Zean beranjak dari tempat tidurnya dia pun hendak memberitahu segalanya, "Begini, Nat..." ucapnya terpotong karena Natalie tergesa-gesa membuka pintu dan berlari mengarah ke kamar mandi.
***
Pagi sekali Ann sudah berdiri di atas teras asrama, dia memakai gaun hitam dengan rambut diikat separuhnya dan diberi pita berwarna hitam pula. "Ann, kenapa harus berpakaian seperti ini?" tanya Nancy yang sudah berdiri di sampingnya.
"Anggap saja hendak pergi ziarah kubur!" ketus Ann sambil melangkahkan kakinya ke arah jeep milik Ronald.
Ya, Ann hari ini akan pergi menemui Johan ke penjara demi untuk mendapatkan tanda tangannya. Dalam kekalutan Ann pun duduk di belakang sambil membaca buku kesayangannya. Sedangkan Ronald matanya memperhatikan Ann dari kaca spion tengah sambil menyetir, "Ketika hati sudah dipenuhi kebencian maka semua akan terasa sangat sulit dan bahkan akan menguras energi positif pada diri. Sakit hati masa lalu memang merekat kuat dalam pikiran,
Natalie mencoba tenang dengan menyadari bahwa dirinya memang salah serta telah mengira kalau rumah dan yayasan adalah milik Zean. Zean pun mengelus perut Natalie. "Sayang, kamu akan aku bahagiakan dan terima kasih sudah menjadi ibu untuk anakku!" lirihnya pelan sekali. *** Di dalam perjalanan pulang, Ann pun berbicara sambil menaikan sudut bibirnya, "Sekarang ayah malah menuduh ibu sebagai tukang selingkuh! Padahal kenyataannya dia yang melakukannya!" Pikiran Ann pada waktu dirinya pulang sekolah dulu. Cepat sekali dia masuk ke dalam rumahnya karena sakit perut, "Aduh...." ucapnya sambil menaruh tas sekolah di atas kursi depan. Begitu melintas ke arah pintu kamar ibunya, dia pun mendengar suara aneh yang sering didengar pada malam-malam tertentu antara ibu dan ayahnya. Mata Ann mengitari ruangan dan tidak melihat keberadaan ibunya, karena dapur pun masih berantakan juga sandalnya belum ada di depan. Diketahui oleh Ann kalau ibunya sudah pulang kerja s
"Bisakah selesai dalam satu minggu ini?" ucap Ronald tidak sabar. Kevin melirik pada Ann, dan dia pun memberikan saran keharusan agar ketika di pengadilan nanti Johan harus disudutkan serta tidak layak untuk dipertahankan sebagai Ayah kandung. Atau opsi lain adalah membuat pernyataan kalau Johan tidak mau bertanggung jawab pada Ann. Tiba-tiba saja Ann menyela penjelasan dari kevin, "Kalau itu tidak usah khawatir, Ann ada bukti kalau Ayah memang tidak peduli sama Ann atau pun anak-anaknya yang lain!" ucap Ann sambil mengeluarkan tape recorder kecil yang ada di saku bajunya lalu memberikannya pada Kevin. Sedangkan reaksi Nancy dan Ronald saling berpandangan, mereka berdua tidak menyangka kalau Ann bisa sampai kepikiran untuk melakukan itu. Kevin memutar tape recorder yang Ann berikan dan dengan seksama mendengarkan suara Johan. Setelah mendengarkan rekaman tersebut Kevin menoleh pada Ronald sambil berkata, "Ini sudah sangat cukup untuk dia
Zean menatap wajah Carine yang putih mulus dengan pupil mata biru dan bulu mata lentiknya penuh arti, dia memang mencintai wanita yang ada di depannya ini dari pandangan pertama ketika bertemu di suatu acara pembukaan yayasan milik Pastor David. Sayangnya bersamaan dengan waktu perasaan cinta mereka pudar, penyebabnya kurang berkomunikasi dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Pada akhirnya isi hati mereka goyah pada orang lain dan membuat rumah tangganya ada di ujung tanduk."Natalie hamil dan aku akan segera menikahinya!" lirih Zean tanpa basa basi.Carine tidak beraksi apa pun, dia sama sekali tidak peduli.Zean pun kembali berbicara, "Kita harus bercerai secepatnya!"mendengar itu Carine tertawa kecil sambil menatap wajah Zean, dia pun bicara bernada sinis dan merendahkan,"Delapan belas tahun kita menikah dan aku tidak pernah mendapatkan nafkah sedikit pun darimu, nanti aku akan menuntut ini di pengadilan, begitu juga berapa banyak uangku yang kamu
Sedangkan di dalam rumah, Carine mendatangi kamar Natalie tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Itu membuat Natalie terperanjat, "Ny-nyonya..." ucapnya sambil beranjak dan duduk di pinggir tempat tidur.Carine melipatkan tangan pada dadanya sambil berbicara dengan nada pongah, "Kamu yakin bisa hidup dengan Zean? Dan apakah keluarga Zean akan menerima wanita miskin sepertimu?"Natalie berdiri dan menjawab perkataan Carine dengan singkat, "Aku memang miskin, tapi setidaknya aku bisa memberikan anak!"Tatapan dua wanita yang sudah disentuh oleh Zean pun beradu dengan penuh arti. Kemudian Carine pun keluar sambil membanting pintu kamar dengan sangat keras.Kenapa Carine bersikap seperti itu pada Natalie? Apakah dia masih mencintai Zean dan apakah dia cemburu? Atau ada hal lain yang membuat dirinya bersikap seperti itu?-Flashback on-Kepergian malam itu ke apartemen Imanuel yang sengaja Carine belikan disambut dengan kepahitan. Dia menampaki Ima
-Rumah Zean-Zera terpaku mendengar pernyataan dari Zean tentang perceraian, dia bahkan menganggap anaknya seperti sedang mempermainkan kehidupan rumah tangganya, "Kamu yakin akan menceraikan istri seperti Carine? Dia adalah kehidupan untuk keluarga kita!" ucap Zera dengan nada tinggi dan marah.Zean pun sudah menyangka semua ini akan terjadi dan Ibunya memang sangat mengandalkan Carine dalam hal apa pun. Lalu apakah Zean akan memberitahukan kehamilan Natalie pada Ibunya?Zean dan Zera berseteru hingga beberapa kata makian terlontar dari mulut Ibunya dan membuat Zean pergi meninggalkan Zera begitu saja.Zean terpaku sambil menyenderkan badannya pada jok mobil, dan tidak lama dia pun meninggalkan rumah Ibunya.Sedangkan Zera segera menelpon Carine dan diangkat olehnya setelah beberapa menit, "Selamat malam Bu, apa kabar?" ucap Carine sangat sopan.Di ujung telepon Zera berkata tanpa basa-basi, "Apakah kamu mau bercerai dengan Zean? Kenapa? Ka
Zean membentak Natalie dan seketika Carine pun dibuat terkejut karenanya, dia takut kalau Zean mendengar semua ucapannya.Dia pun menghampiri Natalie sambil mengelus halus perutnya, "Aku sudah mempersiapkan tentang kita, dan kamu jangan khawatir kalau aku dengan Carine akan segera bercerai!" ucapnya sambil menoleh pada Carine.Sedangkan Carine dengan cepat meninggalkan mereka.Kini mata Natalie memandang wajah Zean penuh arti, dia pun berbicara, "Ibumu akan setuju kamu bercerai dengan Carine?"Mendengar itu Zean memalingkan mukanya dan tidak berbicara sepatah kata pun, baru saja Zean mau ke luar dari dapur Natalie berkata, "Natalie mencintai Bapak dan ingin hidup bersama selamanya."Zean membalikan badannya dan segera memeluk Natalie dengan mesra, "Tapi, Bapak tidak akan meninggalkan Natalie 'kan? Sedangkan Bapak tahu sendiri akan kehidupan semua keluarga Bapak yang semuanya ada di bawah naungan Nyonya!" sambung Natalie jelas tapi bernada rendah.
Suara helaan napas dan degupan jantung Carine membuat Zean menyadari akan keberadaannya. Sedangkan Natalie pura-pura tidak mengetahuinya lalu segera mengganti posisinya dan kini ada di atas tubuh Zean.Tepatnya pandangan Zean pada Carine yang ada di belakang pintu dan beradu beberapa jenak. Seketika Carine pun tersadar lalu bergegas pergi ke kamarnya.'Aku akan membuat dirimu bahagia, Rine!' hati Zean bergaduh."Sayang...sudah puas kah?" ucap Natalie membuyarkan gaduhan hati Zean.Zean mencium bibir Natalie lalu memeluknya disertai anggukan pura-pura. Padahal dia menyimpan hasratnya untuk Carine nanti.Setelah beberapa saat Zean pura-pura terkulai lemas dan memejamkan matanya. Namun tidak untuk Natalie, dia segera ke luar kamar dan mendatangi kamar Carine. Begitu tangannya baru saja mengangkat hendak mengetuk pintu, dia mendengar suara Carine sedang berbicara pada seseorang, tetapi bernada marah. Kuping Natalie pun dit
-Asrama putri-"Ann, jangan deh kamu seperti itu! Kasihan 'kan Ayahmu Johan ditiadakan dalam kehidupanmu, hanya demi sekolahmu!" sergah Angela yang tiba-tiba muncul di depan Ann sedang menulis di dalam perpustakaan.Mendengar sergahan Angela seperti itu Ann langsung menutup bukunya. Tetapi matanya menatap kedua mata Angela yang berjalan ke arahnya. "Kenapa kamu ini begitu sangat membenciku dan dari awal kedatanganku ke sini? Salahku apa?" tanggap Ann pelan bernada kesal.Baru saja Angela hendak berbicara tiba-tiba Belle berteriak kencang sekali hingga seluruh asrama berhamburan datang menghampiri. Teriakan yang memekakkan itu membuat Ann menutup kupingnya lalu dengan cepat ke luar perpustakaan.Julia dan Nancy sudah berada di dalam kamar Belle. "Bell, apa yang terjadi? Kamu kenapa?" tanya Nancy menghampiri Belle yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya. Pandangan semua Suster dan seluruh penghuni asrama pada handphone kecil