Share

Bab 18 : Terpaksa Berpisah

Pak Robi memandang Razi dengan tak biasa.

“Jika suatu saat kamu menjadi seorang ayah, kamu akan mengerti dengan apa yang saya lakukan sekarang. Kebahagiaan terbesar bagi seorang ayah adalah melihat putrinya bahagia,” ujar Pak Robi.

“Meski harus mengorbankan orang lain?” sahut Razi.

“Saya yakin, pengorbananmu tidak akan sia-sia. Jika saat ini cintamu terhadap Maida semakin terkikis, suatu saat cinta itu akan tumbuh kembali seiring kalian bersama. Bukankah seperti itu munculnya perasaanmu terhadap Hana?”

Razi tak ingin menjawab pertanyaan pak Robi. Hatinya teriris, harga dirinya terkoyak. Dia tak bisa membela keinginannya, bahkan meski hanya untuk menegakkan kepalanya.

Razi keluar ruangan Pak Robi dengan gontai. Dia tak lagi bisa berpikir jernih.

[Hana, jangan menungguku, aku ada lembur sampai malam]

Razi mengirimkan pesan kepada Hana lalu mematikan ponselnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status