatapnya dengan tatapan peringatan.

Bella mencekal lengan Alana dan sedikit menariknya.

"Pak... Pak Alex meminta padamu?!" tanya Bella sekali lagi.

"Ya, semalam dia menghubungiku."

"Astaga, beruntung sekali kau Alana!"

Bella mengusap wajahnya, sedangkan Alana hanya diam dan tidak paham. Ia pasrah dan sekedar menyampaikan tugasnya saja.

Alana kembali fokus pada pekerjaannya, ia menata berkasnya dengan rapi. Namun kini Benigno berjalan mendekatinya.

"Alana, Pak Presdir memintamu untuk ke ruangannya segera," ujar Benigno.

Anggukan diberikan oleh Alana. "Baik Pak!"

Benigno terdiam menatap gadis yang kini menjauh, ia semakin yakin kalau Alana yang ini bukanlah Alana yang dulu. Buktinya dia sudi memanggil Benigno dengan sebutan penuh hormat.

Sedangkan Alana, gadis itu berjalan masuk ke dalam ruangan Alex. Ia berjalan mendekati Alex yang tengah membuka rantangan nasi goreng yang Alana bawakan.

"Emm... Ada apa ya Pak? Apa nasi gorengnya tidak enak?" tanya Alana khawatir.

"Tidak, aku hanya ingin kau menemaniku makan," jawab Alex dengan santai.

"Hah? Tapi Pak, pekerjaan saya di bawah...."

"Saya Boss-nya di sini, Alana," ucap Alex.

Alana mengembuskan napasnya pelan dan kembali mengangguk pasrah, susah juga melawan orang seperti Alex. Mau tidak mau kini Alana menarik kursi dan duduk di hadapan Alex.

Tiba-tiba senyuman Alana mengembang begitu ia melihat Alex menyisihkan putih telur di atas nasi goreng yang dimakannya.

"Bapak tidak suka putih telur?" tanya Alana.

"Tidak, saya tidak suka. Kenapa?" Alex melirik Alana.

Alana tersenyum manis dan menggeleng pelan, ia teringat dua putranya yang juga tidak menyukai putih telur.

Berbeda dengan Alex yang kini nampak begitu menikmati makanan di hadapannya. Laki-laki itu merasakan masakan di hadapannya rasanya sama persis dengan masakan buatan Alana-nya dulu. Alex kembali menatap Alana yang kini tertunduk, ia ingin mencari tahu lebih dalam tentang Alana.

"Apa kau nyaman menjadi staff? Kau tidak ingin gajimu naik tiga kali lipat?" tanya Alex memancing.

Kedua mata Alana melebar. "Ti... Tiga, Pak?!" pekik Alana.

"Ya, kalau kau mau. Kau bisa menjadi asistenku," jawab Alex kini meletakkan sendok di hadapannya.

Alana berbinar dan mengangguk antusias. "Mau, saya mau Pak! Saya mau sekali!" pekik Alana.

"Baiklah, kalau kau mau. Mulai sekarang kau jadi asistenku. Kau satu ruangan denganku, dan ke mana saja aku pergi, kau ikut denganku, paham?!" tegas Alex dengan serius.

Gadis itu benar-benar mengangguk, ia begitu antusias. Liana nampak mengucapkan banyak rasa syukur, Alex yang melihat itu, ia merasa senang dan semakin besar rasa rindu di hatinya pada sosok Alana.

**

Jam menunjukkan pukul sebelas siang, nampak Kenzo dan Kenzi yang tengah bermain ayunan di taman dekat sekolah. Mereka tengah menunggu sebuah bus sekolah yang belum datang.

Kenzo dan Kenzi menyandarkan kepalanya pada tali ayunan dan duduk bersama, tatapannya begitu sedih saat ia melihat temannya di jemput kedua orang tuanya.

"Kangen Daddy," lirih Kenzi.

Kenzo menoleh, ia menarik pundak Adik kembarannya dan mrmeluknya.

"Sabar ya Kenzi, pasti nanti kita ketemu saja Daddy," ujar Kenzo sedih.

Beberapa detik setelah semua teman-temannya pulang, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan pintu taman. Turunlah seorang laki-laki membawa paper bag di tangannya.

Wajah sedih si kembar sontak berubah berbinar, kedua anak itu turun dari atas ayunan bersamaan.

"Om tampan!" teriak mereka berlari kencang ke arah seorang Alexsander Verolov yang berdiri di depan sana merentangkan kedua tangannya.

Kedua bocah manis itu memeluknya dengan sangat erat, hati Alex bagai teriris sekaligus lega menyandera perasaannya begitu kembar memeluknya.

"Kalian belum pulang ternyata," ujar Alex melepaskan pelukannya dan menatap mereka berdua.

"Om tampan kok di sini?" tanya Kenzi.

"Om bawakan es krim buat kalian," ujar Alex menunjukkan dua bungkus es krim yang dibawanya.

"Wahh... Es krim!" pekik Kenzo meraih satu di tangan Alex.

"Kau suka, Sayang?" tanya Alex mengecup pipi Kenzo.

"Suka dong!" Kenzo memeluk leher Alex, sementara Kenzi menggandeng tangan Alex dan mengajaknya duduk di bangku taman.

Mereka duduk di sana, Kenzo duduk di pangkuan, semantara Kenzi berbaring dan menjadikan pangkuan Alex sebagai bantalnya.

Berkat Benigno, Alex bisa lebih dekat dengan merek dan menemukan di mana anak-anak itu bersekolah dan jam pulangnya.

"Kenapa kalian berdua belum pulang? Di mana Mama kalian?" tanya Alex mengusap kening Kenzi.

"Mommy kami sudah bekerja Om, dapat kerja dan uangnya buat sekolah kita berdua!" jawab Kenzi.

"Kalian hanya tinggal dengan Mommy?" tanya Alex lagi.

Mereka berdua mengangguk bersamaan. "Iya Om, sepertinya Tuhan marah pada Kenzo, buktinya sampai sekarang tidak mengirimkan Daddy untuk Kenzo."

Alex terkekeh, ia gemas dengan mereka berdua. "Kalau Om jadi Daddy kalian, mau tidak?" canda Alex.

"Mau dong! Mau banget!" pekik Kenzi.

Kenzo merosot dan duduk di samping Alex, anak itu menatap cahaya matahari di balik dedaunan.

Ia tersenyum manis dengan tatapan kosong yang penuh arti.

"Tapi Mommy kami belum tentu mau menerima Om, Mommy kami cantik sekali, baik sekali, Mommy juga cengeng, buktinya Mommy hanya menangis saat Opa marah dan bilang kami anak haram. Jadi... Mungkin Mommy tidak mau punya Daddy buat kita," ujar Kenzo bercerita.

Alex mengerutkan keningnya, ia semakin penasaran seperti apa Mama kedua anak ini. Kenapa bisa mereka secerdas ini dan lancar bercerita.

"Apa Om boleh bertemu dengan Mommy kalian? Kalian mau bantu?"

Keduanya langsung menoleh antui. "Boleh! Besok kita antar bertemu Mommy kami!"

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Bernadeta jaya 322
ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Anissa Moet Zha
koin dan koin lg
goodnovel comment avatar
Mardi Ana
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status