“Carlos, apa Pak Bastian menelepon kau karena urusan pekerjaan kita?”
“Ya, tentang urusan pekerjaan kita. Dan kita berada dalam bahaya, Ramsey. Kau tahu, betapa serigala-nya Pak Bastian, dia sangat dingin dan mengerikan.”“Kalau iya, kenapa dia tidak menghubungi aku. Kita berada dalam tugas yang sama, Carlos.”Carlos tersentak kaget. “Ramsey, apa kau belum tahu?” Jidatnya berkerut tiga. Kemudian dia mengawasi Ramsey dengan pandangan tak menyangka. “Serius kau belum diberi tahu oleh Pak Bastian?”Ramsey mengedikkan bahu, sesaat dia menoleh, lalu kembali meluruskan pandangannya. “Pak Bastian memberikan cukup banyak penjelasan, tapi aku tidak tahu kalau ada sesuatu yang lain.”“Sudahlah, nanti aku konfirmasi dahulu dengan Pak Bastian. Hm, aku pikir, kau sudah tahu. Nanti, kau pasti juga akan tahu. Sudahlah, lanjutkanlah mengemudi!”Carlos kembali sibuk dengan ponselnya dan masih berupaya untuk menerima informasi terkini dari Pak Bastian namun hingga mereka sampai di lokasi tujuan, Pak Bastian masih juga belum memberikan konfirmasi.Mereka tiba di salah satu pusat perbelanjaan tengah kota. Salah satu gerai Luxor ada di dalamnya. Karena sudah ada petugas yang bakal mengambil kiriman, maka mereka hanya menunggu di parkiran basement.Tugas pertama, sukses.“Carlos, karena tugas kita telah selesai, aku mau mentraktir kau makan di atas. Sepertinya makanan di sini enak.”Wajah Carlos masih cemberut. Dia melihat jam tangannya lalu masuk ke dalam mobil. “Ayo kita pulang!”***Carlos masih belum dapat membuang ketidaktenangannya. Untuk mengalihkan semua rasa yang menggelisahkan itu, dia tancap gas tanpa peduli bahwa nyawanya hanya satu. Carlos melajukan mobil hampir dua ratus kilometer per jam.Kali ini, Ramsey mengencangkan seatbelt yang melilit tubuhnya. Satu-satunya yang ada di dalam kepalanya adalah keselamatan. “Carlos, sebaiknya aku saja yang mengemudi.”“Aku sedang sangat sehat dan waras, Ramsey.” Padahal, di dalam kepalanya adalah tentang kira-kira apa yang bakal dia terima dari senior Bastian nanti. “Sial!” umpatnya sambil menginjak full pedal gas. “Aaaghhrrr!” Carlos melampiaskan semua kekesalannya.Ramsey yang tidak mengerti duduk perkara hanya bisa tampil tenang dan kalem. Sekali tadi dia bertanya tapi Carlos tak menjawab. Dan Ramsey bukan tipe pria yang ingin tahu segala urusan, jika dirasa urusan itu tidak ada kepentingan bagi dirinya, dia tidak akan peduli.Jika pada saat pergi Carlos sangat banyak oceh, maka tidak pada saat pulang. Dia diam dan memasang wajah memberengut sepanjang perjalanan. Jika pas pergi mereka butuh waktu sekitar empat belas jam, pas pulang mereka hanya menghabiskan waktu sekitar sepuluh jam saja.Ketika telah sampai di Luxor, Carlos langsung menghadap Bastian di ruang kerjanya. Di sana, dia kena cecar habis-habisan.“Tolol! Goblok!” maki Bastian murka. “Jangan bilang kalau kau mabuk, Carlos! Sudahlah, aku tidak mau melihat muka mu di hari ini. Nanti akan ada tugas pengantaran lagi, jika kau masih ingin bekerja, ikuti apa perintahku!”Carlos menunduk patuh. “Maaf, Pak. Aku tidak akan mengulanginya. Baik, aku akan mengukuti perintahmu. Berikan aku kesempatan lagi, dan biarkan rekanku tetap Ramsey. Dia rekan yang baik dan bisa diandalkan.”“Keluar!” perintah Bastian dengan nada keras dan mengerikan.***Pusing, Carlos menunggu kepulangan Kate di lobi. Saat Kate lewat, Carlos segera mendekatinya. “Kate, rencana kita percepat. Malam ini saja kita hepi-hepi.”“Duitnya lebih berapa?” tanya Kate mengerutkan kening.“Tujuh puluh dollar. Lumayanlah buat kita bertiga.”“Bertiga?” Kate makin mengernyitkan kening. “Kita akan pergi sama siapa?”“Siapa lagi kalau bukan Ramsey?”Seketika bola mata Kate membulat sempurna seperti donat. Dia menyilangkan tangan di dada seraya mengeluarkan komentar pedas, “Sialan! Kenapa kau mengajak dia?” Kate melotot geram.“Kate, kami bekerja berdua dan Ramsey termasuk orang yang sangat hemat. Dia tidak minum bir dan tidak pula merokok. Makanya duit yang aku bawa lebih banyak dari biasanya.”Kate tidak setuju, bahkan dia mengancam Carlos, jika tidak berdua saja, duit sisa transport itu dikembalikan saja ke kas kantor. “Bagaimana?” dengusnya.Namun, Carlos tidak mungkin bisa bersenang-senang tanpa Ramsey. Baginya, Ramsey merupakan partner terbaik sepanjang masa. “Dia harus ikut, Kate. Bila perlu, aku akan tambah tiga puluh dollar pakai uangku pribadi. Pokoknya, dia harus ikut!”Malam harinya di BarBar Cafe.Ramsey agak telat karena sopir taxi online yang dia tumpangi mogok di tengah jalan. Sesampainya di salah satu sudut cafe, dia pun duduk tak jauh dari kursi Carlos dan Kate.“Maaf sedikit telat.” Marvin sebisa mungkin menyenangkan hati Carlos dan Kate.Kate mencebik malas. “Huft. Aku pikir kau tidak hadir. Lebih baik kau tidak usah datang, Ramsey. Tempat ini terlalu mewah untuk pekerja baru seperti mu, tapi karena Carlos berbaik hati, hari ini kau dapat makanan dan minuman gratis.”Sementara itu Carlos sebenarnya ingin menghilangkan stres akibat kena marah Pak Bastian. Selain itu, dia juga ingin merayakan keberhasilan tugas pertama dari seorang karyawan baru bernama Ramsey. “Selamat, Bro! Kau berhasil! Semoga pada tugas selanjutnya kita bisa lebih kompak! Hari ini, kita harus merayakannya. Hahaha.”Meski Carlos meminta kepada Kate untuk bersikap sopan terhadap Ramsey, Kate tetap pada watak aslinya. Dia masih k
Malam ini, Kate bakal menguras isi dompet dan rekening Ramsey, sebagai balasan terhadap urungnya mendapatkan tiga ratus dollar. Jika tadi pas pergi wajahnya masam karena kehadiran Ramsey, maka sekarang wajahnya berbinar bahagia, seakan ada pelangi menggelayut di wajahnya.Untuk mensukseskan misi besarnya, dia menghubungi Ella dan mengajaknya ke mari, belum lima belas menit karena kebetulan Ella juga sedang berada di luar, maka Ella pun tiba-tiba sudah berdiri pas di dekat mereka.“Halo? Halo?” sapa Ella, wajahnya sangat sumringah. Sebagai mantan LC, wanita jalang itu memang suka meloroti dompet banyak pria. Setidaknya, Ella bakal dapat empat keuntungan, minum gratis, dugem, seks, dan tentu saja uang. Bahkan posisi sekretaris saat ini bisa dia dapatkan lantaran dia menggadaikan selangkangannya kepada petinggi perusahaan. Gila memang.Ketika dia mendengar ada acara minum dan dugem gratis dan pria yang bakal mentraktir adalah Ramsey, security sok jagoan
Setidaknya dua puluh botol dari berbagai jenis merek minuman datang lagi. Belasan orang di sekitar sana pun berduyun-duyun membawa gelas. Ella dan Kate menuanginya dengan semangat berkobar.“Kita pesta malam ini! Teguk terus!”“Hajar!”“Siapa saja dari kalian yang kurang minum, sini bawa gelas sendiri. Haha.”Kate dan Ella saling pandang. Mereka berbisik dan tidak terdengar oleh siapa pun. Kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.“Mampus!”“Rasain!”Meskipun suasana sudah tak nyaman lagi, Ramsey tetap tenang dan kalem. Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Dia ingin lihat sampai mana kelakuan orang-orang ini.”Ella tidak bisa mengontrol pikirannya. “Ramsey, serius kau peduli sama Annita? Dia pengemis! Tidak pantas untuk pekerja ekspedisi dengan bayaran tiga gali lipat dari karyawan umumnya.”Ramsey menjawab tegas. “Dia bukan mengemis, tapi hanya berhutang, dan suatu saat dia akan membayar ut
Tidak mau ada keributan, Ramsey menenangkan mereka. “Sabar, uang tunai di dompetku hanya beberapa dollar saja, tidak akan bisa melunai semuanya. Jadi, aku akan pergi ke luar dan mencari mesin ATM untuk mencairkan uang ku.”Ella dan Kate berpikir bahwa Ramsey akan kabur. Empat ribu delapan ratus dollar sangat banyak bagi para kelas pekerja. Setidaknya butuh waktu sekitar sepuluh bulan bekerja untuk mengumpulkannya jika orang tersebut seorang petugas keamanan, dan tiga bulan untuk petugas ekspedisi.Bisa jadi Ramsey mau melarikan diri karena tidak ingin menderita kerugian. Atau, bisa jadi Ramsey mau mencuri sesuatu di luar sana, muncuri perhiasan Luxor misalnya. Berbagai macam tuduhan pun bertebaran di dalam kepala masing-masing mereka. Dan pada intinya, rencana mereka akan berhasil mempermalukan Ramsey pada malam hari ini.Selain mendapatkan minuman dan hiburan gratis, popularitas mereka berdua pun bertambah karena baru saja mereka dianggap dermawan karena
Pagi harinya di rumah sewa Ramsey.Carlos terbangun, lalu mengucek-ngucek kelopak matanya. “Di mana aku? Kenapa musiknya pada mati?” Matanya belingsatan seperti orang kebingungan.Ramsey sedang santai selonjoran di sofa sambil bermain ponsel. “Minumlah susu dan air putih yang banyak. Kau belum sadar sepenuhnya. Sekarang kau berada di rumahku, Carlos. Kau mabuk parah semalam.”Tiba-tiba Carlos mengeluarkan uang tujuh puluh dollar dari sakunya. “Hm, aku harus membayar minuman segera. Aduh! Kenapa aku bisa tertidur?” Dia menepuk jidatnya sendiri karena saking terkejutnya. “Seharusnya aku bisa mengontrol diriku sendiri.”“Simpanlah uang itu, Carlos. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Hari ini kau harus beristirahat total. Besok kita ada tugas lagi untuk pengiriman ke luar negeri.”“Kau benar, Ramsey. Maaf merepotakan kau. Aku numpang hidup dulu siang dan malam ini di rumah mu. Besok pagi aku baru pulang, terus langsung berangkat kerja.”
Keesokan harinya di Luxor, tepatnya di ruang kerja Manager Ekspedisi, senior Bastian.Ada briefing tertutup di dalam, hanya ada Bastian dan Carlos. Sekali lagi, Bastian memberikan ultimatum tegas, jika Carlos kembali lalai seperti pada tugas sebelumnya, maka sudah dipastikan Carlos bakal kena depak dari divisi ekspedisi, lalu ditempatkan ke divisi lain, gudang misalnya.Untuk memastikan bahwa pekerjaannya tetap aman, Carlos harus berhasil menjalankan misi khusus yang diberikan oleh Bastian, karena kalau tidak, semua selesai. “Baik, Pak Bastian. Aku berjanji kali ini aku tidak akan lalai.”“Sekali ini gagal, aku tidak akan lagi melihat mu mengendarai mobil ekspedisi, Carlos!” ancam Bastian sangat tegas dan dingin. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia ekspedisi di Luxor pasti segan dan patuh terhadap Bastian, siapa pun mereka.Setelah itu, seperti biasa Carlos mengajak Ramsey untuk segera menuju bagian bendahara untuk meminta uang jalan. Di san
Perjalanan menuju New Garcia biasanya menempuh waktu selama tujuh hari. Tidak hanya jarak yang jauh, barang yang mereka bawa juga nilainya fantastis. Tidak boleh ada kegagalan dalam tugas kali ini. Karena sudah ada sedikit pengalaman pada tugas pertama, Ramsey tidak akan membiarkan Carlos terjebak dalam godaan dan nafsu jahat.“Tidak usah beli bir, apalagi vodka dan wiski, Carlos. Aku belum pernah menempuh perjalanan pakai mobil dengan jarak sejauh itu. Jika kau mabuk dan tertidur, apa kau melimpahkan semua tugas kepadaku?” Ramsey berbicara sambil berkendara. Di awal perjalanan, dia yang mengemudi karena masih paham jalanan kota Daire York.Carlos mengawalinya dengan tertawa ringan. “Hahaha. Oke, siap, Bosku! Aku berjanji tidak bakal minum bir dan lainnya selama dalam perjalanan. Sebagai gantinya, aku minum sama seperti yang kau minum.” Sebenarnya, bukan itu saja alasan Carlos, tapi dia tidak ingin tertidur padahal ketika itu Bastian sedang menghubunginya. Kal
Awalnya, Carlos tidak terlalu mengurusi tentang Annita meski dia tahu Annita kerap mendapatkan perlakuan tidak pantas dari Ella dan Kate. Dia tidak membela dan juga tidak pula memberikan umpatan dan semacamnya.Namun, setelah melihat sikap baik Ramsey terhadap Annita belakangan ini, persepsinya terhadap Annita menjadi sedikit berubah. Carlos tiba-tiba menaruh rasa prihatin terhadap Annita.“Carlos, bagaimana kalau kau punya kakak atau adik perempuan, terus nasibnya sama seperti Annita, apa aku bersikap biasa saja, lalu tidak peduli, kau tidak tidak respect?”Carlos tercenung. Dia menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. “Aku tidak tega. Aku tentu akan respect terhadapnya. Aku kasihan.”“Nah, seperti itulah seharusnya seorang pria seperti kita bersikap. Dan itu saja tidak cukup, Carlos, kita mesti punya empati besar terhadap orang tertindas dan susah.”Ramsey benci melihat orang bodoh dan pemalas. Dia juga tidak menaruh rasa perhatian terhadap orang zalim dan suka berbuat sem