Share

Antara Cinta Dan Persahabatan
Antara Cinta Dan Persahabatan
Penulis: dewi wulandari

Pendaftaran Sekolah

Bab 1

Perkenalkan namaku Wulan, aku sekolah disalah satu SMP negeri di kota Jember. Nilai danemku sewaktu SD bisa dibilang cukup bagus, sehingga aku bisa masuk ke SMP mana saja yang aku inginkan. Tapi akibat keegoisan ibuku, akhirnya aku sekolah di SMP yang sebenarnya tidak pernah aku inginkan. Ibuku beralasan sekolah disana lebih dekat dan tidak harus menyebrang, dari dulu ibuku memang tidak pernah mengijinkan aku untuk menyebrang sendirian.

Hari pertama pendaftaran, aku berada diurutan 3 besar, beda dengan kedua temanku Ika dan Ninik, mereka berada di urutan ke lima paling bawah. Ika dan Ninik adalah temanku sewaktu SD dan nilai danem mereka bisa dibilang rendah, oleh karena itu mereka masuk ke SMP yang bisa dibilang paling akhir ini.

Ika dan Ninik harap-harap cemas karena takut mereka akan tergeser dan tidak bisa sekolah disana. Sementara aku? Aku santai aja karena yakin aku bakalan diterima karena nilai danemku cukup tinggi, ya walaupun tergeser menjadi peringkat 5 besar dari yang awalnya 3 besar.

"Baiklah sebentar lagi pendaftaran akan ditutup." Seru salah seorang petugas penerimaan siswa baru.

"Aduh, gimana ini Lan kalau aku digeser lagi??aku harus sekolah di mana?"Tanya Ninik dengan rasa cemas.

"Udah, berdoa aja semoga gak kegeser." Jawabku dengan santai. Sebenarnya aku gak peduli sih mereka keterima atau tidak disekolah ini, bisa dibilang egois memang, tapi mungkin karena sebenarnya aku juga tidak suka sekolah disini. Aku terpaksa mendaftar disekolah ini demi keinginan ibuku. Sebenarnya dari dulu aku kepingin banget dismp A, walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah, tapi itu merupakan salah satu SMP favorit dikota ku. Tapi, ya sudahlah, udah terlanjur daftar disini, lagian juga sekolahnya lumayan bagus, luas juga, semoga aja aku betah sekolah disini. Gumamku dalam hati.

"Lan, ayo pulang, ngelamun aja kamu dari tadi." Sapa Ninik yang tiba-tiba membangunkan ku dari lamunanku.

"Sial ni anak, ngagetin aja," pikirku.

"lho udah selesai to? Kamu keterima?? Terus masuknya kapan?" aku menghujani Ninik dengan berbagai pertanyaan, jujur aja aku gak sempat dengerin pengumumannya tadi karena terlalu larut dalam lamunanku sendiri.

"Makanya dari tadi jangan ngelamun terus, Sampek gak dengerin pengumuman." jawab Ninik dengan nada sedikit kesal, menurut ku.

"Y deh maaf, terus gimana nih pengumumannya??" tanyaku kembali karena pertanyaan yang tadi belum sempat dijawabnya.

"Aku keterima Lan, dan Senin besok kita udah mulai daftar ulang." Jawabnya.

"Jadi Senin besok kita kesini lagi ya?" Tanyaku.

"Iya Wulan, aduh, ini anak tanya terus dari tadi". Jawabnya dengan nada kesal.

"Y udah, kita pulang yuk capek nih." ucapku.

Aku dan kedua temanku pun pulang kerumah dengan menaiki angkot, kedua temanku terlihat sangat senang karena diterima sekolah disana. Sementara aku?? Ah, biasa aja bagiku.

Sesampainya dirumah, Ibuku langsung menghujaniku dengan berbagai pertanyaan.

Males sih sebenarnya mau jawab semua pertanyaan-pertanyaannya, tapi ya sudahlah terpaksa aku jawab satu-satu.

Setelah selesai dengan pertanyaan nya, ibuku langsung bergegas pergi ke dapur untuk memasak makan siang untuk aku dan pakdhe ku. Ada tiga orang yang menempati rumah ini, yaitu Aku, ibuku, dan pakdhe ku. Pakdhe ku perjaka ting-ting karena belum menikah sampai sekarang, padahal usianya sudah memasuki 60 tahun. Maklumlah ya, dia agak keterbelakangan mental sejak dari kecil. Sementara bapakku?? Dia tinggal di Bali, bapak dan ibuku bercerai sejak aku masih kecil.

"Bu, Senin besok Wulan harus daftar ulang dan harus bayar uang pendaftaran." Ucapku pada ibuku yang sedang sibuk menyiapkan makan siang.

"Iya, besok ibu kasih uangnya." sahut ibuku dari dapur.

Sebenarnya ibuku selama ini tidak memiliki penghasilan, dia dibantu oleh kakaknya yang tinggal di daerah Tegal Besar. Kakaknya bisa dibilang cukup sukses, karena bekerja sebagai bos disebuah perusahaan swasta. Kakaknya Ibuku mempunyai satu orang anak cewek namanya Ane, usia Ane hanya terpaut satu tahun lebih tua dariku. Ane bisa terbilang cukup pandai, dia selalu mendapatkan juara kelas disekolahnya dan bisa masuk ke SMP favorit. Sebenarnya q merasa iri dengannya, dia memiliki keluarga yang lengkap, cantik, pinter lagi, ah perfect banget pokoknya.

"Wulan, ayo makan!" Perintah ibu membuyarkan lamunanku.

"Y Bu, Wulan mau cuci tangan dulu." Sahutku.

Selesai makan siang, aku melanjutkan aktivitas ku, apalagi kalau bukan tidur siang. Aku orangnya bisa dibilang tidak bisa apa-apa, bahkan untuk mengupas mangga aja aku gak bisa. Tu karena dari kecil ibuku tidak pernah mengijinkan aku untuk masuk ke dapur, apalagi untuk memegang pisau, langsung kena sembur dah dengan berbagai macam omelannya.

Tak terasa sudah hari Senin, waktunya aku untuk daftar ulang disekolah yang sebenarnya tidak aku inginkan. Malas sekali rasanya mau berangkat kesana, tapi apa boleh buat.

"Ayu, ayo cepet dong, ini becaknya udah nunggu dari tadi loo!" Perintah ibuku padaku yang sedang asyik menikmati sarapan.

"Aduh, mau sarapan aja gak tenang." Gumamku yang merasa terganggu dengan omelan ibu.

"Ayu berangkat dulu Bu." Ucapku sambil mencium punggung tangan ibuku.

" Y udah ati ati, inget langsung pulang ya, jangan mampir kemana-mana lo! Ni uang pendaftaran nya!" perintah ibuku sambil menyodorkan sebuah amplop berisikan uang pendaftaran.

Tanpa menghiraukan perintah ibuku, aku langsung mengambil amplop itu dan aku berlalu begitu saja dari hadapannya, males banget rasanya mendengar semua omelannya, gak boleh ini, gak boleh itu.

Tukang becak sudah menunggu didepan gang, ibuku sengaja berlangganan becak agar aku tidak bisa naik angkot, karena kalau naik angkot, aku harus menyebrang jalan besar untuk menunggu angkotnya lewat.

"Makasih ya pak." Ucapku kepada tukang becak yang sudah mengantarku.

"Wulan, ayo cepat sini, dari mana aja sih? Ditungguin juga dari tadi." ucap Ninik.

"Maaf, aku tadi kesiangan bangunnya. Eh iya, ini ditaruh mana berkasnya?" tanyaku pada temanku yang dari tadi sudah berada disekolah.

"Tuh, kamu kasihkan aja ke Bu yang gendut itu." ucap Ninik.

Aku langsung memberikan berkas pendaftaran ulang dan uang pendaftaran kepada ibu guru yang akupun tak tau namanya.

"Ini seragamnya ya, besok langsung dipakek ya, jangan lupa bawa buku tulis satu aja, karena masih perkenalan jadi gak perlu bawa buku banyak-banyak." ucap Bu guru.

"Baik Bu." kataku sambil berlalu meninggalkan ruangan.

"Udah Lan?" tanya Ninik padaku.

"Udah nih, kita langsung pulang yuk." Jawabku.

"Eits, jangan pulang dulu dong, kita keliling sekolah dulu yuk." Jawabnya sambil menarik tanganku.

Kami bertiga berkeliling sekolah untuk melihat-lihat situasi sekolah. Lumayan lengkap sih, ada kantin, kamar mandi, perpustakaan, dan musholla juga ada.

Setelah puas berkeliling akhirnya kita memutuskan untuk pulang kerumah dengan menaiki angkot. Kalau pulangnya, ibuku mengijinkan aku untuk naik angkot soalnya tidak perlu menyebrang jalan.

Sesampainya dirumah, aku pun langsung ganti baju dan bersiap untuk tidur siang. Malamnya, aku pun tidak lupa mempersiapkan semua perlengkapan yang harus ku bawa ke sekolah besok.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status