Share

bab 2

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2025-04-26 14:41:34

“Mita? Kenapa kamu datang ke sini?” Arya buru buru mendekat pada Paramita yang datang dengan menggendong bayinya dan sejerigen ben-sin.

Rahayu berdiri di tempat. Tebakannya tidak salah dan wanita yang dihamili suaminya adalah wanita yang dulu pernah membuatnya hampir saja menyerah menjalani hidup. Wanita yang dianggap teman, hingga akhirnya kebencian itu hadir saat banyak penghianatan Paramita lakukan.

“Kamu bohong sama aku, Mas. Kamu bilang ingin bertanggung jawab atas anak ini. Kamu akan menikahiku. Mana buktinya?” berang Paramita.

Suara Paramita yang begitu menggelegar membuat beberapa tetangga pun berkumpul ingin melihat. Sekar yang ada di dalam kamarnya pun ikut keluar dan kaget melihat para tetangga sudah berkerumun. Dia langsung membawa Paramita dalam dekapan dan mengusir semua ibu ibu yang mulai berbisik.

“Ibu anaknya selingkuh ya?” tanya salah seorang tetangga Sekar.

“Kalian nggak usah kepo sama urusan orang. Dia juga menantuku! Jadi gak usah kalian menggosip yang tidak tidak!” ucpa Sekar.

“Bukannya menantu Ibu itu Mbak Rahayu? Anak Ibu poligami?”

“Kalau iya kenapa? Dia terima kok, buktinya anak menantu saya ini udah lahir. Selama ini mereka baik baik saja dan tentunya, gak kayak kalian yang banyak mulut. Pergi kalian semua!”

Tak puas rasanya jika tidak jadi bahan gunjingan, Rahayu memilih mengalah. Dia pun akhirnya masuk dan membiarkan suaminya menyelesaikan ini dengan mertuanya.

“Ada apa, Mam?” tanya Kaisar yang sepertinya juga mendengar ada keributan di luar.

“Gak papa, Kai di kamar aja pokoknya jangan keluar.”

“Kenapa, Mam?”

“Gak papa, gak baik menguping pembicaraan orang tua.”

Kaisar mengangguk, dia sudah diajarkan bagaimana menurut dengan perintah ibunya. Saat Rahayu sedang menasehati anaknya, pintu diketuk dan Rahayu pun bangkit untuk membukanya.

“Ibu mau bicara sama kamu!” seru Sekar dengan wajah sengitnya.

Rahayu tak membantah. Dia pun keluar dan mengikuti langkah mertuanya menuju ke ruang tamu. Di sana, ada seorang lelaki yang dikenal ustadz kampung duduk di samping Arya dan juga dua lelaki yang tak Rahayu kenal.

“Ini istri pertamanya, Pak Ustadz. Dia setuju dan sekarang langsung dinikahkan saja.”

“Walinya?”

“Paramita ini yatim piatu, gak ada orang tua. Jadi, nikah saja pake wali hakim.” Sekar menimpali.

“Apa buktinya?”

“Mbak Rahayu ini teman saya, Pak Ustad. Dia yang tahu saya tak ada keluarga. Saya yatim piatu tak ada orang tua,” ucap Paramita. Dia berdiri pada Rahayu, mendekatinya agar mau membantu.

“Katakan Mbak, aku kan selama ini sama kamu. Anak ini akan aku habisi hari ini juga kalau Mbak tak merestui.”

Rahayu bungkam, Arya pun tampak bingung dengan kondisi ini. Di sisi lain, dia tak ingin menyakiti istri pertamanya tapi di sisi lain dia sudah memiliki janji dengan Paramita untuk dinikahi.

“Bagaimana, Nak Rahayu?” tanya Ustad tersebut.

Rahayu diam, memandang semua orang dengan pilu. Dari sekian banyak keluarga tidak ada yang mendukungnya sama sekali bahkan Rahayu merasa mertuanya seperti menginginkan dia keluar dan menyerah pada keadaan. Bahkan dia melihat Arya yang tengah mencoba menenangkan anak Paramita itu.

“Jawab, Yu! Jangan diam saja,” sergah Sekar.

Dengan perasaan berat, akhirnya Rahayu hanya bisa pasrah dengan keadaan. Dia sadar, statusnya yang janda tak akan mudah mendapatkan kebahagiaan yang diimpikan.

“Baiklah, nikahkan saja mereka, pak.”

Senyum smirk mertuanya terlihat sangat menyayat hati Rahayu. Bahkan, Paramita langsung memeluk Arya di depannya seolah mereka tengah mendapatkan hadiah dari kemenangan mereka.

Rahayu bangkit, tapi tangannya ditahan oleh Paramita.

“Setidaknya, Mbak menjadi saksi pernikahan kami. Saya yakin, MBak akan bisa menjadi madu terbaik dalam sejarah poligami Indonesia.”

Rahayu menghempaskan tangan Paramita, tak ingin dia membalas ucapan wanita itu. Luka yang dulu saja belum kering, sekarang wanita itu datang dan menghancurkan pernikahannya.

“Dek, duduklah di sini. Aku akan lanjutkan ini kalau kamu mau menjadi_”

Plak!

“Setelah memaksaku menyetujui ini, Mas memintaku menyaksikan pernikahan kalian? Jangan harap!”

Rahayu pun berbalik dan pergi. Semua orang menatap kaget pada Rahayu yang terkenal lembah lembut itu. Mereka tentu tak menyangka, Rahayu akan semurka itu.

Sesampainya di kamar, Rahayu langsung mengunci pintu dan menangis sesegukan. Kaisar yang sedang menata lego mendekat karena bingung.

“Mami kenapa nangis?” tanya Kaisar.

Rahayu tak bisa menjawab, dia memeluk Kaisar dan membawa anaknya itu dalam lautan air mata.

“Mami kenapa?”

Lagi lagi suara itu hanya menjadi pertanyaan tanpa jawaban. Hampir berkali kali Kaisar bertanya dan akhirnya, bocah itu duduk setelah dilepaskan pelukan oleh Rahayu dan menatap ibunya sedih.

“Mama jangan nangis. Mama jangan sedih, Kaisar nakal?”

Rahayu menggeleng, dia masih belum bisa menjawab apa yang anaknya tanyakan.

Kaisar turun, tapi Rahayu pun menariknya dan menahannya dalam pelukan.

“Jangan! Jangan keluar. di sini saja dengan Mami, Mami mohon.”

Kaisar pun mengangguk, meski bingung mendengar permintaan ibunya yang sambil menangis dia pun tak bisa melawan.

Suara ijab kabul terdengar dari dalam kamar Rahayu. Rahayu memejamkan mata dan berusaha menulikan telinga. Sayangnya, semuanya tak mungkin tak terdengar. Jelas dan nyata, sembilu luka pernikahan keduanya tak akan bisa termaafkan lagi.

“Mam, di luar ada apa sih? Kok berisik?” tanya Kaisar.

“Diam dan tidurlah, Kai. Jangan dengarkan yang ada di luar.”

“Tapi Kai lapar, Mam.”

“Nanti, tunggu malam dan Mami akan bawa kamu pergi mencari makanan yang enak. Mami janji,” ucap Rahayu yang tak sanggup lagi menahan kesedihannya. Dia akan mengambil jalan pintas yang tiba tiba terlintas di pikirannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Lain Dari Suamiku   bab 47

    Hari demi hari dilewati Kenzi dengan bahagia. Dia juga semakin dikenal banyak anak anak di sekolah karena dianggap tampan dan pintar dalam olahraga. Meski minus dalam materi sekolah, dia cukup ahli dalam basket, seni musik dan juga beladiri. Bel sekolah berbunyi. Kenzi yang tadinya masih santai dengan rambut berantakan dan baju belum rapinya, langsung berlari dari warung langganannya di luar gerbang. Dia tahu, ibunya akan kecewa jika dia sampai kena tegur guru BP saat dianggap telat masuk kelas. Padahal di warung itu, kadang dia membantu pemilik warung. Bukan nongkrong seperti yang lain.“Bro, masuk!" ujar Jaka.“Oke, kita balapan lari. Siapa yang terlambat masuk kelas, dia yang traktir di kantin." “Okeh!" Jawab teman teman Kenzi kompak.Semuanya bersemangat berlari dan berlomba-lomba masuk kelas. Saat berlari, dia bertabrakan dengan salah satu siswa perempuan yang Kenzi baru mengenalnya. " Sory…,” ujarnya pelan, padahal Kenzi yang menabraknya karena buru buru." Oh nggak papa.”Ke

  • Anak Lain Dari Suamiku   bab 45

    “Rahayu sepertinya meninggalkan rumah. Rumahnya kosong dan tidak berpenghuni selama beberapa hari. Aku tanya sama tetangga, katanya Minggu kemarin mereka berkemas dan membawa banyak barang.” ucap Cahyani.“Masa? Kok dia nggak pamitan sama ibu?” tanya Sekar.“Bagus dong kalau nggak pamitan. Jadi uang Paramita yang dikirimkan buat Rahayu bisa kita kuasai. Memang ibu nggak mau apa jatah Rahayu buat ibu?” ucap Kartika.“Mau lah, dikasih uang masa nggak mau. Tapi kalau nanti Paramita nanyain tentang uang itu ke mana kalau bukan ke Rahayu, gimana?”“Gampang, tinggal bilang aja Rahayu menolak. Beres!”Cahyani tidak bisa berkomentar dengan rencana kakak dan ibunya. Dia masih remaja, tidak begitu paham dengan konspirasi Buruk keluarganya. Yang dia pikirkan hanya uang yang bisa dapatkan setiap hari tanpa harus bekerja.Sekar mengernyit, gelisah. “Tapi… kalau Rahayu tiba-tiba pulang? Atau dia kontak Paramita langsung?”Kartika tertawa kecil, sinis. “bu, ibu tuh terlalu banyak mikir. Rahayu perg

  • Anak Lain Dari Suamiku   44

    Besok jam 10 pagi pesawatnya. Mama Mita urus semuanya. Kamu tinggal berangkat. Jangan bikin keadaan makin buruk. Kalau kamu sayang adik kamu, ikuti omongan kami.Kaisar menatap pesan itu lama.Sangat lama.Lalu ia mematikan ponsel, memasukkannya ke saku, dan menarik napas dalam.“Mami…”“Heh?” Rahayu mengusap air matanya.“Aku pergi,” ucap Kaisar dengan suara pelan tapi mantap. “Tapi bukan karena mereka. Aku pergi karena Mami minta. Dan… demi Kenzi.”Rahayu langsung menggeleng cepat, seperti menyesal dengan apa yang ia ucapkan sebelumnya. “Kaisar, nggak… Mami cuma takut. Mami cuma bingung—”“Sudah nggak apa-apa.” Kaisar tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip luka. “Kadang… orang yang kuat pun boleh takut, Mi.”Rahayu terisak.Kaisar mendekap ibunya sekali lagi, lebih erat dari yang pernah ia lakukan.“Besok aku pergi,” ucap Kaisar sambil menatap langit yang sudah hampir gelap. “Tapi setelah aku balik… kita rebut semua hidup kita lagi dari mereka.”Rahayu memejamkan mata, hatinya sea

  • Anak Lain Dari Suamiku   bab 43

    “Tidak. Kaisar harus kuliah di luar negeri seperti keinginan Arya. Sedangkan Kenzi, biarkan saja dia pesantren. Orang Paramita bilang sanggup untuk membiayai semuanya. Situ gak usah memper sulit keadaan.”Kartika ngotot untuk tetap mengirim Kaisar untuk kuliah ke luar negeri karena anaknya dijanjikan untuk di kuliahkan juga di sana jika Kaisar mau kuliah jauh sama dengan Kaisar. Cahyani yang merasa perdebatan kakak nya tak penting, memilih pergi tanpa pamit. Paramita dan Sekar juga ngotot ingin Kaisar tetap sekolah di luar negeri.“Semua keputusan kan sudah diambil. Kamu nggak usah sok bisa membiayai anak-anak. Pokoknya Kaisar jadi urusan ibu. Kamu nggak ada hak buat ngambil keputusan itu!” Ucap Sekar.“Tapi kaisar bisa menolak!”Pintu terbuka dan Kaisar muncul dengan wajah kesalnya. Dia tahu ibunya dipanggil oleh sang nenek hanya untuk di hakimi. Dia sudah diminta untuk tidak ikut campur tapi jangan ngotot untuk datang tanpa sepengetahuan ibunya ke rumah sang nenek yang tidak jauh da

  • Anak Lain Dari Suamiku   bab 42

    Hari itu udara begitu cerah, seakan ikut merayakan momen penting dalam hidup dua anak Rahayu. Sejak subuh, rumah kecil itu sudah penuh kesibukan. Kaisar bangun lebih cepat dari biasanya, menyetrika kemeja putihnya sendiri sambil bersenandung pelan.“Mam, nanti datang ya. Teman-teman banyak yang bawa orang tua,” kata Kaisar sambil merapikan dasinya di depan cermin.“Pasti, Nak. Semoga hasil nanti, kamu bisa mendapatkan yang terbaik.”“Aamiin, makasih mam. Oma jangan dikasih tahu lah, ribet nanti di sana heboh sendiri.”“Ga dikasih tahu, pasti tahu. Tetangga kita kan banyak yang sekolah di sekolahmu juga.”“Iya sih, tapi gak usah bilang bilang. Kita langsung berangkat sekolah aja.”Rahayu mengangguk, dia juga tak berniat memberi tau mertuanya karena jelas, urusannya akan ribet dan ribut ujung ujungnya.Halaman SMA penuh sesak oleh siswa dan orang tua. Balon warna-warni menghiasi gerbang, spanduk besar bertuliskan “Selamat Atas Kelulusan Siswa Angkatan ke-27” berkibar gagah.Ketika nama

  • Anak Lain Dari Suamiku   bab 41

    Setelah kesepakatan yang ditandatangani Rahayu didapatkan Paramita, janji mensejahterakan Sekar benar bener dilakukan. Wanita tua itu mendapatkan semua keinginan. Dari rumah yang direnovasi, sampai membeli banyak sekali barang barang di rumahnya. Kehidupan Sekar meningkat, sampai orang sekitar menjuluki Sekar sebagai orang kaya baru. Rahayu yang rumahnya tak jauh dari sana hanya bisa melihat, dia sendiri merasa kehidupannya biasa biasa saja. Bahkan, Paramita hanya memberinya uang saku yang dipergunakan Kaisar sekolah saja. Itupun tak setiap bulan. Kehidupan yang lain, dia harus memikirkan sendiri. Terlebih, untuk biaya Kenzi mondok. Paramita sama sekali tak peduli.Rahayu seperti di tipu. Namun, setiap kali dia protes pada mertuanya, mertuanya akan membela Paramita dan mengatakan jika dia adalah wanita yang tak bersyukur. Jelas yang diceritakan Paramita pada Sekar berbeda dengan aslinya, membuat keduanya sampai sekarang tidak berhubungan baik dan makin saling merendahkan. Sekar mere

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status