Home / Romansa / BABY CEO / Chapter 6

Share

Chapter 6

last update Huling Na-update: 2022-12-08 13:16:57

Hola, enjoy this chapter.

Chapter 6

Vanya mendengus dan keluar dari mobil Wilson kemudian memasuki mobil Ares, tetapi tidak duduk di jok sebelah pengemudi melainkan di jok belakang.

"Ternyata kau tidak jauh berbeda dengan ibuku," ucap Vanya ketika mobil yang dikemudikan Ares meninggalkan lokasi tempat tinggal mereka.

Ares melirik Vanya melalui kaca spion. "Tania selalu mengkhawatirkanmu, Vanya."

Bibir Vanya mencibir ucapan Ares. "Itu hanya kekhawatiran yang dilebih-lebihkan."

"Vanya... Tania benar-benar menyayangimu, dia...."

"Aku berbeda dengan ibuku yang sembrono dan tidak bisa menjaga diri hingga terjerumus dalam pergaulan bebas. Aku tidak seperti dia!" potong Vanya.

Ares tersenyum mengejek. "Kau juga keluar diam-diam tengah malam, pergi bersama laki-laki. Apa bedanya?"

"Mereka hanya teman," kata Vanya dengan tegas. "Dan aku tidak pergi ke club ataupun bar. Kami hanya mengobrol di rumah Wilson."

"Kalau hanya mengobrol di rumah teman, kenapa tidak berpamitan pada ibumu? Kenapa harus mengendap-endap?"

"Kau pikir ibuku akan mengizinkanku? Dia tidak akan melakukan itu," jawab Vanya dengan sangat ketus.

Bibir Ares mengulas senyum licik. "Kalau begitu, jangan khawatir. Mulai sekarang Tania tidak akan melarangmu. Serahkan saja padaku."

"Maksudmu?"

"Aku tidak akan terlalu banyak aturan dalam mengawasimu," kata Ares.

"Jadi, apa aturannya?" tanya Vanya dan matanya berkilat-kilat. Ia bahkan melongok ke jok depan.

Ares mengedikkan bahunya. "Mudah saja, kau hanya harus belajar dengan baik di sekolah, tidak boleh bolos, tidak keluar malam tanpa seizinku."

Vanya mendengus dan melemparkan punggungnya kembali ke sandaran jok mobil. "Kau tidak ada bedanya dengan ibuku."

"Kau bilang ibumu tidak akan mengizinkan, tapi aku akan mengizinkan kau bermain dengan siapa saja asal kau menjadi anak yang patuh. Mudah, bukan?"

Vanya mengibaskan tangannya. "Aku tidak peduli dengan semua omonganmu itu, terserah!" Vanya mengulurkan tangannya. "Berikan aku ponselmu."

"Untuk apa kau meminta ponselku?"

"Apa kau lupa? Kau bilang mulai hari ini akan mengurusku. Jadi, kita harus bertukar nomor ponsel," ucap Vanya.

Ares mengamati Vanya melalui kaca spion dan mendapati ekspresi yang selalu ditampilkan gadis itu. Sepertinya cemberut adalah satu-satunya ekspresi yang Vanya miliki, Ares diam-diam mengedikkan bahunya kemudian merogoh sakunya untuk mengambil telepon genggamnya lalu memasukkan sandinya.

"Beritahu aku saat pelajaran sekolahmu usai, aku akan menjemputmu," kata Ares seraya mengulurkan ponselnya kepada Vanya.

Vanya mengedikkan bahunya kemudian mencatat nomor teleponnya di daftar kontak ponsel Ares kemudian mengirimkan teks pribadi ke ponselnya lalu mengembalikannya kepada Ares.

Sekitar 200 meter dari gerbang sekolah Vanya meminta Ares untuk menghentikan mobilnya, tetapi Ares tidak menggubrisnya. Justru Ares mengemudikan mobil hingga tepat di depan gerbang di mana saat itu dipenuhi oleh murid-murid yang berlarian memasukinya.

"Apa kau tahu? Kau sedang menciptakan masalah baru untukku!" ucap Vanya, lagi-lagi dengan nada ketus.

"Kau sudah cukup berolah raga pagi ini, tidak perlu berjalan kaki terlalu jauh lagi," kata Ares.

Andai Ares tahu kalau di sekolahnya, Vanya dijadikan bahan olok-olokan karena ibunya menikahi pria tua demi harta dan sekarang dia diantar ke sekolah oleh pria yang lebih tua juga. Jika ada yang melihat Ares, pasti akan menimbulkan gosip baru.

"Aku tidak mau tahu, mulai besok kau turunkan aku dari di belokan yang kusebut tadi," ucap Vanya seraya membuka pintu mobil.

"Aku harus memastikan kau benar-benar masuk ke dalam sekolah, Vanya."

Vanya mendengus kesal dan membanting pintu mobil dengan kencang, ia baru beberapa langkah menjauh Ares justru memanggilnya. Vanya berbalik, ingin sekali mencekik kakak tirinya.

"Aku tidak ingin mendengar kau membolos hari ini atau kau akan mendapatkan hukuman," kata Ares.

Vanya mendekati mobil, membungkuk dan meletakkan tangannya di kaca mobil yang terbuka. "Aku belum pernah bertemu pria yang sangat menyebalkan dan banyak omong sepertimu."

"Ini demi kebaikanmu, Vanya."

Vanya menjulurkan lidahnya seraya mengacungkan jari tengah di depan wajah Ares kemudian melengos dan menjauh.

***

Ares duduk membelakangi jendela kaca berukuran besar ruangan yang didesain dengan warna putih dengan sentuhan hitam dan emas itu dindingnya dipenuhi dengan buku-buku tebal, beberapa koleksi anggur dan yang paling mencolok adalah berbagai piala penghargaan yang telah diraih perusahaan dan Ares telah menyumbangkan lebih dari sepuluh piala selama memegang kendali di sana.

Ares piawai memegang perusahaan, bakat itu tentunya berasal dari kakek dan ayahnya sehingga di bawah kepemimpinannya Torrado Company mulai mengembangkan sayapnya dan mulai merambah ke berbagai sektor lain. Salah satunya adalah bidang industri pesawat yang kini dikelola oleh adiknya, Evander Torrado. Kelak mungkin dirinya akan mengembangkan bisnisnya pada sektor minyak bumi atau pertambangan.

Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan itu awalnya bukanlah milik keluarga Torrado, tetapi milik orang lain yang hampir saja mengalami kebangkrutan dan Ayah dari ibunya yang merupakan seorang ahli keuangan mengambil alih perusahaan itu dan merintis kembali dengan susah payah bersama Raul Torrado.

Saat itu ayahnya hanya seorang menantu yang bahkan hanya menempati posisi sebagai seorang staf keuangan, tetapi kakeknya memberikan kepercayaan penuh kepada ayahnya untuk mengelola bisnis itu bersama ibunya.

Jika diingat-ingat kisah cinta orang tuanya sangatlah romantis, bersama berjuang keras bersama untuk mewujudkan mimpi mereka memiliki perusahaan besar. Sayangnya setelah semuanya diraih justru harus mengorbankan kebahagiaan.

Ares bertekad tidak akan mengikuti jejak ayahnya yang justru beralih ke dunia politik, menurut Ares adalah awal malapetaka dalam keluarga karena andai ayahnya tidak menginjakkan kaki ke sana mungkin tidak perlu bertemu Tania dan ibunya pastinya masih memiliki senyum indah.

Ares menghela napasnya, seraya matanya tertuju pada layar iMac di depannya, ibu jarinya bergerak-gerak di atas kursor yang berada pada permukaan mejanya. Ia lalu mengetik nama Julio Callas dan wajah kakak Vanya terpampang di sana.

Karier Julio meningkat pesat, pemuda itu memang memiliki bakat alami yang luar biasa. Tetapi, Ares tidak peduli, pada saatnya nanti ketika Tania hancur, karier Julio juga harus tamat karena dengan begitu senyum ibunya yang menghilang baru terbayarkan.

Awalnya Ares hanya menjajal bisnis dunia otomotif yang kelihatannya menjanjikan. Ia iseng-iseng menginvestasikan uangnya di MotoGP Spanyol, dan karena menjadi pemegang saham tertinggi Ares kini memegang kendali atas kekuasaan di tempat itu. Tujuannya mengeluarkan uang yang tidak sedikit memang agar dirinya yang berkuasa karena dirinya adalah Ares Torrado, dalam berbisnis tidak seorang pun bisa menghalanginya dalam mengambil keputusan.

Ares menutup jendela pencarian dan memindahkan kursor ke kotak masuk surat elektronik, tetapi ponselnya berdering. Ia merogoh saku jasnya dan keningnya berkerut karena nomor telepon yang memanggilnya bukan berasal dari daftar kontaknya sementara nomor telepon genggamnya hanya diketahui oleh beberapa orang yang berkepentingan dengannya saja.

"Halo," sapa Ares.

"Tuan Ares Torrado, saya wali kelas Lavanya Leonora Callas," kata orang yang meneleponnya.

Ares langsung menduga jika Vanya telah membuat ulah. "Ya, apa sesuatu terjadi pada adikku?"

"Begini, Tuan Torrado. Adik Anda memecahkan kaca di ruangan seni."

Ares meletakkan siku kanannya ke atas meja seraya menekan pelipisnya dan menelan ludah. Belum genap tiga puluh menit dirinya berada di kantor, Vanya sudah membuatnya sakit kepala.

"Tulis saja berapa kerugiannya, sekretarisku akan mengurus gantinya," kata Ares.

Wali kelas Vanya berdehem. "Dan adik juga Anda menerima skorsing selama tiga hari, bisakah Anda menjemputnya sekarang?"

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

🍒🥰♥️🥰

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • BABY CEO    Chapter 90 (end)

    Chapter 90(end)Berita Julio melamar Alana yang selama dua Minggu menghiasi berbagai halaman media sosial dan pencarian internet seketika tenggelam ketika foto cincin di jemari Vanya dan Ares yang diunggah oleh Vanya di media sosialnya satu hari sebelum pernikahan mereka digelar.Berita itu benar-benar menjadi berita yang paling sensasional di tahun ini, bahkan Leandro pun merasa sangat terkejut karena selama ini ia hanya tahu jika Vanya dan Ares tinggal bersama karena Ares-lah yang mengurus karier Vanya di dunia entertainment.Apa lagi Vanya memberikan keterangan bahwa mereka telah saling jatuh cinta sejak Vanya masih duduk di bangku sekolah SMA, hal itu semakin membuat orang-orang membicarakan mereka dengan memberikan komentar miring di kolom komentar. Tetapi, Vanya tidak ingin menggubrisnya karena baginya siapa saja berhak memberikan komentar baik maupun buruk.Pesta pernikahan yang dipersiapkan hanya dalam waktu dua Minggu berjalan sesuai keinginan Vanya dan Ares. Awalnya mereka h

  • BABY CEO    Chapter 89

    Chapter 89Empat tahun kemudian Vanya sedang menjalani syuting, pengambilan adegan kebanyakan diadakan di dalam ruangan yang telah dirancang khusus. Beberapa adegan yang Vanya mainkan adalah adegan perkelahian yang menggunakan senjata tajam dan juga gerakan-gerakan berbahaya yang melibatkan fisik karena ia membintangi film kolosal bergenre Fantasi. Hari itu Vanya telah selesai berdandan, tetapi ia masih mengenakan kemejanya. Belum mengenakan kostum yang akan digunakan dalam pengambilan adegan. Ia berdiri seraya memegangi buku naskah di tangan kirinya dan sebilah pedang palsu di tangan kanannya, di depannya seorang pria bernama Isac Jules juga memegangi buku naskah. Isac adalah pemeran pria utama dan dia merupakan aktor yang sudah cukup lama bergelut di dunia akting, Vanya merasa beruntung karena dapat beradu akting dengan Isac. Isac pria yang sopan dan tidak pernah membeda-bedakan siapa pun, meskipun pengalaman Vanya di dunia akting masih sangat sedikit, Isac tidak segan membantu Va

  • BABY CEO    Chapter 88

    Chapter 88Vanya memasuki tempat tinggal Julio dan langsung menuju ruang di mana Julio biasanya berkutat dengan mainannya yang berupa mesin motor yang telah terpisah-pisah dari rangkanya dan mungkin hanya Julio yang memahaminya."Julio, kurasa kita perlu bicara," ucap Vanya tanpa berbasa-basi, ia sudah muak mencoba menghubungi Julio melalui telepon dan pesan teks tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya.Julio menatap Vanya beberapa saat. "Bagaimana keadaanmu?" "Sangat buruk," jawab Vanya dengan ketus. "Kenapa kau ke sini kalau belum sembuh?" tanya Julio dengan nada acuh lalu kembali menatap benda-benda yang mungkin di mata orang lain menyerupai rongsokan. Vanya mendekati Julio dan mengambil obeng di tangan pria itu. "Apa yang terjadi padamu? Kau mengabaikanku sepanjang waktu, kau bahkan tidak menjengukku di rumah sakit." "Aku sangat sibuk, Vanya. Aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musim panas kali ini dan ini adalah pertandingan terakhirku di timku saat ini." V

  • BABY CEO    Chapter 87

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 87Paginya Vanya meminta Ares membawanya keluar dari kamar inapnya karena merasa bosan di dalam kamar meskipun baru satu malam, ia ingin menghirup udara segar pagi hari di taman rumah sakit. Tetapi, baru saja beberapa langkah berjalan meninggalkan kamar mereka bertemu Rico. Ares berhenti mendorong kursi roda yang diduduki Vanya dan segera menghampiri Rico. "Setelah apa yang kau lakukan, kau masih berani menunjukkan wajahmu di depan Vanya?" ucapnya dan tatapannya sangat mengerikan seolah hendak mematahkan leher Rico saat itu juga. Rico tersenyum. "Aku ingin bicara dengan putriku," sahutnya dengan nada sangat tenang. "Vanya tidak sudi bertemu denganmu." Rico menatap Ares dengan sinis. "Kau tidak berhak melarangku, kau bukan apa-apa baginya." Bukan apa-apa baginya? Jika Rico tahu siapa dirinya bagi Vanya, akankah Rico bisa mengucapkan kalimat sinis itu atau mungkin malah akan menjilat di depannya, pikir Ares.Ares tersenyum miring lalu berkata,

  • BABY CEO    Chapter 86

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 86Mobil Vanya mengalami kerusakan parah, sementara Vanya mengalami beberapa luka ringan dan beberapa jahit di bagian lengannya, beberapa memar di bahu dan jidatnya tidak terlalu serius begitu juga dengan luka akibat serpihan kaca di wajahnya juga tidak ada yang terlalu dalam. Tetapi, ia masih harus dirawat di rumah sakit untuk memastikan adanya luka di dalam tubuhnya yang diakibatkan oleh benturan yang keras. Vanya duduk bersandar di ranjang pasien dan menatap jendela rumah sakit, ia tidak memedulikan Ares yang berada di sana. Ia bahkan tidak menatap mata Ares sedikit pun sejak pria itu tiba di Instalasi Gawat Darurat dengan terburu-buru dan sangat mengkhawatirkan kondisinya saat dokter menjahit luka di lengan Vanya. Ares duduk di sofa yang ia seret mendekat ranjang pasien seraya terus menggenggam telapak tangan Vanya. "Apa ada yang terasa sakit?" Pertanyaan itu sudah Ares lontarkan untuk ke sekian kalinya. Namun, Vanya masih saja tidak mengg

  • BABY CEO    Chapter 85

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 85"Pa, kau di sini?" seru Vanya dan Leandro perlahan bangkit dari kursinya. "Ya. Papa bertemu kenalan lama Papa di sini," ujar Leandro seraya tersenyum canggung. "Tidak menyangka bertemu kau di sini." "Pa, bagaimana kabarmu?" tanya Vanya lalu bergelayut dengan manja di pinggang Leandro."Papa sedikit sibuk dan sangat merindukanmu," ucap Leandro. "Aku juga merindukanmu," kata Vanya seraya menatap Leandro dan tersenyum manja. "Sudah lama kau tidak mengunjungi Papa," kata Leandro seraya membelai rambut di kepala Vanya."Jadwalku sedikit padat akhir-akhir ini. Bagaimana kabar Vanesa?" "Dia merindukanmu dan sering menanyakanmu." Vanya menyeringai. "Aku akan mengunjungi kalian nanti." "Dia pasti akan senang sekali kalau kau datang dan akan menyiapkan banyak makanan untukmu," kata Leandro. Vanya justru menatap Leandro dengan tatapan menggoda. "Kau atau Vanesa? Seingatku, kau yang selalu heboh berbelanja setiap aku mau datang ke rumah kalian."

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status