Share

Semoga Berhasil

Suara mesin mobil terdengar di halaman rumah sederhana. Panggilan yang diterima, langsung dimatikan karena penghuni sudah tahu akan kedatangan orang tersebut.

Baru saja pintu terbuka, dua anak kecil langsung memeluk Danny dengan erat. "Paman!"

"Sudah berapa kali kukatakan, bahwa aku adalah KAKAK tiri kalian. Jadi, panggil dengan sebutan kakak, bukan paman, ya?" Danny begitu gemas dengan dua adik kembar yang tidak berasal dari orang tua yang sama. "Masuk dulu."

Wanita yang menjaga dua anak tadi di mobil langsung memberi dua tas besar pada Danny. Bianca Wilson adalah ibu kandung yang sudah lama bercerai dari sang suami. Sayangnya, marganya sudah berubah menjadi Lim. "Ibu sudah melihat berita. Kamu mulai berani menunjukkan diri di publik?"

"Aku berani karena ingin melindungi Bumi, bukan menjadi terkenal, Bu." Danny menaruh dua tas tersebut di samping sofa kecil di ruang tamu. "Lagipula, aku menutup wajah dengan kain. Tidak ada yang mengenaliku."

Dua anak kembar sedang asik bermain. Waktu yang tepat untuk membicarakan hal penting. Bianca menatap mata sang anak begitu dalam. Tangannya mulai bergerak mengusap pipi anak yang sudah dewasa. Dengan sengaja, tangan tersebut menepuk pipi Danny agak kencang. "Anak nakal. Ibu sungguh mengkhawatirkanmu. Ayahmu tidak membiarkanmu pergi, dan sekarang kamu telah menjadi incaran pemerintah."

Danny mengusap pipi yang ditepuk tadi. "Tidak akan terjadi. Percayalah denganku. Ibu cukup urus Zara dan Ziri saja."

"Kak Danny, tadi Zara lihat di televisi ada pahlawan yang keren sekali! Ada yang berkekuatan air dan api." Anak lelaki bernama Zara Lim mengajak Danny bicara.

Begitu juga dengan anak perempuan bernama Ziri Lim. "Ziri juga lihat. Mereka keren sekali. Ziri ingin menjadi pahlawan yang punya kekuatan air tadi. Zara jadi pahlawan yang punya kekuatan api, ya?"

Bianca kembali bicara, ketika si kembar kembali asik dengan dunia masing-masing. "Ini yang Ibu takutkan. Ibu tidak ingin mereka tahu siapa kamu sebenarnya. Lihat ini. Ibu saja terpaksa melepas kode batang di pundak." Pundak bekas jahitan terlihat jelas.

"Apa yang Ibu lakukan? Dengan merobek kulit, apa kekuatan Ibu menghilang?" Danny merasa kasihan dengan sang ibu yang memaksakan diri menjadi warga biasa.

"Justru dengan cara seperti itu, kekuatan Ibu mulai menghilang perlahan. Data kekuatan Ibu juga sudah tidak beraturan." Kali ini, Bianca tidak menepuk pipi Danny lagi. Usapan lembut di pipi diberikan langsung. "Ibu menyayangimu. Sebisa mungkin, Ibu akan menyembunyikanmu dari pria biadab itu. Ibu salah memilih suami."

Danny menggenggam tangan sang ibu dengan penuh kasih sayang. "Setidaknya, aku bisa berada di dunia karena kalian berdua. Lupakan itu. Untuk apa dua tas besar ini?"

Sudah bukan waktunya bersedih. Bianca tersenyum ketika ingin menjawab. "Ibu dan Ayah barumu ingin berbulan madu di Spanyol, jadi mereka akan ikut denganmu untuk sementara waktu."

Si kembar sekarang memeluk kaki Danny yang ditekuk ketika duduk. Wajah tanpa dosa tersebut memberikan senyuman imut.

"Aku bekerja di bengkel, Bu. Tidak mungkin mereka kutinggal di rumah, apalagi ikut ke bengkel." Menjaga diri saja sudah sulit, ditambah lagi dua anak kecil.

"Kami tidak akan merepotkan Kak Danny saat bekerja." Ziri mencoba meyakinkan kakak yang berbeda ayah itu. "Kami anak baik, Kak."

"Zara penasaran dengan pekerjaan Kak Danny di bengkel. Pasti menyenangkan." Zara pun mendapat cubitan gemas di pipi dari Danny. "Ibu! Kakak jahat!"

"Danny. Anak Ibu yang paling dewasa." Bianca mengusap wajah Danny dengan gemas. "Kamu akan menjaga mereka selama satu minggu. Anggap saja kamu belajar mengurus anak, jadi sudah siap jika menikah nanti."

Danny sudah tidak bisa menolak. Tidak ada orang lain lagi yang bisa mengurus si kembar. "Baiklah. Janji untuk tidak merepotkanku saat bekerja?" Jari kelingking diacungkan untuk dikaitkan pada jari kelingking si kembar.

"Janji!" Si kembar pun mengaitkan jari kelingking mereka sambil tertawa, karena jari Danny lebih besar.

Senang bisa melihat anak yang berbeda ayah bisa akur. Beruntung Bianca memiliki anak seperti Danny. Dewasa, bisa merawat diri, dan berani bertanggungjawab. Jangan lupakan keberanian menyelamatkan Bumi. Tidak seperti dulu, Danny sekarang sudah berubah.

"Karena Ibu akan pergi besok, maka Ibu akan menghabiskan waktu bersama kalian semua hari ini." Bianca rindu dengan interaksi Danny dan si kembar.

Danny sempat tersenyum, tetapi menghilang perlahan. "Satu minggu? Cukup lama, ya. Ibu sedang menyiksaku?"

***

"Wild Florist." Murid perempuan dengan rambut berwarna putih panjang sedang berlatih untuk memperkuat kekuatan yang dimiliki. Tumbuhan liar. Tumbuhan apapun bisa ditumbuhkan begitu saja, entah dari tanah atau jalan, bahkan merambat pun bisa.

Amanda Parker adalah pemilik kekuatan tersebut. Pot bunga panjang yang berisikan tanah menjadi tempat untuknya menumbuhkan akar yang tidak begitu panjang. Setelah muncul akar, batang, daun, dan kelopak bunga mulai terlihat jelas.

Bunga yang Amanda tumbuhkan adalah Bunga Gerbera. Bunga yang melambangkan keindahan dan pesona. Bunga-bunga ini mencerahkan kehidupan dan membawa senyum hangat di wajah semua orang. Menyebarkan warna dan keharuman yang memesona, Bunga Gerbera sangat cocok untuk semua momen.

"Berhasil!" seru Amanda yang disambut dengan tepuk tangan. Dia sudah menghabiskan waktu selama hampir tiga jam untuk berlatih sendiri di ruang kaca yang dipenuhi oleh tumbuhan bunga dan pohon. Tempat indah tersebut juga salah satu fasilitas dari pemerintah untuk para Anhänger.

"Hari ini, aku pasti bisa mencapai level dua. Dari awal bergabung di Anhänger der Regierung Academy, levelku selalu berada di level satu." Wajah ceria yang baru saja ditunjukkan sekarang berubah menjadi murung. Bunga di hadapannya diusap di bagian kelopak.

Dua teman Anhänger lain datang untuk bersantai di ruang kaca tersebut. Mereka membicarakan tentang peristiwa yang terjadi di Medborgare saat itu.

"Emily seperti biasa selalu hebat. Level lima puluh yang sangat sulit dicapai oleh Anhänger lain. Dia panutanku." Satu Anhänger perempuan berbicara.

"Aku setuju. Akan tetapi, kamu ingat Streckkod bertopeng itu, tidak? Dia juga tidak kalah keren. Walaupun dia bukan bagian Anhänger, tetapi levelnya sudah seperti level lima puluh," balas teman Anhänger lain.

Amanda asik mendengar perbincangan tersebut. Dia tahu tentang peristiwa hebat saat itu. Anhänger nomor satu, dan Streckkod bertopeng melawan makhluk aneh bernama Cerberus. Karena dari peristiwa itulah, dia ingin menjadi pelindung nomor satu.

Sayangnya, kekuatan tumbuhan liar tidak memungkinkan Amanda untuk menjadi seperti Emily. Level mereka juga terlampau jauh. Emily adalah Anhänger nomor satu, sementara dia level rendah. Mungkin saja ratusan ke bawah.

Tidak bisa menjadi nomor satu dan pelindung terhebat bukan berarti mengalahkan semangat Amanda. Jika ada waktu senggang, dia akan terus-menerus meningkatkan kekuatan. Sedikit demi sedikit menjadi bukit, dan dia akan menunjukkan hasil kerja keras di masa mendatang.

"Apa kamu tidak penasaran dengan Streckkod bertopeng itu? Dia mengeluarkan api dari dua pedang." Pembicaraan tersebut masih berlanjut.

"Tentu. Semenjak dia dan Emily bertarung bersama, mereka terlihat cocok berdua. Memang belum pernah lihat wajah Streckkod bertopeng itu, tetapi aku yakin dia sangat tampan."

Gelengan kepala Amanda menandakan pembicaraan mereka semakin melantur. Terlalu lama mendengar pembicaraan mengenai Streckkod bertopeng, membuatnya ingin mencari tahu.

"Semoga aku bisa bertemu dengannya. Aku berharap bisa menjadi pelindung hebat melalui dirinya." Harapan terakhir menjadi pelindung dan Anhänger hebat hanya melalui Streckkod bertopeng. Karena dia yakin, takdir akan mempertemukan mereka berdua.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status