Share

8 tahun kemudian

Rintik hujan gerimis seraya membasahi dedaunan-dedaunan hijau dan rumput-rumput liar. Suasana kota kembali di ramaikan oleh kendaraan. 8 tahun telah berlalu, tentunya jaman sudah semakin berubah, para pelajar dan karyawan-karyawan kantoran berjalan sambil memainkan smartphone mereka tanpa memperhatikan jalan yang mereka injak.

Gevan yang baru saja kembali satu minggu yang lalu, kini akan memulai hari pertamanya di sekolah barunya. saat ini di dia duduk di bangku kelas XII pada semester awal bulan ke empat.

setelah selesai bersiap, Gevan keluar kamar dengan menggunakan barang-barang yang terhitung mahal harganya. rambut yang tertata dengan gaya bak oppa Korea terlihat begitu sempurna dengan wajah mulus tampannya.Tak lupa jaket kulit dengan harga puluhan juta membuatnya terlihat seperti seorang idol.

"Gevan, selama satu Minggu kamu di antar pak supir dulu ya," ujar sang ayah.

"hmm baiklah terserah ayah saja," jawab Gevan.

Tak lama kemudian Gevanpun berangkat dengan di antar pak supir. Gevan duduk di kursi belakang dengan jendela terbuka sambil memegang jepit rambut seorang wanita.

"Kak Gevan kembali Alea, Peri cantikku bagaimana kabarmu sekarang?kamu baik-baik saja kan?" batin Gevan.

***

Setelah beberapa menit, Gevan pun tiba di sekolah. dia langsung turun dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang, sementara pak supir langsung kembali bergegas pulang.

Sepanjang perjalanan di tengah lapang, banyak mata yang menatapnya dengan begitu kagum, cara berjalan yang terlihat bak seorang selebriti membuat para gadis tak henti membicarakan visualnya.

"permisi, boleh ku tanya dimana letak kantornya?" tanya Gevan pada 2 orang siswi yang tengah mengobrol.

"kantor? oh ikuti aku," jawab salah seorang dengan nametag Seila.

Sepanjang jalan menuju kantor, Gevan hanya diam tanpa berbicara apapun. sementara Seila terlihat gugup dan gereget ingin saling berbincang dengan Gevan.

"emmmm maaf, apakah kamu siswa baru?" tanya Seila membuka bicara.

"iya," jawab Gevan singkat.

"kelas berapa?"

"dua belas."

"aku juga kelas dua belas hehe. kalau boleh tau jurusan apa? siapa tau sama," tanya Seila lagi sambil tebar pesona.

Lalu dengan wajah datarnya Gevan menjawab:

"Sepertinya itu kantornya, aku melihat ada plangnya disana. Terimakasih semoga harimu menyenangkan."

"Dingin sekali, apa karna dia murid baru? hmm bisa jadi, ah apa aku bermimpi? suaranya saja bahkan terdengar bak sebuah melodi," ujar Seila.

***

Singkat cerita Gevan pun masuk ke kelas barunya sebelum bel masuk di bunyikan. dia duduk di bangku paling belakang yang berada tepat di samping jendela.

Satu kelas tak henti menatapnya dan saling berbisik mengenai ketampanannya namu, Gevan tak pedulikan itu dan malah memasang earphone bluetooth di telinganya lalu memejamkan matanya dengan tangan menyilang di dadanya.

***Flashback.

"Alea, namaku Alea."

"Wah nama yang indah, berapa umurmu?"

"8 tahun."

"berarti aku lebih tua darimu, kenalin namaku Gevan aku 2 tahun lebih tua darimu," Gevan mengulurkan tangannya pada Alea.

sambil menerima uluran tangan Gevan, Alea menjawab

"jadi kita berteman?"

Gevan menganggukan kepala dan Alea pun tersenyum dengan begitu lebar sambil menatap Gevan***.

•••

Seketika Gevan tersadar dan langsung membuka matanya tanpa sadar pipinya mulai basah karna air mata yang mengalir tanpa terasa.

"Aleaaaa," batin Gevan.

"hai kita ketemu lagi," sapa seorang gadis dan ternyata itu Seila.

"ah iya,"

"kamu tertidur? maaf aku mengganggu tidurmu," ucap Seila.

"tidak apa-apa, maaf aku mau ke toilet dulu." Gevan bergegas keluar kelas.

Di toilet.

Gevan membasuh mukanya dan berkaca di cermin yang berada di hadapannya.

***

Saat berjalan menuju ruang kelas, Gevan melihat gadis dengan bentuk wajah yang begitu mirip dengan Alea lalu diapun mengikutinya.

Setelah beberapa lama Gevan mengikutinya, gadis itu menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya dan langsung berbalik.

"siapa kamu? kenapa kamu mengikutiku?" tanya gadis itu.

Seketika Gevan melihat bahwa di nametagnya tertulis Putri dan menjawab.

"ah tidak, aku pikir kamu orang yang ku kenal."

"baiklah." gadis itu kembali berjalan.

dan Gevanpun Kembali masuk ke kelasnya.

***

Di kelas.

"kamu dari mana saja?" tanya Seila pada Gevan.

"toilet."

"ah begitu."

"Permisi, Se..i..la!"

"Astaga kau tau namaku?" Seila kegirangan.

"tidak,aku baru saja membaca nametag mu."

"ah begitu rupanya."

"Bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu? Aku sedikit terganggu hehe maaf," ujar Gevan.

Dengan wajah malu Seila kembali duduk di bangkunya.

"Astaga beraninya dia, beraninya dia mengusirku seperti itu huh dia pikir dia siapa?" batin Seila.

...***...

Waktu telah menunjukan pukul 02.00 wib. Gevan pun duduk sendiri di kursi depan sekolah untuk menunggu jemputan dan tak lama kemudian jemputanpun datang.

"Maaf den, Apa lama menunggu?" tanya pak supir sambil membukakan pintu mobil.

"ah tidak kok, aku juga baru keluar," jawab Gevan sambil tersenyum.

Lalu Gevan pun masuk kedalam mobil dan mereka pun langsung bergegas pulang.

Di rumah.

"Selamat sore den, untuk makan malam mau makan apa?" tanya seorang pelayan.

"oh iya sore! untuk makan malam saya makan apa aja yang bibi masak, jadi untuk kedepannya tidak usah bertanya lagi karna saya bukan tipe orang yang pilih-pilih," jawab Gevan.

"baik den."

***

Sementara itu di tempat lain.

Seorang gadis cantik,tengah menyiram tanaman di halaman rumah, dia tersenyum dengan begitu manis dan bahkan menyapa warga yang lewat dengan begitu ramah namun tiba-tiba seseorang menarik rambutnya dari belakang dan menariknya masuk ke dalam rumah.

"aww sakit maahh," teriak gadis itu.

"apa hanya itu yang bisa kamu lakukan? menyiram tanaman sambil senyum kesana kemari? kamu pikir kamu seorang putri? lihat, masih banyak kerjaan yang harus kamu kerjakan," bentak seorang wanita yang ternyata adalah ibunya.

"maaf mah, aku akan melakukannya sekarang," gadis itu langsung berlari ke dapur.

Di dapur.

Gadis itu melakukan segala pekerjaan dari mulai cuci piring,nyapu, ngepel, masak dan lain-lain. dia melakukannya dengan cepat dan rapih karna tak mau di marahin oleh sang ibu lagi.

"nah gitu dong, udah tau nanti malam mau ada tamu harusnya kamu tau apa yang harus kerjakan bukannya malai haha hihi di luar sambil nyiram Bunga," bentak sang ibu lagi.

setelah selesai mengerjakan pekerjaannya gadis itu langsung masuk kekamarnya dan membaringkan badannya di kasur sederhananya.

"Ahhhh aku capek sekali," desahnya.

lalu gadis itu mengeluarkan liontin yang dia pakai dari balik bajunya dan seketika pipinya basah oleh air mata.

"Kak Gevan, kak Gevan apa kabar? Alea membutuhkan kakak, ibarat takdir, Alea harap Alea bertemu dengan kak Gevan lalu kakak akan membawa Alea pergi dari sini. Alea capek kak," batin Alea.

ya, gadis itu adalah Alea. 7 tahun yang lalu, seseorang datang dan mengaku sebagai ibunya lalu membawanya pulang sebagai putrinya tanpa surat adopsi.dan setelah itu hidup Alea menjadi hancur, dan dia bahkan sering di suruh untuk menemani om om kaya raya agar sang ibu bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang besar.

~Bersambung~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status