Share

Bab 3

Penulis: Hikmdr
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-24 12:37:03

Bela senang karena hari ini Angkasa menjemputnya, berangkat ke sekolah bersama itu adalah hal langka terutama Angkasa yang baru kali ini meluangkan waktu dengannya.

Sedangkan Bintang yang masih memoles make up tipis pun terburu-buru, biasanya ada suara deru motor. Sekarang? Mana sih Angkasa! Naik angkot? Mana mungkin ini masih area komplek perumahannya, motor? Dipakai ibu untuk kerja ke butik, mobil? Mobil mainan yang ada.

"Angkasa, lo dimana sih? Biasanya sudah ngongol didepan pintu kamar gue." Bintang membuka pintu kamarnya, tak ada Angkasa. Bisa saja kan motornya itu cuman di gelindingkan tanpa bunyi?

'Ya udah deh jalan kaki dulu, kalau nemu angkot tapi ke sekolah telat? Haduh lewat jalur belakang.'batin Bintang menyusun rencana kalau nantinya telat, mau menghafal pasal-pasal yang diteba oleh bu Ghina?

🌸🌸🌸

Bruk!!

Bintang menghela nafas lega, akhirnya masih ada 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Bintang sudah tau kalau gerbang depan sudah ditutup dan ada guru BK yang berjaga. Jalur yang pernah Virgo tunjukkan padanya beberapa minggu yang lalu, sekesal-kesalnya dengan cowok itu nyatanya berguna pula ide-ide ini.

'Bentar, kayaknya gue mencium bau-bau PR nih? Sekarang pelajaran... Ha? PR Fisika yang soalnya satu sampai duapuluh itu?! Angkasaaa gue nyontekk dong' Bintang berlari dengan kakinya yang lincah dan dipercepat, menuju kelas Angkasa yang harus menaiki tangga menuju lantai tiga yang bisa menyita waktu bagaimana berlaku sistem kebut copas PR?

"Angkasa, gue..nyontek..PR Fisikanya..lo kan jam terkahir." ucap Bintang tersengal, dan masih diambang pintu karena kakinya merasa lelah menaiki tangga. Angkasa menoleh mendapati Bintang yang kini rambutnya acak-acakan dan seragam yang tak lagi rapi.

"Jangan nyontek, percuma kalau 30 detik lagi bel masuk." peringat Angkasa yang membuat Bintang terbelalak. Dengan cemasnya Bintang kembali ke kelasnya, masa bodoh dengan hukuman nantinya. Simpel saja tinggal drama, ke toilet dan bilang ke bu Zaskia kalau dirinya lagi dapet.

🌸🌸🌸

Masih dengan perasaan kesal Bintang akhirnya selesai dengan hukuman lari mengitari halaman sekolah 4 kali. Bintang duduk di tanah dan menyelonjorkan kakinya.

"Apes banget yah gue, aish gara-gara tadi malam baca novel aksi sampai ketiduran." Bintang mengusap bulir keringat di pelipisnya dengan punggung tangannya, tak lagi wangi, bedak luntur, bibir mulai pucat karena lupa sarapan.

Sensasi dingin dan sejuk menempel di pipi kanannya. Bintang menoleh dan mendapati Virgo yang menyodorkan air mineral padanya, tumben baik?

"Gak ada racunnya." ucap Virgo ketika Bintang menatapnya curiga.

"Makasih Vir." Bintang menerimanya, menghabiskan air itu dan membuang botolnya ke tempat sampah. Malas diomelin dengan Virgo kalau dirinya membuang sampah sembarangan.

"Gue kasihan deh sama lo, datangnya mepet, nagih cotekan sama Angkasa. Gak tau apa kalau Bela itu dijemput sama Angkasa?" tanya Virgo menatap Bintang seperti orang tukang, seragamnya basah dengan keringat dan kuncir kudanya yang akan lepas.

"Nyindir lo?" sewot Bintang. Tak masalah kalau Angkasa dengan Bela mereka kan memang pacaran, hanya dirinya saja yang teledor dan ketiduran sampai lupa akan adanya PR.

"Dikasih tau malah ngegas. Yaudah gue balik, males denger mulut lebah." Virgo pergi dan Bintang berteriak tak terima. "Virgong kayak gong nyemplung tong gak ada yang nolong." Bintang bernyanyi seperti penggalan lirik 'Burung kakak tua'.

'Kok lo betah ya sa sahabatan sama Binatang? Tapi sama sekali gak tertarik, dia itu luc..aish ngapain bilang lucu? Orangnya galak dan sengak omongannya.' batin Virgo tak lupa pula tersenyum tipis mendengar nyanyian fals dari Bintang. Geli gimana yah? Bintang sekarang fans-nya, Virgo bersyukur kalau kadar kegantenganya tak diragukan.

"Gagal lagi deh gue drama ke bu Zaskia. Matanya itu loh kayak detektif, cari alesan apapun tetap hukuman dijalankan." keadaan Bintang masih sama duduk seperti anak terlantar tapi untunglah masih jam pelajaran jadi tak ada yang namanya tontonan gratisan.

🌸🌸🌸

"Haduh ini apaan kok asin banget? Gue kira tampilannya itu kayak enak." Virgo mulai kesal karena bekal dari Bintang yang tadinya ingin diberikan pada Angkasa pun diambil alih oleh Virgo.

Suara lembut dan anggun itu menyapa Angkasa agar ke kantin bersama. "Ke kantin yuk sa," ajak Bela dan Angkasa menyanggupinya meninggalkan Virgo dan Bintang yang beradu debat tentang nasi goreng yang kelebihan garam itu.

"Ya tapi kan ada manfaatnya juga keasinan gitu, bisa nambah darah kan? Gak pernah denger ya kalau yang darah tinggi kebanyakan darah malah ngelunjak?" tanya Bintang sok polos padahal ia berusaha menahan tawa melihat Virgo yang menahan rasa asin itu, Bintang tambah bersyukur mengingat Virgo pernah berpegang teguh kalau makanan itu tidak boleh dibuang-buang. Masih beruntung kita makan sesuap nasi tanpa bersusah payah mencarinya, sedangkan diluar sana masih ada yang kelaparan dan membutuhkan.

"Makasih yah, kalau asin lagi mending kasih ke kucing piaraan lo tuh." kesal Virgo dan berjalan meninggalkan Bintang yang sendirian dikelas.

"Siapa ya yang beruntung dapat Virgo nantinya? Makanan asin aja dimakan, protes sih iya. Tapi masih menghargai ya gak kayak yang buang-buang makanan. Andai itu gue, mana mungkin tiap hari masih berselisih."

🌸🌸🌸

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Angkasa   Bab 32

    Kejadian kemarin pun membuat Pandu tertawa geli, namun ia juga merasa bersalah karena sudah membuat perut Virgo yang diaduk-aduk, pedasnya keripik balado tersebut membuat Virgo bolak-balik ke toilet. Bahkan Mala sudah menyodorkan obat penghenti diare, wajah Virgo kemarin benar-benar pucat."Sableng lo, bukannya diucapin semoga cepet sembuh ya go, malah ketawa gak jelas." dumel Virgo saat masih mengunyah nasi gorengnya."Kalau mau bicara itu selesaikan dulu makanannya, jadi ngomongnya kurang jelas kayak lebah mau memangsa sasarannya." ucap Pandu menambah kesan ramai walaupun kelas masih sepi karena ia dan Virgo berangkatnya terlalu pagi, kursi Angkasa pun masih kosong, ah ia jadi memikirkan cowok itu lagi."Tante Mala itu baik banget yah sampai beliin kita oleh-oleh yang harganya mahal itu." Virgo kagum sekaligus bersyukur, rejeki datang itu diterima secara lapang dada.Pandu mencium bau ke-modusan. "Halah, palingan lo juga ngarep gitu kan semenjak tante M

  • Angkasa   Bab 31

    "Iya gue tau, nanti sepulang sekolah ayo kita ke rumah Bintang, jangan lupa ajak Rangga juga.""Hm, Rangga sekarang jarang juga yah kumpul bareng kita." ucap Pandu mengusap dagunya, Rangga memiliki prestasi, ah bisa saja ya lupa ingatan dan pelajaran langsung faham? Rangga di pindahkan ke kelas unggulan, andai cowok itu satu kelas dengannya sudah dipastikan ada dua hotspot untuk transfer contekan, tapi sekarang Angkasa tak pernah memberinya contekan atau mrngajarinya materi pelajaran yang kurang faham."Rangga pastinya mau dong kumpul lagi, andai yah dia satu kelas sama kita. Nilai rapot gue dijamin B semua, kan lumayan supaya gak di omelin sama ibu mulu." keluh Virgo, setengah mengerjakan sendiri dan sisanya menyontek."Makanya belajar dong, kan lo bisa manggil Rangga. Minta ketemuan dimana gitu buat bahas materi yang kurang lo faham." Pandu memberikan pencerahan."Iya-iya. Eh beliin gue gorengan tiga dong. Gue lupa gak bawa uang saku nih," Virgo menyeng

  • Angkasa   Bab 30

    Dua orang preman kini tersenyum senang karena incarannya tak dapat melarikan diri, jalan buntu. Bintang memasang ancang-ancang. "Kalau kalian gak mau pergi, berarti pingin dibelai kan?" Bintang meninju tangannya keras hingga berbunyi dan membuat dua preman itu hanya menertawakannya, meremehkan."Emang bisa ngalahin kita? Perempuan kan gak bisa baku hantam, bisanya cuman nangis dan lemah kan?" ejek pria berjaket navy.'Aduh gak bawa ponsel lagi. Badan juga tak bisa berkompromi, cepet sembuh dong.' batin Bintang cemas, ia mengecek saku celana jeans-nya dan tetap kosong. Ia ingin meminta orang yang sangat berarti baginya selama ini, Angkasa... Semoga kau bisa datang.Sentuhan halus di pipi Bintang membuatnya semakin geram, ia menendang alat vital cowok berjaket navy hingga tersungkur, merasa temannya kalah preman satunya lagi maju mengunci pergerakan Bintang hingga jarak mereka semakin menipis.Bintang memejamkan matanya, kali ini tenaganya tak sekuat saat i

  • Angkasa   Bab 29

    Pandu menatap heran wajah Angkasa yang kini begitu sedih. Ia menepuk bahu cowok itu. "Kenapa? Cerita saja, jangan dipendam sendiri." ucap Pandu menenangkan, tapi Angkasa menatapnya sekilas lalu menunduk lagi. Sangat berat apabila harus menjauhi geng Elang.Virgo yang baru datang pun tak mencampuri Pandu, sudah jelas tak bertegur sapa dan berubah masih saja di kancah¹.Tak digubris, Pandu mulai mengobrol dengan Virgo, jangan dicuekin terlalu lama kalau dia masih cemburu. "Gimana acara sepak bola yang lo tonton kemarin malam?"Virgo mengangguk. "Baik, 42 bro. Lo sih diajak begadang malah sibuk ngerjain tugas, tenang saja Ndu, gue contekin kok." goda Virgo, tak seperti biasanya Pandu mau diajak kumpul dirumahnya, terutama menonton sepak bola. Pandu juga terlalu sibuk dengan toko rotinya, membantu ibunya membuat adonan kue dan mengantarkan pesanannya."Kapan-kapan saja, gak asik kalau nontonnya cuma kita berdua." sindir Pandu dan menoleh pada Angkasa. Vi

  • Angkasa   Bab 28

    Nyong meggebrak meja, kedatangannya yang berlari-lari membuat Rayhan, Bayu dan Angkasa kaget. Sampai bakso yang dikunyah Bayu keluar dari mulutnya dan mengenai pipi Rayhan."Lo kalau kaget biasa aja toh bakso lo mendarat di pipi mulus ganteng gue!" semprot Rayhan kesal. Bayu hanya menyengir dan kembali fokus dengan Nyong."Anak Rajawali nantangin kita!.." jeda sejenak, Nyong mengatur nafasnya. "Balapan! Kali ini taruhan nyawanya Angkasa!" ucap Nyong menggebu.Angkasa bersikap santai, pasti balas dendam Farhan melalui anggota geng barunya. Padahal sekarang Farhan sudah tak terlihat lagi kehadirannya."Di jalan kenanga jam 9 malam. Kalau gak ikut balapan, Rajawali bakalan menyuruh pasukan Batalyon buat menyerang sekolah kita." ucap Nyong lagi. Angkasa berdecih, beraninya main keroyokan."Terima saja, lagipula Farhan kan di Madrid." ucap Angkasa santai. Nyong terbelalak, ia tak pernah tau tentang Farhan. "Lo tau darimana?" tanya Nyong penasaran.

  • Angkasa   Bab 27

    "Kok Angkasa gak masuk yah?" tanya Virgo heran pada Tika sebagai seketaris yang mencatat daftar hadir. Tika menggeleng, bahkan ia tak melihat Angkasa sejak tadi."Iya, biasanya dia duluan sampai disekolah." Pandu ikut menimpali, kursinya pun masih kosong. Selama dua jam hanya suara berisik musik dangdut menggema. Jamkos memang kebebasan bagi semuanya, asalkan tidak keluar kelas jika tak penting."Gue disini," suara Angkasa membuat seisi kelas bungkam, musik dangdutnya pun dimatikan.Virgo dan Pandu terperangah melihat penampilan Angkasa."Wah, sekarang lo berubah yah. Jadi siapa nih yang bakalan ganti siswa teladannya?" sindir Virgo tak suka. Bahkan ia mencium aroma rokok ketika Angkasa duduk didepannya, Fino yang sebangku dengan Angkasa pun tak masalah asalkan tak mengusik aktifitas baca bukunya."Sa, kalau lo berubah gini kita merasa kehilangan Angkasa yang dulu. Apa sih yang membuat lo jadi begini sa?" Pandu tak akan membenci perubahan Angkasa y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status