Share

2. Perpisahan

last update Huling Na-update: 2022-03-21 14:07:42

"Kamu kenapa, Aisyah, kok dari tadi cemberut terus?" tanya Widia.

"Kakak kamu tuh, ingkar janji lagi," kesal Aisyah.

"Janji apaan?" tanya Widia.

"Kemarin, Dia bilang mau antar aku ke sekolah, eh aku tungguin lama, ga nongol-nongol, tuh, kakak kamu," ucap Aisyah kesal.

"Oh itu, aku tadi subuh liat kak Krisna joging, dan saat aku mau berangkat sekolah belum balik dia," terang Widia.

"Mungkin lupa kali, kak Krisna," sambung Widia.

"Masa lupa sih, kan dia sendiri yang bilang."

"Mungkin terlalu fokus."

"Ya masa aku di lupain, sih."

"Sabar aja, kakak aku emang gitu orangnya."

"Bikin kesel aja tau ga pagi-pagi," gerutu Aisyah membuat Widia geleng kepala.

***

"Assalamualaikum!" ucap Aisyah, memberi salam kepada ibu Mariam, meraih tangan dan mencium punggung tangan dengan takzim.

"Waalaikum salam!" sambut Mariam dengan senyum lebar.

"Mama masak makan siang apa, hari ini?"

"Mama belum masak."

"Aisyah bantuin masak, ya, Ma," pinta Aisyah.

" Ya sudah sana ganti baju."

"Siipp Mama," Aisyah melangkah maninggalkan Mariam menuju kamar, dan mengganti pakaian seragam dengan kaos merah oblong dan celana jins selutut.

"Kita masak apa, Ma?" tanya Aisyah yang sudah berada di dapur sambil mengikat asal rambut panjang hitamnya.

"Masak, ikan santan gimana?" usul Mariam.

"Boleh Ma, tapi jangan sering-sering, ga baik untuk kesehatan," terang Aisyah.

"Iya, ibu dokter," ucap Mariam.

"Amin," ucap Aisyah meng-aminkan ucapan sang Mama.

****

Dreeet dreeettt dreeett

Suara getar ponsel, membuat mata Aisyah terbuka dan terbangun dari mimpi indah, segera Aisya mencari benda pipih tersebut, dengan mata masih enggan untuk terbuka, tangan Aisyah meraba dibalik bantal dan menemukan benda yang dia cari, sejenak Aisyah memandang nama yang tertera di layar kemudian mengangkat dengan malas.

"Halo!"

"Hay sayang!"

"Heem."

"Kamu masih marah ya, sama aku?"

"Kamu pikir saja sendiri."

"Aku minta maaf."

"Sampai kapan, kamu terus minta maaf, dan selalu melupakan janji yang kamu buat sendiri?" ucap Aisyah kesal dengan sikap Krisna.

"Aku tau, aku salah tapi aku janji ga akan mengulangi lagi," ucap Krisna.

"Terserah kamu." Aisyah hendak menutup panggilan.

"Aku cinta sama kamu Aisyah," ucap Krisna dari sebrang.

"Aku, akan berusaha untuk tepat waktu, dan selalu ada untuk kamu."

"Maaf, aku tidak antar dan jemput kamu ke sekolah, tadi mendadak ada pelatihan dan sekarang aku harus ke sana, dan mungkin kita jarang bertemu," ucap Krisna membuat Aisyah gelisah.

"Kakak bakalan lama di sana?"

"Tidak, cuma sebentar di sana. Dan aku ke sini, mau pamit sama minta doa dan restu kamu untuk semangatin aku."

"Aku boleh nitip sesuatu ga, sama kamu?"

"Boleh, emang mau nitip apaan?"

"Tolong, jagain hati aku di sini," ucap Aisyah sambil menunjuk ke arah dada bidang Krisna.

"Pasti, tanpa kamu minta aku akan menjaga cinta kita," ucap Krisna yakin yang diberi hadiah senyuman indah oleh Aisyah, tentu Krisna tidak dapat melihatnya tetapi Krisna dapat merasakan hatinya bergetar hanya dengan membayangkan wajah ayu Aisyah.

***

Seorang gadis berambut hitam sebahu tengah duduk di bangku kayu panjang dipinggir kolam ikan buatan. Aisyah memberi makan ikan peliharaan, terdapat banyak jenis dalam kolam tersebut dari yang besar hingga yang kecil warna pun beragam campuran putih oren dan hitam berpadu menjadi satu. Tatapan mata Aisyah kosong ke depan, entah apa yang dia lihat sampai tanpa sadar seorang pria paruh baya menyadarkan Aisyah.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikum salam!"

"Apa yang kamu pikirkan, Nak?" tanya pria yang merupakan ayah Aisyah.

"Tidak ada, Bapak sendiri kapan pulang?" tanya balik Aisyah setelah mencium punggung tangan Gani.

"Dari tadi, bahkan Bapak sudah panggil-panggil kamu, tapi kamu tidak dengar," ucap Gani melangkah duduk di samping sang putri.

"Ada apa? Hem," tanya Gani. Aisyah menghela napas panjang, sebelum menceritakan hal yang mengganggu pikirannya.

"Bapak!"

"Iya." ucap Gani yang lengannya di gelendoti sama Aisyah.

"Bapak marah gak, kalo aku berteman dengan yang non-muslim?" tanya Aisyah.

"Kalau sekedar berteman, Bapak tidak masalah, karena berteman itu bisa dengan siapa saja, yang ga boleh itu jika teman kamu seorang brandal," jelas Gani mengusap rambut halus Aisyah.

"Kalau, lebih?" tanya Aisyah lagi dengan ragu, Gani menatap sang anak.

"Jangan bilang kamu?" tanya Gani terputus.

"Aisyah, pacaran sama kak Krisna, Pak," aku Aisyah, Gani sejenak terdiam, terdengar hembusan napas yang keluar dari mulut Gani.

"Kalian, sudah lama berhubungan?"

"Sudah tiga bulan," jawab Aisyah

"Kamu, cinta sama Krisna?" tanya Gani yang dijawab anggukan oleh Aisyah.

"Kamu tau kan, kalau Krisna itu berbeda dari kita." Aisyah hanya mengangguk.

"Aisyah, keluarga Krisna itu keluarga terpandang, sedangkan bapak hanya seorang mebel kayu biasa, dan lagi agama kita yang berbeda, itu hanya akan membuat kalian sakit hati," terang Gani membuat hati Aisyah sakit.

"Tapi, kak Krisna dan Aisyah saling cinta, Pak," ucap Aisyah.

"Bapak tau nak, kalian tidak salah karena saling mencintai. Apalagi Krisna pria yang baik, tapi yang bapak takut orang tua Krisna menentang hubungan kalian, dan berusaha memisahkan kalian," ucap Gani merangkul pundak sang putri tak tega melihat putri satu-satunya itu menangis.

Dilain tempat, Krisna tengah memasukan pakaian yang akan dia bawa kedalam koper, dan memasukan perlengkapan lain yang dia butuhkan, mata Krisna tertuju pada sebuah bingkai foto dirinya dan seorang gadis cantik berambut hitam panjang, seulas senyum terbit dibibir Krisna, kemudian meraih bingkai dan mengeluarkan foto.

"Aisyah, tunggu aku pulang," gumam Krisna memandang foto dia dan Aisyah yang tengah tersenyum bahagia.

"Krisna !" panggil pria paruh baya yang duduk di sofa. Krisna yang merasa terpanggil segera turun menghampiri sang ayah.

"Kamu yakin, akan melanjutkan akademi ini?" tanya bagas.

"Iya Pa, ini sudah menjadi cita-cita Krisna, dan Krisna harap Papa bisa menerima keputusan Krisna," ucap Krisna.

"Sebenarnya, Papa tidak ingin kamu mengambil Akademi itu, Papa mau kamu meneruskan perusahaan keluarga, karena kamu adalah pewaris dan anak laki-laki dari keluarga Bagaskara," terang Bagas mencoba menasehati sang putra.

"Ini sudah menjadi keputusan Krisna, Pa," ucap Krisna tetap pada pilihannya.

"Lalu, siapa yang akan meneruskan dan menggantikan Papa nanti di perusahaan?"

"Suami dari Widia nantinya, Pa."

"Itu tidak bisa Krisna. Hanya laki-laki keturunan asli keluarga Bagaskara yang bisa menggantikan bukan orang lain," kata Bagas dengan nada keras menegur sang putra yang keras kepala.

"Kalau begitu biar keturunan Krisna nanti yang akan menggantikan posisi, Papa," ucap Krisna.

"Baik, berikan Papa cucu segera!"

"Tunggu dia lulus dulu, Pa."

"Siapa?"

"Siti Nur Aisyah."

Bruk! Prang!

"Apa!" Bagas yang mendengar nama gadis yang disebut Krisna, sontak membuat Bagas geram dan menggebrak meja kaca hingga pecah.

"Krisna akan menikah, hanya dengan Aisyah," ucap Krisna tegas.

"Apa tidak ada gadis lain, hah?"

"Krisna hanya mencintai Aisyah, Pa." Bagas semakin marah mendengar tolakan sang putra yang berani membantah.

"Apa yang gadis itu berikan? Apa dia telah memberikan ke suciannya?"

"Pa, jangan samakan Aisyah dengan gadis lain, Aisyah gadis baik-baik," ucap Krisna tak terima atas tuduhan sang Papa.

"Aisyah itu gadis biasa, tidak cocok untuk kamu, sampai kapan pun Papa tidak akan menerima Aisyah sebagai pendamping kamu apa lagi sampai menjadi istri kamu Krisna," tolak Bagas keras tepat di depan wajah tampan Krisna.

"Dengan atau tidak ada ya restu dari Papa, krisna akan tetap menikahi Aisyah," ucap Krisna melangkah pergi menjauh sambil menarik koper keluar dari rumah menuju garasi kemudian masuki mobil sedan warna hitam menyalakan dan melaju keluar meninggalkan kediaman Bagaskara.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
nolla
kan keturunannya belum ada, cinta aja terhalang restu...
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
waduhhh tak direstui
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   35. Memasak

    "Apa! Dia kabur. Dasar tidak becus jagain satu perempuan saja tidak bisa," hardik Imelda. "Pokoknya saya tidak mau tau, bagaimana pun caranya saya mau kalian membawa perempuan itu di hadapan saya. Kalau tidak kalian tau sendiri akibatnya," ancam Imelda. "Gimana?" "Bos marah bro," jawabnya setelah memasukan ponselnya kedalam saku bajunya "Kita harus secepatnya menemukan perempuan itu," sambungnya lagi "Ya udah, ayo kita pergi ke rumah sakit," ajak temannya "Rumah sakit, ngapain?" tanyanya bingung "Periksa gigi. Ya nungguin itu dokter cantik lah, katanya mau nyulik dia gimana sih," kesal temannya "Hehe, kirain mau periksa beneran," ucapnya cengengesan. mereka bertiga pun langsung pergi menuju rumah sakit.*** "Kakak ipar ga kenapa-kenapa kan?" tanya Widia panik karena mendengar kabar dari kakaknya. "Terus keadaannya gimana sekarang?" tanya Widia lagi "Syukur lah kalau baik-baik saja, aku sangat khawatir kak, pantas saja tadi perasaan aku tidak enak. Ya sudah kalau ada apa-apa

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   34. Berhasil Kabur

    "Aisyah, kamu di dalam kan?" panggil Widia lagi. Dari luar Widia tampak bingung dan khawatir bila terjadi sesuatu terhadap Aisyah di dalam karena tak biasanya Aisyah mengunci ruangannya. Widia ingin meminta bantuan tetapi lorong koridor sepi, Widia celingak-celinguk mencari sesuatu untuk membuka pintu. Widia terus berusaha menggedor-gedor pintu tetapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. Widia mencari sesuatu di dalam tasnya yang bisa digunakan untuk membuka pintu. "Mudah-mudahan bisa," ucap Widia saat menemukan sebuah jepit rambut lalu memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia terus mencoba memutar kunci agar terbuka. "Eeemmm... eeemmm," Aisyah menggeleng agar Widia berhenti, tetapi percuma karena Widia tidak dapat melihat Aisyah.Click Pintu berhasil di buka Widia dan meraih kenop pintu lalu memutarnya. Pria di belakang pintu mengambil sebilah pisau lipat dari sakunya bersiap-siap untuk menikam. Aisyah yang melihat Widia dalam bahanya mencoba menyeret kursinya hingga depan pintu.Kr

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   33. Siapa Dia

    Cup Bibir hangat Krisna mendarat di kening mulus Aisyah memberi kecupan mesra sebelum pergi menjalankan tugas negara. "Aku pergi dulu ya sayang," ucap Krisna. "Iya, hati-hati jangan ngebut bawa motornya," pesan Aisyah. "Siap sayangku," goda Krisna memberi hormat lalu mengecup kembali pipi Aisyah. "Kakak, malu tau kalau di lihat orang," kesal Aisyah mencubit lengan Krisna. "Kenapa? Kita kan sudah sah. Kalau pun kita mau mesra-mesraan juga tidak apa-apa," ucap Krisna. "Ya sudah sana, katanya mau dinas." "Oh jadi ngusir nih ceritanya." "Enggak bukan gitu, nanti Kakak telat lagi sampai kantor." "Ya sudah aku pergi dulu, Assalamualaikum," pamit Krisna. "Kak," panggil Aisyah. "Ya," yang di panggil pun berhenti dan menoleh ke arah belakang. Aisyah berjalan menghampiri Krisna lalu meraih tangan kanannya dan menciumnya dengan takzim. "Ada yang lupa," ucap Aisyah tersenyum setelah mencium punggung tangan Krisna. Krisna tertawa mendengar alasan Aisyah memanggilnya itu. "Kok malah ke

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   32. Rencana Yang Gagal

    "Kalian semua dengar baik-baik tugas dari saya," kata Bagas serius menatap keluar jendela. "Saya mau kalian hancurkan pernikahan Krisna. Kalian bikin keributan bahkan kalau perlu kalian bakar rumah beserta orang-orang yang hadir disana," perintah Bagas tersenyum licik. Niluh bergetar mendengar rencana buruk suaminya, ia tak sengaja melewati ruang kerja Bagas yang selalu terkunci meski ada Bagas di dalamnya tetapi tidak ada yang berani masuk. Niluh yang sedari tadi mendengar percakapan antara suami dan ajudannya seketika mundur perlahan takut jika mereka mendengar. "Baik, bos." "Kami akan melaksanakan perintah bos besar," sambung pemimpin preman bayaran yang di beli jasanya untuk membunuh atau menyakiti seseorang tanpa pandang bulu. "Bagus, laksanakan." Semua ajudan Bagas memberi hormat lalu pergi meninggalkan ruangan Bagas. "Widia," panggil Niluh yang masuk kamar Widia tanpa permisi. "Ada apa, Ma?" tanya Widia yang heran dengan tingkah Niluh. "Nak, cepat kamu hubungi Kakak k

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   31. Mendadak Menikah

    "Bu, ini taruh dimana?" tanya wanita yang membawa nampan berisi aneka macam kue yang sudah tertata rapih. "Oh itu taruh saja di sana," tunjuk Mariam mengarahkan ke meja yang penuh berisi makanan. Sementara Mariam masih terus memantau persiapan untuk sang putri tercinta, Mariam tidak mau acara penting Aisyah berantakan hanya karena kurang persiapan dan para tamu kecewa. Ya hari ini adalah hari menjelang pernikahan Aisyah dan Krisna, meski sederhana tetapi keduanya sangat bahagia yang terpenting adalah mereka sah di mata agama dan negara. Mariam sangat sibuk bersama para tetangga dan kerabat saling membantu menata berbagai macam hidangan makanan dan minuman yang akan di sajikan untuk para tamu undangan, sementara Gani dan para pria sibuk menata tempat yang akan menjadi berlangsungnya acara resepsi pernikahan Aisyah dan Krisna. Semua orang tampak sibuk dengan tugas masing-masing, sementara Aisyah berada di dalam kamar karena Mariam melarang Aisyah untuk membantu. Aisyah sungguh bosan

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   30. Pisang Goreng

    Ditengah guyuran hujan Krisna membawa laju motor KLX ya memecah hujan menuju rumah Aisyah. Sekian menit lamanya Krisna berkendara di bawah guyuran hujan, akhirnya tiba di rumah pujaan hati. Tanpa menunggu lama Krisna berlari meninggalkan motor menuju teras Aisyah pun yang mendengar suara motor Krisna segera berlari keluar kamar menuju ruang tamu, walaupun hujan deras tetapi Aisyah bisa mendengar dengan jelas suara motor Krisna. mungkin suara ikatan batin mereka yang sangat kuat. Aisyah membuka pintu dan alangkah bahagianya Aisyah ternyata benar Krisna pujaan hatinya berada di hadapannya saat ini. Krisna menepati janjinya tak perduli hujan badai angin ribut halilintar, dia akan menerjang semua halang rintang yang ada di depannya demi sang pujaan hati Aisyah seorang.Krisna melepas jas hujan yang menempel di tubuhnya, lalu duduk di sofa ruang tamu. sementara Aisyah sedang membuat teh hangat untuk Krisna dan pisang goreng. "Ini, kak di minum dulu biar anget badannya." "Makasih sayang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status