Share

Hari Pertama Di Sekolah

Besok paginya, aku bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap ke sekolah, sekolah baru, teman baru, itu yang ada di pikiranku. Walaupun tetap saja ada perasaan malas untuk berangkat, mungkin karena aku sekolah di sana bukan karena keinginan ku sendiri, tapi karena paksaan dari ibuku.

"Ayo Wulan, sarapan dulu!" perintah ibuku sambil menyiapkan sarapan untukku.

Selesai sarapan, aku langsung pamit untuk berangkat ke sekolah, tak lupa aku mencium punggung tangan ibuku dan mengucapkan salam kepadanya.

Seperti biasa, tukang becak langganan ibuku sudah siap menungguku didepan gang untuk mengantarku ke sekolah baruku.

Sesampainya di gerbang sekolah, aku melihat banyak anak yang berkumpul, tapi aku tidak melihat kedua temanku di antara gerombolan anak yang berkumpul tersebut. Aku berjalan perlahan, ada perasaan takut dalam hatiku karena aku merasa asing dengan mereka.

"Wulan, sini!!" Teriak Ninik padaku sambil melambaikan tangannya.

Akupun langsung menghampirinya, lega rasanya karena aku tidak sendirian di sekolah yang masih terasa asing bagiku.

"Kamu udah cari namamu di kelas belom?" Tanyanya kembali padaku. "Cepetan sana, kamu cari namamu dulu, aku masuk 1B, kalau Ika 1C, kamu cari namamu dulu sana!" perintah nya kepadaku yang masih terlihat kebingungan.

Setelah aku baca satu persatu kertas nama yang ditempel dipintu di depan kelas, akhirnya aku menemukan namaku disalah satu kertas tersebut. Ternyata namaku tertulis dikertas yang tertempel dipintu di depan kelas 1D, kelas unggulan kata mereka.

Aku dan kedua temanku beda kelas, asing rasanya masuk ke kelas itu sendirian. Aku berkenalan dengan anak yang bernama Yana yang akhirnya menjadi teman sebangkuku. Yana anaknya baik, lucu lagi, suka bercanda, asyik dah pokoknya.

Dalam waktu yang singkat, akhirnya aku dan Yana bisa menjadi teman baik.

Bel sekolah berbunyi, tandanya untuk berkumpul di lapangan. Sebelum kegiatan sekolah dimulai, kami diwajibkan berkumpul di lapangan untuk mengenal satu sama lain. Dan mengenalkan fasilitas yang ada disekolah.

Setelah perkenalan selesai, kami diharuskan untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Aku sudah tidak merasa asing lagi, karena aku sudah mulai bisa beradaptasi di kelas ini.

Aku dan Yana duduk di bangku nomor 2, agak jauh dari bangku guru, tapi dekat dengan pintu keluar. Sementara di depanku ada anak cowok namanya Wisnu dan Aris. Wisnu anaknya lumayan tampan menurutku, tapi sayangnya dia nyebelin. Kalau Aris, dia biasa aja tapi anaknya baik.

Aku sudah mulai bisa mengenal teman sekelas ku satu persatu, ya, walaupun masih belum semuanya.

Kakak-kakak OSIS masuk ke kelas ku dan melakukan perkenalan. Mereka memperkenalkan diri mereka satu persatu didepan kelas, begitupun aku dan teman-temanku juga memperkenalkan diri didepan kelas.

Setelah itu kakak-kakak OSIS meminta kami untuk mencatat apa saja jadwal dan perlengkapan yang harus kami bawa untuk acara MOS besok.

"Yang cewek rambutnya wajib dikuncir 2 ya, dengan menggunakan tali rafia berwarna merah. Sedangkan yang cowok pakek tas dari plastik yang berwarna merah. Mengerti semua??" Ucap salah satu kakak OSIS didepan kelas.

"Mengerti kak." jawab semua teman-temanku dikelas, termasuk aku.

Acara hari ini hanya perkenalan saja, perkenalan teman sekelas dan perkenalan tentang fasilitas yang ada disekolah. Aku, Ninik, dan Ika sudah gak pernah jalan bareng lagi karena kami masing-masing sudah memiliki teman baru.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk beradaptasi dengan sekolah baruku ini, dalam waktu yang singkat, aku pun sudah hafal semua sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini.

Bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat telah tiba. Aku dan Yani memutuskan untuk istirahat di kantin sambil menikmati makanan yang dijual disana. Aku dikenalkan kepada Reni dan Anjar, mereka adalah teman Yana sewaktu SD dan sekarang menjadi teman sekelas ku.

Aku dan Yana memutuskan untuk pulang bareng naik angkot, karena kebetulan rumah kita searah.

Bel sekolah pun kembali berbunyi, waktunya masuk ke kelas masing masing.

Kakak OSIS masuk ke kelas dan memberikan pengarahan tentang acara MOS yang akan dilaksanakan besok. Setelah memberikan arahan, kami disuruh untuk memilih ketua kelas dan wakil ketua kelas. Berhubung belum ada yang kenal satu sama lain, jadi nilai danem yang tertinggi lah yang menjadi ketua kelas, dan itu adalah Winda. Nilai danem tertinggi nomor 2 menjadi wakilnya, dan ternyata itu adalah Aris, cowok yang duduk didepan bangkuku. Danem tertinggi nomor 3 dan 4 menjadi sekretaris dan bendahara yaitu Imam dan Aku. Gak nyangka ternyata aku masuk 5 besar nilai danem tertinggi, bangga rasanya.

Setelah selesai terbentuknya struktur organisasi kelas, kegiatan selanjutnya adalah permainan. Jadi nanti yang kalah dalam permainan akan dihukum, hukumannya bisa berupa berdiri didepan kelas atau bernyanyi didepan kelas, tergantung hukuman apa yang diberikan oleh kakak-kakak OSIS nya.

Enak sekali rasanya jadi kakak OSIS, pingin banget jadi OSIS, udah dikenal guru, kenal anak baru, kayak artis lagi, selalu dimintai tanda tangan. "Hmmmm,, kapan ya aku bisa jadi OSIS??" Seperti biasa, akupun mulai menghayal yang macam-macam.

"Woy Wulan, dipanggil tuh!" ucap Aris seraya memukul bangkuku.

"Ih, Wulan ngelamunin apa sih?" tanya Yana.

"Eh, ya kak ada apa?" jawabku.

Teman-teman sekelas ku menertawai ku.

"Aduh Wulan, gini ini kalau kebanyakan ngelamun." Aku memaki diriku sendiri dalam hati.

"Ayo berhubung Wulan gak bisa jawab, maka harus dihukum menyanyi ya?" ucap salah seorang kakak OSIS padaku.

"Maaf kak, aku gak bisa nyanyi kak." jawabku dengan muka memerah laksana kepiting rebus. 

"Y udah, kamu cari minimal 10 kakak OSIS untuk dimintai tanda tangan ya, gmn?" ucapnya sekali lagi memberikan tawaran untukku.

"Baik kak, aku mau." Ucapku.

Aku sibuk mencari kakak-kakak OSIS untuk aku mintai tanda tangannya, ada yang senang hati memberinya, dan ada pula yang mengajukan persyaratan.

Setelah aku berhasil mendapatkan 10 tanda tangan dari kakak-kakak OSIS, ya walaupun gak mudah, akhirnya aku diijinkan pulang. Karena teman-temanku yang lain sudah pulang duluan setelah mereka berhasil menjawab pertanyaan dari kakak OSIS.

Aku berpikir, aku akan pulang sendirian hari ini karena kelas sudah sepi sekali, hanya ada kakak-kakak OSIS dan beberapa guru saja. Ternyata Yana sedang menungguku didepan gerbang. Senang sekali rasanya, aku gak jadi pulang sendirian.

Sesampainya dirumah, ibu menanyaiku tentang kegiatan ku di sekolah ku yang baru, aku bilang, " biasa aja, gak ada yang spesial."

Setelah itu aku langsung ganti baju, makan dan lanjut tidur siang.

"Ahhh.. capek banget rasanya." ucapku sambil merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku.

"Wulan, ayo bangun udah sore, mau tidur sampai jam berapa kamu?" Suara keras ibu membangunkan ku dari mimpi indahku. Entahlah mimpi apa, yang penting nyenyak sekali tidur siang ku.

Bangun tidur aku langsung mandi dan nonton tv, aku jarang sekali keluar rumah bahkan hanya untuk sekedar pergi ke tetangga sebelah rumah. Males sekali rasanya, mending dirumah menonton televisi.

Setelah selesai menonton tv, aku mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa untuk MOS besok.

Setelah semua siap, aku lanjut makan terus tidur biar besok bisa bangun pagi-pagi sekali untuk berangkat ke sekolah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status