Share

6. Panas

Author: suncake
last update Last Updated: 2025-09-25 17:21:15

"Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa. Dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat."

¶¶¶

"Lo ngapain ke sini?!" Suara ketus itu berasal dari Abi ketika Aidan saat ini sudah berdiri di dekat Khalisa.

Aidan menatap malas ke arah Abi. "Santai dong bro, keliatan banget lo takut kesaing sama gue," ujarnya seraya tergelak.

"Hai Bos, lo duduk di dekat gue aja sini!" sahut Glen, ia memang sangat mengagumi para anggota Pentara.

Abi menoleh ke arah Glen. "Lo apaan sih, Glen!" ketusnya.

"Kok lo kayak nggak suka banget sama gue," Aidan menatap ke arah name take cowok itu. "Nama lo bagus juga ya, Abibanyu Latif Affan," lanjut Aidan.

Abi menatap tajam ke arah Aidan.

"Kamu ngapain ke sini?! Jangan buat ulah lagi deh!" sahut Khalisa yang sebelumnya hanya diam.

"Nyamperin lo kali Sa," sahut Lili seraya tersenyum jahil ke arah Khalisa.

Aidan menaikkan salah satu sudut bibirnya memandang ke arah Khalisa. Ia sebenarnya penasaran dengan nama panjang gadis itu. Karena name take yang dipakai gadis itu tertutup oleh jilbabnya.

Aidan juga penasaran kenapa gadis itu sering ia lihat mencuri pandang ke arahnya secara diam-diam. Memang pesona seorang Aidan Reynaldi Renandra selalu bisa membuat semua gadis tergila-gila padanya. Namun kenapa waktu itu dia malah menamparnya. Ah, mungkin gadis itu hanya malu saja.

"Gue ke sini karena dari tadi ada yang merhatiin gue mulu," goda Aidan seraya menatap ke arah Khalisa.

"Aku nggak merhatiin kamu, kok!" Perkataan Khalisa langsung membuat semua orang yang berada di meja itu menoleh ke arahnya.

"Gue nggak pernah lho ngomong kalau lo yang merhatiin gue," ujar Aidan seraya tergelak. "Jangan-jangan lo emang benar ya, merhatiin gue."

Khalisa menggigit bibir bawahnya mendengarkan perkataan Aidan. Ia tahu bahwa Aidan tadi membicarakan dirinya. Tapi mengapa saat ini Aidan tidak mau mengakui nya. Sial! Sekarang semua orang menganggap Khalisa kegeeran.

"Terus kalau bukan Khalisa, maksud lo siapa?" sahut Lili.

Khalisa bersyukur mendengarkan pertanyaan dari Lili. Dengan begitu mereka tidak akan melihat ke arahnya lagi.

"Si Dea kali, Li!" sambung Adelia, wajahnya terlihat khawatir.

"Apaan sih lo, Del!" elak Dea.

Abi menatap jengah ke arah Aidan. Sungguh, pria itu mengganggu selera makan nya saja.

Sedangkan Glen saat ini antusias menikmati drama yang diciptakan oleh Aidan.

"Itu mantan gue, si Adel kayaknya belum bisa move on sama gue," lanjut Aidan seraya menatap sekilas ke arah Adelia.

Uhuk uhuk.

Adelia malah tersedak oleh ludahnya sendiri ketika mendengarkan perkataan Aidan. Kini semua orang yang berada di meja itu menatap ke arahnya. Sial!

Adelia tidak menyukai situasi saat ini. Gadis itu segera mengambil air mineral yang berada di sampingnya, hingga menyisakan setengah dari sebelumnya.

"Gue ke toilet dulu," ujar Adelia dan langsung berlari meninggalkan mereka.

***

Kelompok belajar mata pelajaran Seni Budaya baru saja ditentukan. Setiap kelompok terdiri dari lima orang.

Saat ini, Khalisa sedang mengerjakan tugasnya bersama dengan teman kelompoknya yaitu Adelia, Abi, Farel, dan Surya.

Kelompok memang dibuat secara acak.

Dua meja mereka satukan, lalu Khalisa duduk bersama Adelia. Di depannya ada Farel dan Surya. Dan di samping Khalisa, ada Abi yang duduk sendiri.

Saat ini sedang terjadi mati lampu. Membuat semua orang merasa kepanasan karena AC yang tentunya tidak menyala.

Beberapa para pria membuka kancing baju mereka. Seperti yang dilakukan oleh Farel dan Surya saat ini, mereka berdua membuka tiga kancing bagian atas baju mereka. Yang membuat Khalisa hanya fokus menundukkan kepalanya seraya mengerjakan tugas.

"Lo nggak kepanasan Sa, pakai jilbab saat ini?" Pertanyaan itu berasal dari mulut Surya.

"Iya, lo yang pakai jilbab gue yang risih liatnya!" sambung Farel.

"Neraka jauh lebih panas dari saat ini."

Jawaban Khalisa jujur membuat Adelia merasa tersinggung. Adelia bisa pastikan siapapun murid di SMA Gentara yang mendengarkan perkataan Khalisa akan tersinggung seperti dirinya.

Lihatlah semua siswi di SMA Gentara. Baju yang berlengan pendek bahkan ada yang ketat hingga memperlihatkan lekukan tubuhnya. Rok yang pendek bahkan ada yang sampai sepaha. Kadang juga beberapa siswi di SMA Gentara sengaja tidak mengaitkan kancing bagian atas pada bajunya, sehingga bila diperhatikan lebih dekat, sedikit bagian dari dada mereka akan terlihat. Astagfirullah!

"Sa, kalau lo kepanasan lo ikat aja jilbab lo di leher," ujar Adelia memberi saran.

Khalisa menggeleng.

"Nggak usah."

Khalisa tidak ingin melakukan itu. Karena jika ia mengikat jilbab di belakang lehernya, maka lekukan di bagian dadanya akan terlihat. Itu sama saja berhijab tapi telanjang.

Khalisa mengingat suatu hadis.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat, yaitu (1) Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan (2) wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disasak) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal sesungguhnya aroma Surga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian."

Astaghfirullah.

Mengikat jilbab di leher itu tidak salah, jika tidak ada lekukan yang terlihat nantinya. Karena itu bisa mendatangkan syahwat.

Berjilbab tapi telanjang maksudnya adalah, seorang perempuan yang berhijab tetapi dengan jelas memperlihatkan bagian-bagian dari lekukan tubuhnya yang tentu bisa menimbulkan syahwat.

"Kita kerja kelompok nya di rumah gue aja ya!" Suara serak itu membuat Khalisa membuyarkan pikirannya.

"Gue sih oke-oke aja," sahut Adelia membalas perkataan Abi. Farel dan Surya juga ikut mengangguk.

"Kamu gimana, Sa?" tanya Abi.

"Umm, asal jangan malam aja," balas Khalisa.

"Tapi gue bisanya habis magrib," sahut Adelia, ia beralih menatap Farel dan Surya. "Lo berdua bisanya kapan?" tanya nya.

"Gue bisanya jam 6," jawab Surya.

"Kalau gue jam 7," sambung Farel.

Adelia beralih menatap Khalisa.

"Sa, malam aja ya!"

Khalisa berpikir sejenak.

"Aku tanya abi dulu," balasnya.

"Ini 'kan Abi," sambung Surya menunjuk ke arah Abi.

"Eh maksudnya itu ayah aku," balas Khalisa.

___________

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Astaghfirullah My Husband!    27.

    Aidan sengaja mendatangi kelas XII IPS 1 karena khawatir Khalisa akan risih dengan semua pertanyaan dari cewek-cewek yang mengangguminya.Ia bisa melihat dari lantai atas bahwa banyak para siswi di luar kelas Khalisa, Aidan yakin mereka semua ingin bertanya mengenai hubungan antara mereka berdua. Pasalnya pertemuan awal Khalisa dan dirinya di SMA Gentara terbilang cukup unik.Dengan bujukan dan rayuan nya, Aidan berhasil membuat sahabat-sahabatnya mau menemani dirinya ke kelas XII IPS 1.Mereka berlima langsung diberi jalan oleh para gadis yang tadi ada di luar kelas XII IPS 1.Sekarang kelas itu nampak sangat ribut. Padahal kelas-kelas di sebelahnya sedang belajar.Khalisa diam melihat Aidan dan teman-temannya datang ke kelasnya.Untuk apa?Aidan berjalan sendirian menuju Khalisa. Pria itu melihat ke arah semua orang."Gue ke sini mau beritahu kalian berhenti bikin sepupu gue risih dengan pertanyaan yang gak pe

  • Astaghfirullah My Husband!    26.

    Tidak ada yang berubah setelah Avior dan yang lainnya mengetahui tentang rahasia besar yang disembunyikan oleh Aidan. Semua kembali seperti semula, seperti biasanya. Mereka memahami mengapa Aidan melakukan itu.Saat ini mereka berlima sedang berada di rooftop SMA Gentara. Menyantap beberapa bungkus snack dan minuman dingin. Tidak ada yang merokok, mereka tidak ingin hanya wajah mereka yang tampan tapi paru-paru mereka harus juga tampan."Dan serius lo nggak ada perasaan sama sekali sama Khalisa?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Jojo.Aidan mengernyitkan dahinya."Kenapa tiba-tiba lo bahas soal itu lagi, Jo?""Bukan apa-apa nih, lo jangan kayak Avior dan Langit. Bilang nya nggak cinta eh sekarang malah bucin parah," ucap Jojo seraya melirik ke arah Avior dan Langit.Uhuk uhukLangit yang mendengar namanya saat sedang meminum pop ice langsung tersedak oleh perkataan Jojo.Avior menatap tajam ke arah Jojo."Nga

  • Astaghfirullah My Husband!    25.

    Suara klakson motor terdengar ribut di luar rumah Aidan. Sepertinya ia mengenal suara motor tersebut. Sial! Itu adalah suara motor dari sahabat-sahabat nya!Aidan merasa panik, mereka sebelumnya tidak memberi tahu dirinya terlebih dahulu bahwa mereka akan berkunjung. Memang biasanya Avior dan yang lainnya tidak pernah memberi tahu Aidan apabila datang berkunjung.Aidan menghembuskan napas kasar, untungnya Khalisa saat ini sedang berada di rumah orangtuanya, karena mama gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit. Khalisa menginap di sana dari kemarin untuk menemani mamanya. Sedangkan Aidan pulang duluan dari rumah mertuanya.Tapi foto-foto pernikahan dirinya dan Khalisa terpampang di luarnya tamu. Aidan berlari menuju keluar tamu untuk menyembunyikan foto tersebut.Avior terlebih dahulu masuk diikuti Rizal dan yang lainnya. Mereka memasuki rumah Aidan sepertinya rumahnya sendiri.Aidan gelagapan melihat sahabat-sahabatnya. "Hai?

  • Astaghfirullah My Husband!    24.

    "Keadaan lo sekarang gimana Sa?" tanya Lili saat di ruangan UKS, sekarang hanya mereka berdua yang ada disana.Khalisa tersenyum tipis, tidak ingin melihat sahabatnya itu khawatir."Udah baikan kok, lagian aku cuma kelelahan aja.""Syukurlah.""Di kelas gak ada guru?" tanya Khalisa.Lili memperlihatkan deretan giginya."Ada Buk Sri, cuma tadi kan gue disuruh maju kedepan, terus gak sengaja liat ke arah lapangan. Eh, ada Aidan lagi bopong cewek. Dan gue yakin itu lo karena cewek di sekolah ini, cuma lo yang make jilbab." Lili menjelaskan dengan detail.Khalisa mengangguk singkat mendengarkan perkataan Lili."Btw ada berita penting buat lo, Sa.""Apa?""Si Abi pindah sekolah cobak. Pindahnya mendadak banget, padahal udah kelas XII," ujar Lili memberikan informasi.Khalisa tidak memberikan respon apa-apa mendengarkan perkataan Lili. Ia hanya diam."Nih obat buat lo!" Perkataan itu membuat

  • Astaghfirullah My Husband!    23.

    Setelah terjadi proses tawar menawar mengenai hukuman yang diberikan, akhirnya Pak Budi pun setuju untuk mengurangi hukuman Aidan. Jadi Aidan hanya berlari mengelilingi lapangan SMA Gentara hanya 15 kali dan Khalisa berakhir 7 kali putaran. Itu adalah keputusan terakhir Pak Budi. Tidak bisa ditawar-tawar lagi.Namun Khalisa tetap menghela napas lega setidaknya Aidan tidak akan dihukum 25 kali keliling lapangan.Aidan berlari lebih dulu, meninggalkan Khalisa yang jauh dibelakangannya. Khalisa mengakui, lari Aidan sangat cepat jauh ketimbang dirinya.Benar-benar menguras tenaga, baru sekali putaran saja Khalisa sudah merasa sangat lelah dan tentu saja haus. "Semangat dong, Sa, masa segitu aja udah lelah!" ujar Aidan yang melihat Khalisa berjongkok karena kelelahan.Khalisa berdiri, ia mendongak ke atas. Ternyata banyak sekali siswi SMA Gentara sedang menyemangati Aidan dari lantai dua dan tiga.Khalisa menghela napas kasar, ia lal

  • Astaghfirullah My Husband!    22.

    "Aman. Gak ada orang. Sekarang lo duluan yang naik!" ujar Aidan. Ia mengajak Khalisa untuk melompati dinding yang cukup tinggi di belakang sekolah.Khalisa memandang dinding tersebut. Menurutnya itu sangat tinggi!Tidak mungkin ia bisa memanjat dinding itu. Khalisa sebenarnya juga takut dengan ketinggian."Aidan, aku lewat depan aja. Aku gak papa kok kalau dihukum.""Ih apaan lo. Lo mau muter keliling lapangan gitu? Atau lo mau hormat ke bendera sampai jam 11 nanti hah?" balas Aidan.Khalisa berpikir sebentar."Ya gak papa, itu udah konsekuensi yang harus aku lakuin," ujarnya. "Hmm, btw sorry ya gara-gara aku, kamu jadi ikut telat. Lain kali kamu gak usah nungguin aku ya biar gak telat.""Gak gue gak maafin lo," balas Aidan."Tapi kan aku nggak minta buat ditungguin, lagian kamu tumben-tumbenan mau bareng sama aku ke sekolah," ujar Khalisa."Gue tetap gak akan maafin lo.""Aidan, aku---"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status