Share

Start

Rombongan Bastian masih berjalan senyap. Jarak antara Mushola dan gudang bisa dibilang jauh walau di lantai yang sama—lantai satu.

Mushola berdiri kokoh di seberang gedung utama. Berbeda dengan gudang olahraga yang dikelilingi ratusan ruang.

Bastian mengambil jalan tikus, yaitu sisi samping sekolah yang sunyi. Gak perlu belok-belok dan tinggal lurus saja. Lumayanlah bisa sampai tiga menit lebih awal. Ia juga menghindari ketemu Pak Elang. Bisa hancur rencananya kalau Tama sampai sadar dia sedang dikibuli.

“Kenapa kita ambil jalan ini?” tanya Tama.

Alex gugup mendapat pertanyaan mendadak. “Hah? Um—”

“Ya, biar cepet.” Bastian menjawab lugas.

Tama berhenti, mendesah pelan. “Mau sampai kapan kamu jadi budak Mateo?”

Bastian spontan sewot. Berbalik menantang Tama. “Lu ngapa dah banyak tanya!”

Alex lekas menyenggol kawannya itu supaya gak terpancing.

Sia-sia. Bastian kelewat jengkel melihat Tama. Banyak waktu yang terbuang. Bastian bertekad, ini jadi yang terakhir kalinya dia melewatkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status