Beranda / Romansa / Ayo Menikah, Mas Duda! / Bab 69: Gangguan dari Masa Lalu

Share

Bab 69: Gangguan dari Masa Lalu

Penulis: Mita Yoo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-11 12:00:25

Pagi itu kantor Dreams Studio Ltd. tampak lebih sibuk dari biasanya. Bukan karena tumpukan dokumen yang harus segera ditandatangani, atau klien besar yang datang berkunjung. Namun, karena seorang perempuan berparas mencolok muncul di Divisi Kreatif, mengenakan heels merah menyala, blazer ketat berwarna pastel, dan rambut panjang yang sengaja digerai membingkai wajahnya.

Namanya Katrina. Staf baru pengganti Putri, yang katanya lulusan luar negeri dan memiliki pengalaman bekerja di berbagai agensi kreatif besar. Namun, bukan prestasinya yang membuat seisi kantor sibuk bergunjing di belakangnya, melainkan ucapannya yang terlalu tak biasa saat perkenalan singkat di ruang kreatif.

"Kalian nggak tahu, aku ini Katrina. Calon tunangan Galih," ucapnya santai sambil menyilangkan kaki, seolah baru saja menyampaikan fakta yang biasa saja untuk telinga para rekan kerjanya di ruangan itu.

Seketika ruangan hening. Beberapa karyawan saling pandang, ada yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 70: Ular Berbisa

    Katrina mengayun langkahnya dengan percaya diri mendekati meja Salma yang berada di tengah deretan meja tim Divisi Kreatif. Langkahnya diiringi denting halus sepatu hak tinggi yang bergema ringan di lantai marmer. Di meja itu, aneka desain terbaru terpajang rapi di papan gabus kerja. Semua sketsa produk, mockup kampanye visual, dan moodboard warna. Salma, sang desainer muda yang kalem namun cekatan, sedang membenahi berkas presentasi untuk klien berikutnya."Salma," sapa Katrina sambil menyisir rambut panjangnya ke belakang telinga. Senyum tipisnya mengembang, namun ada nada menyelidik di baliknya. "Aku denger, tadinya Aster itu masuk ke Divisi Kreatif, ya?"Salma menoleh dan mengangguk sopan. “Iya. Dia lolos seleksi karyawan dengan nilai terbaik. Makanya Pak Galih akhirnya narik dia jadi sekretaris. Buat gantiin Tasya.”Katrina mengangkat alis, pura-pura terkesima. “Wah, berarti anak itu memang ambisius, ya? Sampai bisa langsung deket sama Pak Galih. Pinter juga dia ngambil peluang.”

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 69: Gangguan dari Masa Lalu

    Pagi itu kantor Dreams Studio Ltd. tampak lebih sibuk dari biasanya. Bukan karena tumpukan dokumen yang harus segera ditandatangani, atau klien besar yang datang berkunjung. Namun, karena seorang perempuan berparas mencolok muncul di Divisi Kreatif, mengenakan heels merah menyala, blazer ketat berwarna pastel, dan rambut panjang yang sengaja digerai membingkai wajahnya.Namanya Katrina. Staf baru pengganti Putri, yang katanya lulusan luar negeri dan memiliki pengalaman bekerja di berbagai agensi kreatif besar. Namun, bukan prestasinya yang membuat seisi kantor sibuk bergunjing di belakangnya, melainkan ucapannya yang terlalu tak biasa saat perkenalan singkat di ruang kreatif."Kalian nggak tahu, aku ini Katrina. Calon tunangan Galih," ucapnya santai sambil menyilangkan kaki, seolah baru saja menyampaikan fakta yang biasa saja untuk telinga para rekan kerjanya di ruangan itu.Seketika ruangan hening. Beberapa karyawan saling pandang, ada yang

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 68: Seolah Napasku Berhenti

    Galih mengusap lembut punggung tangan Aster. Mata gadis itu masih terpejam, bulu matanya sedikit bergetar karena efek obat yang perlahan mereda. Wajahnya masih pucat, tetapi napasnya sudah lebih teratur.“Bangun, sayang…” bisik Galih, suaranya lembut seperti bayangan sore yang merunduk di tepi jendela.Lelaki tampan itu mendekatkan wajahnya, menatap dalam ke arah wajah Aster yang masih diam.“Aku takut banget tadi. Rasanya kayak… aku kehilangan setengah nyawaku waktu kamu jatuh,” lanjutnya, jemarinya kini menyentuh pipi Aster dengan sangat hati-hati, seolah takut menyakitinya.Aster mengerang pelan, bola matanya bergerak di balik kelopak yang perlahan mulai terbuka.“Mas … Galih?” suaranya pelan dan parau.Galih tersenyum lega, matanya sedikit berkaca-kaca. Dia segera menggenggam erat tangan Aster.“Aku di sini. Kamu udah aman sekarang, sayang. Jangan bikin aku panik kayak tadi lagi, ya?”Aster mencoba tersenyum, meski wajahnya masih terlihat lemah. “Aku pusing, Mas. Tadi … panas bang

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 67: Demam Tarik Ulur

    Aster baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kepalanya menyentuh bantal yang dingin, dan tubuhnya langsung menyerah pada lelah yang menumpuk. Setelah Galih mengantarkannya sampai ke depan pintu rumah tadi, dia merasa menjadi satu-satunya perempuan paling beruntung di dunia—meski pekerjaan barunya menyita hampir seluruh energi.Keningnya mengernyit, matanya menatap langit-langit kamarnya yang temaram, lampu tidur menyala redup di sudut ruangan."Masih ada rapat buat besok," gumamnya pada diri sendiri sambil menarik selimut hingga ke perut. “Bener kata orang, sekretaris itu nggak ada jam liburnya. Harus tahan badai. Harus tahan mental, anti korupsi, sampai nggak bisa kesantet juga!"Tawa kecil lepas dari bibirnya, setengah lelah, setengah geli. Ponselnya yang dia taruh di nakas tiba-tiba menyala, bergetar pelan.Nama Pacar muncul di layar ponselnya.Aster mengangkatnya dengan mata yang mulai berat. "Halo?"Suara Galih terdengar rendah dan hangat, khas suara pria yang baru s

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 66: Balasan untuk Kumbang Pengganggu

    Udara sore itu sedikit berdebu. Langit masih menyisakan warna jingga ketika Aster keluar lebih dulu dari kantor untuk mengurus dokumen pengiriman logistik proyek Moyu. Galih masih tertahan dalam rapat online bersama klien luar negeri.Aster berjalan melewati halaman parkir yang sepi, bersiap menuju mobil operasional. Namun, suara langkah tergesa dan familiar membuat langkahnya melambat.“Eh, Aster,” suara Doni terdengar dari belakang, dan Aster tak sempat menghindar saat pria itu tiba-tiba meraih pergelangan tangannya.Sentuhan itu kasar, mendadak, penuh emosi yang membuat Aster tak nyaman. Gadis itu buru-buru melepaskan diri dari Doni.“Kenapa kamu laporin aku ke HR, hah? Mau sok suci, ya? Padahal kamu juga kayaknya suka waktu aku deketin!” ucap Doni, wajahnya memerah oleh amarah yang tertahan terlalu lama.Aster tercengang, tangannya terus berusaha melepaskan tangan Doni. “Lepasin! Anda sudah keterlaluan, Pak!”

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 65: Kumbang yang Mengganggu (2)

    Aster menghapus air matanya dengan tisu. Ia menatap matanya sendiri—mata yang kini terlihat lebih gelap. Lebih dingin.“Aku nggak akan tinggal diam,” katanya lirih.“Aku bakalan laporkan semuanya. Tapi bukan dengan emosi. Aku akan membalas dengan cara yang bikin dia nggak akan mengulangi perbuatannya di masa depan.”Ketika Aster kembali ke ruangannya, dia menatap ke pintu ruangan Galih yang tertutup. Dia ingin mengetuk, ingin mencari perlindungan… tetapi dia mengurungkan niatnya.Tidak sekarang.Dia akan menyelesaikannya lebih dulu. Dengan bukti. Dengan strategi. Dengan kekuatan yang tak lagi lembut.Dan ketika pintu ruangan Galih terbuka karena pria itu hendak ke luar, pandangan mereka bertemu. Galih menatap mata Aster. Dan lelaki itu tahu—ada badai yang mulai berputar dalam diamnya.Aster bekerja dalam diam, tetapi bukan lagi dalam ketakutan. Sejak sore itu, dia mulai menyusun langkah

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 65: Kumbang yang Mengganggu

    Pagi itu, kantor Dreams Studio Ltd. terasa lebih sibuk dari biasanya. Aster menurunkan kotak berisi map dari rak tinggi dengan bantuan bangku kecil, mengenakan kemeja biru muda yang dimasukkan rapi ke dalam celana panjang kerja berwarna hitamnya. Rambutnya diikat rendah, wajahnya fokus, terlalu fokus untuk menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya dari balik meja divisi marketing.“Kamu harus hati-hati, Aster,” suara lelaki dengan kartu pengenal Doni tergantung di leher terdengar, terlalu dekat di belakang Aster.Aster menoleh karena terkejut, lalu lelaki itu mendekatkan tubuhnya hingga bersentuhan dengan punggung Aster.“Lengan kamu bisa keseleo kalau terus-terusan angkat kotak isi map itu sendirian. Apalagi lengan sekecil itu,” katanya.Aster turun perlahan dari bangku. Senyumnya dingin, sopan sekilas, tetapi tak bisa menyembunyikan rasa tidak nyaman. “Terima kasih, Pak Doni. Saya bisa sendiri.”“Sayang sekali,” Doni masih menampilkan senyum miringnya. “Kalau kamu butuh ses

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 64: Kesempatan Kedua

    Aster menggulung rambutnya menjadi bentuk gelung. Meski terlihat asal-asalan dan membuat beberapa helai rambutnya jatuh ke belakang leher, tetapi hal itu justru membuat Galih menatapnya lebih lama. Terlalu lama hingga asap kecil mengepul di cangkir kopinya pagi itu menguap seluruhnya.Galih menyesap kopinya. “Kenapa kalau serius gitu kamu jadi makin cantik, Sayang? Aku jadi pengen gangguin kamu.”Aster tak menanggapi kalimat lelaki tampan itu, masih sibuk mengetik detail rundown untuk makan malam bisnis bersama Bu Shanti, pendiri sekaligus pemilik merek fesyen mewah Nyx and Nera.Matanya fokus ke layar komputer, jari-jarinya menari dengan lincah di atas tuts keyboard. Di sampingnya, kalender digital sudah tertata dengan sempurna. Mulai dari jam kedatangan, susunan menu, hingga urutan topik yang akan dibicarakan. Kali ini, dia ingin semua terlihat profesional. Tanpa cela.Aster tak ingin melakukan kesalahan sama dua kali.

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 63: Kesalahan Fatal

    Pagi itu seharusnya berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Namun, pukul sepuluh tepat, ruang rapat utama mendadak sunyi ketika Galih masuk dengan ekspresi dingin. Semua orang bisa merasakan atmosfer ruangan itu berubah.Aster berdiri di sisi proyektor, tangannya gemetar kecil saat memegang clipboard. Dia baru menyadari kekeliruannya lima menit sebelum rapat. Klien JK Jewelry, yang seharusnya datang hari ini, ternyata dijadwalkan besok.Kesalahan fatal.Galih membanting salinan cetak dokumen ke atas meja kaca. Bunyi keras dari tumpukan kertas itu membuat semua orang berjingkat lalu menundukkan pandangan masing-masing. Tidak ada yang berani mengangkat wajah untuk menatap Galih."Aster,” suaranya Galih tenang, tetapi tegas. Namun, bagi Aster, suara itu terdengar tajam, menusuk seperti pisau yang diasah.Galih kembali bertanya. "Kamu bisa jelaskan kenapa jadwal klien kita yang paling penting minggu ini malah kosong hari ini? Kamu tahu apa yang baru saja kamu lakukan?”Semua mata mengalihk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status