Share

Antara Cinta dan Misi Sang Assassin
Antara Cinta dan Misi Sang Assassin
Author: ETI KUSMAWATI

Part 1 : Sosok Misterius

Kriieecckkk....

Dalam keheningan ruangan yang sunyi, terdengar bunyi pintu yang perlahan dibuka oleh seseorang, diikuti langkah kaki yang perlahan mendekati meja yang ada di ruangan tersebut. Di atas meja terlihat beberapa tumpukan amplop map berwarna gelap.

Sosok misterius yang memasuki ruangan memperhatikan keadaan sekitar ruangan itu, ruangan yang dipenuhi debu dan terlihat tidak terawat sedikitpun. Perabotan yang terlihat berkarat dihiasi dengan sarang laba-laba di sekelillingnya.

Lampu hias antik yang sudah tak mampu memaparkan cahayanya yang indah, entah karena sudah rusak atau memang tenaga listriknya tidak mampu memompanya.

Di balik meja ada seorang pria yang berperawakan tua dengan pakaian lusuh dan compang-camping, dia duduk membelakangi meja dan menatap jendela, cahaya tampak menyelinap masuk dari beberapa celah lubang dari jendela tersebut, sehingga mampu menerangi sedikit bagian dari ruangan itu.

"Seperti biasa langkahmu tidak terdengar sama sekali." ujar pria yang sedang duduk dikursi lalu memutar kursi tersebut dan menghadap tamu yang sudah ia tunggu.

"Apa kau tidak mau menyapa atasanmu sama sekali?" tanya pria itu.

"Aahhh sudahlah, aku sudah lelah berhadapan dengan patung bernyawa sepertimu." cibir pria itu lagi.

“Kali ini misimu cukup berbahaya, karena targetnya merupakan orang yang sangat berpengaruh di kota ini.” papar pria itu.

"Yah lagi pula ini bukan pertama kalinya kau melakukan misi berbahaya, jadi kuharap kau berhasil." ujar pria itu lagi tanpa mendengarkan lawan bicaranya menjawab.

Pria itu adalah Sam, agen penyedia informasi dari sebuah organisasi pembunuh bayaran yang sangat terkenal di duniah bawah, dunia dimana kejahatan sudah menjadi aktifitas sehari-hari.

Dunia yang diisi dengan manusia yang hidup berdampingan dengan darah dan menormalisasikan sebuah tindakan kriminal, terlepas dari itu semua orang-orang yang menekuni dunia bawah memiliki satu kesamaan yaitu keserakahan dan sangat mementingkan uang diatas segalanya.

The Black Shadows adalah organisasi pembunuh bayaran yang sangat terkenal sejak beberapa puluh tahun yang lalu, organisasi yang menjalani bisnis gelap yang anggotanya sangat mahir serta teroganisir dan menguasai bidangnya masing-masing.

Tidak peduli apapun permintaan dari klien mereka, jika itu sebanding dengan bayarannya maka dengan senang hati mereka melakukannya. Yang membuat organisasi tersebut semakin terkenal dan disegani dari waktu ke waktu adalah fakta bahwa mereka tidak pernah gagal dalam menyelasaikan permintaan dari klien.

"Apa hanya ini informasinya?" tanya sosok misterius itu dengan suara datar setelah ia membuka amplop map warna hitam pekat yang disodorkan padanya.

"Ya, hanya itu yang di berikan oleh markas." jawab Sam dengan cepat.

"Haahhh"

Helaan nafas terdengar dari sosok misterius itu, ia terlihat menahan kesal. Setelah itu ia membuka masker yang menutupi setengah wajahnya, namun tak membuka topi jenis Bucket hat yang ia kenakan.

Terlihat wajah seorang wanita di balik masker itu, jika dilihat lebih dekat dia terlihat seperti seorang wanita yang berusia sekitar 20 tahunan. Tubuhnya yang kecil dan bulu mata yang lentik terlihat sangat feminin, kulit putih pucat yang dibalut pakaian yang hitam pekat.

"Ahh yaa, aku lupa kalau kemampuan Black Shadows hanya sebatas itu." cibir wanita itu tanpa memperhatikan mimik wajah dari orang yang mendengar perkataannya.

"Apaa?? Dasar kurang ajar, kau seharusnya mengetahui batasanmu." hardik pria bernama Sam mengepal tanganya dengan kuat.

"Bukankah yang kukatakan itu kenyataan, mereka bahkan tidak mampu mengumpulkan informasi yang berguna. Kenapa kalian memberiku informasi sampah ini, kualitasnya Black Shadows semakin rendah saja." ujar wanita itu dengan sengaja melempar isi dari amplop map yang berada ditangannya, kertas-kertas dan foto terkait informasi target berserakan di lantai.

"Dasar wanita tidak tau diri, jangan kau kira setelah kau merangkak naik ke posisi Silent Assassint kau bisa bertindak seenaknya dan menghina Black Shadowos!" Sam tampak geram tak terima saat organisasi tempatnya bernaung dihina didepan matanya sendiri.

"Ingat kau itu hanya anjing pesuruh Black Shadows, jadi ketahui posisimu Zora." berang Sam, tanpa sadar telah menyebutkan nama dari wanita itu.

Namun respon yang dia harapkan dari wanita itu sangat mengecawakan, wanita itu tampak tidak peduli dengan apa yang ia katakan, berbeda dengan agen lain yang akan mengigil ketakutan ketika nama organisasi disebutkan. Jangankan takut, wanita itu bahkan tidak peduli sedikitpun tentang organisasi yang mempekerjakannya.

"Aku tanya sekali lagi! Apa cuma ini informasi dari misi kali ini?" dengan mata yang tajam, suara yang tak gentar sedikitpun wanita itu bertanya dan sengaja menekan suaranya mengintimidasi.

"B-benar." jawabnya gugup berusaha untuk tetap tenang.

"Ternyata benar, cuma segini kemampuan organisasiku." desis wanita itu.

"M-memangnya apa lagi yang bisa kulakukan, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Semua keputusan ada ditangan ketua markas." keluh Sam.

"Ternyata kau tau siapa aku!" ujar wanita itu.

"Tentu saja" jawab Sam dengan bangga menyeringai.

"Kau adalah Zora, agen pembunuh dengan rekor tercepat yang mampu maraih posisi Silent Assassin kategori bahaya dalam organisasi The Black Shadows. Dalam kurun waktu 2 tahun kau mampu membuat namamu dikenal oleh pemimpin organisasi sehingga membuat agen lain merasa iri dan ingin membunuhmu. Tapi jangankan membunuh, menemukan batang hidungmu saja mereka kesulitan. Hahaha aku sangat terhibur dengan tindakan konyol mereka." jelas Sam panjang lebar sambil tertawa bangga.

Wanita yang dipanggil Zora itu terlihat diam, dia mendengarkan tanpa membantah sedikitpun ucapan dari pria di depannya.

"Kenapa kau yakin kalau aku adalah Zora?" tanya wanita itu lagi.

"Hahah, pertanyaan konyol macam apa itu. Apa kau melupakan tato di jari tanganmu?" beber Sam sambil menunjuk bagian tangan kanan Zora.

"Tato itu hanya dimiliki oleh mereka yang sudah menduduki posisi Silent Assassin." lanjut Sam. Sam sangat yakin bahwa wanita itu adalah Zora saat dia memperhatikan tato yang ada di jari tangan Zora.

Seketika itu Zora sadar, ia menatap tato yang membelit jari telunjuknya dengan lekat, tato berbentuk ular  dengan gigi yang tajam dan lidah yang munjulur, tampak seperti ular yang merayap mengikuti lekuk dan kontur jari telunjuknya. Serta detail sisik hitam menambah kesan yang terlihat nyata sehingga mampu memberikan efek manakutkan .

Zora terlihat kesal karena sebagian tentang informasinya sudah bocor, bahkan itu diketahui oleh agen tingkat rendah seperti pria yang ada di depannya.

Setelah mendengar ocehan dari Sam Zora menggerakan tangannya mengisyaratkan untuk bergerak.

Sesaat kemudian Sam yang sedang tertawa ringan itu terdiam membeku, matanya terbuka lebar dan urat-urat terlihat menonjol di bagian dahinya. Hawa dingin terasa di bagian belakangnya, dia merasakan sesuatu yang tajam hampir menembus lehernya.

"Ssstttt, diam." bisik orang di balik kegelapan itu.

"S-siapa kau?" tanya Sam gemetar ketakutan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status