Se connecter
“Apa! Kamu hamili anak orang lagi Luke?”
Tuan Robin begitu terkejut setelah mendengar cerita dari isterinya, bahwa Luke satu-satunya putra dari tuan Robin dan nyonya Margaret, kembali menimbulkan kecemasan dalam keluarga Perez Giani dengan menghamili seorang wanita. Dengan napas berat, suara tertatih, Luke mencoba menjawab pertanyaan ayahnya, “Iya pa, Luke mohon maaf.” Luke hanya bisa bersujud di depan ayahnya, agar tidak mendapatkan hukuman yang berat atas perbuatannya itu. Sedangkan tuan Robin dengan tatapan yang membara, segera melampiaskan amarahnya dengan berkata, “Kamu memang benar-benar anak yang tidak tahu diri ya Luke! Apakah kamu mau keluarga kita hancur? Apakah kamu mau mempermalukan ayah di depan umum!” Ucap tuan Robin Setahun yang lalu, Luke pernah menghamili salah satu teman wanita yang sekampus dengan dirinya. Dan hal itu membuat Luke harus dikirimkan kembali ke kota Trente, agar dirinya tidak membuat keonaran di luar negeri, dengan merusak nama baik keluar Perez Giani. Mendapatkan informasi jika latar belakang wanita yang dihamili oleh anak mereka, merupakan wanita yang tidak berasal dari keturunan orang kaya, atau yang dirasa tidak sederajat oleh keluarga Perez Giani, Luke dan kedua orang tuanya hanya memberikan uang kepada wanita itu, dan meminta wanita itu untuk menggugurkan anak yang berada di dalam kandungan, karena tidak mau menjadi aib bagi keluarga Perez Giani. Awalnya, wanita itu sempat menolak untuk mengiyakan niat dari Luke dan kedua orang tuanya yang ingin menggugurkan anak dalam kandungannya. Wanita itu memang telah jatuh hati pada tuan muda keluarga Perez Giani, dan ingin menikah dengan Luke, sehingga meminta Luke untuk bertanggung jawab. Meski Luke telah memberikan uang sebesar seratus juta agar wanita itu mau untuk menggugurkan anak dalam kandungannya itu, namun, wanita itu tetap bersikeras untuk menolak. Tetapi pada akhirnya, dengan ayah Luke yang memilki jabatan sebagai tuan walikota Trente, wanita itu mau tak mau harus mengikuti permintaan keluar Perez Giani, setelah tekanan demi tekanan yang dirinya alami melalui relasi tuan Robin yang berada satu negara dengan wanita yang di hamili oleh Luke. Awalnya, Luke mendapatkan cercaaan dari ayahnya sehubungan dengan perbuatannya yang menghamili wanita diluar nikah. Namun, pembelaan dari ibunya terhadap Luke, serta demi nama baik yang keluarga mereka miliki, pada akhirnya tuan Robin hanya memberikan hukuman kecil terhadap anaknya. Masalah benar-benar terselesaikan, saat tuan Robin bertindak dengan memberikan perintah kepada salah satu asisten, untuk berangkat ke luar negeri, agar mengancam wanita itu beserta dengan kedua orang tuanya, agar mereka mau menggugurkan anak yang berada di dalam kandungan. Dan tentu campur tangan relasi dari tuan Robin, turut menjadi jalan bagi sang asisten terhadap tugas yang diberikan. Tuan Robin juga menaikan pemberian uang sebesar tiga ratus juta untuk wanita itu dan kedua orang tuanya, agar semua bisa berjalan dengan lancar. “Pa sudahlah … Kan semua sudah terjadi. Yang harus kita lakukan sekarang adalah meminta wanita yang dihamili oleh Luke, agar mau menggugurkan anak di dalam kandungan wanita itu.” Seperti biasanya, nyonya Margareth akan memberikan pembelaan terhadap putra satu-satunya itu. Rasa sayang yang berlebih itu, membuat Luke selalu merasa diatas angin meski telah membuat masalah. “Ma, kamu terlalu memanjakan anak ini! Sudah dua kali dia menghamili anak orang, dan kedua kali ini juga dia meminta untuk menggugurkan buah dari nafsunya itu?” “Apakah mama tidak memiliki perasaan bersalah, jika harus kembali menggugurkan anak dari hasil perbuatan Luke?” Ucapan dari tuan Robin malah membuat isterinya itu menjadi geram. “Pa, apa papa mau jika keluarga kita dipermalukan dengan kejadian ini? Kejadian tahun lalu, bukannya papa juga yang mengambil semua tindakan agar perbuatan dari Luke dapat ditutupi?” “Lalu kenapa sekarang papa malah ngomong kalau mama yang gak punya perasaan! Uhuhuhu…” Nyonya Margareth mulai memainkan sandiwaranya, karena dia tahu bahwa suaminya akan luluh dengan sikapnya itu. Sedangkan Luke, hanya tersenyum kecil setelah melihat akting dari ibunya. Kejadian yang sama, yang selalu dilakukan ibunya untuk meluluhkan hatinya ayahnya. Dan benar saja, meski masih dengan raut wajah yang terlihat emosi, tuan Robin segera mengiyakan permintaan isteri dan anaknya itu, berjanji akan mengurus masalah yang dibuat oleh anak mereka. “Ayah akan membereskan masalah yang kamu buat kali ini. Tapi ingat, ini yang terakhir! Jika kamu melakukan lagi hal yang sama, maka lebih baik ayah menghapus kamu dari kartu keluarga, ketimbang terus-menerus membunuh buah dari nafsumu itu.” “Kamu juga ma, jangan lagi memanjakan anak ini! Jika kamu memang sayang sama anak kita ini, maka sudah seharusnya kamu bertindak tegas agar dia tidak selalu menfaatkan sumber daya yang kita miliki.” Seraya dengan ucapannya itu, tuan Robin segera meninggalkan anak dan isterinya itu. Dia hendak melakukan pertemuan dengan beberapa investor penting untuk kota Trente. Tentunya, pengawalan yang cukup ketat mengiringi kepergian tuan Robin dari kediaman mereka. Setelah ayahnya pergi, Luke akhirnya bisa tertawa lepas karena masalahnya akan diselesaikan oleh ayahnya. Namun tiba-tiba, "plakkkk!" Sebuah tamparan yang cukup keras melayang diwajah Luke. “Kamu dengar ya baik-baik! Mama selalu membela kamu, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya menghamili anak orang.” “Ini yang terakhir, dan kamu tidak boleh melakukannya lagi! Kamu akan segera dijodohkan dengan anak dari teman Mama. Tidak ada penolakan, harus dan harus!” Meski selalu memberikan pembelaan terhadap Luke, namun disatu sisi, nyonya Margareth tidak mau jika anaknya itu terus-menerus menghamili anak orang, dan menjadikan keluarga mereka sebagai keluarga pembunuh. Dengan menjodohkan Luke, maka nyonya Margareth berharap anaknya itu akan menjadi pria yang dewasa dan bertanggung jawab. Mengingat Luke yang merupakan satu-satunya penerus dari keluarga Perez Giani. “Tapi ma, aku kan sekarang masih melanjutkan studi, masa udah mau nikah, gimana masa depan aku nantinya.” Ucap Luke yang tidak terima dengan perjodohan itu. “Papa sama mama awalnya juga berpikir begitu waktu kami dijodohkan, gak terima dengan perjodohan diantara mama dan papa. Tapi buktinya sekarang apa, keluarga kita menjadi salah satu keluarga yang terpandang.” “Coba kamu lihat foto ini…” nyonya Margareth menyodorkan ponsel ke depan anaknya. Luke begitu terpanah ketika melihat wanita yang ditunjukan oleh ibunya. Wajahnya yang sebelumnya cemberut karena tidak mau dijodohkan, kini berseri karena terpukau dengan kecantikan wanita yang berada di foto. “Gimana… Kamu mau kan dijodohkan sama anak dari temannya mama? Mama udah lihat langsung, cantiknya minta ampun. Mereka juga keturunan orang kaya kok. Jadi kamu gak bakal menyesal, dan derajat keluarga kita akan selalu terjaga dengan pernikahan kalian nanti.” Ucap nyonya Margareth. “Kalau kayak gini sih, aku mau banget dijodohin.” Balas Luke dengan senyum, sambil mengedipkan kedua matanya. Tiba-tiba ponsel Luke bergetar karena sebuah panggilan. Ketika melihat nama yang tertera pada panggilan whatsup di ponselnya itu, wajah Luke seketika berubah masam. “Ada apa?” Tanya Luke setelah mengangkat panggilan telepon. “Kamu dimana? Katanya kemarin kamu mau ngajak aku ketemu sama papa dan mama kamu?” Suara wanita yang begitu lembut terdengar dari balik telpon. Luke segera memberikan kode kepada mamanya mengenai siapa yang sedang menghubungi dirinya. “Sini, biar mama yang bicara!” Nyonya Margareth segera mengambil ponsel yang berada di genggaman anaknya. “Halo, aku mamanya Luke. Kamu wanita yang dihamili oleh Luke ya? Siapa nama kamu?” Wanita yang berada di balik telepon segera memasang wajah serius setelah mendengar suara itu. “Ha-halo tante… Aku Veren Calista. Apa kabar tante? Salam kenal ya tante.” Balas Veren dengan suara terbata-bata. “Jawab dulu, apa kamu wanita yang dihamili oleh anak tante?” wajah yang mulai kesal terpancar dari wajah nyonya Margareth. Veren menghela nafas panjang untuk memberanikan dirinya menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh nyonya Margaret. “Mohon maaf yang tante… Benar, aku pacarnya Luke, dan aku hamil anaknya Luke.” Seketika itu juga nyonya Margaret memulai aksinya. “Oww, ternyata kamu bukan wanita yang baik ya! Gak bisa menjaga diri kamu, sehingga kamu bisa hamil di usia yang masih muda!” “Hmmmm … atau jangan-jangan kamu memang pengen hamil sama anaknya tante, karena kamu tahu kekayaan keluarga kami kan?” “Lalu setelah kamu menikah dengan Luke, nantinya anak kamu bakal punya warisan dari keluarga kami, dan tentunya kamu dapat menikmati berbagai fasilitas mewah dengan menjadi menantu dirumah kami … jangan mimpi kamu!!!” Veren begitu terkejut setelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh ibunya Luke. Veren tidak pernah menyangka, jika kesan pertama saat berbincang dengan ibu dari pacarnya itu, malah harus mendapatkan cercaan yang demikian menyakitkan. Tapi Veren mencoba untuk menenangkan hatinya sembari berkata, “Ya ampun tante, aku gak pernah memiliki pikiran seperti itu kok! Aku memang cinta sama Luke, dan mengenai diriku yang hamil, semua itu adalah kesalahan aku dan Luke.” Jawab Veren dengan wajah bersedih. Sedangkan nyonya Margareth yang mendengar balasan dari Veren terlihat ingin muntah. “Cinta! Kamu aja yang cinta, tapi anak tante gak cinta sama kamu!” “Asal kamu tahu ya, Luke sudah memiliki calon isteri! Dan bulan depan, dia akan segera menikah … tante gak mau kamu menghubungi lagi anak tante, yang nantinya hanya akan merusak pikiran sehatnya!” “Sedangkan mengenai janin yang ada diperutmu itu, tolong kamu gugurkan saja. Nanti kamu akan diberikan uang sebesar tiga ratus juta, dan itu cukup untuk kamu hidup berfoyah-foyah.” Setelah mengakhiri ucapannya, nyonya Margareth segera mengakhiri panggilan itu. Luke begitu senang melihat penyelesaian yang dilakukan oleh mamanya. “Mama hebat loh… Aku yakin Veren akan segera menggugurkan anak itu!” Ucap Luke yang sumringah. “Sebenarnya mama tidak tega jika wanita itu harus menggugurkan anak kalian! Tapi itu satu-satunya cara agar keluarga kita tidak dipermalukan… Jadi kamu harus segera menikah dengan anak dari teman mama, dan mama yang akan mengatur semua itu.” “Siap ma… Anak mama yang tampan ini pasti akan menuruti perintah dari ibunda ratu, hihihi…” Luke begitu bahagia, meski dirinya telah menghamili Veren, tapi dia tidak mendapatkan hukuman dari kedua orang tuanya. Malah diberikan jodoh seorang wanita yang begitu cantik dimatanya. Sedangkan di sisi Veren, air mata mulai berjatuhan ketika mendapatkan cercaan dari nyonya Margaret. Dia tidak menyangka jika kesan pertama akan seperti ini. Apa lagi orang tua Luke yang meminta dirinya untuk menggugurkan anak di dalam kandungannya. “Gak mau! Aku gak mau menggugurkan anak ini!” “Anak ini adalah darah dagingku, dan aku gak mau membunuh anakku sendiri.” Ucap Veren yang mengusap dan menatap perutnya. Kemudian, Veren segera menghubungi kedua sahabatnya. Dia ingin memberitahukan perihal apa yang dikatakan oleh orang tua Luke. Dirinya sangat membutuhkan hiburan dan penguatan untuk menghadapi semua ini. Apa lagi Veren yang belum memberitahukan perihal kehamilan dirinya, kepada ibu dan adiknya. Dia takut jika emosi ibunya meledak, dan penyakit jantung ibunya akan kambuh. Tidak lama kemudian, kedua sahabatnya yakni Prilly dan Vela tiba di rumah kosan yang Veren tinggali. Kedua sahabatnya itu menjadi geram, setelah mendengar perihal perkataan yang dilontarkan oleh mamanya Luke. “Ternyata mama sama anak sama aja ya! Sama-sama gak berprikemanusiaan! Masa calon cucu sendiri mau dibunuh? Sadis banget kan!” Jawab Prilly dengan wajah yang teramat kesal. Begitupun juga dengan Vela, dia juga mengutuk ucapan yang dilontarkan oleh nyonya Margaret. “Mungkin karena mereka adalah orang kaya, serta ayah Luke yang merupakan seorang wali kota, jadi mereka tidak mau jika anak mereka harus menikah dengan orang yang bukan memiliki latarbelakang seperti mereka.” “Tapi kamu tenang dulu ya sayang… Ada aku sama Prilly kok yang bakal selalu siap membantu kamu.” Ucap Vela yang mencoba untuk memberikan penguatan bagi sahabatnya itu. Meski begitu, Veren tetap merasa sangat sedih mengingat Luke yang telah mengingkari janjinya. Wanita mana yang dapat tersenyum, jika diperhadapkan dengan persoalan seperti yang Veren hadapi. Namun disaat mereka sedang berbincang, tiba-tiba Veren menerima pesan dari nomor yang tidak di kenal. Orang yang mengirim pesan itu meminta Veren untuk bertemu dengannya di salah satu café yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Tapi, Veren tak ingin memberitahukan perihal pesan whatsup itu, mengingat dalam pesan itu turut membicarakan mengenai keluarga Luke.“Toktok …”Pintu terbuka, sosok wanita yang sangat cantik membuat mata semua pria yang berada dalam ruangan, kini teralihkan menatap wanita itu.Sosok Bianca Lopez masuk dengan senyuman yang sangat mempesona. Dia membawakan teh hangat untuk semua orang yang tengah mengikuti rapat, sesuai dengan permintaan dari tuan Robin dan semua pria yang berada dalam ruangan tentunya.Pandangan tuan Robin tak lepas dari sosok Bianca, yang kini melangkah ke arah meja, untuk meletakan the bagi dirinya.Namun, tuan Robin segera melayangkan pandangan ke arah lain, karena menyadari jika putranya Luke kini tengah menatap ke arahnya.Setelah Bianca keluar dari ruangan itu, rapat kembali berjalan untuk pembahasan terakhir, dimana tuan Robin berencana untuk membeli sebuah hotel yang terbengkalai.Dia memiliki rencana besar untuk merenovasi hotel itu, lalu menjadikan hotel tersebut menjadi hotel bintang enam yang akan menjadi salah satu mascot provinsi Milano.Meski begitu, pikiran tuan Robin kembali terlint
Mata Bianca berbinar, tatkala melihat kalung berlian yang begitu mengkilau terpampang jelas di depan matanya.Kalung itu secara perlahan dipasangkan oleh Luke, sebagai hadiah kecil darinya untuk Bianca.“Coba kamu lihat … bukankah kalung ini begitu cocok dengan kulitmu yang begitu bersih.”“Kalung ini adalah pemberianku secara cuma-cuma, tolong jangan di tolak Bianca. Kamu boleh menolak permintaanku untuk makan bersama, tapi mengenai benda ini, tolong kamu terima ya.”Pinta Luke yang membuat Bianca terdiam. Bianca tak menyangka, jika Luke akan secepat itu memberikan benda yang nampak sangat berharga kepadanya.Padahal, dia menduga jika membutuhkan satu sampai dua minggu baginya, untuk bisa menarik Luke ke dalam jeratnya. Barulah rencana untuk memeras Luke secara perlahan, akan mulai dia jalankan.“Apakah pemberian ini tidak berlebihan untuk karyawan baru sepertiku, pak Luke?”Ucapan dari Bianca, membuat Luke tersenyum lebar. Dia tentu meyakinkan Bianca, jika pemberian itu hanyalah hal
Mata Bianca berbinar, tatkala melihat kalung berlian yang begitu mengkilau terpampang jelas di depan matanya.Kalung itu secara perlahan dipasangkan oleh Luke, sebagai hadiah kecil darinya untuk Bianca.“Coba kamu lihat … bukankah kalung ini begitu cocok dengan kulitmu yang begitu bersih.”“Kalung ini adalah pemberianku secara cuma-cuma, tolong jangan di tolak Bianca. Kamu boleh menolak permintaanku untuk makan bersama, tapi mengenai benda ini, tolong kamu terima ya.”Pinta Luke yang membuat Bianca terdiam. Bianca tak menyangka, jika Luke akan secepat itu memberikan benda yang nampak sangat berharga kepadanya.Padahal, dia menduga jika membutuhkan satu sampai dua minggu baginya, untuk bisa menarik Luke ke dalam jeratnya. Barulah rencana untuk memeras Luke secara perlahan, akan mulai dia jalankan.“Apakah pemberian ini tidak berlebihan untuk karyawan baru sepertiku, pak Luke?”Ucapan dari Bianca, membuat Luke tersenyum lebar. Dia tentu meyakinkan Bianca, jika pemberian itu hanyalah hal
Canda dan tawa menghiasi makan bersama para pegawai keuangan. Meskipun terbilang sebagai pegawai baru, namun Bianca terlihat cepat akrab dengan delapan pegawai termasuk Toni.Siska memberikan beberapa masukan kepada Bianca soal pekerjaan mereka, sebagai rasa kepeduliannya kepada Bianca.Begitu juga dengan beberapa pegawai lainnya. Dimana mereka ingin terlihat akrab dengan Bianca, apa lagi kaum pria yang sangat terpesona dengan paras cantik yang dimiliki oleh Bianca.Berbeda dengan Toni, dia nampak sedikit sibuk menekan tombol hp. Dimana beberapa pesan terkirim ke ponsel cadangannya Luke, ingin memberitahukan kepada Luke mengenai posisinya bersama dengan pegawai yang lain, bahwa saat ini mereka sedang menikmati makan bersama dengan Bianca.Luke yang menerima pesan itu, tersenyum lebar. Tak ingin menunda waktu, langsung menuju ke titik lokasi yang dikirimkan oleh Tony.Tak berselang lama, Bianca dan para pegawai yang tengah berbincang di kejutkan dengan kedatangan Luke.“Pak, kenapa and
“Cari tau wanita yang bernama Bianca ini, apakah dia sudah menikah atau belum. Jika belum, maka atur dia bekerja dibawah pengawasanku langsung. Kamu pasti tau yang kumaksud.”Ucapan itu datang dari Luke, memberikan perintah tegas kepada sang asisten.Semakin dia mengingat wajah Veren barusan, wajah itu semakin merasuk dalam pikirannya memberikan kesan yang luar biasa. Dimana kecantikan yang dimiliki oleh Veren yang kini dengan identitas barunya sebagai Bianca Lopez, telah membuat Luke tersenyum sendiri.Sementara itu, Veren yang kita sebut sebagai Bianca saat ini, tengah menjelaskan arahan dari seniornya mengenai pekerjaan yang harus dia lakukan.Dia dan dua karyawan baru yang akan ditempatkan di posisi yang sama, nampak begitu serius mendengarkan arahan dari senior perempuran di depan mereka saat ini.“Terima kasih atas arahannya kak. Kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk pekerjaan ini.” ucap Bianca.Dua karyawan barunya turut berkata demikian, lalu kemudian langsung melakukan
“Siapa wanita itu? dia cantik sekali loh.”Beberapa karyawan pria yang melihat sosok Veren melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan, tentu dibuat terperangah dengan kecantikan yang dia miliki.Bahkan dua satpam pria yang tengah berjaga, turut dibuat berliur menatap kecantikan Veren. Setelan kemeja dan rok ketat yang sangat pas dengan tubuhnya, membuat Veren semakin nampak menarik dimata semua pria yang melayangkan pandangan ke arahnya.“Cantik sekali wanita ini. Aku benar-benar iri loh.” Ucapan itu datang dari seorang karyawan wanita, yang turut mengakui kecantikan yang dimiliki oleh Veren.Veren segera diarahkan oleh seorang staf, menuju ke ruangan dimana dia bersama beberapa orang yang terpilih untuk bekerja di perusahaan keluaga Perez Giani akan melakukan pertemuan dengan salah satu sosok penting dari perusahaan tersebut.Beberapa menit berlalu, Veren dan sembilan orang lainnya tengah duduk dan menunggu di dalam ruangan.“Aku dengar, yang akan memberikan arahan kepada kita adalah







