Share

Kenyataan Pahit

Author: Cristi Rottie
last update Last Updated: 2022-03-21 00:37:38

Mata Jeceline terbuka lebar begitu sang wanita menunjukan layar ponselnya yang menampilkan bayangan Kevin sedang dikecup oleh wanita itu. Bahkan di slide berikutnya ada vidio berdurasi sepuluh detik yang memuat kemesraan intim mereka berdua.

Jeceline merampas cepat ponsel di tangan sang wanita untuk memperhatikan lebih dekat lagi bayangan Kevin di dalam rekaman itu. Suara tawa Kevin menusuk telinga hingga sampai ke dalam hatinya. Bahkan jemari tangannya semakin kuat mencengkeram ponsel, berusaha menahan kenyataan pahit yang datang secara tiba-tiba.

Mata Jeceline masih memaku pada layar ponsel, bahkan berulang kali dia memutar kembali rekaman tersebut untuk memperhatikan dengan benar kalau Kevin yang terekam benar adalah suaminya sendiri. Namun semakin berulang, bening di kelopak mata mulai muncul dan terbendung. Seperti ada seribu anak panah yang menancap di jantung Jeceline hingga bukan hanya sakit melainkan sesak untuk bernapas.

“Sejak kapan kalian berhubungan?” tanya Jeceline memberanikan bibirnya untuk berucap.

“Bu Selin, maafkan aku—”

“Aku tidak butuh permintaan maafmu! Cukup jawab pertanyaanku saja,” sela Jeceline melemparkan pandangan matanya ke arah sang wanita dengan sorot mata penuh kebencian dan garis kening yang mengerut.

“Sejak Pak Kevin menjadi juri di pemilihan duta mahasiswa.” Sang gadis menceritakan awal pertemuannya dengan Kevin.

Di awal pertama bertemu sudah setahun lalu di kampusnya. Kevin memang telah menjadi pembicaraan para peserta calon duta mahasiswa karena ketampanan dan karisma seorang lelaki yang didambakan semua wanita. Meski mereka tahu Kevin telah berkeluarga tapi banyak yang bercanda akan rela menjadi simpanannya jika memang harus. Tak menyangka saat acara puncak pemilihan Hillary Venita terpilih menjadi juara ketiga duta mahasiswa, dan mereka bahkan mengadakan makan bersama untuk mengapresiasi para pemenang dan semua juri.

Pada saat itu Hillary mendapatkan kesempatan untuk berbincang santai dengan Kevin. Awalnya hanya pembicaraan biasa saja tentang latar belakang keluarganya, hobi, serta prestasi-prestasi yang pernah dia capai. Pikir Hillary itu adalah pertemuan terakhirnya, tapi tak menyangka mereka berdua bertemu lagi saat sedang menghadiri acara wawancara di stasiun TV ternama. Dan di pertemuan kedua Kevin menawarkan tumpangan untuk mengantar Hillary sebab sudah terlalu larut untuk pulang. Hubungan mereka mulai berlanjut dengan pertukaran nomor ponsel dan saling follow di akun media sosial.

Hingga setelah menjalin hubungan selama sepuluh bulan, Kevin sudah tak ada kabar bahkan memblokir kontak dan akun media sosialnya. Tak menyangka dua bulan kehilangan kontak, Hillary telah mengandung anak Kevin. Dia yang masih berstatus mahasiswa telah putus asa karena kehamilan ini, ditambah lagi Kevin menghilang tanpa kabar.

“Bu Selin, aku tidak mau ibuku mengetahui kehamilan ini. Dia pasti akan menghajarku habis-habisan. Tolong bantu aku bertanggung jawab akan bayi dari suamimu,” ucap Hillary menggenggam erat jemari tangan Jeceline yang diletakkan di atas pahanya.

“Apa kau pikir aku ini malaikat?!” Sontak Jeceline menepis kasar tangan Hillary, “kau pikir aku akan dengan sukarela menerima bayi dalam kandunganmu yang masih tak jelas milik dari siapa untuk masuk dalam keluargaku?!”

Setelah mendengarkan cerita dari Hillary, Jeceline mulai menduga kalau mungkin saja anak yang dikandung Hillary bukan anak Kevin. Terlebih, meski benar mereka berselingkuh, tapi Kevin sudah tidak berhubungan dengannya lagi.

“Ini benar anak Pak Kevin. Selama setahun lebih, bahkan sampai sekarang aku tidak pernah berpikir untuk tidur dengan lelaki lain. Aku telah jatuh cinta dengannya!”

Jeceline kembali memelototi Hillary, “kau memang wanita murahan! Percuma kau kuliah kalau akal sehatmu tidak dipakai! Kalau kau tahu Kevin sudah beristri kenapa masih berhubungan dengannya?!”

“Bu Selin, ini bukan kesalahanku semata. Ini adalah kesalahan Pak Kevin dan kesalahanmu juga sebagai seorang Istri!”

Api kegeraman semakin membara di hati Jeceline saat telinganya mendengarkan semua kejadian itu adalah kesalahan dia. Cengkeraman jemari tangan semakin dikuatkan, menahan emosi yang semakin lama semakin bertambah. Ingin dia menampar Hillary karena perkataan yang baru terlontarkan untuk menyalahkannya, tapi tindakan itu harus tertahan sebab tak mau jika harus memulai kekerasan.

“Kalian yang berbuat dosa, kenapa harus aku yang disalahkan?!”

“Ini memang kesalahan kami berdua, tapi kalau kau menjaga suamimu dan memberikan apa yang dia mau selama tujuh tahun ini, tak mungkin Pak Kevin akan mencari di luar dengan wanita lain.”

PLAAK!....

Satu tamparan kuat dilayangkan Jeceline tepat menempel di pipi Hillary hingga membuat wajahnya terlempar ke samping. Emosi yang sejak tadi ditahan akhirnya meledak juga. Dia sama sekali tak bisa menoleransi jika alasan dia belum memberikan keturunan pada Kevin menjadi alasan perselingkuhan itu terjadi sebab Kevin sendiri telah bersumpah padanya untuk menunggu waktu bahagia itu tiba dan telah berjanji tak akan mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan oleh Jeceline.

“Aku bukan anak kecil yang harus kau ajari untuk mengurus suamiku! Jika sekali lagi perkataan ini kudengar, maka tanganku ini akan dengan kuatnya mengingatkanmu sekali lagi!”

Hillary menempelkan telapak tangannya di pipi yang baru saja kena tamparan. Sorot mata tajam menahan kegeraman terlukis di rahang yang mulai mengeras. Dia membalikkan kembali posisi kepalanya dengan melihat Jeceline, “Bu Selin tidak perlu khawatir, tamparan ini akan mengingatkanku untuk lebih berhati-hati dalam berucap.”

Pembicaraan mereka terhenti sebab mendengar bunyi klakson mobil yang baru saja terparkir di depan pintu. Jeceline cepat-cepat berdiri dan melihat di kaca jendela ke luar rumah. Mobil Kevin benar berada di depan rumah.

Dia menoleh ke arah Hillary dan masih terdiam memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mencari tahu kebenaran secara langsung dari mulut Kevin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Untuk Suamiku   Kenangan Masa Lalu

    Tangan Jeceline bergetar.Sayang sekali semua adegan itu hanya dalam pikiran. Hatinya tak cukup kuat untuk bertindak jahat.Selang beberapa jam bel rumah berbunyi.Ting!Tong!Bunyi bel yang tak berhenti membangunkan Jeceline yang saat itu tengah tertidur.Tak mau Hillary mendahuluinya membukakan pintu, ia pun bergegas keluar dari kamar.Klek!“Paket Makanannya, Bu.”Jeceline menatap bingung ke arah tas belanjaan yang dijinjing lelaki pengantar pesanan.“Maaf, Pak. Tapi aku tidak memesan apapun.”Lelaki yang berdiri di depan Jeceline kembali lagi mengecek nama pengirim di ponselnya lalu menunjukkan riwayat pemesanan.Jeceline akhirnya sadar. Ia menerima pesanan dan membayarnya.“Apa itu pesananku?”Baru saja berbalik, Hillary telah berdiri di depannya.“Kau membeli sebanyak ini, apa bisa dihabiskan?”Hillary tersenyum menantang sambil mengelus perutnya, “ini bukan keinginanku. Aku juga tak mengerti dengan perasaan ini.”“Aku harap, Bu Selin bisa memakluminya,” tambahnya lagi lalu mera

  • Anak Untuk Suamiku   Seatap Dengan Hillary

    Rasanya seperti mimpi buruk yang berulang kali muncul dalam alam bawah sadar, seolah tak ingin membuatnya tersadar. Begitu masuk ke dalam rumah, bayangan seseorang yang dia kenali duduk bersandar di sofa tepat di ruang tamu. Rasa lelah bercampur dengan kekesalan mendesak langkah kaki Serafhine menuju ke ruang tamu. “Bagaimana kau bisa masuk?” Pertanyaan Jeceline tersela oleh suara yang sangat dikenali. Sontak dia menengok ke samping tepat dimana suara itu berasal. “Selin, kau sudah pulang? Maaf karena panik aku lupa memberitahukan hal ini padamu.” Lupa? Bagaimana mungkin hal sebesar ini bisa dilupakan. Pikiran Jeceline mulai mengada-ada dengan alasan yang kurang tepat dari Kevin. Bahkan ketika hendak berucap, kesabaran Jeceline diuji lagi sebab Kevin berjalan melewatinya dan justru memilih duduk di samping Hillary sambil memberikan segelas air minum. Berharap pemandangan yang ada di depan hanya mimpi. Kevin tidak mungkin

  • Anak Untuk Suamiku   Rusaknya Suasana

    Bentakkan Leonora membuat semua terdiam. Kedua telapak tangannya yang masih menempel di meja kaca dikepalkan kuat bersamaan dengan tatapan kesal ke arah Bryan. “Lelaki tertua? Kau lupa perbuatan apa yang kau lakukan hingga membuat keluarga kita hancur!? Perlu aku mengingatkanmu lagi?!” Kedua lelaki yang tadinya begitu percaya diri kini memasang ekspresi berbeda. Bryan memilih diam dan pergi dari sana, sedangkan Kevin yang berusaha untuk menenangkan diri justru tak tahan dengan perkataan yang mengingatkan kembali tragedi yang terjadi pada ayahnya hingga dia terpaksa pergi meninggalkan Jeceline dan Leonora. Suasana makan malam yang dikira akan penuh dengan kehangatan, ternyata hanya membangkitkan dendam membara di masa lalu. Ditatapnya manik hitam milik dari wanita yang dikenal tegas dan tak pernah menunjukkan kelemahan. Kecanggungan Jeceline berubah saat melihat sepasang mata Leonora memerah. Meski sengaja disembunyikan, tapi sebagai seoran

  • Anak Untuk Suamiku   Makan Malam Keluarga

    Bryan melerai rangkulannya lalu tertawa kecil melihat Leanora, “apa Ibu sedang mengkhawatirkanku? Terima kasih! Aku sangat terharu. Kalau aku tidak di penjara hal semenarik ini tidak akan pernah aku nikmati.” “Apa maksudmu, Bryan? Kau adalah anakku juga—” “Sayang sekali,” sela Bryan memotong perkataan Leanora, “ucapanmu ini sedikit tak masuk akal. Diakui anak olehmu setelah keluar penjara membuatku merasa berada dalam mimpi.” “Tapi tak masalah, semua itu hanya masa lalu. Sekarang adalah lembaran baru bagiku, dan bagi keluarga besar kita, bukan?” “Baik! Kalau begitu lakukan saja sesukamu,” sambung Jeceline mengakhiri topik pembicaraan, “aku dan Ibu akan menyiapkan makan malam kita. Kevin, kau juga harus beristirahat.” Jeceline melirik Kevin sebelum menarik tangan Leanora untuk pergi meninggalkan mereka berdua. “Kau lihat, sikap anak itu sama sekali tidak berubah! Dia sama sekali tidak menghormatiku dan tidak mengan

  • Anak Untuk Suamiku   Menyambut Bryan

    “Lama tak jumpa, Selin. Bagaimana kabarmu?”!!! Mata Jeceline memaku melihat seorang pria yang tak asing berdiri di depan, menghalangi jalannya. “Bryan?—” “Sudah begitu lama, aku pikir kau telah melupakanku, Selin. Tak menyangka kau mengenaliku. Apa kau tak merindukanku?” Jeceline masih terpaku. Potongan rambut dan bentuk tubuh Bryan telah banyak berubah, tapi tetap saja cara berbicara dan tindakannya tidak berubah. “Berhenti di sana!” cegat Jeceline mengarahkan telapak tangannya ke depan hingga menghentikan langkah kaki Bryan yang sebentar lagi memposisikan begitu dekat jarak mereka berdua. “Kenapa? Apa Nyonya Andriko malu karena berbicara dengan seseorang sepertiku? Apa ini alasannya kalian tak menjemput kepulanganku?” “Bukan seperti itu, Bryan. Aku tak mau menimbulkan rumor buruk jika kita berdua bertemu di tempat umum seperti ini. Kevin dan Ibu baru-baru saja ke penjara tapi kau telah keluar sebelu

  • Anak Untuk Suamiku   Pilihan Jalan Keluar

    Leanora menundukkan wajahnya, “anggap saja Ibu tak pernah mengatakan hal ini. Dan tolong jangan memberitahukan pada Kevin kalau Ibu telah mengatakannya padamu. Dia akan marah besar pada Ibu.” ?? Apa hubungannya dengan dia? Rahasia keluarga apa lagi yang tersembunyi? “Aku justru akan mencari tahu lewat Kevin jika Ibu tidak mengatakannya dengan jelas.” Sorot mata Jeceline menjadi tegas. Diamnya mengartikan penantian penjelasan dari Leanora. Beberapa detik berlalu Leanora terlihat gelisah dengan tatapan Jeceline. Baru kali ini dia bimbang untuk mengatakan sesuatu. Biasanya dia tak pernah mementingkan perasaan orang lain dengan kata-kata menusuk, tapi sekarang seperti ada yang membungkam bibirnya agar tak berucap. “Karena Ibu sudah datang, apa salahnya jika memberitahukan semua padaku.” “Selin, sebenarnya….” Leanora menghentikan perkataannya, dia merogoh ke dalam tas lalu mengeluarkan map dan segera disodorkan ke arah Jeceline. Tanpa ragu-ragu, Jeceline yang ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status