Share

Bab 19. Sebuah Kekhawatiran

“Kenapa diajeng begitu membencinya, hah!”

Juragan Karta yang selama ini mengalah dengan sikap ketus Anjani, naik darah mendengar permintaan Anjani. Mbayang begitu rajin, gagah dan selalu penurut dan hampir tak pernah merepotkan sejak kecil. Tapi, semua itu sama sekali tak pernah terlihat di mata Anjani istrinya. Rasa sayang seorang bapak pada anak laki-laki muncul seketika. Terlebih, anak laki-lakinya dari Anjani tak lebih baik bila dibandingkan dengan Mbayang.

“Karena dia anak haram!” jawab Anjani tak mau kalah.

“Jangan sebut dia begitu!”

Juragan Karta mengangkat tinggi tangannya mengambil ancang-ancang hendak menampar istrinya, tapi sekuatnya dia menahan amarah yang meluap-luap.

“Tampar kang, tampar!” Anjani mendongakkan kepalanya dan memiringkan pipinya, menantang suaminya untuk menampar.

Juragan Karta menarik tangannya dan membuang muka ke samping mengurungkan niatnya menampar Anjani.

“Andaikan kakang tidak mengumbar napsu pada Lastri, keluarga kita akan baik-baik saja, sekarang.”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status