Share

32. Terciduk II

"Mbak, jangan bilang..."

"Tio, jangan bilang sesuatu sama Mas Haidar. Aku mohon," pintaku memelas tiba-tiba. Kedua tangan kutelungkupkan depan dada. Dengan mata terpejam dan wajah mengiba, padahal Tio belum tahu detail apa yang terjadi.

Lelaki itu terdiam. Mencerna setiap kalimat yang terlontar dari mulutku. Entah paham atau tidak dengan maksudku. Tiba-tiba, takut dan panik menyerang di waktu bersamaan.

"Mbak, aku diminta Haidar untuk membantu mencari keberadaan istri dan anaknya yang menghilang. Aku tak mungkin berbohong pada sahabatku," sahutnya, sedikit berteriak karena irama hujan semakin keras. "Dia sangat cemas. Bahkan, meminta tolong seluruh temannya untuk mencarimu, Mbak. Dengan sebuah kebetulan, aku bertemu dengan seseorang yang Haidar cari di tempat ini. Apa iya aku harus berkata tidak benar padanya?"

Kini, di depan Tio tangisku membuncah. Tak peduli wajahku sudah tak berbentuk karena sembap dan berjejak air mata, aku tak sanggup lagi. S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status