Rembulan berwarna keemasan menggantung sempurna di atas langit. Bintang-bintang berhamburan, menemani rajanya malam. Malam ini terasa berbeda dari sebelumnya. Seorang polisi harus menghabiskan malam panjang menemani Sang Istri. Lelaki itu sudah menebak apa yang terjadi pada gadis yatim piatu itu. Pasti Mami Ananta yang mengurungnya. Seburuk-buruk tindakan Sang Ibu. Perempuan Paru baya itu pasti punya alasan yang kuat mengurung Ayuna.
“Aku di mana?” Pertanyaan itu keluar dari bibir kecil Ayuna. Lelaki yang tertidur di kursi itu langsung terbangun setelah mendengar suara Sang Istri.
Gadis itu dia sesaat, “Kenapa Yuna bisa ada di rumah sakit Om? Yuna enggak hamil kan?” Ayuna mengakat pergelangan tangan yang di pasangan Infus. “Orang kata Toby, Tantenya pernah di bawa ke rumah sakit waktu pertama hamil.”
Eugene mendorong dahi Sang Istri dengan jari telunjuk, “Enggak semua orang yang di bawa ke
Perkataan Mami Ananta menggema di pikiran Eugene. Lelaki itu tak bisa membayangkan berdua dengan gadis abnormal itu. Pria beralis tebal berjalan menuju kantornya dengan melamun. Tak menyadari ada seorang lelaki berkulit gelap ada di depannya. Dua dada kekar saling terbentur. Lelaki itu memintak maaf pada Eugene dengan memberi hormat. “Pagi Komandan!”“Iya. Dari mana ?”“Kantor Anda.” Eugene bisa menebak apa yang di lakukan Surya. Pasti ia mengizinkan sepupunya untuk masuk ke dalam . Lelaki bermata coklat keemasan itu masuk ke dalam ruangan. Melihat seorang gadis cantik mengenakan mini dress pink pastel. Violet berdiri. Sekarang gadis itu sangat anggun. Beda dengan dulu, yang selalu mengenakan pakaian seksi.“Yang! Aku bawakan makanan.” Gadis itu mengeluarkan sekotak bekal untuk Eugene dari dalam paper back.“Aku sudah makan.” Eugene menyeret kursi miliknya. Mem
Panjang jarum jam dinding berada di angka dua. Seorang gadis masuk ke dalam mansion. Seragam putih abu-abu masih melekat di badan Sang gadis kecil. Buru-buru ia melangkah panjang menuju kamarnya. Tiba-tiba seorang Wanita mencengkeram pergelangan lengan Ayuna. Wanita gemuk itu menghentikan langkah Ayuna. “Ada apa Mi? Yuna buat salah lagi?”“Iya di mataku kau selalu salah, jika kau ingin menjadi menantu yang baik yang bisa ku hargai, maka segeralah beri saya cucu.” Mata Ayuna membulat. Bibir remaja SMA itu ingin membelas perintah Anata. Namun, wanita itu keburu pergi dari hadapan Ayuna.Ayuna mendengus sebal, “Ih itu Maminya Om Eugene kok enggak ngerti sih. Yuna kan masih kecil, masa di suruh punya anak. Kalau emang kebelet, ya udah suruh Om Eugene nikah sama kucing aja. Biar cepat punya anak.” Runtuk Ayuna sambil kembali melanjutkan langkah menuju kamar.Setelah berganti baju, ia mengeluarkan buku tulis. Ia ha
“Turun!” Bentak Lelaki berahang tegas. Meliat ekspresi marah Eugene membuat nyali Ayuna ciut. Menunduk sambil menautkan jemari. Melihat Sang Istri berulah, Eugene menancap gas kembali menuju bandara.Ayuna membuang wajah ke luar jendela, “Dasar Om resek!” batin Ayuna. Mengetuk-ngetuk kaca mobil hingga menimbulkan bunyi. Jika bertemu dengan pengamen. Gadis itu membukakan jendela mobil, memberikan uang recehan pada anak jalanan. Ada rasa senang pada diri Ayuna, jika berbagi dengan pengamen jalanan.Mobil beroda empat itu meraung-raung. Mereka pun sampai di depan bandara. Ayuna meneguk saliva. “Ini beneran Mas?”Eugene mengangguk. Lalu ke luar mobil, “Ayo turun!”Ayuna pun keluar mobil. Kondisi bandara sangat ramai. Suara ricuh ada di mana-mana. Ayuna menatap takjub bangunan mirip stadion. Membuat ia melupakan Eugene yang sibuk mengeluarkan Koper dan tas dari bagasi mobil. Sebuah tangan menyeret Ayuna yan
Kelap-kelap bintang bertaburan di angkasa. Menemani Sang Bulan yang memancarkan cahaya ke bumi. Langit berwarna biru tua. Semilir angin malam menggoyangkan pepohonan. Bangunan pencakar langit berdiri kokoh di seberang jalan. Bangunan itu terdiri dari tiga puluh lantai. Hotel sederhana di tengah-tengah kota.Di kamar 103 seorang pasangan suami Istri saling beradu mulut. Sang Istri yang berusia 18 tahun itu sangat marah pada Sang Suami. Ia pun berkacak pinggang sambil mengintimidasi Polisi resek yang ada di depannya.“Makanya Om, jangan ke buru-buru. Udah Yuna bilang biar Yuna sendiri yang beres-beres barang-barang. Jadi banyak yang ketinggalan kan!” bentak Ayuna sambil melotot.Lelaki itu memegang pundak Ayuna. Bulu-bulu lembut itu di sentuh Sang Suami. Saat ini Ayuna hanya menggunakan handuk piayama. “Ya udah saya beliin!”“Emang Mas punya uang? Kita aja nginep di hotel jelek ini.”“Saya punya u
Lampu jalan menghiasi seisi kota. Berwarna kemasan. Berberapa orang berlalu lalang. Sebuah toko toserba berdiri kokoh di dekat lampu merah. Tiga meja dengan masing-masing payung berdiri di atas meja. Mobil dan motor bergantian melewati toko. Seorang gadis sedang duduk di kursi. Tangannya sibuk menscrolling gawai. Bertukar pesan dengan dua sahabatnya. Termasuk dengan lelaki yang mendekatinya. Tiba-tiba seorang lelaki datang dengan pop mie dan minuman. Meletakan pop mie dengan air panas di depan Sang Istri. “Makanlah!” bibir Ayuna menganga-nganga.“Yang benar Mas kita makan ini? Yuna dari pagi belum makan.”“Iya makan ini aja dulu, nanti di hotel di sediain makanan lagi. Kan Cuma buat isi tenaga habis keliling Mall.” Eugene mengaduk mie bengkak dengan bumbu.“Mas ini anaknya orang kaya apa bukan sih? masa kere banget sih Mas.”“Yang kayak itu orang tua saya, bukan saya.”“T
Assalamualaikum wr.wbHalo teman-teman semua. Gimana kisah Ayuna dan Om Eugene pada suka enggak? Terimaksih untuk semuannya yang telah mengiringi terbitnya salah satu cerita hallu Autor yang entah muncul dari mana. Autor seneng banyak yang suka. Walaupun bahasa Autot masih berantakan dan bikin sakit mata. Tapi Autor seneng ada yang tetep baca cerbung ini.Tapi Maaf Para Penggemar cerbung ' Ayuna My Little Wife' Ada pengumuman yang sangat sedih untuk kalian semua. Saya sebagai Autor akan break sebentar di karnakan ada tugas di kehidupan nyata yang menunggu. Yang harus saya kerjakan sekitar dua minggu. Sebenarnnya gak tega pisah sama Yuna sama Om Eugene. Apalagi membuat para pembaca setia Cerbung ini selalu menunggu.Sekali lagi Mohon pengertiannya untuk para Reader semua. Mungkin dua minggu kedepan saya kembali bisa Update bab baru. Dan bisa menghibur kalian kembali. Terimakasih untuk semuanya. Dan semoga kalian bisa sabar menunggu
Assalamualaikum Wr.WbHallo teman-teman semua, saya selaku Autor ‘Ayuna My Little Wife ‘ mengucapkan Minal Aidzin Wal faizin mohon maaf lahir dan batin. Maaf mungkin selama ini Autor pernah ada salah. Di maafinkan?🤗🤗 Ada kabar gembira ni... untuk para penggemar cerita receh Autor. Insya’ Allah besok akan lanjut Update cerita terbaru ‘Ayuna My Little Wife’. Hore!😍😍😍Akhirnya bisa lanjut juga menghallunya...heheh...Aduh Pasti udah lama ni nunggu cerita Om Eugene dan gadis penyuka jerapa. Tetep baca cerita receh Autor kan? walaupun udah lama gak Update. Tahu sendiri kan, Autor masih sibuk dengan kehidupan nyata. Maaf ya!!!Pokoknya jangan Lupa besok ya!😊😊Pantengin AMLW. Besok pasti Update🤗🤗🤗😊
Langit semakin gelap, awan-awan tipis bertaburan di langit. Sebuah jendela kamar hotel menunjukkan seorang dua lawan jenis saling melempar pandang. Tangan kekar Pria berdada lebar itu mencengkeram lengan gadis di depannya. Atmosfer kamar hotel 103 terasa berbeda. Ayuna menelan ludah kasar melihat mata Eugene tak berkedip melihat dirinya. Dada Ayuna berdebar sangat kencang, seperti orang yang yang sedang melakukan lomba maraton.“Bagaimana? Apa kamu mau praktek aja?” Mata gadis itu semakin membulat. Jemarinya mencengkeram seprai berwarna bunga-bunga. Tak henti-henti tenggorokannya menelan saliva kasar. Tatapan mata lelaki itu bagaikan elang yang mengobrak-abrik manik Hazel. Hembusan nafas Eugene terasa sangat jelas di depan wajah.Perut kecil Ayuna terasa sakit. Seperti ada sesuatu yang ia tahan, berusah untuk keluar. Gadis itu beralih megang perutnya. Menekan erat perut datar itu. Dahi Ayuna pun tertekuk, bibirnya bergetar karena menahan r