Share

Bab 12.

last update Last Updated: 2025-09-23 08:13:53

Beberapa hari setelah kejadian di ruang tamu, Dara mulai menyadari bahwa ia tak bisa lagi menahan perasaannya. Setiap kali Rani dekat dengan Arga, hatinya tersiksa, tapi ia juga sadar bahwa ia ingin Arga tahu apa yang ia rasakan.

Suatu sore, saat Arga sedang menyiapkan dokumen di ruang kerja, Dara mendekat. Tangannya sedikit gemetar, tapi ia menahan napas dan menatap mata suaminya.

“Arga…” ucapnya pelan.

Arga menoleh sebentar, mengangkat alis, tapi tetap diam.

Dara menelan ludah. “Aku… aku nggak bisa pura-pura lagi. Aku… aku peduli sama kamu. Aku… aku nggak mau lihat kamu dekat sama Rani terus-terusan.”

Arga masih diam. Hanya matanya yang menatap tajam, tapi tak ada kata-kata keluar.

Dara menggigit bibir, hati berdebar. “Aku tahu kita… kita menikah karena keterpaksaan. Tapi… aku nggak bisa bohong sama diriku sendiri. Aku… aku sayang sama kamu.”

Arga tetap diam, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ia memilih untuk tidak menanggapi ucapan Dara. Diamnya itu membuat hati Dara se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 55.

    Sementara itu, Adrian menerima kabar dari seorang polisi bahwa mobil hitam tanpa plat yang melintas di dekat Café Selaras terekam CCTV. Ia mengepalkan tangan, menahan amarah. “Aku tahu itu kerjaan Freddy.” Tanpa pikir panjang, ia memutuskan ikut dalam pencarian, meskipun pihak kepolisian sempat melarang. “Kita belum tahu pasti lokasi persembunyiannya, Tuan Adrian. Jangan bertindak sendiri.” Namun Adrian hanya menjawab dingin, “Aku nggak akan diam, Pak. Selama Riana belum kembali, aku nggak akan berhenti.” Di tempat Freddy menyekap Riana, suara sirene samar-samar mulai terdengar dari kejauhan. Freddy menoleh cepat, wajahnya tegang. “Sial! Mereka menemukanku!” Riana tersenyum lirih meski tubuhnya gemetar. “Karma datang lebih cepat dari yang kamu kira, Freddy.” Freddy memutar tubuh, hendak melarikan diri. Tapi tepat di saat itu, pintu gudang terbuka keras. Adrian menerobos masuk bersama polisi. “Riana!!” teriaknya. Tatapan mereka bertemu. Riana menitikkan air mata leg

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 54.

    Sudah dua minggu berlalu sejak putusan sidang. Kota tempat persidangan kini hanya menjadi kenangan pahit yang ingin segera ditinggalkan oleh Riana. Bersama Adrian, ia kembali ke kota pesisir, tempat di mana semua luka mulai sembuh perlahan. Mobil yang mereka tumpangi melaju pelan di sepanjang jalan pesisir yang dikelilingi pepohonan kelapa dan hamparan laut biru. Angin laut meniup lembut rambut Riana yang terurai, membawa aroma asin yang menenangkan. Ia menatap jendela, memandangi ombak yang pecah di kejauhan. “Akhirnya … semuanya selesai,” gumamnya pelan. Adrian menoleh sekilas, lalu tersenyum. “Ya. Dan sekarang, kita mulai lagi dari awal.” Riana menatap pria di sampingnya itu dengan rasa hangat di dada. “Kamu tahu, kalau bukan karena kamu… mungkin aku nggak akan punya keberanian untuk berdiri sejauh ini.” “Kalau bukan karena kamu juga, aku nggak akan tahu apa artinya mencintai seseorang tanpa syarat,” jawab Adrian lembut. Ketika mereka tiba di kota pesisir, Dara dan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 53.

    Langit pagi itu tampak kelabu, seolah meniru perasaan tegang yang menyelimuti Riana sejak ia membuka mata. Namun, di balik rasa cemas yang masih tersisa, ada percikan kecil dari keyakinan, bahwa mungkin, hari ini segalanya akan mulai menemukan keadilan yang selama ini ia perjuangkan. Adrian menunggu di lobi hotel, sudah rapi dengan setelan abu muda. Begitu melihat Riana turun, ia tersenyum hangat. “Siap menghadapi hari terakhir?” Riana menghela napas pelan, mencoba tersenyum. “Aku harap ini benar-benar hari terakhir.” “Kalau pun belum,” jawab Adrian lembut sambil merapikan rambut Riana yang tertiup angin, “aku janji, kita hadapi sama-sama sampai akhir.” Mereka tiba di pengadilan lebih awal. Pengacara sudah bersiap, membawa tambahan dokumen yang berisi bukti transfer dan pernyataan baru dari salah satu rekan kerja lama Riana di PT. KSS yang akhirnya bersedia bersaksi. Itu menjadi titik penting. Ketika sidang dimulai, suasana lebih tegang dari hari sebelumnya. Hakim terlihat foku

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 52.

    Langit di luar jendela hotel tampak temaram. Lampu-lampu kota berkelip lembut di antara tirai hujan tipis. Riana berdiri di depan kaca, menatap bayangan dirinya yang tampak tegang. Esok adalah hari penting, sidang pertama yang akan menentukan arah hidupnya. Ketukan pelan di pintu membuyarkan pikirannya. “Riana…” suara lembut Adrian terdengar. Riana membuka pintu. Adrian berdiri di ambang, mengenakan kemeja abu muda dan wajahnya penuh perhatian. “Aku cuma mau memastikan kamu baik-baik saja,” ucapnya pelan. Riana tersenyum samar. “Aku mencoba tenang, tapi tetap saja gugup.” Adrian melangkah masuk, menatapnya dengan mata hangat. “Kamu nggak sendiri lagi sekarang. Aku di sini, selalu.” Suasana hening sejenak, hanya suara rintik hujan di luar yang terdengar. Adrian kemudian mendekat, mengusap lembut rambut Riana yang terurai di bahunya. “Aku janji, apa pun hasil sidang nanti, aku tetap di samping kamu,” bisiknya. Riana menatapnya lama, dan tanpa sadar air matanya menetes.

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 51.

    Pagi itu, langit kota tampak mendung. Awan tebal menggantung seolah ikut menyimpan beban yang akan segera pecah di ruang sidang hari itu. Riana berdiri di depan cermin hotelnya, memakai blus putih dan rok hitam selutut. Wajahnya tampak pucat, tapi matanya penuh tekad. Ia sempat terdiam lama, memegangi kalung kecil pemberian ibunya, lalu berbisik pelan, "Aku kuat. Aku harus kuat." Adrian sudah menunggu di lobi, mengenakan setelan abu gelap. Di sampingnya, pengacara yang mereka percayai, pria yang berusia empat puluhan dengan tatapan tajam dan nada bicara tegas, sedang meninjau kembali berkas-berkas kasus. “Semua bukti digital dan hasil visum sudah lengkap,” ujar sang pengacara saat mereka bertiga berjalan menuju mobil. “Yang penting, kalian tetap tenang. Kita tidak sedang membuktikan harga diri, tapi mencari keadilan.” Riana hanya mengangguk. Tangan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 50.

    Suasana Selaras Café sore itu berbeda dari biasanya. Lampu gantung berwarna keemasan menghiasi langit-langit, lilin-lilin kecil menyala di setiap meja, dan aroma kopi bercampur dengan wangi bunga melati yang disusun oleh Dara sendiri. Tak ada musik keras, hanya dentingan lembut piano dari musisi lokal yang memang sering tampil di café itu. Riana berdiri di dekat bar, memakai gaun sederhana warna gading. Wajahnya tampak bersinar, bukan karena riasan, tapi karena kebahagiaan yang jujur. Di tangannya, cincin perak pemberian Adrian memantulkan cahaya lilin. Dara tersenyum lebar saat menghampirinya. “Akhirnya ya, Ri. Setelah semua yang kamu lewati, kamu pantas bahagia seperti ini.” Riana tersenyum lembut. “Semua juga berkat kamu, Dar. Kalau bukan karena kamu dan Arga, aku mungkin nggak bisa sampai di titik ini.” Arga yang berdiri di sisi Dara menimpali dengan nada hangat, “Kamu itu pekerja keras, Riana. Aku dan Dara c

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status