Share

Chapter 14 : Musuh Dalam Selimut

    Bernard terkejut melihat wajahku yang sekeruh air kobokan. Dia pasti terheran-heran karena tadi aku keluar dengan wajah cerah, eh satu jam kemudian berubah seratus delapanpuluh derajat.

    "Hai Bernard..., sudah makan siang...?" tanyaku.

    "Sudah. Bagaimana di kantin? Aman?"

    "Hmmm...." gumamku.

    "Oke." 

    Aku tidak dapat menceritakan obrolanku dengan Wahyu karena akan berdampak bagi banyak orang. Biarlah kusimpan sendiri.

    Mood-ku untuk bekerja sudah lenyap. Aku merebahkan diri di sofa oranye dan memeluk bantal. Kucoba melupakan obrolan tadi.

    Percuma!

    Wajah Daniel terbayang-bayang di pelupuk mataku. Aku ingin sekali memojokkan dan menamparnya bolak-balik dengan sandal jepit yang diolesi cabai rawit.

    Aku mengendap-endap ke depan, hampir membuat Bernard terkena serangan jantung karena muncul di sampingnya t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status