Share

2. Dipecat Presiden Baru

"Sekretaris Helena!"

"Iya presiden?"

"Di sini semuanya Alpha dan Beta bukan?" tanya Justin dan sekretaris Helena terdiam sejenak sebelum menjawab.

"Benar," jawabnya dan ditatapi Justin.

"Sebelumnya, aku pernah bertemu dengan Omega yang sedang In heat di toilet. Kau bisa menjelaskan situasinya?" Justin kembali bertanya penuh tekanan. Karena Sekretaris Helena juga seorang Beta jadi saat ditekan Alpha dia menjadi ciut.

"Maaf Presiden," ucap Helena akhirnya. Wanita itu pun akhirnya jujur pada Justin. "Karamel adalah seorang Omega yang dikerjakan presiden sebelumnya. Karena dia berkemampuan, jadi presiden menerimanya."

Justin yang mendengarkan hanya memasang wajah datar. Walau ia bergumam kurang setuju. "Orang tua itu! Dia tidak tahu konsekuensinya seperti apa?! Seorang Omega di sarang Alpha?!"

Gumaman itu masih terdengar telinga Helena. Hingga tidak sadar ia langsung berucap, "Semua karyawan tidak tahu dia Omega, karena dia mengakui dirinya sebagai Beta."

"Segera pecat dia sebelum hal buruk terjadi!" Justin memberi tatapan tajam pada Helena yang kini menutup mulutnya sebab ceplos tidak pada tempat.

"Tapi presiden, dia adalah karyawan terbaik kita."

"Aku tidak mau tahu! Aku tidak mau ada Omega di kantorku!" pekik Justin kesal membuat Helena hanya terdiam dan kini mengangguk pelan melaksanakan perintah presidennya.

"Baik." ucap sekretarisnya tidak bisa membantah.

***

Karamel tidak terlihat sedih karena dipecat secara sepihak, karena dia memang bersalah di sini. Berpura-pura jadi Beta yang nyatanya adalah seorang Omega.

"Maaf Karamel, Presiden Justin mengetahui identitasmu. Dia tidak mau ada Omega di sini."

"Aku mengerti Sekretaris Helena, terima kasih untuk segalanya."

Karamel pun berjalan pergi setelah mengemas semua barangnya.

Rekan kerjanya tampak sedih karena Karamel tiba-tiba dipecat tanpa sebab. Padahal dia kepala sales yang terbaik bagi mereka, tidak ada emosi atau pun memaksa untuk bekerja. Dia bicara dengan baik pada mereka. Tentu saja bawahan yang respek dengannya akan merasa sedih.

Walau mereka tetap tidak tahu Karamel adalah Omega.

Karamel menghela nafas panjang sambil membawa sekotak kardus kecil berisi barang-barang pribadinya. 

"Pada akhirnya aku dipecat juga," tawanya miris dan berjalan lesu.

Namun ia langsung menggelengkan pelan kepalanya. "Tidak ... aku harus cari kerjaan lagi."

Bagi Omega, mencari pekerjaan itu sulit karena mereka akan In Heat. Jadi rata-rata pemilik perusahaan tidak mau mempekerjakan Omega yang sangat merugikan bagi mereka. Sebulan libur terus dan itu tidak efektif jadinya.

Demi kelangsungan hidupnya, Karamel pun bekerja di sebuah cafe yang pemiliknya adalah seorang omega tapi dia sudah memiliki mate Alpha. Dia mengerti bagaimana susahnya menjadi seorang Omega, untung suaminya ini adalah pekerja keras sehingga bisa membuka cafe ini untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dia mencari lowongan pekerjaan itu di internet. Dia juga menulis akan menerima Omega juga, karena itu Karamel mencobanya. 

Karena lamaran ke perusahaan lain tidak ada balasan sama sekali dan hanya cafe ini yang membalas, jadi Karamel tentu tidak melewatkan peluang itu.

"Karamel, bagaimana kerja di sini?" tanya pemilik cafe.

"Terima kasih Ms. Amber sudah mau menerimaku, aku akan belajar lebih giat!" ucap Karamel padanya, walau sebenarnya dia belum terbiasa dengan pekerjaan ini.

"Tidak perlu buru-buru. Belajarlah pelan-pelan. Okeh."

"Ba ... Baik!"

"Aku akan pergi bersama Arsel malam ini, jadi kau akan menutup cafenya sendiri. Tidak apa-apa, kan?"

Karamel hanya mengangguk atas perintah itu. Dengan semangat ia berujar, "Aku bisa melakukannya!"

"Baiklah, terima kasih kerja kerasnya," ucap Ms. Amber dan dia segera pergi ke tempat pertemuan. Ms. Amber hanya mempekerjakan dua karyawan, keduanya akan saling bergantian karena sama-sama Omega yang akan In Heat.

Ms. Amber sebenarnya juga membantu di cafe, karena ingin kencan dengan suaminya jadi malam ini dia pergi dan tidak membantu Karamel menutup cafenya.

Di saat perjalanan pulangnya, dia tidak sengaja bertemu dengan Omega yang lagi In Heat dan juga beberapa Alpha yang terpikat dengan aromanya.

Wanita yang masih berpakaian sekolah menengah ke atas tidak berdaya karena lemah. Karamel yang melihatnya tentu tidak tinggal diam,

"Tolong!! Tolong!" teriak sang wanita yang sudah ditahan. Bajunya sudah sobek dan para Alpha sudah melorotkan celananya untuk membuahi si omega.

Wanita itu berusaha melindungi lehernya agar tidak menjadi mate dari mereka yang menggigitnya.

"Lepaskan wanita itu!" pekik Karamel akhirnya. Membuat salah satunya pun melihat ke arah Karamel,

"Apa maumu? Jangan menganggu kami," ucapnya tidak peduli dengan Karamel. Tapi Karamel tidak hanya diam, dia mengambil sampah dan melemparkan pada mereka.

"Sialan!" marah mereka akhirnya, melepaskan wanita itu yang segera bangkit dan pergi. Sementara beberapa Alpha itu kini mengejar Karamel sebab tidak terima Karamel telah melemparkan mereka dengan sampah.

"Awas kalau dapat!" pekik salah satu Alpha pada Karamel. Karamel berlari secepat mungkin asal tidak ditangkap. Dia pun keluar dari gang kecil menuju jalan besar untuk meminta pertolongan, atau setidaknya di jalan besar itu ramai orang. Jadi para Alpha yang mengejarnya tidak akan macam-macam lagi.

Tapi tentu saja kekuatan dan kelincahan Alpha dan Omega itu sangat berbeda. Saat Karamel sudah hampir tiba di jalan besar dan melihat ada seorang yang berdiri di sana, Karamel sudah bahagia. Ia sudah ingin berteriak minta tolong namun di hadapan Karamel sudah ada satu Alpha yang mengejarnya. Karamel dengan cepat memutar haluan namun di sana sudah ada Alpha lainnya. Karamel dikepung, ia hanya bisa mundur dengan pelan hingga menabrak tubuh di belakangnya, diikuti tarikan keras dan memaksa menarik Karamel kembali ke jalanan sepi.

Mereka kini memukul Karamel dengan tidak segan-segan.

"Uhuk!! Uhuk!!"

Karamel sampai terbatuk-batuk.

"Kau sudah merusak kesenangan kami! Sekarang kau harus menggantikan wanita itu!" raung mereka benar-benar kesal. Sembari salah satu dari mereka memegang dagu Karamel.

"Tampangmu juga lumayan, apa kau juga Omega?" tanyanya dan melepas celana Karamel.

"Hentikan!" pekik Karamel menendang orang yang lancang itu, kedua yang lainnya pun menahan Karamel.

Setelah celana dilepas, kini celana dalam Karamel ikut dilepas.

Karamel menggigit bibir. "Kali ini tamat riwayatnya," pikir Karamel.

"Ternyata dia juga Omega!" ungkal sang alpha yang tahu mana Omega mana Beta karena Omega melubrikasi dirinya sendiri. Dia kini dengan sangat lancangnya memasukkan satu jarinya ke dalam pangkal paha Karamel.

"Nn!" Karamel tidak kuasa untuk tidak mengerang.

Namun tak lama sebuah tendangan membuat salah satu Alpha terpental.

Karamel melihat siapa yang menendangnya.

"Pre-presiden!" panggilnya kaget karena orang yang dia kenal.

Sisa keduanya pun segera pergi membawa satu temannya.

Karamel pun menaikkan kembali celana dalam begitu juga celananya.

Dia terlihat malu karena tidak berpakaian di depan mantan atasannya.

"Te-terima kasih atas bantuan anda," ucap Karamel yang kemudian berjalan pergi. Dia tidak mau lama-lama bersama mantan atasannya. Namun karena sakit di perutnya sebab sempat terkena hantaman dari pria Alpha itu, Karamel pun harus berjalan dengan pelan dan sedikit menyeret kakinya.

"Tunggu! Dimana kau tinggal? Aku akan mengantarmu!" ucap Justin akhirnya dan berjalan ke arah mobilnya. Karamel terdiam sejenak sebelum mengikutinya masuk ke dalam mobil.

Sang sopir pun segera menjalankan mobil setelah tahu alamat rumah Karamel.

Keduanya hanya diam sepanjang perjalanan.

[Kenapa Justin bisa bertemu dengan Karamel?]

[Kita balik beberapa jam sebelumnya.]

Justin yang sedang sibuk dengan pekerjaannya pun mendapat panggilan dari sang ayah.

Dia mendapat kabar bahwa anaknya ini memecat karyawan terbaiknya. Dia pun memarahi Justin habis-habisan dan memintanya membawa Karamel kembali kalau tidak, perusahaannya tidak akan dia berikan padanya.

Karena dia tidak bisa menjadi atasan yang baik dan memecat karyawan hanya karena dia seorang Omega, itu namanya diskriminasi.

Karena itu dia berencana datang ke rumah Karamel tanpa alamat yang jelas justru bertemu dengannya saat ketiga alpha mengejarnya.

Takdir yang sangat lucu bukan? (Tidak, ini karena sudah ada Tuhan yang mengatur, haha! Abaikan yang ini)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status