Share

6. Gadis Tak Tahu Diri

"Ini juga harus kita bahas. Aku sudah lelah memberi kesempatan kepada orang-orang yang Bibi rekrut. Mereka tidak becus."

"Jeremy becus," sanggah Vivian sigap. Keanggunannya sedikit memudar.

"Nyaris becus. Masih ada satu tugas yang sampai saat ini belum dia selesaikan. Padahal, aku sudah memberinya waktu empat tahun lebih. Untung saja, dia masih orang terbaik yang kukenal. Jadi, dia masih kupertahankan."

Selagi Jeremy mendesah pasrah, Kara tertunduk dalam kebingungan. 

"Anda jelas mengerti bahwa saya tidak akan sanggup membayar denda. Bukankah ini berarti Anda melarang saya mengundurkan diri?" gumamnya.

"Ya, memang. Rakyat kecil sepertimu tidak mungkin punya uang sebanyak itu."

Masih dengan alis kusut, Kara berbisik, "Bukankah Anda tidak suka dengan saya? Kenapa malah menahan saya?"

Frank mendengus sinis. Matanya enggan beralih dari Kara. Ia masih penasaran dengan warna asli dari mata gadis itu. 

"Jangan salah paham! Aku hanya ingin memberimu pelajaran bahwa ... mengambil keputusan itu tidak boleh gegabah."

Kara ingin membantah, tetapi tidak bisa. Ia memang bersalah. Ia sendiri yang menandatangani kontrak tanpa memastikan siapa CEO-nya.

"Tapi, kalau kau ingin memanfaatkan situasi ini sebagai kesempatan, aku tidak apa-apa. Savior Group memiliki visi untuk menyelamatkan masa depan orang-orang. Barangkali, tiga bulan bekerja di sini, pola pikirmu bisa berubah. Percayalah, masa depanmu akan tetap suram kalau kepribadianmu masih seperti ini."

Kara menggertakkan rahang. Ia mulai kesulitan menahan kepulan emosi dari darahnya yang mendidih. 

"Kaulah yang membuat hidupku suram!" 

Kara ingin berteriak begitu. Namun, ia masih harus hidup. Sekarang, jalan terbaik adalah bersabar. 

"Anda tidak keberatan bertatap muka dengan saya selama tiga bulan?" 

Frank tersenyum kecil dan menaikkan alis. Responnya membuat Vivian memijat pelipis. Perempuan itu tahu kalau sang CEO pasti merencanakan sesuatu. 

"Baiklah. Saya akan menjadi sekretaris Anda untuk tiga bulan ke depan," sahut Kara mantap. 

Gadis itu mengerti bahwa pekerjaannya tidak akan mudah. Setan Cabul itu tidak mungkin membiarkannya damai. Namun, bukan Kara namanya jika tidak punya solusi dalam kesulitan. 

"Lihat saja, Frank Harper! Sebelum tiga bulan, aku pasti sudah meninggalkan perusahaan ini. Kau tidak akan betah memiliki sekretaris sepertiku."

“Tunggu saja, Nona Tak Tahu Diri! Tiga bulan ke depan akan menjadi momen tak terlupakan dalam hidupmu. Kau akan mengemis-ngemis memohon maaf dariku, dan mengakui bahwa kesombongan bukanlah alat untuk meninggikan derajatmu.”

***

"Tuan, kenapa Anda mengungkit kejadian empat tahun yang lalu? Bukankah Anda sendiri yang meminta saya untuk berhenti mengusutnya?" 

Mendengar pertanyaan tersebut, pria yang baru saja duduk di kursi bergeming. Aroma citrus yang terekam oleh hidungnya kembali terkenang, begitu pula dengan wajah lugu Kara yang tak asing.

Akan tetapi, ia tidak mungkin menjawab yang sejujurnya. Harkat dan martabatnya bisa jatuh.

"Apa kau lupa? Ben menghubungiku lagi. Dia seperti belum puas aku menolak permohonan kerja samanya empat tahun lalu. Atau bisa jadi, dia diam-diam menyiapkan sebuah rencana jangka panjang terkait insiden itu. Kalau itu benar, kita sudah kecolongan. Aku tidak seharusnya menyuruhmu menghentikan investigasi hanya karena gadis itu lenyap dari peradaban."  

Frank bersandar pada kursi empuknya. Wajahnya tampak kesal. Padahal, hatinya gelisah. Ia takut jika keangkuhannya berbalik menjadi bumerang yang mematikan.

“Kenapa aku tidak mengantisipasi hal itu sejak awal? Aku tidak seharusnya membebaskan gadis itu begitu saja. Dia bisa saja kembali bersama seorang anak. Kehadirannya bisa menjadi bom atom yang menghancurkan reputasiku dan perusahaan.”

"Ada baiknya, Anda berhenti mencurigai Ben Wilson, Tuan. Bukti yang saya kumpulkan dulu belum cukup untuk membuat kesimpulan." 

Frank menaikkan alis. Sebelum Jeremy menceramahinya panjang lebar, ia mengangkat tangan. Ia tidak peduli jika orang kepercayaannya itu dua tahun lebih tua darinya. Kedudukan Jeremy tidak lebih tinggi darinya.

"Kuharap kau tidak lupa. Aku mendadak kacau setelah bertemu dengannya di bar itu. Kalau bukan dia yang memasukkan obat ke dalam minumanku, siapa lagi? Dengan sembilan orang pengawal ditambah dirimu, satu-satunya orang yang berkesempatan melakukan itu hanya Ben. Kecuali, kau bisa memastikan bahwa seorang bartender yang melakukannya."

Memahami perintah tersirat dalam omongan itu, Jeremy pun mengangguk. Sudah lima tahun lebih ia menjadi orang terdekat Frank. Ia sudah sangat hafal dengan gerak-gerik dan siasat bosnya itu.

"Baiklah, saya akan melanjutkan investigasi. Lalu, bagaimana dengan Kara Martin? Haruskah saya menelusuri informasi tentangnya?"

Tawa kecil tiba-tiba tersembur dari mulut Frank. Telinganya gatal mendengar nama itu. "Kita tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk gadis rendahan itu."

"Tapi Anda menahannya untuk tetap di sini. Bukankah itu malah dapat mengganggu performa Anda dan perusahaan? Atau jangan-jangan, Anda tertarik padanya? Anda tidak biasanya mempertahankan karyawan yang suka berbuat onar, Tuan." 

Lengkung bibir Frank sontak berbalik arah. Tebakan Jeremy telah membekukan hatinya. 

"Jaga mulutmu! Kau lupa kalau aku sudah memiliki tunangan yang nyaris sempurna? Aku tidak mungkin tertarik pada gadis culun seperti itu." 

Frank melirik ke arah Kara dengan ekspresi jijik. Gadis di balik kaca itu sedang sibuk membaca buku panduan. 

"Tapi Anda tidak pernah menyimpan rasa terhadap Isabela, Tuan. Hubungan kalian bahkan masih jalan di tempat. Saya rasa, bukan sesuatu yang mustahil jika Anda tertarik pada Kara Martin. Dia cantik, cerdas, dan berani. Sangat cocok untuk menaklukkan hati Anda."

"Kau sudah tidak sayang dengan lidahmu lagi, hmm?" ucap Frank sinis. "Jika masih, hentikan omong kosongmu. Sekarang, cepat panggil Gadis Tak Tahu Diri itu kemari.”

“Permainan harus segera dimulai.”

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Ririn Khalimi
penasaran deh jd nya
goodnovel comment avatar
Tantina Wyvaldia
let's start the game sir
goodnovel comment avatar
El Leleseng
ceritanya menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status