Share

7 - Pertentangan Orangtua

"Kenapa kau terlambat sekali? Aku kira kau tidak akan jadi datang kemari."

Sandisc mendapatkan sambutan pertanyaan bernada kesal dari sang kembaran, ketika Selena membukakan pintu rumah untuknya.

Sandisc menyengir dengan ekspresi yang tak bersalah. "Aku terlambat 30 menit."

"Kau bilang di pesan, kau hanya akan datang terlambat paling lama lima belas menit."

"Yang penting aku sudah datang bukan? Kau cerewet sekali." Sandisc berujar dengan santai, tidak terpancing kekesalan Selena.

Kedua kaki dilangkahkan semakin cepat agar bisa berjalan di samping Selena. Mudah dilakukan sebab sang kembaran melangkah dengan begitu santai, bahkan pelan.

"Harusnya kau senang aku jadi ke sini. Ka--"

"Iya, iya. Kau sudah datang."

Sandisc tak akan pernah bisa menolak permintaan dari Selena untuk bertemu. Ia pun berupaya mengatur jadwal. Pekerjaan segera diselesaikan.

Sekitar pukul lima sore, Sandisc sudah berhasil menuntaskan semua yang harus dirampungkan. Lalu, bergegas meninggalkan kantornya.

Setengah jam saja yang dibutuhkan perjalanan tanpa kemacetan untuk sampai di kediaman sang ipar, Fernand Arthur. Dan hanya Selena di rumah.

Memanglah sejak hamil, saudarinya itu izin tidak terlibat dalam bisnis secara langsung. Alhasil, tanggung jawab penuh dipikul olehnya.

Selama ini, Sandisc tak pernah merasa iri dengan apa pun yang dimiliki Selena.

Namun, ketika sang kembaran sebentar lagi akan punya seorang bayi, ia tak mampu menyembunyikan kecemburuan.

"Kau mau aku buatkan apa?"

Sandisc menggeleng cepat. "Aku sedang malas makan apa pun."

Sandisc mengembuskan napas yang cukup panjang dahulu. Barulah, berkata.  "Aku lebih suka tidur sekarang."

Walaupun, hanya menyampaikan  singkat tentang keluhan yang dirasakan akhir-akhir ini, tak akan sulit membuat Selena paham.

Sandisc sangat yakin kembarannya bisa peka. Tentu juga, menawarkan diri menjadi pendengar jika dirinya lanjut bercerita.

"Tapi, karena aku ingin aku kemari, aku rela menunda keinginanku untuk tidur."

"Haha. Kau memang saudara terbaikku."

Sandisc memamerkan senyumannya yang sarat kebanggaan. "Ah, jelas aku terbaik."

"Mom dan Dad jadi ke sini juga?"

"Iya, Mom dan Dad akan kemari. Tapi, aku tidak tahu pasti kapan sampainya."

Sandisc hanya membalas dengan anggukan. Ia lalu merebahkan kepala di punggung sofa ruang tamu Selena. Rasanya nyaman.

Sandisc juga menutup mata. Mungkin ia akan tidur sebentar. Sepuluh menit cukup untuk mengurangi rasa lelah dan kantuk.

"Kenapa kau malas makan?"

"Bukankah kau harus banyak makan buah dan sayur, kalau mau hamil?"

Telinga Sandisc mendengar kata-kata tanya yang dilontarkan Selena, ia pun segera saja menunjukkan reaksinya.

Sandisc duduk tegap. Baru kemudian, kepala diangguk-anggukan seraya memandang ke arah Selena yang berada di seberang.

"Aku masih tetap mau hamil." Sandisc alunkan suaranya dengan nada merajuk.

"Aku juga sudah rutin makan sayur, daging, dan vitamin yang membantu kesuburan."

"Hanya saja, malam ini aku tidak bernafsu makan. Kau tidak boleh memaksaku."

"Baiklah. Oke. Aku tidak akan memaksamu. Aku yakin kau sudah lebih tahu apa yang baik untukmu, Kembaranku."

"Aku selalu mendukungmu untuk hamil."

Sandisc merasakan wajahnya sedikit panas. Jelas malu karena ucapan Selena.

Sandisc kemudian menyengir dengan cukup lebar, saat Selena menoleh ke arahnya dan menunjukkan seringaian yang menggoda.

"Aku sangat ingin punya anak." Sandisc pun menunjukkan antusias lewat suaranya.

"Kau harus segera merealisasikan. Aku tahu kau sangat ambisius soal kehamilan."

"Tidak ada yang salah dengan keinginanmu punya anak, tanpa menikah dulu."

Sandisc mengangguk-angguk semangat dan senyum terus mengembang. Namun, hanya berselang beberapa detik, memudar.

Lebih tepat, setelah melihat ayah dan sang ibu. Sandisc segera memasang ekspresi yang serius memandang kedua orangtuanya.

"Kenapa Mom dan Dad, tidak mau memiliki pemikiran fleksibel seperti kita?" Sandisc pun dengan sengaja menyindir.

"Hamil dan juga punya anak, tanpa menikah harusnya bukan masalah," imbuh Sandisc.

"Jangan mulai lagi sekarang, Nak. Baik, Dad dan Mom sedang malas berdebat."

"Keputusan kami masih tetap sama. Tidak ada toleransi apa pun untukmu."

"Kalau, kau mau hamil dan punya anak, kau harus menikah dengan seorang pria dulu."

Sandisc mengembuskan napas panjang. Lalu ia menggeleng. "Ayolah, Mom dan Dad."

"Kita hidup di Amerika yang bebas."

"Mau punya anak tanpa pernikahan bukan hal yang wajib, Mom, Dad." Sandisc bicara santai, tapi diberi penekanan di setiap kata.

"Dan, kenapa kau tidak mau menikah, Nak? Kaulah yang membuat kami tidak paha.."

Kali ini, Sandisc kesulitan dalam menelan ludahnya sendiri akibat pertanyaan sang ibu. Kebingungan seketika melanda.

Namun, enggan menjawab lama. Diputar cepat kepala guna dapat memikirkan alasan yang masuk akal untuk dilontarkan.

"Karena aku tidak mau menikah saja."

Oke. Bodoh!

Sedetik selepas jawaban diluncurkan, baru Sandisc menyadari bagaimana tak logisnya pembelaan yang diutarakan.

Orangtuanya pasti akan bertanya lagi.

Benar saja, ayah dan sang ibu menunjukkan kekompakan dengan mendelik ke arahnya.

Sama-sama memerlihatkan ekspresi marah sekaligus juga kekesalan.

Baiklah, Sandisc memilih mengalah.

Tidak akan beradu argumen bersama kedua orangtuanya. Ia pasti kalah. 

Ceramah ayah dan sang ibu sudah tentunya panjang lebar, saat ia lontarkan bantahan.

"Oke, Mom, Dad."

Sandisc mengembuskan napas yang cukup panjang, hendak mengurangi kejengkelan di di dalam dirinya.

Lalu, berupaya tersenyum manis. "Aku akan menikah, kalau aku sudah siap."

"Hmm, dan aku sudah sangat ingin punya bayi. Aku lebih siap menjadi seorang ibu."

Kali ini, cengiran dipertontonkan. "Kalau aku hamil dulu tanpa menikah bagaimana?"

"Mom dan Dad tidak mungkin menyuruhku menggugurkan kandunganku, 'kan?"

Tanpa menunggu amukan serta amarah kedua orangtuanya, Sandisc segera beranjak bangun. 

Bergegas berlari sambil cekikikan. Menjaga jarak sejauh mungkin dari ayah dan ibunya.

"Benar-benar anak ituuu!"

"Sandisccc!!"

Hanya bisa diloloskan kekehan semakin kencang, mendengar orangtuanya berseru jengkel.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
seasky azzura
ini kapan up nya sihh.........
goodnovel comment avatar
Angel Gusi
next up ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status