Share

Asmara di Atas Ranjang
Asmara di Atas Ranjang
Author: 9inestories

Kali Pertama

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-01-24 11:50:43

*****

Kedua tubuh itu bergerak seirama, menyatu di bawah temaram lampu kamar yang terpasang di dinding sisi kiri ranjang. Napas keduanya terasa berat, peluh membuat tubuh mereka lengket. Jangan ditanya bagaimana bentuk sprei putih gading itu sekarang. Kucel dan basah oleh keringat bercampur darah dan cairan kenikmatan.

"Beast!" Geram sosok yang berada di atas. Gerakannya semakin terpacu.

Orang yang dipanggil Beast, terpejam merasakan kenikmatan yang ditawarkan sang lawan. Kedua tangannya meraba-raba punggung telanjang sosok di atasnya. "Kita telah melanggar kontrak, Beau!" Ucapnya kepayahan.

"Aku tidak perduli! Cium aku!" Mereka pun berciuman dengan tubuh keduanya yang masih saling menghentak, berusaha mereguk puncak kenikmatan surgawi.

Beau tidak menyangka akan kembali merasakan hal yang pernah ia rasakan semasa sekolah. Ia masih mengingat jelas kali pertama ia melakukannya, melepas keperjakaannya dengan seorang kakak kelas. Perbedaannya kali ini, dirinyalah yang menjadi pihak penerima.

"Kukira kau berbohong, ternyata kau benar-benar belum tersentuh!"

Beau melayangkan kecupan-kecupan ringan di bahu Beast. Wanita itu merintih pelan sembari menyamankan posisi tidurnya. Sesi percintaan mereka telah berakhir sejam yang lalu, kini mereka terbaring kelelahan di atas ranjang dengan Beau yang memeluk tubuh Beast dari belakang.

"Aku masihlah orang dari timur dengan norma yang mengikat!" Timpal Beast, ia mulai memejamkan mata. Kantuk mulai menyapa.

"Tapi, gerakanmu sangat lihai!"

Beast tersenyum. "Ada yang dinamakan video dewasa, Beau!"

"Ya, aku rasa aku tahu sekarang, darimana referensi adegan dewasa dalam 365 Hari berasal."

*****

(Rapat rutin perusahaan; Selasa)

Beau melonggarkan dasinya, satu tangan memainkan pena. Ia bergerak gelisah, bayangan liar semalam menyerbu benak. Tubuh Beast yang meliuk di depannya, terhimpit di antara tubuhnya dan tembok kamar. Kedua tangan Beast meraba-raba dinding berwallpaper coklat sebagai bentuk pelampiasan dari rasa nikmat.

"Sial! Fokus Beau! Kau sedang rapat sekarang!"

Beau berusaha keras menjaga kewarasannya. Sekarang, ia sedang menghadiri rapat yang membahas mengenai perencanaan pembangunan cabang perusahaan. Rapat akbar yang dihadiri oleh beberapa investor asing dan para pemegang saham. Ia berdeham lalu mengambil segelas air putih yang tersedia di depannya. Dengan air itu ia berharap fokusnya bisa kembali atau mungkin sekedar meredam bara yang mulai merayapi tubuh. Namun, apa yang bisa diharapkan dengan segelas air putih? Bukannya mereda, justru bayangan erotis lain merangsek masuk. Beast dan dirinya yang berpelukan di bawah guyuran shower, mengais nikmat dalam penyatuan tubuh.

"Oke! Kita sudah tersambung dengan Aya!"

Tiba-tiba suara seorang pria hadir. Membuat netra biru Beau yang semula terpejam -karena terlalu larut dalam fantasi liarnya- seketika terbuka. Kesadaran seolah ditarik paksa, visual liar yang berputar di benak perlahan memudar, seperti serpihan puzzle yang mulai terlepas.

Kini, ia disajikan langsung dengan sebuah layar yang menampilkan satu sambungan komunikasi online. Seorang wanita berkacamata dengan rambut setengah basah tergerai, sedang memenuhi layar besar. Ia mengenakan piyama dan duduk di atas ranjang.

"Maaf, jika membuat Anda sekalian tidak nyaman dengan situasi tempat yang saya gunakan. Saya akui, saya memang sedang dalam kondisi tidak bisa bangun dari tempat tidur," jelas si wanita lembut.

"Anda baik-baik saja, Mrs. Prince?" Seseorang bertanya dengan nada khawatir.

"Memang kurang fit, tapi selebihnya saya baik-baik saja. Terima kasih banyak atas atensinya."

Senyum itu begitu tulus, yang ditujukan untuk para hadirin rapat. Beau tersenyum samar menyaksikan interaksi si wanita dengan para peserta rapat. Terasa dekat, malah cenderung intim.

"Intim? Sial! Kenapa benakku kembali mesum?"

Setelah basa-basi tersaji, Henry Star, sang Pimpinan Redaksi memulai sesi rapat dengan memberikan beberapa patah kata pembuka. Tuntunan mengenai agenda rapat yang akan mereka bahas. Topik pembahasan rapat akan terfokus pada prospek PrincePages seandainya mendirikan sebuah cabang baru yang menaungi berbagai multibidang, seperti entertaintment yang menaungi produksi series dan movies. Atau mungkin bisa ditambahkan modelling dan advertising. Ide yang cukup gila untuk bisa terealisasi pada sebuah perusahaan penerbitan. Wanita bernama Aya Prince adalah sang pencetus ide. Ia begitu terobsesi oleh perusahaan fiksi bernama W dari sebuah fiksi novel bergenre romansa karya dari BeastStories, salah satu penulis besutan PrincePages.

Beau, sebagai CEO -entah kenapa sang kakek menyematkan posisi ini pada sebuah perusahaan penerbitan- berusaha keras mencerna setiap kalimat yang terucap dari bibir Henry. Fokusnya terbagi karena seseorang di line seberang.

"Kenapa dia malah menerima panggilan? Sial!"

Beau memandang layar komunikasi yang masih menampilkan wajah Aya Prince. Ia sangat serius mendengarkan perkataan Henry. Senyumnya selalu terulas, memamerkan keramah-tamahan kepada para rekan bisnis yang hadir. Beau terbilang beruntung bisa menyematkan surename-nya menggantikan nama belakang keluarga Aya. Aya Prince merupakan magnet bagi para investor. Optimisme dan kegigihannya dalam mewujudkan ide-ide di luar nalar mampu membius siapapun yang berkecimpuk di dunia bisnis. Dia itu beda dan unik.

Rupanya, wanita itu tahu kalau sedang diperhatikan. Pandangannya yang semula fokus pada Henry beralih ke Beau. Mereka saling berpandangan sesaat sebelum Aya memutuskan pandangan dengan seulas seringai. Seringai sama yang mengingatkan Beau pada sosok yang telah membuai gairahnya semalam.

Krieeet!

Cukup! Ia sudah tak mampu menahannya lebih lama!

Henry menghentikan penjabarannya. Semua hadirin rapat menoleh heran melihat sang pimpinan perusahaan berdiri dengan kedua tangan terkepal. Wajahnya memerah padam.

"Ada sesuatu yang membuat anda tidak berkenan dengan penjelasan saya, Mr. Prince?" Tanya Henry.

"Tidak! Bukan itu!" Beau menatap Aya sesaat. "Kalian lanjutkan saja rapatnya tanpa aku, perutku mulas! Sepertinya aku salah makan tadi!"

Beau Prince pun berjalan keluar ruangan, meninggalkan rapat yang bahkan baru seperempat berjalan. Setiap orang terdiam, termasuk Aya Prince. Apa yang telah terjadi?

"Oke! Sepertinya, kewenangan Mr. Prince teralih padaku sekarang," ucap Allyson Star, sang wakil CEO yang sedari awal rapat hanya diam memperhatikan. Ia mencium sesuatu yang mencurigakan dari gerak-gerik Beau Prince.

"Silakan dilanjut, Mr. Star!" Intruksinya kemudian kepada Henry, yang ternyata suaminya sendiri.

Aya prince menatap pintu ruang meeting dengan sendu. Seolah Beau berdiri di sana. Suaminya itu jarang pulang belakangan ini, setelah Beau memberikan salah satu apartemen mewah di pusat London pada Daphne. Mantan Beau yang kini menjadi selingkuhan sang suami. Aya bahkan menemukan chat mesra Daphne semalam.

"Oh Beau! Aku semakin ketagihan dengan permainan ranjangmu! Kau bisa datang kembali kan setelah kau menyelesaikan rapatmu?"

Beau Prince sudah gila! Apa yang ia pikirkan? Bagaimana jika para investor mengendus affair mereka? Ini bisa berimbas pada rencananya merealisasikan W. Aya tidak bisa membiarkan mereka mengacaukan impiannya. Ia harus berbuat sesuatu! Aya Prince harus memberikan penegasan pada si bangsawan murahan tersebut, bagaimana ia harus bersikap.

"Aku akan memberimu sedikit pembelajaran, Daph!"

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Electra Newsted
ini maksudnya gimana? beast si cewek?
goodnovel comment avatar
Shilla07
cinta atau hasrat ?
goodnovel comment avatar
9inestories
masih terlalu dini untuk takluk pada siapapun ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Asmara di Atas Ranjang   Peterseli

    Eddie menyeringai tipis melihat sebatang tanaman mirip peterseli yang tergeletak di tempat sampah. Raya sengaja membuangnya karena sayuran itu terlihat layu, ia sudah memilahnya sebelum memasukan mereka sebagai campuran sup."Kau menyukai peterseli?" tanya Eddie. Rahangnya mengetat ketika ia melihat Raya mulai menyendok sup di mangkok, mulai menyantapnya dengan lahap."Tidak juga. Aku hanya ingin mencobanya saja."Raya mengernyit. Saat ia menyendokkan suapan pertama, lidahnya merasakan pahit tipis—seperti ada sayuran yang terlalu tua atau sedikit layu, padahal ia yakin sudah memilah semua bahan."Ah! Terima kasih ya sudah sudi berbelanja untukku. Belakangan ini Liam sedang direpotkan dengan urusan paparazzi. Kehadiranmu sangat menolongku."Raya mengabaikan rasa getir itu karena rasa itu tidak bertahan lama; setelah beberapa suap, lidahnya menjadi terbiasa. Kejanggalan kecil itu tenggelam dalam kehangatan kuah, membuat bibirnya tersenyum begitu lebar. Ia membutuhkan sup sayur hangat di

  • Asmara di Atas Ranjang   By Order of the Munsons

    Edward Munson—begitu Liam mengenal pria itu. Bukan sahabat lama, bukan teman kuliah, bahkan bukan kenalan yang punya sejarah berarti. Eddie hanyalah pria yang selalu ia temui di night club; sosok yang kemunculannya terasa rutin—terlalu rutin, malah—di sebuah night club elite yang hanya menerima tamu dari kalangan atas.Liam Henderson sebenarnya tidak keberatan berbaur dengan kelas bawah; ia tak pernah mempersoalkannya. Pada akhirnya, alkohol dan beberapa wanita sudah cukup menjadi pelarian. Namun tetap ada perbedaan yang kentara antara night club kelas atas dengan kelas bawah. Security. Tempat elite memiliki lapisan penjagaan yang ketat untuk melindungi para pengunjung dari paparazzi yang bisa saja bertindak gila. Ditambah fasilitas berkelas yang nyaris selalu lengkap—keistimewaan yang tidak akan ditemukannya di tempat lain.“Namanya Raya. She’s a Rodney,” bisik Eddie. Mereka duduk berdampingan di sebuah stool, sementara seorang wanita—teman kencan Eddie malam itu—menyandarkan tubuhny

  • Asmara di Atas Ranjang   Pengakuan Daphne; Benang Merah Penculikan J.R

    Di sebuah kota di Pulau Jawa. Itu satu-satunya petunjuk yang diberikan Daphne Westwood kepada Aya. Ia mengaku, semenjak dirinya tertangkap basah, Liam maupun antek-anteknya tidak lagi berkomunikasi dengannya. Aya tahu wanita itu licik tapi sorot yang terpancar ketika Daphne memberitahukan hal itu terlihat jelas ada kejujuran di sana.Daphne mengatakan Liam Henderson tidak bekerja sendiri, ia mempunyai partner tak bernama. Daphne hanya bertemu dengan pria itu dua kali, namun dari dua kali pertemuan tersebut Daphne bisa menyimpulkan si pria ini sangat penting, sangat berbahaya dan mempunyai peran besar dalam operasi penculikan J.R. Bisa dikatakan dialah sang dalang."Kenapa kau memberitahuku? Bukan kepada Beau atau yang lainnya?"Mereka duduk di gazebo, berdua, pada sore yang mendung. Dua cangkir teh dan beberapa snack menemani percakapan itu. Tak jauh dari mereka, seorang penjaga—yang Daphne lihat saat ia berbicara dengan Beau—berdiri mengawasi, seolah memastikan keamanan sang majikan.

  • Asmara di Atas Ranjang   Perintah dari Bayangan

    Entah bagaimana cara Daphne menggambarkan perasaannya sendiri. Yang jelas, ia merasa tertipu. Ia pernah diliputi ketakutan ketika harus melahirkan secara prematur; rasa cemas itu menghantuinya. Ia takut kehilangan Michelle. Bayi itu terlahir begitu mungil, nyaris tak mampu bertahan, dan ketidakpastian itu membuatnya gentar. Ia tahu, jika Michelle tiada, habislah semuanya. Masa depan Velma sudah jelas -gadis itu adalah salah satu ahli waris keluarga Prince. Sedangkan dirinya? Hanya mantan istri yang sudah lama tersingkir. Karena itulah ia membutuhkan Michelle, untuk kembali terhubung dengan keluarga Prince.Lalu, sebuah harapan muncul. Michelle menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Keluarga Prince begitu memberi perhatian pada bayi kecil itu. Beau pun semakin sering datang ke Manchester setelah Michelle dibawa pulang -menengok Michelle dan Velma, bahkan sesekali menanyakan kabarnya. Saat itu, ia merasa kembali dilihat. Kembali mempunyai peluang."Rawatlah Michelle, jangan biark

  • Asmara di Atas Ranjang   Satu Anak untuk Dua Ibu

    "Kau sadar apa yang kau lakukan, Beau?" berang Aya, suaranya pecah. "Apa maksud dari semua ini?""Kita sudah sepakat akan mengumumkan Michelle sebagai bagian dari keluarga Prince," jawab Beau menahan diri. "Dan kita memilih skenario bahwa dia menjadi anak angkat kita.""Kau bahkan tidak ada di sini! Kau selalu pergi ke Manchester dengan alasan menengok Michelle. Sekarang kau membawanya ke rumah ini dengan Daphne dan Velma?"Beau mengepalkan kedua tangannya, berusaha lebih keras menahan amarah. Ia sudah menyuruh Wiwid dan Rengganis keluar agar bisa bicara baik-baik, tetapi Aya tidak memberi ruang untuk itu. Padahal semua keputusan ini sudah mereka rundingkan bersama. Michelle akan mendapatkan haknya tanpa mencoreng nama baik Keluarga Prince. Dan permintaan Aya untuk menjadi ibu dari Michelle terpenuhi.Demi Tuhan, Aya." Napas Beau mulai naik-turun. "Kau yang menjauh lebih dulu. Kau yang menghindariku sejak hari itu. Kau terlalu larut dalam kesedihanmu sendiri. Aku juga kehilangan, aku

  • Asmara di Atas Ranjang   Ditelan Ketidak-Pastian

    -Kau hanya perlu memberiku satu kesempatan, Aya. Datanglah padaku- Aya menangis tersedu saat membaca surat yang tersimpan rapi dalam amplop beraroma lavender itu. Itu datang bersama sebuah paket rahasia. Sebuah video lain tentang J.R. Bayinya yang masih menghilang lima bulan ini. Mereka memang berhasil menggagalkan upaya penculikan atas dirinya hari itu, tapi tidak dengan bayinya. Upaya yang sempat dirayakan sebagai kemenangan berubah menjadi pukulan paling mematikan. Ketika bandara dijaga dengan lapisan keamanan berlebih, tidak ada seorang pun yang mengira jalur laut justru menjadi celah mematikan. Dr. Meredith Ameer dan beberapa anggota timnya telah ditangkap, tetapi perempuan itu tetap bersikeras tidak tahu kemana J.R dibawa. Sementara itu, pihak Prince tidak bisa menjebloskan Daphne ke penjara. Dua hari setelah tragedi, wanita licik itu mengalami pendarahan dan harus melahirkan prematur. Ia memanfaatkan keadaan dengan mengancam akan membuka keberadaan baby Michelle jika ia di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status