Share

3.Usaha Justin

"Tujuanku kemari adalah agar kamu balik ke perusahaan," ucap Justin tiba-tiba setelah sampai di rumah Karamel. 

Karamel terbengong. "Apa maksud anda?"

"Ayah memintaku membawamu kembali." jawabnya jujur. Karamel mengerti sekarang, dia memintanya kembali karena ayahnya ... bukan karena dirinya merasa bersalah setelah memecatnya sepihak.

"Aku tidak akan kembali!" balas Karamel menutup pintunya dengan keras.

"Hey Karamel! Apa maumu! Kenapa kau tidak mau kembali?!"

"Kau pikir aku ini apa! Kau memecatku tanpa alasan? Dan sekarang memintaku balik karena ayahmu? Kau bahkan tidak meminta maaf!"

"Oke aku minta maaf padamu!" ucap Justin. Walau ia berkata maaf seperti itu. Entah kenapa Karamel sama sekali tidak tersentuh.

"Pergi dari sini!" balas Karamel dan Justin pun akhirnya pergi.

"Ck ... Dia bahkan tidak meminta maaf dengan tulus! Apa semua Alpha memang suka seenaknya!" kesal Karamel.

Karamel tidak mau memikirkannya lagi dan segera mandi untuk mengobati lukanya.

***

Besoknya saat tiba di cafe.

"Karamel? Apa yang terjadi padamu?" tanya Ms. Amber kaget karena wajah Karamel memar dan dia juga berjalan dengan tidak normal alias pincang.

"Semalam aku bertemu dengan Omega yang sedang In Heat, karena menolongnya jadi begini."

"Kalau begitu tidak perlu datang bekerja, kau sedang sakit!"

Karamel langsung menggelengkan kepala tidak menerima itu. Ms. Amber terlalu baik padanya. "Tidak ... Aku tidak bisa meninggalkan kerjaan kalau aku masih mampu."

"Kau tidak perlu sungkan padaku, katakan saja kalau ada masalah."

"Terima kasih Ms. Amber, tapi aku baik-baik saja." Sembari tersenyun seolah Karamel memang baik-baik saja.

"Baiklah, kalau letih kau boleh istirahat."

Karamel mengangguk mengerti. Dia pun kembali bekerja, karena dia sedang sakit dia pun hanya di kasir dan tidak menjadi waitress.

Tapi orang yang tidak ingin Karamel temui malah memasuki Cafe dan menatap Karamel dengan tajam.

"Kenapa orang itu tahu aku kerja di sini?" pekik Karamel kaget melihat Justin datang.

Justin semakin mendekat, hingga ia tepat berada di hadapan Karamel yang dipisahkan meja kasir. 

"Jadi kau bekerja di sini. Apa kau tidak mau memikirkan kembali pada perusahaanku?" ucap Justin pongah seolah tempatnya bekerja itu lebih baik. Walau Karamel akui itu memang benar.

"Maaf tuan ingin pesan apa?" balas Karamel pura-pura tidak kenal.

Ms. Amber yang memang tidak jauh dari situ menatap Justin.

"Karamel dengarkan aku!"

"Maaf kalau anda tidak pesan silahkan pergi dari sini!" suara Karamel lagi.

"Capucino es ... satu!" pekik Justin kesal karena Karamel tidak mendengarkannya sama sekali.

Karamel mengangguk. "Baik tuan," balas Karamel sambil tersenyum terpaksa. Justin pun pergi dari sana, membuat Karamel menghela nafas panjang.

"Apa kau mengenal orang itu Karamel?" tanya Ms. Amber melirik Justin yang sudah duduk menunggu pesanannya.

Karamel ikut melirik di mana Justin berada yang ternyata Justin juga menatap ke arah Karamel. Karamel langsung mengalihkan pandangannya. "Dia hanya Alpha sombong ... mantan atasanku."

Ms. Amber mengangguk mengerti. "Jadi dia yang memecatmu karena kau Omega? Kenapa dia kemari?"

"Ayahnya meminta dia untuk membawaku kembali ke perusahaan."

"Jadi karena itu dia mendatangimu? Tapi kupikir kau lebih baik kembali ke sana. Kau akan memiliki masa depan yang bagus di sana."

"Apa Ms. Amber juga akan memecatku?" Karamel tersentak akibat ucapan Ms. Amber itu.

"Bukan begitu maksudku. Kau akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi dari sini. Kau boleh saja kembali ke sini kapan saja ke sini," dengan tenang Ms. Amber menjelaskan, dia mendukung keputusan Karamel.

"Aku akan memikirkannya," jawab Karamel setelah menghela napas.

***

Setelah beberapa hari Justin kembali datang ke cafe sebab dimarahi ayahnya tidak bisa membujuk Karamel kembali.

"Ck .... Omega keras kepala itu, membuatku semakin benci Omega apa saja. Mereka itj merepotkan!" kesal Justin yang tidak mau berurusan dengan Omega.

Dia kini duduk diam di kursi cafe. Membuatnya teringat masa lalu dimana dirinya yang diperalat Omega hanya demi uangnya saja. Dan bodohnya Justin percaya pada Omega itu begitu saja.

Cukup, mengingat itu membuat Justin sangat kesal. Ia hanya harus menyelsaikan tugasnya dalam membujuk Omega lain keras kepala yang bernama Karamel itu

Sesekali Justin akan melihat ke arah kasir. Melihat Omega yang membuatnya seperti ini sedang tersenyum hangat pada semua pelanggan yang datang. Tapi saat ia bertemu dengan Justin, senyum hangat itu malah menghilang digantikan puraran bola mata.

"Cih, aku juga seorang pelanggan tapi dia tidak senyum begitu padaku!" kesal Justin dideskriminasi lagi.

Kini Ms. Amber pun mendekati Justin.

"Kau mantan atasan Karamel?" tanya Ms. Amber basa-basi.

"Kau siapa?" tanya Justin balik

"Aku pemilik cafe ini."

"Oh, bisakah kau membantuku?" Kini Justin lebih antusias.

Ms. Amber mengerutkan keningnya. "Membantumu apa?"

"Kau harus memecatnya, dengan begitu dia akan kembali bekerja di perusahaan." Perintah Justin menyeringai membuat wajah Ms. Amber langsung berubah.

"Kau memang Alpha tidak tahu diri seperti yang dikatakan Karamel! Memecat orang hanya karena dia Omega? Dan memintanya balik karena diminta orang tuamu! Kau sama sekali tidak merasa bersalah padanya! Memiliki atasan sepertimu memang terburuk! Awalnya aku mendukung Karamel kembali ke perusahaanmu, tapi melihat sikapmu itu ...." Ms. Amber menggeleng pelan kepalanya melanjutkan, "Lebih baik dia bekerja di sini saja."

Justin langsung memberi tatapan tidak setuju dengan apa yang dikatakan Ms. amber tadi. "Hey! Hey aku ini pelanggan di sini! Kenapa kau bicara kasar begitu?"

"Kau boleh pergi dari sini, tidak ada yang memintamu datang kemari!" balasnya dan pergi. Ms. Amber tampak kesal, apa yang dikatakan Karamel tentang bossnya memang benar, yaitu sombong dan tidak berperasaan.

"Kenapa semuanya mendukung Omega itu?" pekiknya semakin kesal, sekaligus membuatnya semakin benci pada Karamel.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status