Share

As You Wish
As You Wish
Penulis: MildTone

FIRST

“Tolong kirimkan ke bagian keuangan, aku harus mendapatkan hasil auditnya segera sebelum rapat direksi.”

“Baik nyonya, kukirim sekarang,” Ujar seorang sekretaris berwajah lonjong itu.

“Gomawo (terima kasih), oh ya dan satu lagi, Han-biseo, kosongkan jadwalku di hari Kamis.”

“Baik, sajangnim mengajak anda makan malam kan ?,” Tanya si sekretaris.

“Hmm, yeah tiba – tiba sekali.”

“Kureom (alright), aku Kembali ke ruanganku dulu.”

“Ne, samunim (nyonya).”

Gadis cantik berusia 24 tahun itu bernama  Choi Ji Eun, ia putri seorang presdir perusahaan multinasional terbesar ketiga di Asia. Ia sangat berbakat dan cantik, tidak heran di usianya yg masih muda ia menjabat sebagai Direktur Keuangan di Hanguk Inc.

Ia anak bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakak laki – lakinya melebarkan sayap perusahaan di Amerika dan Eropa. Sedangkan Ji Eun dipercaya untuk memegang perusahaan di Korea karena dia satu – satunya anak perempuan keluarga ini.

Presdir Choi sangat beruntung karena anak – anaknya sangat berbakat dan tidak perlu dipaksa untuk melanjutkan perusahaan keluarga ayahnya ini.

Ketika sedang asyik trading, tiba – tiba ponsel Ji Eun berdering.

“Oh, yoboseyo abeoji (halo, ayah),” Ujarnya.

“Jangan lupa aku menunggumu besok,” Ujar Presdi Choi.

“Oh, baiklah, jangan khawatir, aku tidak pikun abeoji (dad),” Balas Ji Eun.

“Ya sudah kembalilah bekerja,” Ujar Presdir.

“Oh (yes).”

Waktu menunjukkan pukul 21.45 ketika Ji Eun memutuskan untuk pulang, ia sudah menyelesaikan banyak tugas, dan tidak ada yg tertinggal. Ia menuju ke basement dan mengemudikan Hyundai Palisadenya menuju rumah.

“I’m home !,” Ujarnya Ketika sampai di rumah.

“Oh, kau sudah datang. Sudah makan ?,” Tanya sang ibu.

“Sudah.”

“Ji Eun-ah, kemari sebentar,” Ujar ayahnya yg sedang duduk di sofa.

“Oh, ada apa abeoji ?,” Tanya Ji Eun.

Ji Eun meletakkan tasnya dan duduk di samping sang ayah. Sepertinya ada yang harus dibicarakan.

“Kau tahu susah sekali kan menyuruh oppa – oppamu untuk menikah, kau juga tahu kalau kau sudah dijodohkan, aku rasa sudah waktunya kau menemui Hwan,” Ujar Sang ayah.

“Lee Hwan ?,” Tanya Ji Eun.

“Tentu saja, Hwan mana lagi yg akan menikahimu.”

“Lee Hwan ?,” Tanya Ji Eun tak percaya.

“Kenapa kau terlihat sangat terkejut ?,” Tanya sang ibu seraya meletakkan segelas yoghurt di hadapan Ji Eun.

“Ah, sudah lama sekali tak terdengar kabarnya. Kukira perjodohannya batal dan Lee Hwan sudah menikah,” Ujar Ji Eun.

Sang ibu dan ayah tertawa, “Aigoo (astaga), kenapa mengira perjodohannya batal, apa selama ini kau memikirkannya ?,” Tanya sang ibu.

“Ne, aku, aku sangat menyukainya,” Ujar Ji Eun dengan suara yang tiba – tiba melirih.

“Kalau begitu segera mandi !, kau mau terlambat menemui calon suamimu ?,” Tanya sang ayah.

“Ne !.”

Ji Eun langsung berlari menuju ke kamarnya di lantai dua.

“Kau yakin Hwan akan menyukainya ?,” Tanya sang ibu.

Sang ayah tersenyum, “Dia perempuan dengan kepribadian dan wajah yang cantik, cepat atau lambat Hwan akan jatuh cinta.”

Sementara Ji Eun yg girang bukan kepalang langsung mandi berendam dan membersihkan badannya, ia melakukan beberapa treatment seperti UV Mask dan entah apa saja.

Padahal pertemuannya masih besok.

Ji Eun pertama kali bertemu Lee Hwan saat usianya 10 tahun dan Hwan 15 tahun, mereka dijodohkan karena ayah Hwan merasa berhutang budi kepada ayah Ji Eun dan sekaligus memperkuat perusahaan ayah Ji Eun.

Selain itu, Ayah Hwan pernah berkata kalau ia tidak mau menikahkan putranya dengan sembarang orang.

Mereka jarang bertemu karena Hwan kuliah di Australia dan Ji Eun di Amerika.

“Ah !!.”

Ji Eun berteriak di balik bantal.

“Astagaa, aku akan bertemu Hwan,” Gumamnya keras.

Ia mengatur napasnya dan menutup matanya, berusaha terlelap.

Esoknya, entah mengapa Ji Eun merasa hari berakhir dengan cepat, ia pun pulang lebih cepat.

Ia mengambil kemeja berlengan balon dengan bahan sifon berwarna putih dengan motif bunga kecil dan rok biru muda, ia mengitari walk in closet nya beberapa kali dan mengambil sebuah tas putih channel berukuran 18 cm dan sepasang sepatu hak tahu putih setinggi 8 cm.

Ji Eun tersenyum di depan kaca dan mengoleskan lip cream berwarna peachy nude, serta memakai sepasang anting silver dari platina.

Sepasang mata kehijaunnya terlihat berbinar dengan eyeshadow paduan gradasi warna cokelat dengan sedikit glitter, hidungnya mancung tanpa contour dan rahangnya tampak sempurna ketika ia mengibaskan rambutnya.

Last touch, parfum Bvlgari.

Perfect.

Ny. Choi hampir menjatuhkan tasnya ketika melihat Ji Eun keluar dari kamarnya.

“Yeobo, lihatlah gadis Rusiamu,” Ujar Ny.Choi.

Tn. Choi tersenyum, “Ayo buat Hwan mengiris jarinya saat melihatmu,” Ujanya.

“Apa – apaan, kau pikir aku Joseph ?,” Sahut Ji Eun. Berangkatlah mereka dengan mengendarai Mercedes.

“Eoh, Joseph perempuan, jadi Josephine ya,” Gurau sang ayah.

Waktu menunjukkan pukul 20.00, Ji Eun dan keluarganya melaju menuju restoran dengan Mercedes kesayangan mereka.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status