Share

Asisten Tuan Angkuh
Asisten Tuan Angkuh
Penulis: Eljanes Crocus

01. Perjodohan

"Apa! Perjodohan?"

Suasana nyaman yang menyelimuti seluruh sudut rumah sekejap tersapu bersih ketika Thea mendepakkan telapak tangannya ke atas meja,

Kedua manik nyaris membulat sempurna sesudah mendengar keputusan sepihak yang dilakukan neneknya. Perkataan aneh tadi berhasil membuat sesuap nasi dalam mulut Thea tertelan bulat bulat.

"Aw, sakit." Merintih dalam hati, berusaha menahan bagian tubuh yang terasa nyeri.

Muka masam yang tersemat di wajah gadis itu begitu jelas mengartikan sebuah kekesalan, ditemani sorot mata kecewa mengarah pada wanita tua di depannya.

"Santai dong Thea. Bikin orang kaget aja!" gumam Barsha masih menikmati sepiring salad, 

Dengan raut tak acuh ditatapnya gadis tadi dengan lekat, menebar senyum dalam hati seakan telah menduga reaksi apa yang akan diterima. 

Sekali lagi dia berhasil menebak setiap langkah gadis manja yang telah tinggal begitu lama dengannya, senjata paksaan serta ancaman adalah hal ampuh untuk menundukkan sifat keras kepala Thea.

"Apa Nenek bilang?! Nenek kaget? Thea juga kaget, waktu Nenek ngomong mau jodohin Thea.."

"Bikin orang panik aja! Udah deh ga usah aneh aneh," pinta Thea berusaha kembali tenang, membenarkan posisi duduk seraya memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut.

"Ya---Nenek kan, cuma ngomong apa adanya..." Mengaduk ambang berbagai macam sayur pengisi piring,

"Tuh, nenek udah siapin baju buat kamu pake nanti malam." Tanpa ragu mengulurkan satu telunjuk ke arah sofa yang berada tidak jauh dari meja makan.

Seketika membuat Thea terbelalak setelah mendapati sebuah paper bag sedang, "Huk.. uhuk.. uhuk!"

Sesuap nasi yang tengah terkunyah ria justru terpaksa masuk tanpa permintaan bahkan pada saluran yang salah karena rasa terkejut.

Pembuktian kalimat tadi membuat jantung Thea terpacu, bagaimana bisa wanita tua itu benar benar berpikir untuk menjodohkannya?

Ditatap sekilas benda tadi sebelum sorot penolakan beralih demi mencari penjelasan. "Nenek serius mau jodohin Thea?"

"He.em" Menganggukan kepala, tak segan menerbitkan senyum penuh pasti.

"Aduh---Nenek apa apaan sih! Masa hari gini masih main jodoh-jodohan segala."

"Aku ga mau!" lugas Thea dengan raut antusias, mengumpulkan seluruh kekesalan sekaligus rasa muak pada raut wajah untuk membela diri.

"Oh, ya udah kalo ga mau. Nenek juga ga mau ngasih uang.."

"Ih, Nenek curang. Masak ngancemnya pake uang," decak Thea merasa terpojok.

"Kamu juga ga pernah mau nurutin permintaan nenek. Disuruh nerusin perusahaan---engga mau!"

"Kan masih ada paman yang bisa mimpin perusahaan," sahut Thea merendahkan suara.

"Disuruh kuliah---nggak kelar kelar."

"Ya, emang belum waktunya aja. Tapi minggu depan aku udah wisuda kan?!"

"Disuruh belajar masak, juga ga mau!"

"Disur---"

"Cukup nek!" sontak Thea menyodorkan telapak tangannya demi mencegah kalimat yang akan terlontar dari mulut Barsha.

Tanpa disadari gadis itu secara tidak langsung baru saja membuka aib sekaligus ketidakcakapannya dalam menjalani hidup. Sedangkan wanita tua tadi tengah tersenyum puas, meski sekilas Barsha bisa melihat keputusasaan di wajah cucunya.

"Kapan dan dimana--Thea harus ketemuan?"

"Nanti malam jam 7 di hotel Expa."

"Oke, aku mau. Tapi cuma malam ini doang!"

"Kok malam ini doang?" ucap Barsha memasang raut bingung, merasa ada sebuah kelicikan dalam kalimat tadi karena tahu bahwa cucunya tidak akan semudah itu menerima permintaan aneh yang mempertaruhkan masa depan.

Meski telah menaruh curiga, dia tidak akan pernah tau bahwa Thea tengah menyusun satu rencana licik demi membalas dan memutar balikkan keadaan yang beberapa saat lalu sudah memojokkannya. 

"Tentu saja cuma malam ini. Karena aku bakal buat pria itu kabur! Dan ga berani datang lagi," gerutu Thea dalam hati, menerbitkan senyum licik.

"Thea!" panggil Barsha, menanti sebuah jawaban.

"Y-ya soalnya kan, kita ga tau aku sama dia jodoh atau ga. Bisa aja kan nanti cowoknya udah punya pacar!"

"Ya kan, Ya kan?" seru Thea mengangkat alis,

Drt... 

Drt...

Drt...

Muncul suara dering telepon yang berhasil mengalihkan perbincangan mereka berdua. Dengan sigap gadis itu melirik ke arah lain seraya mengulurkan tangan demi meraih ponsel miliknya, 

Terlihat sebuah notif dari salah satu kontak yang membuat jarinya tak segan mengusap layar demi menghubungkan panggilan.

"Bentar Nek. Aku angkat telpon dulu,"jelasnya mendekatkan benda tipis tadi ke samping telinga.

"Halo?" celetuk suara gadis di balik telepon,

Satu kata sapaan dengan logat yang begitu familiar bagi pendengaran Thea, siapa lagi kalau bukan seorang model cantik ternama sekaligus sahabat karibnya sejak bangku sekolah.

"Hei, ada apa?" tanya gadis itu merendahkan suara,

"Ayo! katanya mau ikut nonton." 

"Lah, bukannya jam 10?" sanggahnya mengerutkan alis,

"Iya jam 10. Tapi---masa cuma mau nonton doang! Kita jalan jalan dulu dong, sambil belanja." 

"Oh--bener juga. Oke deh! Bentar ya? Aku siap siap terus otw kesana," tegas Thea sebelum memutuskan telepon.

Setelah selesai, dengan cepat diletakannya kembali ponsel tadi lalu menghabiskan makanan yang masih tersisa. Tanpa pikir panjang, memasukkan sesendok nasi secara berangsur angsur hingga mengundang sorot mata wanita lain,

Menatap penasaran karena sikap cucunya yang tiba tiba berubah, "Siapa?"

"Manda..." sahut Thea singkat,

"Terus? Kalian mau keluar?"

"Yap!" Mengangguk tanpa ragu,

"Kemana?"

"Biasalah anak muda. Keliling kota---udah lama ga keluar sama temen temen," jelasnya merendahkan suara.

"Hh, udah lama---perasaan tiga hari lalu kalian abis staycation di perbatasan kota." gumam Barsha lirih sambil menghela nafas,

"Thea udah selesai makannya. Duluan ya Nek!" Beranjak pergi meninggalkan beberapa suap nasi yang tersisa.

Wanita tua itu tidak menyadari jika gadis tadi sedang melangkah mendekat ke arah sofa dan meraih paperbag pemberiannya.

Sampai waktu berlalu ketika Barsha sibuk mengotak atik ponsel dan masih enggan meninggalkan meja makan. Terdengar langkah kaki yang mengalihkan perhatian, terlihat Thea tengah menuruni tangga dengan setelan baru juga tas serta paperbag di salah satu tangannya. 

"Loh?! kapan kamu ngambil--" Beralih cepat menatap sofa yang telah kosong.

"Itu--itunya kenapa dibawa juga?" Menunjuk berkat rasa penasaran,

"Ng, kayaknya Thea pulang agak sorean. Jadi nanti habis keluar sama temen----Thea langsung ganti baju terus ketemu sama pria yang nenek omongin," dusta Thea tak bergeming.

"Oke. Tapi awas aja kalo kamu ga dateng! Siap siap kehilangan uang jajan," tegas Barsha melontarkan tatapan tajam sebagai ancaman.

"Iya iya, Nenek bawel!" gumam Thea tersenyum lebar, segera melangkah menghampiri.

Cup...

"Thea berangkat ya!"

***Bersambung

(Perkenalan Tokoh)

Nama : Thea Briella

Usia: 25 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa semester akhir

Hobi : Menghabiskan kekayaan keluarga

Sifat : Periang,manja,dan ceroboh

Fisik : Tinggi,cantik,putih,rambut lurus,mata hazel.

Nama : Amanda Gabriel

Usia : 26 tahun

Pekerjaan : Model

Hobi : Koleksi barang mahal edisi terbatas

Sifat : Pemilih,cerewet

Fisik : Tinggi,cantik,kuning langsat,rambut gelombang,almond eyes

Nama : Barsha Briella(nenek Thea)

Usia : 70 tahun

Hobi : Mencari masa depan untuk Thea

Sifat : Pemaksa 

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
dibatezal
Thea, enak banget hobynya habisin harta keluarga. kayanya seru, karakter Theanya unik ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status