Share

Bab 2

Author: Beres
Setelah meninggalkan bar, Amalia pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka di dahinya.

Sesampainya di rumah, Amalia langsung membereskan semua barang yang berhubungan dengan Hugo. Dia masukkan semuanya ke dalam kotak dan menyegelnya rapat-rapat.

Kebetulan, orang tua Amalia baru saja pulang dan melihat apa yang sedang dia lakukan. Mereka sempat tercengang.

"Amalia, apa kamu benar-benar sudah melepaskan Hugo dan tidak menyukainya lagi?"

Melihat Amalia mengangguk tanpa ragu, hati mereka pun menjadi tenang. Mereka tersenyum dan berkata, "Baguslah. Joey sedang sibuk di luar negeri. Hari ini, pihak Keluarga Lewis melakukan panggilan video dengan kami dan pernikahan pun sudah resmi ditetapkan."

"Dibandingkan Hugo, Joey jauh lebih tenang dan dewasa. Dia memang lebih cocok untukmu. Hanya saja, karena reputasinya begitu besar, kami nggak pernah berpikir untuk menjodohkanmu dengannya. Kami bahkan mengira dia nggak akan setuju. Nggak disangka, dia langsung setuju."

Mata Amalia seketika memerah.

Sejak awal mengambil keputusan ini, dia sudah tahu Joey pasti akan menyetujuinya.

Di kehidupan sebelumnya, karena perbedaan generasi, para pewaris keluarga terpandang pun merasa segan padanya, termasuk Amalia sendiri. Itulah sebabnya mereka nyaris tidak pernah berinteraksi, kecuali dalam acara keluarga.

Yang Amalia tahu, Joey adalah seseorang yang sepenuhnya mencurahkan hidupnya untuk pekerjaan. Dia membangun sebuah kerajaan bisnis yang sangat sukses dan tidak pernah menikah di sepanjang hidupnya.

Hingga di usia 35 tahun, Joey mengakhiri hidupnya sendiri. Saat Keluarga Lewis membereskan barang-barangnya, mereka menemukan setumpuk surat cinta tersembunyi di kamar tidurnya.

Setiap surat ditujukan kepada seseorang yang disebut Untuk Sang Bintang. Tidak satu pun anggota Keluarga Lewis tahu siapa yang dimaksud.

Hanya Amalia yang mengetahuinya. Di malam kelahirannya, langit dipenuhi bintang. Bintang adalah nama panggilan kecil Amalia yang diberikan oleh salah satu kerabat terdekatnya, sebagai harapan agar hidupnya bersinar seindah cahaya bintang.

Dia tidak pernah tahu, pria yang tampak dingin, tidak berperasaan, dan berada jauh di luar jangkauan siapa pun itu, telah diam-diam mencintai Amalia seumur hidupnya.

Kini, ketika langit memberinya kesempatan untuk hidup kembali, Amalia bersedia memberi satu kesempatan untuk dirinya dan orang itu.

Saat dia masih termenung, orang tua Amalia mengambil sebuah kotak hadiah dan menyerahkannya kepada putri mereka, lalu berkata dengan nada penuh kepuasan.

"Amalia, besok ulang tahunmu. Joey nggak bisa pulang tepat waktu, jadi dia meminta asistennya mengambil hadiah dari ruang kerjanya. Coba lihat, kamu suka atau nggak?"

Amalia membuka kotaknya dan langsung terpaku melihat cincin yang berkilauan.

Itu adalah cincin berlian termahal yang pernah dilelang oleh Sotheby’s dalam 50 tahun terakhir, bernama Pemetik Bintang.

Amalia beruntung pernah melihatnya sekali dan sejak itu dia tidak pernah bisa melupakannya.

Tidak pernah dia bayangkan bahwa Joey akan mengirimkan hadiah semahal itu. Seketika, kehangatan pun mengalir dalam hati Amalia.

Di kehidupan sebelumnya, sejak kabar pernikahan mereka tersebar, Hugo tidak pernah lagi memberinya hadiah apa pun.

Amalia bahkan hampir lupa gimana rasanya menerima sesuatu dari orang yang dicintai.

Keesokan harinya, pesta ulang tahun Nona Keluarga Moore digelar pukul tujuh malam, di hotel paling mewah di kota.

Para tamu satu per satu menyampaikan ucapan selamat. Masalah pernikahan bisnis yang akhirnya selesai, membuat beban di hati Amalia terangkat dan senyum perlahan muncul di wajahnya.

Namun, saat pesta tengah berlangsung, tiba-tiba terdengar keributan dari arah pintu masuk. Semua tamu serentak menoleh ke sana.

Amalia pun ikut menoleh dan melihat Hugo datang ke pesta ulang tahunnya bersama Karina.

Namun, itu bukanlah hal yang paling memalukan. Yang paling memalukan adalah ketika teman-teman Hugo masuk beramai-ramai dengan membawa sebuah papan besar.

Di bagian tengah papan itu, bertuliskan empat kata.

[Bersikap munafik dan berlagak suci]

[Untuk: Amalia Moore.]

Para tamu segera berdesakan mendekat, ingin menyaksikan keributan itu dari dekat. Mereka saling berbisik, membicarakan apa yang terjadi.

Wajah Amalia Moore seketika memucat.

Tangannya mengepal erat dan menatap tajam ke arah kerumunan yang datang mengacau.

Lalu, berkata dengan suara dingin, "Apa maksud kalian ini?"

Beberapa teman Hugo tertawa meremehkan, lalu sengaja berteriak, "Seharusnya kami yang bertanya! Bukankah kemarin kamu bilang kalau Kak Hugo bukan mempelai prianya? Tapi kenapa baru pulang ke rumah, dia langsung melihat keluarganya sedang sibuk menyiapkan pernikahan? Trik tarik-ulur ini, hanya Nona Amalia yang bisa memainkannya dengan begitu lihai. Jadi menurut kami, tulisan di papan itu sangat cocok untukmu!"

"Aku sudah bilang, kemarin dia cuma keras kepala saja! Semua orang tahu dia sudah mengejar Kak Hugo selama bertahun-tahun, sampai kehilangan harga dirinya. Sekarang, tiba-tiba bilang nggak suka dan nggak mau menikah. Itu cuma akal-akalannya saja! Lagi pula, di Keluarga Lewis hanya Kak Hugo yang sebaya dengannya. Kalau nggak menikah dengannya, mau menikah sama siapa lagi?"

Seketika tawa mengejek kembali memenuhi aula.

Hugo sendiri hanya menatap Amalia dan berkata dengan wajah dingin, "Amalia, berhentilah bersikap munafik dan berlagak suci seperti itu. Jangan kira kamu bisa menarik perhatianku dengan cara seperti ini. Setelah kita menikah nanti, selain gelar sebagai Nyonya Lewis, aku nggak akan memberimu apa-apa lagi."

Amalia juga pernah mendengar kalimat itu di kehidupan sebelumnya.

Hugo memang tidak berbohong.

Selama tujuh tahun pernikahannya, selain status sebagai istri, Amalia memang tidak mendapatkan apa-apa.

Orang-orang di sekeliling mulai ramai berbisik setelah mendengar kata-kata itu. Wajah Amalia pun seketika menjadi pucat. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara tegas.

"Hugo! Aku nggak butuh status darimu. Dengarkan baik-baik, pasangan pernikahanku bukan kamu, bukan pula orang sebayamu, melainkan…"

Sebelum nama itu sempat terucap, sebuah kejadian tidak terduga tiba-tiba terjadi dan memotong kata-katanya.

Karina mendadak menutup hidung dan mulutnya, wajahnya memerah dengan bintik-bintik ruam. Matanya berkaca-kaca, lalu tubuhnya jatuh ke pelukan Hugo. "Tuan Muda, tubuhku gatal sekali. Kenapa di sini banyak sekali bunga yakut? Aku alergi terhadap bunga yakut."

Bunga yakut adalah bunga favorit Amalia. Tidak heran jika seisi aula, dari dinding hingga meja tamu, penuh dengan rangkaian bunga itu.

Mendengar napas Karina yang makin tersengal, ekspresi Hugo berubah panik dan terus memanggil-manggil nama Karina. Tanpa pikir panjang, dia segera mengangkat tubuhnya.

Akhirnya, Hugo hanya mengatakan dua kalimat.

Satu kalimat ditujukan padanya. "Amalia, setelah kita menikah nanti, kamu nggak diizinkan menanam atau menaruh bunga yakut di mana pun!”

Satu kalimat lagi ditujukan kepada teman-temannya. "Setelah aku pergi, hancurkan seluruh aula pesta ini!"

"Siap, Kak Hugo! Pasti kami laksanakan!"

Baru saja suara itu selesai terdengar, sekelompok orang itu langsung bertindak seperti gerombolan bandit mengangkat meja dan kursi, lalu mulai merusak seisi ruangan tanpa ragu.

Kue ulang tahun hancur berantakan di lantai, pecahan gelas dan piring beterbangan, bunga-bunga diinjak-injak oleh para tamu yang panik karena berusaha menghindar.

"Berhenti! Kalian nggak berhak menghancurkan pesta ulang tahunku! Hentikan sekarang juga!"

"Kelak, kamu akan menikah dengan Kak Hugo. Kalau begitu, sebagai istri yang baik, tentu harus menuruti kata Kak Hugo, benar, 'kan? Hahaha!"

Amalia terus berteriak hingga suaranya serak, tapi semua itu sia-sia. Yang dia dapatkan hanyalah gelak tawa yang tiada habisnya.

Pada akhirnya, semua tamu pergi dan ulang tahunnya pun berantakan.

Berakhir sudah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 10

    Meskipun Amalia tahu akan perasaan Joey, tetapi karena dalam dua kehidupan mereka hampir tidak pernah berinteraksi. Jadi saat benar-benar berdua saja, dia tetap merasa sedikit canggung.Joey pun menyadari suasana hatinya, lalu berbicara dengan suara lembut."Semua orang memanggilmu Amalia?"Amalia tidak menyangka Joey tiba-tiba berbicara, dia pun mengangguk pelan dan menanggapi perkataannya."Ada juga Nenek dan Kakek yang memanggilku Bintang. Kamu juga boleh memanggil begitu…"Kalimatnya belum selesai, tapi wajah Amalia seketika memerah. Amalia tiba-tiba teringat tumpukan surat cinta yang hanya sempat dia lihat sekilas. Dia pun menundukkan kepala dengan sedikit rasa bersalah.Entah karena teringat sesuatu, seberkas cahaya melintas di mata Joey, sudut bibirnya membentuk senyum yang hangat."Bintang? Maksudnya seperti bintang di langit malam? Tebakanku nggak salah, 'kan?"Entah mengapa, Amalia bisa mendengar secercah kegembiraan dalam nada suara Joey.Amalia tidak bisa menahan rasa penas

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 9

    Di hadapan seluruh anggota keluarga dari kedua belah pihak, Amalia menanggapi Hugo dengan tenang dan percaya diri."Mulai sekarang, kita adalah satu keluarga."Setiap katanya seperti batu berat yang mengganjal di dada Hugo.Hugo mengepalkan tangan erat-erat dan menatap Amalia tanpa berkedip.Amalia bisa merasakan ketidakrelaan dan amarah dalam diri Hugo, tapi dia tidak memedulikannya.Amalia menggandeng tangan Joey, lalu tersenyum dan bertanya tentang rencana selanjutnya.Joey melihat jam, kemudian menatapnya kembali. Untuk pertama kalinya, sorot mata yang biasanya dingin menunjukkan kelembutan."Karena pesawat sempat tertunda saat transit, upacara meminta restu orang tua pagi tadi dibatalkan. Menurut adat, seharusnya tetap dilakukan di kediaman lama, tapi kamu sudah lelah seharian ini. Upacara seperti itu kita undur sampai besok saja. Kita pulang dan beristirahat dulu, bagaimana?"Mendengar ucapan itu, para sesepuh Keluarga Lewis pun tertawa kecil sambil menggoda."Wah, kalau menikah

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 8

    Di tengah tatapan ribuan pasang mata, Joey muncul mengenakan setelan jas hitam yang pas di tubuhnya.Dia merapikan kacamata berbingkai emasnya, lalu mengangguk ringan kepada seluruh hadirin.Tatapannya yang dingin dan dalam menyapu seluruh ruangan, memancarkan aura yang sangat kuat dan menekan.Seluruh aula mendadak sunyi, tidak ada suara sedikit pun.Para tamu undangan yang hadir terdiam kaget, tidak ada satu pun yang menyangka dalam pernikahan antara Keluarga Lewis dan Moore, mempelai prianya ternyata adalah Joey!Orang-orang yang menyaksikan di layar, semula menunggu untuk menertawakan kejadian ini, kini membeku seperti patung.Hugo menggertakkan gigi, urat di pelipisnya menegang dan suaranya penuh dengan kemarahan."Paman? Tidak mungkin!""Pasti ada yang salah!"Setelah mengatakannya, semua orang di ruangan pun kembali tersadar dan mulai bergumam tidak percaya."Benar, benar! Pembawa acaranya pasti sudah melakukan kesalahan! Mana mungkin Tuan Joey menikahi Amalia? Mereka jelas beda

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 7

    Sehari sebelum upacara pernikahan, Amalia menerima sebuah pesan singkat.Isinya hanya satu kalimat. [Aku sudah kembali, sampai jumpa besok.]Tanpa nama pengirim dan tanpa catatan apa pun, tapi Amalia tahu.Itu darinya.Joey.Hati Amalia yang sebelumnya gundah tiba-tiba merasa tenang. Malam itu, dia tidur dengan nyenyak.Keesokan harinya pukul sepuluh, iring-iringan mobil pengantin dari Keluarga Lewis tiba di rumah Keluarga Moore, diikuti dengan kamera-kamera yang merekam.Pernikahan antar keluarga konglomerat ini akan disiarkan secara langsung di seluruh kota.Hugo membuka pintu mobil dan naik ke lantai atas. Saat melihat Amalia dalam balutan gaun putih, matanya seketika memancarkan kekaguman.Entah mengapa, Hugo merasa begitu familier dengan adegan ini sebelumnya dan sempat melamun sebentar.Setelah diingatkan oleh orang di sampingnya, barulah Hugo mengulurkan tangan kepada Amalia.Namun, Amalia tidak menyambutnya. Dia memandang Hugo dengan tenang, lalu berkata dengan datar, "Hugo, ka

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 6

    Setelah mengetahui Joey menyukai ikan, keesokan harinya Amalia pergi ke kolam ikan milik keluarganya. Dia bersiap untuk menangkap beberapa ekor guna berlatih memasak, agar kelak bisa memasakkannya untuk Joey.Baru saja Amalia memilih ikan yang disukainya, begitu membalikkan badan, dia melihat Karina yang entah bagaimana bisa masuk dan sedang berjalan ke arahnya.Dia memutar-mutar jari-jarinya dan memasang wajah sedih."Nona Amalia, apa kamu marah karena Hugo melukai tangannya saat melindungiku? Itu semua salahku. Kalau ingin menyalahkan, salahkan saja aku. Aku tahu kamu adalah tunangannya, sementara aku hanya anak seorang pembantu, aku nggak pantas membuatnya begitu mengkhawatirkanku..."Mendengar nada bicaranya yang berpura-pura polos itu, Amalia mengernyitkan dan berbalik untuk pergi.Namun, Karina tiba-tiba meraih tangannya. Di bawah tatapan bingung Amalia, dia memperlihatkan senyum menantang.Sebelum Amalia sempat memahami perubahan sikap itu, dia melihat Karina mengangkat tangan d

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 5

    Barulah saat itu Amalia menoleh dan menatapnya sejenak. Nada bicaranya yang selama ini selalu dingin, kini terselip kegembiraan yang sulit disembunyikan."Pamanmu sudah kembali ke negara ini?"Melihatnya kembali seperti biasa, Hugo tersenyum samar dan tampak sudah menduganya."Ya. Kamu segitu nggak sabarnya ingin menikah denganku? Tenang saja, aku pasti akan datang ke upacara pernikahan itu. Namun, setelah ini, jangan lagi bersikap seperti tadi. Permainan tarik-ulur sesekali masih bisa ditoleransi, tapi kalau terlalu sering, aku juga muak."Sambil berbicara, Hugo membuka pintu mobil.Amalia tahu percuma saja menjelaskan karena Hugo tidak akan percaya. Jadi kali ini, dia memilih untuk tidak repot-repot menjelaskan. Begitu duduk di kursi penumpang depan, Amalia langsung berkata, "Aku mau pulang dulu, berdandan, dan ganti baju."Melihat betapa seriusnya Amalia mempersiapkan diri untuk acara malam ini, Hugo mengira itu semua karena Amalia terlalu mencintainya dan ingin tampil sebaik mungki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status