Share

Chapter 8 : Lantai Duapuluh

    Keesokan hari...

    Aku sengaja ke lantai limabelas untuk melihat keadaan. Pemandangannya membuatku shock. Mejaku benar-benar sudah dipindahkan.

    "Hai Bro, penghuni lantai duapuluh!" Wahyu merangkulku, "I will miss you."

    "Iya. Gue juga, Bro. Sering-sering main ke atas ya?"

    "Nggak mungkin dan nggak mau."

    "Teman macam apa lo?"

    "Teman yang menyayangi nyawanya."

    "Sial! Seolah-olah gue dikirim ke tengah medan peperangan."

    Wahyu tertawa, "Dinikmati aja, Bro. Dia nggak seburuk itu kan?"

    Aku memicingkan mata. Cakarku keluar seperti Wolverine. Wahyu yang merasa terancam bergegas duduk di mejanya.

    Dering handphone membuyarkan imajinasiku sebagai salah satu tokoh X-Men. Aku menatap layar handphone dengan malas. Richard. Tidak usah kujawab. Toh sebentar lagi aku akan duduk manis di atas.

 
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status