Share

Chapter 42 : Undangan

    Aku heran saat telepon di mejaku berbunyi. Langka sekali. Tanpa banyak berpikir aku mengangkatnya.

    "Halo?" sapaku.

    "Masih ingat dengan saya?" tanya sebuah suara berat nan berwibawa.

    Mana bisa kulupa? Suara itu baru saja berceramah di depanku kemarin sore, berbicara panjang lebar tentang analisanya terhadap perasaanku dan Richard. Abram.

    "Tentu saja ingat, Pak Abram. Ada keperluan apa dengan saya?" Aku berbicara sesopan jiwa pemberontakku mengijinkan.

    "Saya mau mengundangmu makan malam bersama, di restoran Diamond." Abram menyebutkan nama sebuah restoran bintang lima.

    "Baiklah. Jam berapa saya harus tiba?"

    "Jam lima saya kirim sopir menjemputmu."

    "Baik, Pak."

    "Richard tidak tahu masalah ini." Nada suara Abram memberi peringatan.

    "Oke, saya mengerti."

    Abram memutus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status