Share

27. Jodoh Untuk Kedua Anakku

Kami duduk di sebuah kursi yang terletak di pinggiran tempat parkir, suasana begitu sejuk sebab disekelilingi oleh pepohonan.

Kurasa inilah tempat terbaik untuk berbicara, setidaknya tidak ada satu orangpun yang kemungkinan akan memergoki. Aku tak ingin Mbak Mira tersakiti hatinya jika tahu Mas Fandy sampai menemuiku di kampus ini.

"Apa kabar?"

Dia membuka dengan pertanyaan yang membuat hati berdebar tak menentu.

"Baik. Mas Fandy sendiri apa kabar?"

"Alhamdulillah, saya kurang baik."

"Kurang baik? Tapi jika dilihat dari luar, sangat baik kok," selorohku yang tak bisa menjaga suara. Aduh ...

Dia tersenyum, senyum yang membuat hati meleleh. Bisakah ya Allah aku terus menikmati senyumnya? Huhft ...

"Dari luar memang baik, tapi tidak dari dalam. Eh, ohiya, selamat ya," ucapnya kemudian sembari menatapku.

"Selamat untuk apa, Mas?"

"Selamat untuk hasil tes DNA-nya. Saya ikut senang."

"Alhamdulillah, Mas."

"Huh, puluhan tahun, Allah Maha Luar Biasa."

Aku tersenyum.

"Itu Asmaul Husna yang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status