Share

Arti Kata Penyesalan
Arti Kata Penyesalan
Author: Beres

Bab 1

Author: Beres
Setelah terlahir kembali, hal pertama yang dilakukan Amalia Moore adalah berlutut di hadapan kedua orang tuanya. Setiap kata yang terucap dari bibirnya penuh dengan sarat ketulusan.

"Ayah, Ibu, tentang perjodohan dengan Keluarga Lewis, aku memilih untuk nikah dengan Joey Lewis."

Mendengar pernyataan putri mereka yang begitu tiba-tiba, orang tua Amalia tampak benar-benar terkejut.

"Amalia, bukankah orang yang kamu sukai itu Hugo? Lagi pula, Joey adalah paman Hugo."

Seakan teringat sesuatu, sorot mata Amalia sedikit berubah. Suaranya mengandung kepedihan yang sulit disembunyikan.

"Justru karena aku tahu konsekuensi dari mencintainya, aku nggak lagi berani mencintai."

"Ayah, Ibu, selama ini aku nggak pernah minta apa pun dari kalian. Sebagai nona dari keluarga terpandang yang telah nikmati kemewahan dan nama besar keluarga, aku sadar nikah bisnis adalah tanggung jawab yang harus kupikul. Aku hanya punya satu permintaan ini. Tolong, penuhi permintaanku."

Melihat dahinya yang memerah karena mengetukkan kepalanya di lantai, orang tua Amalia menghela napas pelan, lalu membantu Amalia berdiri. "Karena kamu sudah putusin, kami akan pergi ke Keluarga Lewis untuk membicarakannya. Satu-satunya kendala adalah Joey punya kedudukan dan pengaruh yang sangat tinggi, belum tentu dia akan menyetujui pernikahan ini. Kamu harus bersiap secara mental."

Sambil menenangkan putri mereka, orang tua Amalia juga mulai menyiapkan hadiah besar untuk mengunjungi Keluarga Lewis.

Mobil sedan hitam perlahan menjauh dari halaman rumah. Amalia membalikkan tubuh dan memandangi ruang tamu yang begitu akrab baginya, seakan semuanya terasa tidak nyata.

Tiba-tiba, ponsel di atas meja berdering.

[Malam ini, datanglah.]

Pesan itu berasal dari Hugo. Dia mengajak Amalia bertemu, lengkap dengan alamat sebuah bar.

Mengingat apa yang baru saja terjadi, Amalia berniat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan soal perubahan pasangan di pernikahan. Jadi dia segera berangkat ke sana.

Begitu pintu ruang VIP dibuka, satu ember air dingin langsung disiramkan ke tubuh Amalia dan membuatnya basah kuyup.

Rasa dingin menembus kulit Amalia dan membuatnya menggigil. Tawa mengejek terdengar dari segala penjuru.

"Eh, bukankah ini Nona Keluarga Moore? Kenapa basah kuyup begini?"

"Mampus! Siapa suruh dia setiap hari mengejar-ngejar Kak Hugo. Budak cinta yang nggak tahu malu sepertinya memang pantas diperlakukan seperti ini!"

Hugo Lewis berjalan mendekati Amalia dengan wajah dingin dan tatapannya gelap.

"Kamu sebegitu nggak sabarnya ingin menikah denganku, ya? Begitu kabar perjodohan tersebar, kamu langsung menyuruh ayah dan ibumu datang ke rumahku untuk membahas pernikahan. Sekarang, satu kota sudah tahu aku akan menikah denganmu. Kamu puas sekarang?"

Amalia tahu Hugo telah salah paham.

Dia menyeka air di wajahnya dan menyingkirkan rambut basah yang menempel di dahinya, lalu menatap Hugo dengan tenang.

"Pernikahan antara Keluarga Lewis dan Moore sudah jadi keputusan yang nggak bisa diubah. Mau dibicarakan di rumah siapa pun, hasilnya tetap sama. Namun, kamu nggak perlu khawatir, karena urusan ini nggak ada kaitannya denganmu."

Hugo sempat tertegun, lalu tertawa dingin. "Nggak ada kaitannya denganku? Jangan bilang orang yang akan menikah denganmu itu bukan aku? Konyol. Di keluarga Lewis, selain aku, siapa lagi yang bisa menikahimu?"

Amalia baru hendak berbicara, tapi pintu yang hanya tertutup setengah itu tiba-tiba didorong terbuka.

Karina Walsh masuk dan melihat pemandangan di dalam ruangan. Matanya langsung berkaca-kaca.

"Tuan Muda, aku... aku dengar kamu akan menikah. Aku sengaja datang untuk mengucapkan selamat. Semoga kamu dan Nona Amalia bahagia dan langgeng sampai tua."

Setelah bicara, Karina berlari keluar dengan mata memerah, meninggalkan suara isak tangis yang kian menjauh.

"Karina!"

Hugo langsung panik. Dia mendorong orang yang berdiri di hadapannya dan buru-buru mengejar.

Amalia yang terdorong jatuh menabrak meja. Dahinya terbentur dan langsung mengucurkan darah, dia tampak begitu mengerikan.

Rasa sakit yang hebat menyerang Amalia. Dia memandangi dua sosok yang perlahan menjauh, sementara bayang-bayang masa lalu mulai bermunculan di benaknya satu per satu.

Di kehidupan sebelumnya, Amalia dan Hugo tumbuh bersama sejak kecil. Mereka adalah teman masa kecil yang hubungannya sangat dekat.

Setelah dewasa, saat mendengar orang tuanya menyebutkan soal pernikahan antara kedua keluarga, Amalia langsung teringat gimana Hugo selalu memperlakukannya dengan penuh perhatian selama bertahun-tahun. Tanpa keraguan, Amalia pun memilih dirinya.

Namun, setelah Hugo mengetahui kabar itu, sikapnya terhadap Amalia perlahan berubah. Dari yang awalnya marah, menjadi dingin, hingga akhirnya berubah menjadi rasa muak.

Amalia tidak mengerti penyebabnya, tapi dia tetap memilih untuk menikah dengan Hugo, berharap semuanya akan membaik setelah nikah.

Namun, bahkan setelah anak mereka lahir, Amalia justru menemukan puluhan ribu foto Karina yang disimpan rapi oleh Hugo di dalam ruang kerja.

Saat itulah Amalia menyadari orang yang sebenarnya disukai Hugo adalah putri dari pengasuh rumahnya, Karina. Hanya saja, karena perbedaan status sosial, Hugo tidak bisa mewujudkan cintanya.

Dua tahun setelah Hugo menikah, Karina juga menikah dengan orang lain, tapi rumah tangganya tidak pernah harmonis.

Karena itulah Hugo mabuk setiap hari dan meratapi nasib Karina.

Hari ketika suami Karina meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, adalah hari paling membahagiakan dalam hidup Hugo.

Semua itu disaksikan sendiri oleh Amalia dan hatinya sangat terpukul.

Namun, Amalia hanya bisa memaksa dirinya untuk tidak peduli, dan sepenuhnya mencurahkan diri untuk membesarkan putrinya hingga dewasa.

Hingga suatu hari, sebuah kasus penculikan melibatkan putrinya dan putra Karina.

Para penculik memaksa Hugo untuk memilih salah satu yang akan diselamatkan. Hugo hanya ragu beberapa detik, lalu memilih bocah laki-laki yang bahkan tidak memiliki hubungan darah dengannya.

Detik berikutnya, putri mereka didorong jatuh dari gedung tinggi dan tewas seketika.

Menyaksikan semuanya dengan mata kepala sendiri, Amalia runtuh seketika. Dia pun melompat dari gedung, menyusul anaknya.

Kini, di kehidupan yang baru ini, Amalia tidak ingin lagi menyiksa dirinya. Dia hanya ingin memutus segala hubungan dengan Hugo!

Di dalam ruang VIP, suara ejekan bernada sinis dan penuh cemoohan masih terus terdengar.

"Hubungan yang dipaksakan nggak akan bahagia. Kak Hugo nggak ingin menikahi orang itu. Meskipun mereka akhirnya menikah, pernikahan itu nggak akan berarti apa-apa."

"Saat itu, Kak Hugo bakal terus main di luar, dan si budak cinta itu bakal jadi istri yang kesepian!"

Di tengah gelak tawa dan hinaan itu, ponsel Amalia tiba-tiba berdering.

Amalia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari orang tuanya.

[Amalia! Joey sudah setuju! Pernikahannya akan diadakan setengah bulan lagi!]

Orang tuanya selalu dikenal tenang dan kalem, tapi tiga tanda seru itu sudah cukup menunjukkan betapa terkejut dan gembiranya mereka karena persetujuan dari Joey.

Amalia menghela napas lega.

Dia memaksakan diri untuk berdiri dan menatap sekumpulan orang yang masih menikmati penderitaannya. Di wajahnya terpancar ketegasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

"Aku bahagia atau nggak setelah menikah, itu bukan urusan kalian. Itu juga nggak ada sangkut pautnya lagi dengan Hugo."

"Tolong sampaikan padanya, setengah bulan lagi aku akan menikah dan mempelai prianya bukan dia!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 10

    Meskipun Amalia tahu akan perasaan Joey, tetapi karena dalam dua kehidupan mereka hampir tidak pernah berinteraksi. Jadi saat benar-benar berdua saja, dia tetap merasa sedikit canggung.Joey pun menyadari suasana hatinya, lalu berbicara dengan suara lembut."Semua orang memanggilmu Amalia?"Amalia tidak menyangka Joey tiba-tiba berbicara, dia pun mengangguk pelan dan menanggapi perkataannya."Ada juga Nenek dan Kakek yang memanggilku Bintang. Kamu juga boleh memanggil begitu…"Kalimatnya belum selesai, tapi wajah Amalia seketika memerah. Amalia tiba-tiba teringat tumpukan surat cinta yang hanya sempat dia lihat sekilas. Dia pun menundukkan kepala dengan sedikit rasa bersalah.Entah karena teringat sesuatu, seberkas cahaya melintas di mata Joey, sudut bibirnya membentuk senyum yang hangat."Bintang? Maksudnya seperti bintang di langit malam? Tebakanku nggak salah, 'kan?"Entah mengapa, Amalia bisa mendengar secercah kegembiraan dalam nada suara Joey.Amalia tidak bisa menahan rasa penas

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 9

    Di hadapan seluruh anggota keluarga dari kedua belah pihak, Amalia menanggapi Hugo dengan tenang dan percaya diri."Mulai sekarang, kita adalah satu keluarga."Setiap katanya seperti batu berat yang mengganjal di dada Hugo.Hugo mengepalkan tangan erat-erat dan menatap Amalia tanpa berkedip.Amalia bisa merasakan ketidakrelaan dan amarah dalam diri Hugo, tapi dia tidak memedulikannya.Amalia menggandeng tangan Joey, lalu tersenyum dan bertanya tentang rencana selanjutnya.Joey melihat jam, kemudian menatapnya kembali. Untuk pertama kalinya, sorot mata yang biasanya dingin menunjukkan kelembutan."Karena pesawat sempat tertunda saat transit, upacara meminta restu orang tua pagi tadi dibatalkan. Menurut adat, seharusnya tetap dilakukan di kediaman lama, tapi kamu sudah lelah seharian ini. Upacara seperti itu kita undur sampai besok saja. Kita pulang dan beristirahat dulu, bagaimana?"Mendengar ucapan itu, para sesepuh Keluarga Lewis pun tertawa kecil sambil menggoda."Wah, kalau menikah

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 8

    Di tengah tatapan ribuan pasang mata, Joey muncul mengenakan setelan jas hitam yang pas di tubuhnya.Dia merapikan kacamata berbingkai emasnya, lalu mengangguk ringan kepada seluruh hadirin.Tatapannya yang dingin dan dalam menyapu seluruh ruangan, memancarkan aura yang sangat kuat dan menekan.Seluruh aula mendadak sunyi, tidak ada suara sedikit pun.Para tamu undangan yang hadir terdiam kaget, tidak ada satu pun yang menyangka dalam pernikahan antara Keluarga Lewis dan Moore, mempelai prianya ternyata adalah Joey!Orang-orang yang menyaksikan di layar, semula menunggu untuk menertawakan kejadian ini, kini membeku seperti patung.Hugo menggertakkan gigi, urat di pelipisnya menegang dan suaranya penuh dengan kemarahan."Paman? Tidak mungkin!""Pasti ada yang salah!"Setelah mengatakannya, semua orang di ruangan pun kembali tersadar dan mulai bergumam tidak percaya."Benar, benar! Pembawa acaranya pasti sudah melakukan kesalahan! Mana mungkin Tuan Joey menikahi Amalia? Mereka jelas beda

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 7

    Sehari sebelum upacara pernikahan, Amalia menerima sebuah pesan singkat.Isinya hanya satu kalimat. [Aku sudah kembali, sampai jumpa besok.]Tanpa nama pengirim dan tanpa catatan apa pun, tapi Amalia tahu.Itu darinya.Joey.Hati Amalia yang sebelumnya gundah tiba-tiba merasa tenang. Malam itu, dia tidur dengan nyenyak.Keesokan harinya pukul sepuluh, iring-iringan mobil pengantin dari Keluarga Lewis tiba di rumah Keluarga Moore, diikuti dengan kamera-kamera yang merekam.Pernikahan antar keluarga konglomerat ini akan disiarkan secara langsung di seluruh kota.Hugo membuka pintu mobil dan naik ke lantai atas. Saat melihat Amalia dalam balutan gaun putih, matanya seketika memancarkan kekaguman.Entah mengapa, Hugo merasa begitu familier dengan adegan ini sebelumnya dan sempat melamun sebentar.Setelah diingatkan oleh orang di sampingnya, barulah Hugo mengulurkan tangan kepada Amalia.Namun, Amalia tidak menyambutnya. Dia memandang Hugo dengan tenang, lalu berkata dengan datar, "Hugo, ka

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 6

    Setelah mengetahui Joey menyukai ikan, keesokan harinya Amalia pergi ke kolam ikan milik keluarganya. Dia bersiap untuk menangkap beberapa ekor guna berlatih memasak, agar kelak bisa memasakkannya untuk Joey.Baru saja Amalia memilih ikan yang disukainya, begitu membalikkan badan, dia melihat Karina yang entah bagaimana bisa masuk dan sedang berjalan ke arahnya.Dia memutar-mutar jari-jarinya dan memasang wajah sedih."Nona Amalia, apa kamu marah karena Hugo melukai tangannya saat melindungiku? Itu semua salahku. Kalau ingin menyalahkan, salahkan saja aku. Aku tahu kamu adalah tunangannya, sementara aku hanya anak seorang pembantu, aku nggak pantas membuatnya begitu mengkhawatirkanku..."Mendengar nada bicaranya yang berpura-pura polos itu, Amalia mengernyitkan dan berbalik untuk pergi.Namun, Karina tiba-tiba meraih tangannya. Di bawah tatapan bingung Amalia, dia memperlihatkan senyum menantang.Sebelum Amalia sempat memahami perubahan sikap itu, dia melihat Karina mengangkat tangan d

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 5

    Barulah saat itu Amalia menoleh dan menatapnya sejenak. Nada bicaranya yang selama ini selalu dingin, kini terselip kegembiraan yang sulit disembunyikan."Pamanmu sudah kembali ke negara ini?"Melihatnya kembali seperti biasa, Hugo tersenyum samar dan tampak sudah menduganya."Ya. Kamu segitu nggak sabarnya ingin menikah denganku? Tenang saja, aku pasti akan datang ke upacara pernikahan itu. Namun, setelah ini, jangan lagi bersikap seperti tadi. Permainan tarik-ulur sesekali masih bisa ditoleransi, tapi kalau terlalu sering, aku juga muak."Sambil berbicara, Hugo membuka pintu mobil.Amalia tahu percuma saja menjelaskan karena Hugo tidak akan percaya. Jadi kali ini, dia memilih untuk tidak repot-repot menjelaskan. Begitu duduk di kursi penumpang depan, Amalia langsung berkata, "Aku mau pulang dulu, berdandan, dan ganti baju."Melihat betapa seriusnya Amalia mempersiapkan diri untuk acara malam ini, Hugo mengira itu semua karena Amalia terlalu mencintainya dan ingin tampil sebaik mungki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status