Share

Alara iri ya?

Cartegana university mulai ramai karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh dimana sepuluh menit beberapa kelas dari berbagai jurusan akan segera dimulai, Aya turun dari mobil dengan buru buru namun tidak lupa berpamitan dengan pak mamat.

Namun ternyata dibelakang mobilnya ada mobil Alara, gadis itu nampak bingung meneruskan jalannya atau menyapa kembarannya dulu.

Namun sepertinya kalau ia menunggu kembarannya yang ada ia akan telat karena alara cukup lambat, gadis itu tidak langsung turun namun ia memeriksa makeupnya apakah harus ditambah lagi atau tidak.

Aya berlari menuju kelasnya, Ia tidak pernah datang jam seperti ini, biasanya ia paling lambat datang jam enam lewat lima belas menit bila ada kelas pagi. 

Gadis itu akhirnya sampai di ruang kelasnya dan langsung menuju tempat duduknya, terlihat mahasiswa lain nampak menatapnya heran. 

"Aya, kamu tumben datang jam segini" ucap Ainun

"Iya nun, tadi aku kesiangan" jawab Aya sembari tersenyum

"kamu kecapean banget ya pasti gara gara belajar terus, beda banget sama aku yang bergadang karena buka sosmed dan ngedrakor, sedangkan kamu bergadang buat belajar" ucap Ainun

"ngga boleh gitu, selagi itu buat kamu seneng ya lakuin aja asal jangan berlebih" ucap Aya

"Aya"

Aya menoleh, ternyata yang memanggilnya tadi Leo, entah kenapa baru beberapa hari akhirnya ia sedikit berhasil melupakan Leo, begini saja untuk apa ia memikirkan orang yang bukan miliknya, dan mau bagaimanapun ia sudah milik Dipta bukan? dan juga Leo milik adiknya. 

"iya?"

"Jadi gimana?" tanya Leo

Aya mengerutkan dahinya, ia cukup bingung, maksud Leo apa tiba tiba bertanya seperti ini. 

"maksudnya?"

Melihat Aya bingung, Leo bisa menyimpulkan bahwa gadis didepannya ini tidak membaca pesan darinya semalam.

"Kamu ngga baca pesan dari aku semalam ya?"

Aya mengangguk, ia semalam benar benar lelah hingga tidak sempat membuka ponselnya, dan juga tadi subuh ia hanya membuka aplikasi i*******m saja.

"Iya maaf ya? jadi maksud kamu tadi apa?" tanya Aya

"beli beberapa buku penting untuk tugas dari bu wendy ditoko buku, barengan aja" ucap Leo

"maaf ngga bisa" jawab Aya

"Kenapa? tumben biasanya kamu paling suka ke toko buku"

"sama aku aja Le" ucap ainun

"Kamu berubah nun?"

"ngga sih, sebenernya cuma numpang doang biar pas kita bermotor berdua aku masukin distory, iri deh para ciwi ciwi"

Aya menggelengkan kepalanya pelan, Ia kembali menutup buku komik yang awalnya mau ia baca tadi dan kembali menaruhnya ditas, ia juga memilih untuk menatap ainun dibanding Leo yang berada didepannya.

"Kesel banget! hari ini pak Roni ngga jadi dateng, katanya sih sakit, mungkin juga dosen lain yang belum dateng ngga masuk dan lebih milih tidur"

Aya menoleh kearah pintu, Ia mengembangkan senyumnya saat tau bahwa itu Karina. 

"Kamu tau darimana?" tanya Ainun

"Liat didepan awan mulai gelap, kalian ngga ngerasa hawanya lebih dingin apa? cocok banget buat tidur"

Aya langsung melihat lewat jendela kelasnya, ternyata benar, langit mulai kelabu bahkan angin mulai cukup kuat, sepertinya sebentar lagi memang akan turun hujan yang cukup deras. 

"AYA! I MISS U SO MUCH!" ucap Karina sembari berlari kecil menuju Aya dan memeluknya. 

"kalian kenapa sih? kalian kan tetangga masa pisah semalam aja udah kangen" ucap Ainun

"emang kenapa kalau kita kangen kangenan!" sahut Karina. 

"Karina udah!" ucap Aya

"Aya! kamu tau ngga? tugas sastra aku dan rangkuman kemarin udah selesai semua!" ucap Karina dengan bangga

"seriusan? tumben kamu rajin" 

"demi kak Agam"

Senyum Aya luntur seketika,  bukan apa namun ia hanya takut Agam ternyata tidak serius, apalagi baru kali ini Aya melihat ketulusan dalam diri Karina. 

"Aya? are u okay?" tanya Karina

"i'm okay rin, aku seneng kamu jadi rajin" ucap Aya sembari tersenyum. 

Ibu Wendy tiba tiba masuk keruang kelas membuat mahasiswa/i yang tadinya duduk ditempat yang bukan tempatnya langsung terburu buru menuju kursi mereka masing masing, begitupun karina yang langsung berlari keluar ruangan.

"Hi everyone!" sapa Ibu Wendy

"hi bu" ucap seluruh murid

"kelas hari ini dibatalkan dulu Ibu ada kendala dan izin untuk tidak mengajar kalian dulu, jadi Ibu kesini hanya mau mengingatkan bayaran SPP bagi kalian yang belum selesai" 

Aya teringat sesuatu, ia tadi membawa uang yang tadi Dipta berikan kepdanya, ide bagus ia akan membayar semua SPP per semesternya dan biaya biaya lain, agar tidak membebankan Dipta dan juga bundanya. 

"Ibu, saya mau bayar SPP" ucap Aya sembari mengangkat tangannya

Ibu wendy mengerutkan dahinya, seingatnya Aya sudah membayar semua tagihan itu. 

"Aya? SPP kamu udah lunas semua"

"eum kalau gitu Bu saya mau bayar buku yang kemarin belum juga lunas aja"

"itu juga udah"

Aya menggigit bibirnya, uang sebayang ini harus ia apakan? tidak mungkin untuk ia belanja belanjakan saja, setidaknya harus ia bayar sesuatu dulu. 

"Kalau gitu Ibu waktu sebulan yang lalu saya kan pinjem buku diperpustakaan, terus bukunya hilang, terus kata Ibu saya harus ganti rugi kan? nah saya bayar itu aja" ucap Aya

Ibu wendy ini termasuk Dosen yang mengurus perpustakaan.

"itu juga sudah dibayar Aya" ucap Ibu wendy

"maaf Bu, tapi dibayar sama siapa?" tanya aya

"kamu ngga tau kalau mama kamu yang bayarin?" 

Aya menggeleng pelan, ternyata yang sudah membayar semuanya mama imel? ah ia kira mama mertuanya itu hanya membayar Spp nya saja untuk satu semester, ternyata semua denda dan juga buku. 

...

Kantin sudah cukup ramai karena jam kelas untuk pagi sudah habis, Aya dan Karina kali ini memutuskan untuk makan dikantin sekaligus Aya yang mentraktir Karina makan. 

"rin kamu tau ngga? kak Dipta tiba tiba kasih aku uang tau" ucap Aya 

"ya wajar tau kan kamu sekarang istrinya" ucap Karina

"tapi kebanyakan ga sih? uangnya bisa buat setahun bukan sebulan" ucap Aya

"emang kak Dipta ngasih berapa?" tanya Karina

"sekitar sepuluh jutaan, tapi belum lagi diatm card" 

uhuk uhuk

Karina yang sedang mengunyah bakso seketika tersedak mendengar ucapan aya,  gila si Aya benar benar beruntung, ia saja perbulan hanya diberi delapan ratus ribu. 

Aya langsung menepuk bahu Karina dengan pelan dan menyodorkan air minum. 

"kamu ngga papa kan?" tanya Aya

"ngga papa ngga papa, tadi aku kaget aja" ucap Karina

Tiba tiba seseorang yang paling karina benci datang, ya jangan tanya lagi siapa, yang jelas itu adalah Alara. 

"halo Aya Karina, gue boleh gabung?" ucap Alara dengan lembut

Kalau tadi karina tersedak sekarang ia rasanya mual dan ingin muntah melihat tingkah Alara yang jauh berbanding dengan Aya, mentang mentang disebelahnnya ada Leo. 

Aya menoleh lalu menatap Alara dan leo secara bergantian sebelum gadis itu mengangguk pelan.

"tadi kamu numpang dimobil siapa Aya?" 

Karina melempar sendoknya kesal sehingga Alara menoleh, Alara ini maksudnya datang karna tidak kebagian tempat atau mau merendahkan aya?. 

"Itu mobil aku sendiri" ucap Aya lalu menatap Karina agar gadis itu tenang

Alara diam sejenak, dari rautnya ia seperti tidak percaya bahwa gadis didepannya ini memiliki sebuah mobil audi A8, mobil mewah dengan harga milliaran. 

"lo ngapain aja?"

"maksudnya?" tanya Aya dengan heran

"yaelah kalau iri bilang aja kali" sahut Karina

"ya lo ngapain aja? jangan bilang lo maksa ke bunda buat beliin mobil itu biar lo saingan sama gue" ucap Alara

"ngga kok, bunda sekarang udah punya butik sendiri, bahkan udah punya brand tersendiri, dan bunda juga berhasil dapetin rumah kakek lagi" ucap Aya dengan tenang

Tenang namun tidak bagi Alara, gadis itu dari tadi mengepalkan tangannya kuat, ia merasa dipermalukan. 

Sedangkan Leo dan Karina menatap heran kearah Alara, bukan hanya Karina dan Leo saja sebenarnya namun juga mahasiswa lain yang mendengar karena suara Alara yang cukup meninggi. 

Alara menatap Ayara lalu menghembuskan nafasnya kasar dan juga  tersenyum, ah lebih tepatnya ini senyuman terpaksa. 

"Bilang sama bunda lo, selamat" ucap Alara lalu meninggalkan kantin begitu saja

Aya Karina dan Leo hanya saling pandang, begitupun dengan mahasiswa lain yang mulai berbisik bisik dan menyimpulkan bahwa Alara iri dengan Aya, yang menurut mereka sepupu sendiri. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status