Beranda / Romansa / Atasan Posesif itu Mantan Suamiku / Bab 28. Dihantam gelombang

Share

Bab 28. Dihantam gelombang

Penulis: Miarosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-05 23:57:38
Aurora bangkit dari kursinya, matanya mulai berkaca. "Kau tak bisa menuntut aku memilih sekarang, Henry. Aku juga sedang berjuang dengan diriku sendiri!"

"Kau tidak bersikap seolah aku bukan siapa-siapa."

"Dan kau? Kau pikir mudah bagiku? Kau selalu hadir tanpa memberi kepastian. Kau menuntut kejelasan dari hatiku, tapi kau sendiri belum menyembuhkan luka kita dulu."

Henry menatapnya dalam-dalam. "Karena aku pikir, cinta itu bisa menyembuhkan sendiri."

"Aku lelah!" Aurora berseru. "Aku lelah mencintaimu, lalu harus bersikap seolah aku tidak peduli hanya karena takut jatuh lagi. Aku lelah menahan semuanya sendiri."

Henry menghela napas panjang. Wajahnya kini dipenuhi luka, kekecewaan, dan kesedihan.

"Kalau begitu mungkin aku memang harus pergi," katanya pelan.

Aurora menatapnya, terkejut. "Apa maksudmu?"

"Aku mencintaimu, Aurora, tapi kalau kehadiranku justru membuatmu semakin ragu, mungkin aku memang harus menjauh."

Aurora menggeleng. "Jangan lakukan ini!"

Tapi Henr
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 99. Skandal Keningston

    Pintu besar mansion berderit pelan saat terbuka, membiarkan udara malam yang dingin merayap masuk.Langkah-langkah lembut terdengar di lantai marmer saat Jesselyn melangkah masuk, diikuti oleh Theodore, bocah kecil dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu. Cahaya lampu redup menerpa wajah mereka, menciptakan bayangan samar di dinding berornamen klasik.Di ruang tamu, Florien, Margarita, Rosamaria, dan William duduk dalam diam, wajah mereka penuh kecemasan. Suasana yang sudah berat semakin terasa ketika mereka melihat kedatangan Jesselyn dan Theodore.Margarita bangkit lebih dulu, matanya berkaca-kaca. "Jesselyn, Theodore." Suaranya mengandung kehangatan yang bercampur kesedihan.Jesselyn tersenyum tipis, meski kelelahan terlihat jelas di wajahnya. "Maaf baru bisa datang. Aku baru saja dari rumah sakit, menjenguk Aurora. Florien sudah memberitahuku tentang Henry."Theodore, yang sejak tadi menggenggam tangan ibunya, tiba-tiba berlari kecil ke arah Florien dan memeluknya erat. "Tante Flo

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 98. Firasat Florien

    Ia tidak yakin apakah baterainya masih cukup, tapi ini satu-satunya harapan. Dengan hati-hati, ia mulai menggerakkan jari-jarinya yang terikat, mencoba menjangkau saku belakang celananya tanpa menarik perhatian Yolanda.Tetap tenang, Henry. Jangan sampai dia curiga."Yolanda," Henry mencoba merendahkan suaranya, berpura-pura menyerah. "Aku hanya ingin tahu satu hal."Mata Yolanda berbinar, penuh harapan."Apa?""Kenapa aku?"Yolanda menatapnya, napasnya sedikit terputus-putus. "Karena kau satu-satunya yang pernah membuatku merasa hidup. Aku mencintaimu, Henry. Aku rela melakukan apa saja untuk memastikan kita bisa bersama."Henry tersenyum kecil, pura-pura memahami. "Jadi, kau tidak akan membiarkanku pergi?"Yolanda tertawa kecil, menggeleng. "Tentu saja tidak. Aku tidak bisa kehilanganmu lagi."Saat itu juga, jari Henry berhasil menekan tombol panggilan darurat di ponselnya. Ia hanya bisa berharap seseorang di kantor polisi mendengar dan bisa melacak lokasinya sebelum terlambat.Teta

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 97. Sebelum terlambat

    Hening.Yolanda menatap Henry, tubuhnya sedikit gemetar, lalu ia tertawa. Tawa yang dingin, getir, dan hampir terdengar putus asa."Kau hanya terpesona oleh kebaikannya, Henry. Kau hanya terpikat oleh sesuatu yang tampak sempurna di matamu.""Tidak, Yolanda." Henry menatapnya tajam. "Ini bukan tentang kesempurnaan. Ini tentang seseorang yang membuatku merasa berarti. Aurora tidak pernah mencoba mengubahku, dia tidak pernah memaksaku untuk menjadi seperti yang dia inginkan, tapi kau ingin mengendalikanku, menjadikanku milikmu, seolah aku hanya sebuah objek."Mata Yolanda berkedip cepat. Dadanya naik-turun dengan cepat, napasnya memburu."Kau bohong," bisiknya.Henry menggeleng. "Kau tidak menginginkanku, Yolanda. Kau hanya ingin memiliki sesuatu yang tidak bisa kau dapatkan. Itu bukan cinta, itu obsesi."Yolanda mencengkeram rambutnya sendiri, matanya berkaca-kaca. "Diam!""Yolanda, kau harus berhenti sebelum semuanya terlambat.""Diam!"Yolanda tiba-tiba berdiri, berjalan mondar-mandi

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 96. Pengakuan Yolanda

    "Baiklah. Aku akan coba menghubunginya lagi nanti," kata Florien akhirnya.Vernon menepuk bahunya. "Hati-hati di jalan."Florien hanya mengangguk kecil, tapi pikirannya terus-menerus dipenuhi bayangan Henry. Saat ia, Margarita, dan Rosamaria berjalan keluar dari rumah sakit, kecemasan itu semakin menguat.Di mana kau, Henry?***Angin laut berembus tajam, membawa serta aroma asin yang menyengat. Malam sudah turun sepenuhnya, menyelimuti gudang tua di tepi pelabuhan dalam bayangan pekat.Yolanda berdiri di depan pintu berkarat itu, tubuhnya gemetar bukan karena dingin, melainkan karena sesuatu yang berputar di dalam kepalanya. Ia menatap tangannya sendiri, merasakan bagaimana ujung jarinya sedikit bergetar.Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Tidak, aku harus tetap fokus. Dengan sedikit ragu, ia mendorong pintu. Engselnya kembali berderit pelan, seperti jeritan samar dari sesuatu yang terkubur dalam gelap.Begitu masuk, ia meraba dinding dengan tangan gemetar, me

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 95. Antara napas dan harap

    Dengan langkah penuh debar, Rosamaria berjalan melewati pintu ICU. Ruangan itu dipenuhi aroma antiseptik, mesin-mesin medis berdenting pelan di sudut ruangan. Di atas ranjang rumah sakit, Aurora terbaring dengan wajah pucat, selang infus masih tertanam di lengannya. Mata mereka bertemu. Mata biru Aurora yang dulu begitu bersinar, kini tampak lelah dan redup, tapi tetap menyimpan kehangatan yang selalu Rosamaria rindukan.Air mata langsung jatuh di pipi Rosamaria. "Aurora...." Suaranya bergetar, setengah tidak percaya.Aurora mencoba tersenyum, meski lemah. Bibirnya bergerak pelan, nyaris tanpa suara."Ibu...."Seketika, tangis Rosamaria pecah. Ia langsung menggenggam tangan Aurora, merasakan kehangatan yang masih tersisa di sana."Kau kembali," bisiknya. "Aku pikir aku sudah kehilanganmu."Aurora mengedipkan matanya perlahan, seolah mencoba mengumpulkan tenaga hanya untuk menatap Rosamaria lebih lama. Suaranya masih lemah, nyaris seperti bisikan."Aku masih di sini."Rosamaria mengge

  • Atasan Posesif itu Mantan Suamiku   Bab 94. Menikalah atau mati

    Di luar apartemen, di kejauhan, sosok seorang wanita berlari tanpa arah. Napasnya terengah, tangannya memegang perutnya yang membesar.Yolanda.Jantungnya berdetak kencang. Mereka datang lebih cepat dari yang ia duga.Ia terus berlari, menyusuri jalan-jalan sepi di tengah malam. Kakinya terasa berat, tubuhnya lelah, tapi ia tak bisa berhenti. Tidak sekarang.Ia akhirnya sampai di sebuah gang sempit. Dengan napas tersengal, ia bersembunyi di balik tumpukan sampah, berusaha menenangkan diri."Aku tidak akan membiarkan mereka menangkapku," gumamnya dengan penuh kebencian.Napas Yolanda tersengal, tubuhnya hampir roboh setelah berlari melewati gang-gang sempit. Jantungnya berdentum kencang, seakan ingin meledak dari dadanya. Suara sirene polisi semakin jauh, memudar di kejauhan. Ia berhasil lolos untuk saat ini.Dengan sisa tenaga yang ada, Yolanda menyeret langkahnya menuju sebuah gudang tua di dekat pelabuhan. Bangunan itu tampak terlantar, kusam, dan hampir hancur dimakan waktu. Tak ad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status