Share

BALADA JANJI SUCI KIARA
BALADA JANJI SUCI KIARA
Penulis: Dellya Ang

BAB 3: Awal Yang Baru

Penulis: Dellya Ang
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-23 19:22:38

Malam semakin larut, Kiara masih bangun demi menjaga suaminya yang sakit. Amelia sudah tertidur pulas di samping ayahnya. Kiara menyandarkan kepalanya pada dinding, lalu tiba-tiba suara Dirga mengejutkannya.

"Kia... ," panggil Dirga pelan.

"Iya, Mas. Apa yang sakit," tanya Kiara sambil mengusap kepala suaminya.

"Maaf… ," ucap Dirga lirih. Kiara tersenyum lembut dan mengangguk.

"Apa yang sakit?" Kiara mengulangi pertanyaannya.

Dirga menyentuh dadanya. Dengan pelan Kiara meraba dada Dirga, tidak ada memar di sana.

"Tapi tidak ada memar, Mas." tambah Kiara.

"Hati…," Suara Dirga pelan. Kiara diam.

"Maafkan aku selama ini belum bisa jadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan Amel," ucap Dirga.

Mata Kiara berkaca-kaca mendengar ucapan suaminya.

"Aku janji akan berubah. Memperlakukanmu dengan baik dan tidak berjudi lagi," tambah Dirga. "Aku akan membahagiakan kamu dan Amel." Dirga berkata dengan suara yang serak.

"Iya, Mas. Aku maafkan kamu. Sekarang kita mulai kehidupan yang lebih baik lagi, untuk kebahagiaan semua," ucap Kiara sambil menyeka air matanya.

Dirga mengangguk, meraih Kiara kedalam pelukannya. Kiara merasa bahagia.

Tuhan tahu kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan doa hamba-hambanya. Kesabaran Kiara membuahkan hasil. Sangat mudah bagi Tuhan membolak-balikkan hati hambanya. Pengeroyokan yang dialami Dirga membuatnya sadar, bahwa tidak seharusnya dia terlena dalam dunia judi. Anak dan istrinya perlu rezeki yang halal dan berkah.

Langit cerah menghiasi kota. Pagi-pagi Dirga sudah rapi dengan kemeja marun dan setelan celana hitam.

"Mau kemana, Mas?" tanya Kiara yang melihat suaminya rapi.

"Aku mau coba melamar pekerjaan," ucapnya dengan senyum.

"Serius, Mas?" tanya Kiara nyaris tak percaya.

"Iya… Temanku baru saja buka cabang untuk showroom-nya dan dia butuh tenaga akunting. Aku mau coba melamar ke sana," jelas Dirga.

"Gini-gini aku sarjana akuntasi, lho," ucapnya sambil memegang kerah baju, persis seperti adegan di sinetron.

Kiara tertawa melihat tingkah suaminya, "iya, aku tahu. Semoga berhasil ya, Mas."

Dirga mengecup kening Kiara setelah sang istri mencium punggung tangannya.

Lelaki tinggi itu memasuki ruangan yang diinstruksikan oleh pegawai di sana. Setelah melalui beberapa tahapan, akhirnya Dirga diterima di perusahaan tersebut. Itu memang showroom temannya tapi dia tetap menjalankan proses seperti pelamar lainnya, tidak ada nepotisme.

Hari-hari Kiara mulai cerah. Dirga sudah mendapat pekerjaan, Kiara pun sudah tidak lagi menjadi buruh cuci dan setrika, pekerjaan yang dulu dia lakukan ketika tidak ada project edit vidio.

Amelia tumbuh besar dalam pelukan ibu yang bahagia, tidak lagi tertekan oleh kebiasaan suami. Asri dan Nadia masih belum berubah, terkadang masih memojokkan Kiara untuk hal yang sepele. Dalam mendidik Amelia, misalnya. Tak jarang Asri memarahi Kiara karena tidak mengikuti keinginan Amel.

Pernah pada suatu waktu, Kiara, Asri, Nadia dan Amel berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Amel meminta sebuah boneka beruang, tapi Kiara tidak membelikannya. Asri memarahi Kiara di tengah keramaian orang.

"Amel harus tahu apa yang benar-benar dibutuhkan atau sekadar diinginkan, Ma," ucap Kiara menjelaskan.

"Dia masih kecil untuk mengerti itu," bantah Asri.

"Justru karena masih kecil, dia harus dibiasakan sejak dini," jawab Kiara sopan.

Asri mendengus kesal, tetap memahari Kiara meski banyak mata memperhatikan mereka.

Di mata Asri semua yang dilakukan Kiara selalu salah. Bahkan ketika Kiara mengirimi makanan pun tetap dianggap salah. Asri selalu menuntut Kiara untuk memenuhi semua ekspektasinya, yang Kiara sendiri tidak tahu apa ekspetasi sang mertua padanya. Kiara terus bersikap baik, meski selalu dimarahi.

"Kamu itu seharusnya juga punya penghasilan, Kia. Meskipun sekarang Dirga sudah bekerja," ujar Asri.

Kiara mengangguk, tidak ingin berdebat. Asri melupakan perjuangan Kiara yang rela menjadi buruh cuci ketika Dirga menganggur. Asri juga lupa akan kesabaran Kiara yang bertahan dengan Dirga yang penjudi. Asri tidak pernah melihat perjuangan Kiara, dia begitu membenci sang menantu.

***

Amelia sudah memasuki usia sekolah. Dirga selalu menyempatkan mengantar Amel ke sekolah. Dirga pun selalu memenuhi kebutuhan Amel, dia ingin menebus kesalahannya yang selama ini mengabaikan keluarga.

Kebahagiaan semakin bertambah lagi, Kiara mendapat tawaran untuk siaran di sebuah aplikasi. Semua berdasarkan rekomendasi sahabatnya. Kiara bisa bekerja, menghasilkan uang tanpa harus keluar rumah. Tugas Kiara sederhana, dia hanya menjadi konselor bagi orang yang membutuhkan konseling. Aplikasi yang didominasi oleh anak-anak muda tentu dengan persoalan tak jauh dari kisah cinta.

Kiara mendapatkan tempat di sana. Dengan latar belakang penyiar dan ilmu psikologi yang dia dapat dari membaca buku, mampu membuat penggunaan aplikasi tersebut menjadi followersnya. Tak jarang Kiara harus siaran hingga tengah malam karena banyaknya permintaan konseling. Dirga pun tidak mempermasalahkannya selama Kiara tahu kapasitasnya. Semakin banyak jam siaran, semakin banyak pula pundi-pundi yang didapat Kiara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 14: APAKAH KAMU MENCINTAIKU?

    Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendakNya, bahkan daun yang gugur pun tak lepas dari izinnya. Berserah merupakan jalan agar hati lebih tenang.Kiara melangkah pelan menuju kamar Amelia, perempuan itu merebahkan tubuhnya di samping sang anak. Isi kepalanya kacau, dia masih terngiang pengakuan rasa yang diucapkan Alkena. Ya… Alkena, sang teman maya, telah menyatakan perasaannya, meski dia tahu Kiara adalah wanita bersuami.Sejak kemarahan Dirga waktu itu, sang suami melarang Kiara untuk siaran. Perempuan itu pun menyetujuinya. Dia tidak ingin Dirga sibuk dengan segala dugaannya, Kiara juga ingin melenyapkan debar yang kerap timbul ketika dia ngobrol dengan Alkena. ***Perempuan cantik nan seksi memasuki ruang kerja Dirga, kemeja krem ketat membentuk tubuhnya yang ramping. Dirga mengamatinya dari atas hingga ke bawah, kemudian kembali fokus pada laptopnya."Kita sudah tidak ada urusan pekerjaan, Vit. Jadi tolong jangan mendatangiku ke kantor. Aku tidak ingin menimbulkan fitnah

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 13: DEBAR YANG BERBEDA

    Dalam peristiwa yang terjadi, merupakan proses pembelajaran untuk menjadikan seseorang lebih tangguh dari sebelumnya. Kiara pun begitu, rumah tangganya dengan Dirga membentuk dia menjadi Kiara yang tidak manja. Kiara yang lebih kuat dari sebelumnya.Minggu yang cerah Dirga bersama anak dan istrinya menghabiskan akhir pekan dengan berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Sekarang Dirga sudah bisa membelikan mainan untuk Amel, juga baju yang bagus untuk Kiara. Berbeda dengan waktu dia terpuruk dulu, jangankan untuk baju dan mainan, untuk makan saja, Kiara harus rela menjadi buruh cuci.Terkadang Kiara sedih jika mengingat kejadian itu, tapi dia juga bersyukur karena telah mampu melewatinya dan masih menggenggam setia bersama Dirga."Alykas," panggil seseorang, saat keluarga kecil itu masuk dalam sebuah restoran, ingin makan siang.Dirga menoleh ke arah suara. Dia tahu siapa yang memanggil dengan nama itu, Vino. Tidak ada yang lain memanggilnya dengan Alykas, hanya Vino.Lelaki metro

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   Bab 12: Alkena dan Dimas

    Bab 12: Alkena dan DimasDirgantara Alykas mengepalkan tinju, dia melepaskannya pada angin. Emosinya kembali buncah saat tahu siapa pengirim pesan pada istrinya. Vino yang sedari tadi hanya duduk, melihat Dirga melampiaskan amarah, kini menghampiri Dirga dan menenangkannya.Vino dan Dirga telah lama kenal, bahkan sebelum dia menikah dengan Kiara. Showroom tempat Dirga bekerja merupakan usaha milik keluarga Vino. Begitu banyak peran Vino dalam kehidupan Dirga. Namun komunikasi mereka sempat terputus saat Vino melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Vino menjadi dewa penolong saat Dirga berada di titik terendah."Namanya, Dimas Pradipta," ucap Vino."Apa yang dia inginkan dari Kiara," tanya Dirga penasaran."Aku gak tahu motifnya, tapi sepertinya hanya mengagumi," terang Vino.Vino mengusap punggung Dirga, menenangkan. "Sudahlah, tidak usah cemas. Jika masih bertingkah baru kita ambil tindakan." Vino memberi saran.***"Shit…" Dimas mengumpat. Dia lagi-lagi tak bisa mengirimkan pesan

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   Bab 11: Teror yang puitis

    Kiara melangkah pasti memasuki bangunan ruko yang telah disulap menjadi showroom. Seorang karyawan mengenakan seragam merah menghampirinya. Lelaki muda itu melakukan SOP perusahaan, senyum, sapa dan salam."Pak Dirga ada?" tanya Kiara.Lelaki muda itu tergagap, bingung harus menjawab apa."Saya Kiara, istrinya Pak Dirga. Boleh saya bertemu dengan suami saya?" tanya Kiara lagi."Ee…." Belum selesai lelaki muda itu menjawab, Dirga telah berdiri tidak jauh dari Kiara."Kiara," panggil Dirga. "Tumben kamu ke sini, ada keperluan apa?" tanyanya."Aku…." Kiara lupa mempersiapkan jawaban masuk akal, jika Dirga bertanya perihal kedatangannya yang tiba-tiba."Alykas," panggil seseorang yang baru keluar dari ruang kerja Dirga.Kiara terkejut, menatap lama sosok itu. Dia tidak asing dengan wajah tersebut, itu wajah yang sama dengan foto profil kontak bernama Vino."Pak Vino, kenalkan, ini istri saya, Kiara," Dirga memperkenalkan istrinya."Saya Vino, relasi Mas Dirga," ucapnya seraya mengulurkan

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 10: Sebuah Foto

    Suara gemerisik dedaunan menemani Kiara yang duduk di teras rumah. Dia baru saja menerima chat berupa kata-kata puitis dari Alkena.[Biarlah aku tetap melukis namamu dalam tubuh rindu. Hujan sore itu pun tidak pernah benar-benar menghanyutkan kenangan akanmu]Perempuan itu tersipu malu, seakan sajak itu khusus tercipta untuknya. Dengan segera Kiara membalasnya[Belum jelaga masa menghanguskan kisah. Rekam segala hari yang tidak pernah suram, bersamamu]Kiara masih bercengkrama dengan smartphone-nya, bahkan dia tidak mendengar ketika Retno memanggilnya."Ada apa, sih. Kok senyum-senyum sendiri?" tanya wanita paruh baya itu."Gak kenapa-kenapa, Ma. Baru ngobrol sama Mas Dirga," jelas Kiara. "Yakin, Nak?" "Mama kok tanya begitu?" Kiara penasaran. "Nak, kehidupan rumah tangga itu akan selalu menemui banyak goncangan. Kamu harus bijak dalam menyikapinya. Sekarang, kamu adalah seorang istri, mama harap kamu bisa membatasi pertemananmu dengan lawan jenis." Retno menasehati putrinya.Kiara

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 9: Jaga Hati, ya.

    Perjalanan hidup, selalu menjengangkan. Kerap kali kita dikejutkan oleh hal-hal tak terduga. Seperti sore ini, saat Kiara bertemu seseorang bernama Dimas yang mengaku sebagai teman kecilnya."Kamu tidak kenal aku, tapi aku tahu kamu," ujarnya.Lelaki yang tidak terlalu tinggi itu duduk di sisi Kiara. Kiara sedikit tidak nyaman, lalu menggeser posisinya."Kamu adalah Kiara anaknya Tante Retno, sepupu dari Bara. Benar, kan?" Dimas tersenyum.Kiara menatap lelaki itu sekilas, "Anda siapa?" tanyanya tetap sopan, meski sebetulnya risih."Aku Dimas, sahabatnya Bara, sepupumu," jelasnya singkat.Kiara mengangguk, Bara memang sepupunya. Dulu sewaktu Kiara kecil, ketika liburan di desa, Bara lah yang mengajaknya bermain. Hal itulah yang membuat Dimas mengenal Kiara. "Masih suka puisi?" tanyanyaKiara mengernyitkan kening, bagaima lelaki ini tahu hal yang disukainya. "Bagaimana kamu bisa tahu?" selidiknya."Aku follow sosial mediamu yang aku temukan dari follower Bara," jelasnya.Lagi-lagi Ki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status