Share

Fancy

Kylie tertegun menatap wajah dingin Myesha yang bersarang di punggungnya, entah ini dikarenakan filter mata akibat rasa sukanya pada Myesha atau tidak. Tapi wajah beku wanita yang lebih tua empat tahun darinya yang jarang memiliki riak ekspresi, entah kenapa terlihat cukup ... Menggemaskan?

Tunggu, bagaimana harus mendeskripsikannya ...

Mata Myesha tajam dan berwarna amber, jernih menusuk seperti seekor serigala. Dia juga memiliki mulut kejam yang tidak tau apa itu basa-basi, seringkali mengutarakan pelecehan verbal pada saingan bisnisnya secara sadar atau tidak. Mirip seperti taring yang tajam dan sangat terlatih, bisa menusuk mati lawan tanpa harus menyebarkan darah kemana-mana. Kata-katanya tidak beracun, tapi mematikan dan selalu tepat sasaran dalam menyerang titik sakit orang.

Hidungnya ramping, sedikit mancung dan kecil. Sempurna dalam memisahkan kedua manik tajamnya, tapi juga menambah nilainya sebagai tokoh antiwirawan di hati kebanyakan masyarakat kita yang mayoritasnya adalah patriarki. Alisnya adalah bentuk gabungan dari pesona melankolis milik protagonis, sekaligus cendekia lancang mulut milik sang antagonis.

Pesona Myesha Abigail benar-benar kontradiktif, manipulatif, tapi anehnya harmonis. Tidak heran banyak tipe orang yang mencintainya, juga banyak tipe orang yang membencinya. Myesha adalah perpaduan dari kata cantik, keji, tapi manis. Dia unik, dan orang seperti itu justru memilih Kylie sebagai pasangan.

Dia tidak ingin mundur sebelum mencoba apa-apa, lagipula dia tidak menyukai Myesha atau mengiyakan ajakannya untuk menikah hanya demi dukungan finansial dan lonjakan popularitas. Jadi setidaknya dia memiliki poin plus jika dibandingkan dengan orang-orang di luaran sana. Terutama dia adalah pria, dan pria harus mengandalkan dirinya sendiri untuk membahagiakan orang yang disukai, bukan hanya duduk diam dan menikmati dukungan orang lain seperti raja dengan mahkota emasnya yang tidak berguna.

Karena itulah dia sekarang sedang mencoba peruntungannya dalam pendekatan, dengan cara memasakkan makanan untuk Myesha. Selain karena ini adalah hobinya, mereka juga bisa makan bersama untuk yang kedua kalinya hari ini. Kylie juga percaya bahwa cara terbaik untuk meluluhkan kebekuan hati seseorang, adalah dengan cara menaklukkan perutnya terlebih dahulu.

Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya, mungkin dia agak takut karena Myesha pasti sering makan di tempat mewah yang super mahal, dengan juru masak terkenal yang mencurahkan isi hatinya pada masakan. Makanan mewah memang sangat enak dan dibuat dengan bahan-bahan terbaik, tapi mereka tidak bisa menghadirkan perasaan seperti berada di 'rumah' pada para konsumennya.

Pertemuan bisnis, candaan berlapis hinaan serta makian, pamer status berkedok reuni, meracuni bertopeng afeksi, jam kerja yang tidak menentu, dan tumpukan berkas yang harus diselesaikan setiap harinya. Entah sudah berapa banyak yang harus dikorbankan Myesha agar bisa sampai di posisi ini, membayangkan  betapa beratnya beban yang patut dipikul oleh lengan kurus itu setiap harinya. Myesha pasti sangat kelelahan secara fisik maupun emosional, hingga mengubahnya menjadi orang yang minim ekspresi.

Oleh karena itu dia tidak ingin hanya sebatas menjadi pasangan, dia ingin menjadi rumah tempatnya bisa beristirahat kapan saja sekaligus sosok yang bisa diandalkan oleh Myesha.

"Kai, aku lapar."

Myesha kembali mengeluh singkat dengan suara yang teredam oleh pundak kokoh Kylie, pria itu membalas dengan senyum lembut. Jantungnya masih berdetak gila-gilaan, tapi jika dia lari karena gugup dan malu, maka pasti tidak akan ada kesempatan kedua baginya untuk mencoba.

Karenanya Kylie baru bisa menjawab setelah menelan seteguk besar rasa gugupnya, dengan telinga super merah

"Tunggu sebentar, aku akan menyajikan makanannya. Duduklah disana, Chacha."

Myesha peka, dia selalu peka terhadap lingkungan sekitar. Dia segera menangkap telinga merah pria itu dan mendengus geli, tidak berniat untuk mengeksposnya. Tapi dia masih menikmati kesenangan baru saat menggoda pria yang sedang dipeluknya hingga tidak bisa berkata-kata, lagipula Kylie sudah setuju untuk menjadi miliknya, jadi tindakan Myesha sah-sah saja.

"Aku ingin membantu" singkatnya.

Kylie berkompromi, hatinya tergelitik oleh kalimat singkat itu

"Baik, lalu bisakah kau membantuku untuk menata peralatan makan di atas meja? Terimakasih."

"Mn" Myesha berdehem menyetujui.

Dia dengan pelan melepaskan belitan lengannya dari pinggang Kylie, sengaja mengusap perut padat milik si pria. Kylie lagi-lagi membatu di tempat dengan wajah super merah, seperti kepiting rebus yang dimasak pedas dengan saus merah. Myesha gemetaran menahan tawa mati-matian, dan beringsut menjauh begitu saja setelah selesai mencari perkara.

Wanita itu dengan tenang menata peralatan makan, seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Dia tidak menyesal sama sekali karena sudah memanfaatkan kepolosan seorang Kylie Elijah, yang lebih bisa dikatakan sebagai naif dan juga kebodohan yang manis. Sesuai dugaannya, otot perut Kylie cukup padat dan keras tapi sama sekali tidak berlebihan. Pria itu akan terlihat tinggi tegap dan rampung saat memakai pakaian, dan kalau tidak sedang memakai apapun .... Mungkin akan ada kejutan.

Bulu mata pria itu bahkan bergetar karena masih terkejut dan tidak percaya pada ala yang baru dialaminya, butuh beberapa saat hingga pria itu tersadar dan pulih dari menjadi kepiting rebus berbumbu. Dia terlihat seperti gadis kerudung merah yang sudah dianiaya oleh sang serigala. Bibirnya terlihat membuka dan menutup untuk mengutarakan pemikirannya, tapi dia urung karena merasa terlalu malu untuk membahasnya kembali.

Jadi Kylie hanya diam dan mulai meletakkan hidangan dengan telinga merahnya, berusaha menghindari tatapan mata Myesha. Walaupun nyatanya si wanita sama sekali tidak memperhatikan dan sibuk mengamati makanan berkilau yang sudah dimasak oleh calon suaminya. Jumlahnya tidak terlalu banyak dan tergolong sebagai hidangan ringan mengingat ini sudah malam, cukup untuk acara makan dua orang.

Ada sup ayam jahe yang bening, omelette telur sayur yang berwarna warni, keripik bayam yang berkilauan dan sepiring apel Fuji segar yang dipotong berbentuk kelinci. Mata Myesha berbinar senang dan agak emosional, hidangan ini terlihat murah dan biasa saja, tapi memberinya perasaan hangat yang menenangkan. Dia tidak sabar untuk mulai mencomot satu persatu hidangan, tapi dia masih bisa menahan diri dan menunggu Kylie selesai melipat celemek dan duduk bersamanya.

Tentu saja Myesha bisa memasak, tapi karena dia jarang sekali memiliki waktu luang maka dia berangsur-angsur berhenti memasak sendiri. Lagipula ada layanan pesan antar, koki keluarga, dan restoran yang menyajikan apapun yang dia inginkan. Otomatis dia mulai menganggap bahwa memasak adalah kegiatan yang tidak berguna bagi orang sesibuk dirinya, mengingat begitu banyak layanan jasa di bidang serupa yang mampu memenuhi keinginannya.

Keduanya makan bersama dengan tenang, tapi Myesha yang antusias tanpa sadar sedikit menggoyangkan kepalanya, menyukai masakan Kylie tanpa banyak bicara. Kylie yang sekali lagi dihadapkan oleh tingkah laku menggemaskan yang kontras dengan raut dingin nan elegan milik calon istrinya, merasakan gap moe yang berbahaya dan ingin menguseli Myesha. Untungnya dia bisa menahan diri.

Lagipula mengingat betapa dominannya Myesha, dia bisa menebak akhir dari perbuatannya begitu memprovokasi si wanita. Kylie diam-diam merona kembali dengan gambar-gambar mosaik di dalam kepalanya sendiri, dia dengan segera meneguk segelas air putih untuk menenangkan diri. Karena ... Ayolah!

Myesha bahkan hanya duduk diam dengan pakaian bisnisnya, memakan masakannya dengan hati senang. Bisa-bisanya Kylie justru memikirkan hal-hal tak terbayangkan di otaknya? Dasar pria!

Begitu keduanya selesai makan malam bersama, mereka saling bahu membahu mencuci peralatan masak setelah memasukkan piring-piring kotor ke dalam mesin pencuci piring. Keduanya tidak mengatakan apa-apa, tapi memiliki pemahaman diam-diam sehingga pemandangan itu terlihat cukup harmonis. Tapi ada satu masalah besar sekarang begitu mereka selesai bersih-bersih.

Haruskah mereka memulai sesuatu? Lagipula hanya ada satu pria dan satu wanita disini.

Kylie jelas tidak mungkin mengambil kesempatan dalam kesempitan, dia mempertimbangkan mentalitas dan kelelahan fisik Myesha hari ini. Tapi siapa tau wanita itu akan menerobos masuk ke dalam kamarnya setelah selesai bersih-bersih dan berganti pakaian?

Myesha menerobos masuk dan mendapati pemandangan Kylie yang sedang membuka piyamanya, wanita itu memiringkan kepalanya dengan bingung. Sementara Kylie cepat-cepat mengancingkan piyama itu kembali, dia benar-benar hampir mengalami serangan jantung beberapa kali hanya dalam waktu satu hari. Myesha benar-benar penuh dengan kejutan, wanita itu bahkan mendengus dingin begitu Kylie berhasil menutup seluruh tubuhnya.

Myesha "Huh."

Kylie "......."

Kenapa kau terlihat kecewa?! Bukankah kau seharusnya merona malu dan berbalik pergi?!

Tunggu ...

Kylie lupa bahwa Myesha bukan wanita biasa, dia adalah seorang alpha. Jadi tentu saja Myesha tidak akan merona seperti perempuan kebanyakan. Jadi dialah pihak yang harus bisa membiasakan diri dengan kejutan seperti ini mulai sekarang.

Pria itu berdiri dan berjalan mendekat, gemetaran seperti burung puyuh kecil di pinggir jalan

"Ada apa?"

Bukannya menjawab, Myesha justru menatapnya lamat-lamat masih dengan wajah datarnya yang mempesona, seolah sedang mengamati objek menarik di tengah luar angkasa yeng hampa udara. Bibirnya mengajukan sebuah pertanyaan retoris

"Kau suka tidur telanjang?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status