Share

7. Pacaran?

Penulis: suncake
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 17:22:06

Khalisa mengecek handphonenya, sudah tertera pukul 21.34 pm dan dirinya masih berada di rumah Abi.

Jangan salah paham dulu! Mereka bukan hanya berdua, tapi Adelia, Surya dan Farel juga bersama mereka. Ibu dan juga adik perempuan Abi, juga ada di sana.

Khalisa tidak terbiasa tidak ada di rumahnya pada jam segini. Ia sudah berapa kali mengecek handphonenya untuk melihat jam.

"Astaga, gue kayaknya harus pulang duluan. Adik gue tiba-tiba aja sakit dan sekarang adik gue di rumah sakit." Suara histeris itu berasal dari Adelia setelah membaca pesan dari mamanya.

"Yaudah, lo pulang aja Del! Biar kita yang lanjutin tugasnya," balas Abi.

"Terus aku pulangnya nanti sama siapa dong?" tanya Khalisa. Memang, saat berangkat ke rumah Abi, Adelia lah yang menjemput gadis itu ke rumahnya.

"Aduh Sa, sorry banget ya. Soalnya kasian ibu gue sendirian di rumah sakit. Lo pulang nanti sama Abi aja ya," balas Adelia. Khalisa hanya menghela napas pasrah mendengarkan perkataan gadis itu.

Adelia beralih menatap Surya dan Fendi. "Sur, Fen! Gue duluan ya. Bye!" lanjutnya dan langsung melangkah untuk pulang.

***

Aroma tubuh Abi sangat tercium jelas oleh Khalisa karena saat ini Abi sedang memunggungi dirinya dengan jarak yang hanya beberapa centi. Tidak! Khalisa harus menguatkan imannya, ia tidak boleh merasa senang berada dalam jarak sedekat ini.

Tapi jujur, Khalisa sangat merasa senang.

Khalisa menggulung keras memikirkan semua itu. Itu tidak pantas. "Astaghfirullah!" sentaknya.

Sepertinya cowok di depannya saat ini, tidak mendengarkan dirinya karena kebisingan malam di jalanan ibu kota. Untung saja, Khalisa sempat membawa jaket tebal sehingga tubuhnya merasa hangat.

Awalnya Khalisa menolak untuk diantarkan pulang oleh Abi. Tapi Khalisa tidak mampu menolak saat ibu pria itu yang menyuruhnya karena merasa khawatir.

Selama perjalanan, mereka berdua sama sekali tidak saling bicara. Entahlah, mungkin mereka berdua sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Tiba-tiba saja, motor yang dikendarain oleh Abi berhenti mendadak. Membuat kepala Khalisa refleks mengenai leher bagian belakang laki-laki itu.

"Awh!"

"Eh maaf Sa, kayaknya ban motor aku kempes deh. Aku cek dulu ya."

Khalisa mengangguk mendengarkan perkataan Abi, ia lalu turun terlebih dahulu baru kemudian Abi.

Khalisa sudah dapat memastikan, pasti saat ini sudah lebih dari jam sepuluh. Orangtua nya pasti merasa khawatir.

"Iya Sa, ban belakang aku kempes. Soalnya ada paku. Maaf ya," ujar Abi.

"Astaghfirullah, terus ini gimana?!"

"Maaf," lirih Abi.

"Eh, ini bukan salah kamu kok. Yaudah, kita cari bengkel terdekat aja."

"Tapi kamu pasti pulangnya bakal larut malam, aku minta maaf ya."

Laki-laki ini, kenapa terus mengatakan maaf. Padahal ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Khalisa menjadi.... Ah! Lupakan!

Khalisa menaikkan kedua sudut bibirnya. "Udah gak papa," ujarnya. "Pasti di sekitar sini ada bengkel terdekat kok, kita cari aja dulu."

Abi mengangguk, ia lalu segera mendorong motornya dan Khalisa berjalan di belakangnya.

Abi menoleh ke belakang, ia menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Khalisa yang melihat tingkah Abi.

"Kamu sini, masa kamu jalannya di belakang aku sih."

"Umm, kenapa emangnya?" tanya Khalisa.

"Aku mau bilang sesuatu sama kamu."

Khalisa mengernyitkan dahinya, karena penasaran ia pun melangkah agar sejajar berjalan dengan laki-laki itu.

"Apa?" tanya Khalisa.

"Aku nggak nyangka kita bisa sekelas setelah pertemuan itu, aku kira aku nggak bakal lagi bisa ketemu sama kamu," ujar Abi sesekali menatap ke arah Khalisa.

"Aku juga nggak nyangka bisa sekelas bareng orang sebaik kamu. Tau, waktu di toko buku dulu, aku udah malu banget karena lupa bawa uang, eh untungnya ada kamu," balas Khalisa.

Khalisa dan Abi sama-sama tertawa kecil mengingat semua itu.

Tanpa mereka berdua sadari, dari tadi ada pria yang memperhatikan mereka. Pria itu berdecak. "Gue kira lo beda dari cewek lain!"

Cowok itu membunyikan klakson motornya sangat keras.

Titt titt titt

Mendengar suara klakson yang sangat mengganggu telinga mereka, Khalisa dan Abi langsung menoleh ke arah belakang.

"Kalau pacaran itu jangan di jalan raya! Mending kalian pesen hotel aja sekalian!" teriak pria itu ketus, lalu kembali menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Khalisa mematung mendengarkan perkataan pria tadi. Apa maksudnya pacaran, ini tidak seperti yang ia kira. Dan satu lagi, Khalisa sangat sakit hati mendengarkan kalimat terakhir pria itu. Emang ia dirinya wanita seperti apa!

"Aidan?" gumam Abi seakan bertanya-tanya.

"Hah?" balas Khalisa menoleh ke arah Abi.

"Aku yakin itu pasti Aidan, Sa."

Khalisa berpikir sejenak, pantas saja ia seperti tidak asing dengan suara pria itu. Ternyata itu adalah si cowok nyebelin itu!

"Udah, kita lanjut jalan aja!" Suara Abi membuyarkan lamunan Khalisa. Ia lalu mengangguk dan kembali berjalan.

"Khalisa?"

"Iya?"

"Waktu berlalu begitu cepat ya, aku sampe nggak sadar ternyata kamu udah dua minggu sekelas bareng aku," lanjut Abi.

"Iya, aku juga nggak sadar," balas Khalisa.

"Sa, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Aku tau emang ini begitu cepat buat kamu. Tapi entah mengapa aku ngerasa nyaman bila di dekat kamu. Aku senang liat kamu setiap hari ketawa di kelas, aku suka sama kamu," ujar Abi. Ia pikir ia harus mengatakannya saat ini.

Jantung Khalisa berdetak dua kali lebih cepat. Ia sampai susah payah menelan salivanya. Jujur ia sangat senang mendengarkan perkataan Abi. Ia juga merasakannya. Ia tidak tau harus membalas perkataan Abi dengan apa.

"Aku sangat ingin memiliki hubungan spesial sama kamu, Sa. Hanya sebuah hubungan saja. Aku janji nggak akan pernah nyentuh tangan kamu walaupun hanya sekejap."

Khalisa hanya diam, ia tidak tau harus mengatakan apa. Pikiran dan hatinya bertolak belakang. Jujur, dirinya juga mencintai Abi. Namun apakah ia harus berpacaran? Sedangkan pacaran itu mendekati zina. Tapi, Abi sudah berjanji tidak akan menyentuh tangannya walaupun hanya sekejap. Abi hanya ingin memiliki sebuah status lebih dengannya.

Jujur Khalisa sangat penasaran dengan yang namanya pacaran. Apa ini kesempatan dirinya? Ia ingin tahu rasa orang yang sedang pacaran itu seperti apa.

Khalisa menelan salivanya susah payah. Ia lalu membalas perkataan Abi.

_______________________

Jangan lupa tinggalkan jejak🤍

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Astaghfirullah My Husband!    27.

    Aidan sengaja mendatangi kelas XII IPS 1 karena khawatir Khalisa akan risih dengan semua pertanyaan dari cewek-cewek yang mengangguminya.Ia bisa melihat dari lantai atas bahwa banyak para siswi di luar kelas Khalisa, Aidan yakin mereka semua ingin bertanya mengenai hubungan antara mereka berdua. Pasalnya pertemuan awal Khalisa dan dirinya di SMA Gentara terbilang cukup unik.Dengan bujukan dan rayuan nya, Aidan berhasil membuat sahabat-sahabatnya mau menemani dirinya ke kelas XII IPS 1.Mereka berlima langsung diberi jalan oleh para gadis yang tadi ada di luar kelas XII IPS 1.Sekarang kelas itu nampak sangat ribut. Padahal kelas-kelas di sebelahnya sedang belajar.Khalisa diam melihat Aidan dan teman-temannya datang ke kelasnya.Untuk apa?Aidan berjalan sendirian menuju Khalisa. Pria itu melihat ke arah semua orang."Gue ke sini mau beritahu kalian berhenti bikin sepupu gue risih dengan pertanyaan yang gak pe

  • Astaghfirullah My Husband!    26.

    Tidak ada yang berubah setelah Avior dan yang lainnya mengetahui tentang rahasia besar yang disembunyikan oleh Aidan. Semua kembali seperti semula, seperti biasanya. Mereka memahami mengapa Aidan melakukan itu.Saat ini mereka berlima sedang berada di rooftop SMA Gentara. Menyantap beberapa bungkus snack dan minuman dingin. Tidak ada yang merokok, mereka tidak ingin hanya wajah mereka yang tampan tapi paru-paru mereka harus juga tampan."Dan serius lo nggak ada perasaan sama sekali sama Khalisa?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Jojo.Aidan mengernyitkan dahinya."Kenapa tiba-tiba lo bahas soal itu lagi, Jo?""Bukan apa-apa nih, lo jangan kayak Avior dan Langit. Bilang nya nggak cinta eh sekarang malah bucin parah," ucap Jojo seraya melirik ke arah Avior dan Langit.Uhuk uhukLangit yang mendengar namanya saat sedang meminum pop ice langsung tersedak oleh perkataan Jojo.Avior menatap tajam ke arah Jojo."Nga

  • Astaghfirullah My Husband!    25.

    Suara klakson motor terdengar ribut di luar rumah Aidan. Sepertinya ia mengenal suara motor tersebut. Sial! Itu adalah suara motor dari sahabat-sahabat nya!Aidan merasa panik, mereka sebelumnya tidak memberi tahu dirinya terlebih dahulu bahwa mereka akan berkunjung. Memang biasanya Avior dan yang lainnya tidak pernah memberi tahu Aidan apabila datang berkunjung.Aidan menghembuskan napas kasar, untungnya Khalisa saat ini sedang berada di rumah orangtuanya, karena mama gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit. Khalisa menginap di sana dari kemarin untuk menemani mamanya. Sedangkan Aidan pulang duluan dari rumah mertuanya.Tapi foto-foto pernikahan dirinya dan Khalisa terpampang di luarnya tamu. Aidan berlari menuju keluar tamu untuk menyembunyikan foto tersebut.Avior terlebih dahulu masuk diikuti Rizal dan yang lainnya. Mereka memasuki rumah Aidan sepertinya rumahnya sendiri.Aidan gelagapan melihat sahabat-sahabatnya. "Hai?

  • Astaghfirullah My Husband!    24.

    "Keadaan lo sekarang gimana Sa?" tanya Lili saat di ruangan UKS, sekarang hanya mereka berdua yang ada disana.Khalisa tersenyum tipis, tidak ingin melihat sahabatnya itu khawatir."Udah baikan kok, lagian aku cuma kelelahan aja.""Syukurlah.""Di kelas gak ada guru?" tanya Khalisa.Lili memperlihatkan deretan giginya."Ada Buk Sri, cuma tadi kan gue disuruh maju kedepan, terus gak sengaja liat ke arah lapangan. Eh, ada Aidan lagi bopong cewek. Dan gue yakin itu lo karena cewek di sekolah ini, cuma lo yang make jilbab." Lili menjelaskan dengan detail.Khalisa mengangguk singkat mendengarkan perkataan Lili."Btw ada berita penting buat lo, Sa.""Apa?""Si Abi pindah sekolah cobak. Pindahnya mendadak banget, padahal udah kelas XII," ujar Lili memberikan informasi.Khalisa tidak memberikan respon apa-apa mendengarkan perkataan Lili. Ia hanya diam."Nih obat buat lo!" Perkataan itu membuat

  • Astaghfirullah My Husband!    23.

    Setelah terjadi proses tawar menawar mengenai hukuman yang diberikan, akhirnya Pak Budi pun setuju untuk mengurangi hukuman Aidan. Jadi Aidan hanya berlari mengelilingi lapangan SMA Gentara hanya 15 kali dan Khalisa berakhir 7 kali putaran. Itu adalah keputusan terakhir Pak Budi. Tidak bisa ditawar-tawar lagi.Namun Khalisa tetap menghela napas lega setidaknya Aidan tidak akan dihukum 25 kali keliling lapangan.Aidan berlari lebih dulu, meninggalkan Khalisa yang jauh dibelakangannya. Khalisa mengakui, lari Aidan sangat cepat jauh ketimbang dirinya.Benar-benar menguras tenaga, baru sekali putaran saja Khalisa sudah merasa sangat lelah dan tentu saja haus. "Semangat dong, Sa, masa segitu aja udah lelah!" ujar Aidan yang melihat Khalisa berjongkok karena kelelahan.Khalisa berdiri, ia mendongak ke atas. Ternyata banyak sekali siswi SMA Gentara sedang menyemangati Aidan dari lantai dua dan tiga.Khalisa menghela napas kasar, ia lal

  • Astaghfirullah My Husband!    22.

    "Aman. Gak ada orang. Sekarang lo duluan yang naik!" ujar Aidan. Ia mengajak Khalisa untuk melompati dinding yang cukup tinggi di belakang sekolah.Khalisa memandang dinding tersebut. Menurutnya itu sangat tinggi!Tidak mungkin ia bisa memanjat dinding itu. Khalisa sebenarnya juga takut dengan ketinggian."Aidan, aku lewat depan aja. Aku gak papa kok kalau dihukum.""Ih apaan lo. Lo mau muter keliling lapangan gitu? Atau lo mau hormat ke bendera sampai jam 11 nanti hah?" balas Aidan.Khalisa berpikir sebentar."Ya gak papa, itu udah konsekuensi yang harus aku lakuin," ujarnya. "Hmm, btw sorry ya gara-gara aku, kamu jadi ikut telat. Lain kali kamu gak usah nungguin aku ya biar gak telat.""Gak gue gak maafin lo," balas Aidan."Tapi kan aku nggak minta buat ditungguin, lagian kamu tumben-tumbenan mau bareng sama aku ke sekolah," ujar Khalisa."Gue tetap gak akan maafin lo.""Aidan, aku---"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status