Share

Sabrina

Mama benar, jika bukan karena Mama, aku tak akan dititik ini. Titik dimana aku merasa tak berdaya, terlalu dalam aturan Mama. Jika bisa, aku ingin seperti Sabia yang hidup bebas tanpa dikekang.

Aku mengangguk.

“Lu baik-baik aja?” Tanya Risa. Aku mengangguk.

Aku akan merasa baik-baik saja. Bukankah memang harus begitu?

“Gue dipaksa buat baik-baik aja kan, Ris?”

Risa menatapku sendu.

“Lu bisa nangis kalau lu mau.”

“Buat apa? Toh, nggak bakal bikin Mama berubah pikiran.”

Risa mengelus punggungku. Mama sudah pergi beberapa menit yang lalu. Katanya akan menunggu Sabia pulang. Entah bagaimana nasib kembaranku itu, aku tak begitu ingin peduli.

“Berita itu kan nggak benar, sebenarnya tinggal lu up foto masa kecil lu sih, Bri. Kelar masalah,” kata Risa.

“Nggak segampang itu kalau sama Mama, Ris. Lu dengar sendiri kan, tadi dia bilang apa,” sanggahku.

“Iya, sih. Mama lu yang bikin ribet. Miris juga sih, komentarnya. Kebanyakan menghujat. Memangnya, teman-teman sekolah lu nggak ada yang follow
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status