Home / Romansa / Asmara di Atas Ranjang / PerselingkuhAn Sang Istri Kontrak

Share

PerselingkuhAn Sang Istri Kontrak

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-02-20 23:08:48

*****

"Sial! Brengsek kau Beau!" Umpat Liam.

Aya menceritakan hasil pertemuan mereka pada Liam, tapi sedikit berbohong di bagian akhir. Pertemuan itu sebenarnya masih menggantung karena Beau tidak pernah kembali. Hanya sebuah telpon yang diterima Jack Carlton dari Beau, dengan sebuah pesan bahwa Beau membutuhkan waktu untuk berpikir. Aya merubah alur dengan menambahkan beberapa drama untuk memancing kemarahan Liam. Ia tahu pria itu tergila-gila padanya, jadi seperti yang adiknya sarankan, ia harus mulai memanfaatkan benefit ini.

"Pinalti yang kuajukan cukup tinggi Liam, kau tak perlu khawatir! Ia akan berpikir ulang untuk meniduriku lagi!" Sandiwara Aya. Ia sudah muak menjadi protagonis yang selalu dimanfaatkan, sudah saatnya Aya bangkit dan mengambil peran lain.

"Bagaimana dengan kau sendiri?" Tanya Liam. Ia meraih tengkuk Aya dan menciumnya mesra. "Kau membuatku gila, Aya!"

Mereka sedang berada di tempat kencan favorit mereka. Padang kosong di belakang taman Green Mansion. Menggelar tikar di bawah satu-satunya pohon yang tertanam sambil menikmati afternoon tea dan semilir angin sore di penghujung musim.

"Itu pertanyaan yang lucu. Kau tahu pasti berapa usiaku di saat aku melepas keperawananku. Tiga tahun tidak berarti apapun bagiku!"

Aya mengecup hidung Liam lalu menyatukan kembali bibir mereka. Ia mengecap bibir bawah Liam sensual, menyatukan lidah mereka dalam tarian erotis di dalam sana. Napas keduanya mulai memberat seiring intensnya pagutan bibir. Jemari lentik Aya perlahan menelusuri paha Liam hingga tiba di pangkal paha, kemudian berputar-putar lembut di satu tempat. Tindakan seduktif Aya membuat Liam menggeram, pria itu pun melepaskan ciuman mereka, tapi masih membiarkan jemari Aya bermain.

"Bukan itu, sayang," ucapnya kepayahan.

Aya mengernyit sesaat sebelum ia memahami kemungkinan maksud dari Liam. "Jangan khawatir, kau adalah pria bebas. Selama kau belum menyandang status sebagai suamiku, kau boleh meniduri wanita lain."

Jarang ada pria yang mampu menahan hasratnya dalam waktu yang lama. Memikirkan kemungkinan itu, Aya tertunduk lesu. Elusan jemari tangan pun terhenti, ia gusar memikirkan kemungkinan Liam akan meniduri wanita lain selama masa kontrak nikah keduanya dengan Beau. Aneh! Dulu, itu tidak pernah ia permasalahkan.

Liam menangkap raut kecewa ketika Aya mengutarakan spekulasi ngawurnya. Ia tersenyum senang. Sepertinya, usahanya selama ini mulai membuahkan hasil. Strategi yang ia terapkan untuk menggaet hati Aya mengalami progress yang memuaskan.

"Bukan begitu sayang. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Hati dan tubuh ini hanya akan bereaksi terhadapmu. Aku hanya khawatir dengan hatiku jika mendengar kabar kalian kembali seranjang berdua."

Liam melihat senyum merona itu. Aya menunduk, memainkan jemarinya yang lain pada kancing kemeja milik Liam. Ia persis seperti remaja puber yang sedang kasmaran. Ini membuat rasa di hati Liam membuncah senang, mengingat tindakan menggemaskan Aya tertuju untuknya

"Kau serius dengan perkataanmu?" Cicit Aya malu-malu.

Akhirnya! Bel kemenangan berada di ujung telinga, siap untuk berdering. Liam hanya perlu memastikan sebelum mengklaim kepemilikian akan diri Aya. "Kau perlu sebuah bukti? Bergeraklah ke tengah!"

Aya berkedip, wajahnya memerah sempurna. Ia paham apa yang Liam maksud. Pria itu menatapnya penuh gairah bercampur puja. Pandangan yang tidak pernah ia dapatkan dari Beau Prince. Aya adalah saksi bagaimana Liam berjuang tak kenal menyerah demi mendapatkan perhatiannya. Diam dan menurut meski ia hanya memanfaatkan keberadaannya. Sekarang, ia menyadari betapa indah mutiara hijau milik Liam, menyala bagaikan bara yang membakar tubuh Aya.

Pelan, jemari tangan Aya kembali bergerak ke bagian tengah dan berhenti di situ. Aya mendesah, darahnya berdesir hebat. Ia pun menyatukan kening mereka, "Rasakan, sayang!" Perintah lembut Liam sembari menekan telapak Aya di permukaan celananya.

Aya terpejam, membasahi bibir ketika tangkupan tangannya terasa penuh. "Sepertinya, aku harus mengundangmu ke ranjang, Mr. Henderson!"

Dan bel kemenangan pun mengalun nyaring di telinga Liam.

*****

Sudah berapa hari Beau menginap di apartemen Daphne? Seminggu? Sepuluh hari? Ia tidak perduli! Ia butuh banyak waktu untuk berpikir dan berembug dengan pasangan Star perihal perpanjangan kontrak nikah. Beau sengaja tidak pulang ke Green Mansion sejak pertemuan mereka Senin lalu. Ah, sudah delapan hari berarti Beau tidak pulang, karena ini hari Selasa. Ia sengaja menghindar dari Aya. Beau mulai merasakan kegundahan bercampur kecemburuan menghantui pikirannya. Benaknya kini bukan lagi penuh oleh berbagai rencana menaklukan kembali Daphne, melainkan jeritan kenikmatan Aya pada dua babak panas mereka.

Sebenarnya, sebelum Aya menemuinya Senin lalu, Beau sudah mempunyai pemikiran untuk mengajukan perpanjangan kontrak nikah. Ia akan berdalih, ini semua demi impian Aya, Aya pasti masih membutuhkan nama belakangnya. Tapi sejatinya, ia menginginkan kembali mereka mereguk candu gairah di atas peraduan panas. Tubuh Beau begitu merindukan tubuh Aya untuk menyatu bersama.

Sayang, ia kecolongan. Aya bersama tim telah mendahului idenya dan Beau yakin itu semua atas bujukan Liam. Si Henderson brengsek itu! Semua aturan yang Aya dan timnya terapkan sangat merugikan dirinya. Demi Tuhan! Dia harus membayar satu malam dengan bagian saham yang tidak sedikit. Padahal, dari perjanjian empat tahun kontrak, Beau sudah membayar Aya dengan 5% saham yang ia miliki. Beau adalah pemegang 50% saham PrincePages diikuti Henry dan Allyson Star 15%, Aya, Liam Henderson dan Elizabeth Rodney masing-masing memegang 5%, sisanya dipegang para investor. Bukankah ini taktik licik mereka? Beau yakin Liam akan dengan sukarela memberikan 5% bagiannya. Para investor yang cenderung berpihak pada Aya, mungkin bisa dinego. Tinggal Wiwid, orang yang mungkin bisa menangani kebekuan hati Elizabeth Rodney. Beau tahu mereka mempunyai kisah masa lalu, jadi jika Wiwid bisa menggunakan kharismanya, itu akan terasa lebih mudah.

"Apa kau berniat menggantikan kepemimpinanku, Beast?"

Beau mengerti pengalaman pahit masa lalulah yang mendidik Aya menjadi seorang yang ambisius. Tapi, bukankah itu berarti dia menjual tubuh demi uang seperti para wanita murahan di luar sana? Beau itu suaminya di atas kertas, walaupun status mereka adalah kontrak, jadi dia berhak atas tubuhnya tanpa harus melibatkan saham sialan.

"Ckck," Beau berdecak, mengingat dialah yang menerapkan pinalti jika ada yang melanggar batas ranjang. Right! Aya hanya mengamati dan mengikuti apa yang Beau pernah lakukan padanya. Dia seorang penduplikat otak bejat Beau.

Segala siteru yang berkecamuk yang mengiringinya saat mobilnya memasuki area parkir Mansion mendadak senyap ketika Beau menangkap sebuah mobil yang seharusnya tidak berada di parkir Mansion sepagi ini. Beau memarkirkan mobilnya tepat di sebelah Roll Royce silver. Matanya awas meneliti, sekeluarnya dari mobil. Benar! Itu milik Liam Henderson!

"Brengsek! Apa yang dilakukannya di sini sepagi ini?"

Liam memang sering bertandang ke Green Mansion pada hari-hari kerja untuk menghindari paparazzi -walaupun ia pemegang kuasa para wartawan gila itu- namun kedatangannya kemari selalu pada jam sebelas naik. Dan ini jam tujuh pagi!

Beau bertanya pada salah satu security yang menghampirinya.

"Good morning, Mr. Prince."

"Morning! Mr. Henderson di sini?"

"Iya, dari kemaren sore, Sir."

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
h.kurniadanielle90
jadi penasaran dengan Liam
goodnovel comment avatar
9inestories
terima kasih
goodnovel comment avatar
Shilla07
si aya mulai olengkah?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Asmara di Atas Ranjang   Perkenalan Daniyah

    "Namanya Daniyah Julianne Semito." Ucapan Wiwid seketika membuat Elizabeth menoleh, pria itu masih menggendong Daniyah. "Aku sudah mengurus surename Dani, Liz," lanjutnya.Wiwid seolah menjawab sirat tanya yang terpancar dari manik biru Elizabeth. Wanita itu tersenyum, ia berdiri lalu mencium kedua pipi Daniyah. "Mommy ..." Yang dibalas dengan sebuah panggilan merdu dari Daniyah.Wiwid tahu mereka semua terkejut dan mungkin bingung. Tapi, segera, Wiwid akan mengungkap semuanya. Ia tidak peduli meski pun Aya melayangkan sinyal larangan.Wiwid pun menurunkan Daniyah dari gendongan. Ia menggandengnya, mengajaknya melangkah mendekati Rengganis. 'Kita berkenalan dengan Mama Ninis dulu ya sebelum bertemu Dek Arsa?"Daniyah mengangguk. Bahkan, saking antusiasnya, Daniyah menyeret Papanya untuk berjalan ke arah Rengganis duduk. Gadis kecil itu merentangkan kedua tangan di hadapan Rengganis."Mama Ninis, namaku Daniyah, tapi panggil saja Dani. Dani boleh ya bertemu Dedek Arsa?"Gadis kecil di

  • Asmara di Atas Ranjang   Kedatangan Daniyah

    Nama Daniyah seketika memutuskan pagutan bibir kedua insan. Mereka sontak menatap Rengganis. Bukan hanya Elizabeth dan Wiwid, tapi juga yang lainnya.Rengganis memang sering merasa khawatir ketika Wiwid pamit keluar kota untuk melakukan pameran seni. Itu memang pekerjaan profesionalnya, tapi kebersamaan Wiwid dengan Elizabeth-lah yang menjadi faktor kecurigaan. Mereka mempunyai rasa dan kisah di masa lalu dan siapa yang berani menjamin kisah mereka sudah usai atau rasa di antara mereka sudah terkikis?Puncak kecurigaan terjadi pada acara pembukaan Ronald Rodney's Art Collection. Elizabeth muncul dengan sikap permusuhan, terbaca jelas jika rasanya kepada Wiwid belumlah usai. Lalu, sebuah nama tersebut. Daniyah. Rengganis berusaha menampik bisikan hatinya, bahkan ketika sang suami bersikap seolah melupakan insiden pada malam itu. Ia terlalu takut untuk kehilangannya. Ia terlalu takut untuk mengetahui kebenaran di balik nama Daniyah."Dia sebentar lagi akan tiba!"Mereka seolah melupakan

  • Asmara di Atas Ranjang   Pertemuan

    Hari ini terhitung tiga hari menjelang book launching diadakan dan sepuluh hari menjelang Re-wedding diselenggarakan, Wiwid mengumpulkan para penghuni Green Mansion di ruang pertemuan di lantai dua. Henry dan Allyson Star, Kakaknya; Aya, Beau Prince, juga Rengganis Cahyadi; sang istri. Mereka setia menunggu di ruang pertemuan sembari menatap ke arah Wiwid yang justru memakukan pandangan ke arah luar jendela. Pandangannya tertuju ke bawah, terfokus pada satu titik objek di gerbang masuk Mansion."Apa yang sebenarnya kita lakukan di sini, sayang? Di mana Nindia? Kenapa dia tidak hadir?"Rengganis beranjak dari kursinya dan menghampiri Wiwid yang berdiri di samping jendela. Ia penasaran, apa sih yang menarik perhatian suaminya itu? Rengganis mendekap Wiwid dari belakang, melingkarkan tangannya pada pinggang sang suami dan mengecup punggung tegap terbalut kemeja abu-abu itu. Aromanya sangat segar dan memabukan, membuat jantung Rengganis bertalu hebat. Ia sangat tergila-gila pada Wiwid hin

  • Asmara di Atas Ranjang   Strategi

    Bagaimana Wiwid bisa mendeskripsikan permainan Rebecca? Panas, menantang dan bagaikan candu. Ketimbang Rengganis dan Elizabeth, Rebecca menguasai berbagai teknik. Keahliannya memimpin permainan membuat Wiwid terlena. Ia bisa betah seharian melakukannya."Kau sudah berbaikan dengan Aya, baby?"Wiwid mendesis, ia hanya sanggup mengangguk untuk menjawab pertanyaan Rebecca."Bagaimana dengan Elizabeth? Kau sudah melakukan apa yang kukatakan?"Wiwid menggeram, ia mencengkeram erat kedua sisi pinggang Rebecca. Kedua elangnya begitu membara, menatap wanita yang berada di atas tubuhnya penuh nafsu. Rebecca sampai merinding dibuatnya. Ia mencondongkan tubuhnya dan meraup bibir Wiwid. Sesaat kemudian, ia merasakan tubuhnya dibanting lembut ke atas ranjang."Kau membuatku gila, Becky! Apa pun keinginanmu akan kukabulkan, baby! Katakanlah!"Rebecca membanting kepalanya ke kiri dan kanan, ia kewalahan mengimbangi permainan ranjang Wiwid. Tidak seperti pria-pria lain yang mengerjai tubuhnya, pria y

  • Asmara di Atas Ranjang   Jatuh Cinta Lagi

    "Kau gila Welsh!""Aku hanya mengikuti saranmu, Daniel. Seharusnya kau berbahagia untukmu!"Daniel King melambaikan tangan kepada tiga orang lain yang berada satu ruangan dengannya dan Rebecca. Kode untuk mereka keluar karena tugas mereka sudah usai. Ia juga harus pergi dari sini, situasi ini membuatnya muak. Ia miris dengan keputusan sahabat dan bos yang dia akui mulai dia kagumi, tapi mau bagaimana lagi, dua orang itu sudah menjadi bagian dari hidupnya beberapa tahun belakangan."Biarkan aku memelukmu sebentar!"Rebecca tersenyum tulus menanggapi permintaan Daniel. Ia mengangguk dan segera masuk ke dalam dekapan hangat mantan paparazzi tersebut. Hubungan yang terjalin di antara Daniel dan Rebecca tak mampu dijabarkan lewat kata-kata, atau pun tersemat dalam status tertentu. Mereka bisa menjadi teman, partner bahkan pasangan di atas ranjang sekaligus."Ketahuilah, jika dunia membencimu karena ini, maka aku akan membelamu!"Rebecca tertawa lirih, itu terasa menggelikan. Mereka jarang

  • Asmara di Atas Ranjang   Kemarahan Wiwid

    "Kau bercinta dengannya, Mbak?"Aya melihat kekecewaan di mata Adiknya. Apa mungkin keputusannya menceritakan kepada Wiwid salah? Aya tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini. Bukan karena gugup karena launching book sebentar lagi, melainkan bayangan pergumulannya dengan Maxwell menggerogoti benaknya. Apalagi, Keluarga Prince sudah mempersiapkan acara re-wedding untuknya dan Beau. Kontrak nikah diakhiri dan Keluarga Prince menginginkan sebuah pernikahan akbar untuk pengukuhan pernikahan mereka. Rasa bersalah yang menyerang, semakin memberinya banyak tekanan mental."Aku bilang bersikaplah biasa, Mbak. Seperti pertemuan kalian lima tahun silam sebelum insiden pelecehan itu terjadi. Jikalau pun harus terpaksa, maka ciumanlah batasnya!"Aya meneteskan air mata. Wiwid tidak berada di pihaknya. Ia bercerita agar Wiwid menghiburnya, menenangkan pikirannya. Namun, pria itu malah melontarkan segala umpatan kasar sedari tadi. Bodoh! Adiknya itu sangat teguh menjaga prinsipnya mengenai hubungan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status