Share

Bab 15 Jembatannya Runtuh!

Di taman bertebaran bunga-bunga, mereka semua bermekaran menatap langit yang cerah. Kelopak mereka beragam bentuk dan warna. Kelopak lebar, ia merekah sempurna namun masih menyembunyikan kepala putik dan kepala sarinya, meninggalkan kesan menarik dan misterius. Ada juga yang kelopaknya yang tidak begitu besar, warnanya putih, namun posisinya merekah, menantang matahari sehingga lebah bisa melihat jelas dimana titik letak kenikmatan dari sekuntum bunga.

Begitulah pemandangan yang sedang aku nikmati sekarang. Melodi dan Yuuta tidak ada henti-hentinya saling melempar godaan demi godaan. Si lebah tidak tahu malu itu terus saja mengitari bunga yang merekah. Si bunga tidak hanya diam menunjukan kecantikannya, dia tertawa, memuji, memukul-mukul bahunya, menambah daya tarik yang dia punya.

Sedangkan aku? Aku hanya menjadi rumput liar yang membosankan. Kadang dicabuti karena dianggap berkompetisi mengonsumsi unsur tanah yang sama. Dan kalau beruntung si rumput liar itu tidak dicabut, sebagai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status