Share

2

Author: JeremiaCh
last update Last Updated: 2025-10-14 00:31:24

“Apakah wanita itu sudah menyetujui permintaan dariku?” Tuan Robin yang merupakan ayah Luke, mencoba mencari tahu perihal perkembangan dari perintah yang dirinya berikan kepada salah satu bawahannya untuk meminta Veren menggugurkan anak dalam kandungannya.

“Maaf pak, wanita itu masih dalam perjalanan. Aku baru saja memastikan hal itu dengan menghubungi wanita yang bernama Veren itu barusan.” jawab Lidya, sang assisten yang ditugaskan.

“Baiklah… Lakukan seperti sebelumnya. Aku tidak mau hal ini menjadi boomerang dalam pencalonanku nantinya.” Setelah berkata demikian, tuan Robin segera menutup panggilan telepon.

Sedangkan Lidya kembali menyesap teh yang dia pesan, sembari menunggu kedatangan Veren.

Dua puluh menit berlalu, dan kini terlihat sesosok wanita cantik tengah memasuki café tersebut.

Tentunya, Lidya langsung melambaikan tangan ke arah Veren, setelah memastikan melalui foto yang tersimpan di galeri ponsel, jika wanita yang baru saja masuk merupakan sosok yang dirinya nanti-nantikan.

Sedangkan Veren dengan wajah polosnya, langsung menghampiri Lidya yang baru saja melambaikan tangan ke arahnya.

Merasa masih begitu banyak urusan yang harus diselesaikan, Lidya langsung mengatakan tujuannya memanggil Veren untuk bertemu. Bahkan Lidya langsung menunjukan kepada Veren, dengan membuka koper berisi uang sebanyak lima ratus juta.

"Perkenalkan, aku Lidya, orang yang di utus oleh keluarga Perez Giani untuk membahas masalah kamu dengan tuan muda Luke."

"Semua uang ini akan menjadi milikmu, dengan syarat kamu mau menggugurkan anak dalam kandunganmu itu. Bagaimana, kamu tertarik kan?" ucap Lidya dengan senyum kecut, meyakini jika wanita yang duduk di depannya saat ini pastiah tidak akan menolak tawaran itu.

Veren hanya terpaku, mendengar ucapan dari Lidya yang meminta dirinya untuk menggugurkan anak dalam kandungannya.

Veren tidak pernah menyangka, jika dia akan dipandang sebagai wanita rendahan oleh wanita yang bekerja untuk keluarga dari pria yang dirinya cintai.

Dengan helaan napas panjang, Veren langsung menolak koper berisi uang itu sembari berujar, “sampaikan pada Luke dan kedua orang tuanya, jika aku bukanlah wanita murahan yang setelah dihamili oleh anak mereka, lalu aku akan menerima uang untuk menggurkan anak dalam kandunganku ini!”

“Aku tidak akan mengambil uang sepeserpun dari Luke maupun kedua orang tuanya … jadi tolong, jangan ganggu aku lagi! Karena apapun yang terjadi, janin dalam kandunganku ini akan tetap bersama dengan ibunya sampai hari kelahiran itu tiba.”

“Dan aku tidak akan mempermasalahkan jika Luke tidak mau bertanggung jawab.” Seiring dengan ucapannya itu, Veren segera berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Lidya yang terdiam membisu.

Lidya tidak percaya jika Veren akan seberani itu menolak tawaran uang yang diberikan oleh keluarga Perez-Giani. Dia hanya bisa mengepalkan kedua tinjunya dan menatap tajam sosok Veren yang berjalan pergi meninggalkan cafe.

“Dasar wanita mata duitan! Aku yakin jika penolakannya ini berkaitan dengan ketidakpuasannya yang hanya akan diberikan uang sebesar lima ratus saja oleh keluarga Perez.” Gumam Lidya.

Tidak ingin terlalu berpikir keras dengan penolakan yang dilontarkan oleh Veren, Lidya segera menghubungi tuan Robin dan memberitahukan perihal semua ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Veren kepadanya.

Sedangkan tuan Robin yang mendengar hal itu merasa sangat geram. Meski Veren telah menegaskan jika dirinya tidak akan menuntut lagi tanggung jawab dari Luke atas anak dalam kandungannya itu, tapi bagi tuan Robin, anak dalam kandungan Veren itu dapat menjadi boomerang bagi keluarga mereka suatu saat nanti.

Tuan Robin tidak ingin, jika suatu saat nanti Veren akan mengumbar aib Luke yang telah menghamili dirinya dan mencampakannya begitu saja. Sehingga pada akhirnya, hal itu akan mencoreng nama baik keluarga Perez-Giani.

“Aku akan mendiskusikan hal ini dengan isteriku, dan tugasmu selanjutnya dengan permasalahan ini akan disampaikan besok hari.” Ucap tuan Robin yang kemudian langsung mematikan panggilan telepon.

Sedangkan Lidya langsung beranjak pergi untuk menyelesaikan tugas kecil lainnya yang berkaitan dengan perusahaan milik keluarga Perez.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Veren terus melangkah dengan hati yang merasa tersayat dengan perkataan yang dilontarkan oleh Lidya sebelumnya.

Tak menyangka jika kedatangannya ke cafe itu, hanya akan menambah luka dalam hati.

“Bagaimana aku harus menyampaikan hal ini kepada ibu? Aku benar-benar bingung Luke, aku benar-benar takut penyakit ibu akan kembali kambuh jika mendengar aku telah berbadan dua.”

“Apakah semua pria itu benar-benar sama dengan dirimu Luke? Karena aku benar-benar melihat sifat yang sama darimu yang tidak mau bertanggung jawab dengan perbuatanmu kepadaku, dan sifat itu secara nyata ditunjukan oleh ayahmu!”

“Tolong aku, siapapun tolong aku!” air mata penyesalan bercucuran membasahi pipi Veren yang begitu lembut. Tak peduli lagi dengan orang-orang sekitar yang memperhatikan dirinya, Veren terus berjalan dengan tangis kecil.

Pukul tujuh malam dikediaman milik keluarga Perez Giani. Nyonya Margareth duduk terdiam di ruang makan, wajahnya memerah, mata berkilat marah setelah mendengar cerita dari suaminya mengenai Veren yang menolak kembali untuk menggugurkan anak dalam kandungannya.

“Wanita tidak tahu diri itu menolak lagi? Apakah uang itu masih terbilang sedikit dimata wanita itu, sehingga berani-beraninya menolak uang itu sebagai hadiah agar dirinya mau menggugurkan kandungannya itu!” suara nyonya Margaret menggema, menusuk sampai ke telinga para pembantu rumah yang sedang sibuk di dapur.

Tuan Robin hanya menghela nafas panjang, menatap nyonya Margaret tanpa kata. Dirinya kembali menikmati makanan dan tidak mau menanggapi lebih, karena sadar jika isterinya itu pasti akan melanjutkan amarahnya dengan sikap yang lain.

Dan benar saja, nyonya Margaret yang tak tahu harus melampiaskan emosinya kepada siapa, seketika berdiri dan melangkah mondar-mandir.

"Kalau begitu, ayah naikan tawaran uang kepada wanita itu sebesar dua miliar. Aku yakin wanita itu tidak akan lagi menolak untuk mengikuti saran dari kita, karena pikiran wanita itu pasti hanya ingin mendapatkan uang yang banyak dari keluarga kita, mengingat dirinya yang tahu akan status keluarga kita.”

Sejenak suasana menjadi hening seketika, setelah ucapan nyonya Margaret yang ingin menaikan nonimal uang yang akan diberikan kepada Veren. Tuan Robin masih larut dengan makanan yang dia cicipi, sampai pada akhirnya nyonya Margaret kembali menegaskan perkataannya untuk menaikan nominal uang.

Suaranya bergetar, seolah mulai mengarahkan amarahnya kepada tuan Robin yang tak memberikan tanggapan. “Ayah dengar gak sih? Kita harus menaikan nominal uang itu, agar masalah ini cepat terselesaikan! Mama gak mau, kalau sampai nama baik keluarga kita akan tercoreng akibat wanita itu. Ayah harus secepatnya menyelesaikan masalah ini, titik.”

Tuan Robin menatap istrinya sejenak, kemudian mengangguk pelan. “Baiklah, kita naikkan nomilnya,” ucap tuan Robin sambil menganggukan kepala. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “Aku akan segera memerintahkan Lidya mengurus hal ini besok, jadi mama tenang saja dan ayo kita lanjut makan.”

Setelah perkataannya itu, senyum tipis mengembang di bibir istrinya, tanda lega yang berhasil membuat suasana jadi sedikit lebih ringan. Dengan begini, nyonya Margareth meyakini jika urusan dengan Veren tidak akan berlanjut lagi, dan keluarga mereka tidak akan terlibat dalam masalah kecil akibat ulah dari Luke.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   29

    “Toktok …”Pintu terbuka, sosok wanita yang sangat cantik membuat mata semua pria yang berada dalam ruangan, kini teralihkan menatap wanita itu.Sosok Bianca Lopez masuk dengan senyuman yang sangat mempesona. Dia membawakan teh hangat untuk semua orang yang tengah mengikuti rapat, sesuai dengan permintaan dari tuan Robin dan semua pria yang berada dalam ruangan tentunya.Pandangan tuan Robin tak lepas dari sosok Bianca, yang kini melangkah ke arah meja, untuk meletakan the bagi dirinya.Namun, tuan Robin segera melayangkan pandangan ke arah lain, karena menyadari jika putranya Luke kini tengah menatap ke arahnya.Setelah Bianca keluar dari ruangan itu, rapat kembali berjalan untuk pembahasan terakhir, dimana tuan Robin berencana untuk membeli sebuah hotel yang terbengkalai.Dia memiliki rencana besar untuk merenovasi hotel itu, lalu menjadikan hotel tersebut menjadi hotel bintang enam yang akan menjadi salah satu mascot provinsi Milano.Meski begitu, pikiran tuan Robin kembali terlint

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   28

    Mata Bianca berbinar, tatkala melihat kalung berlian yang begitu mengkilau terpampang jelas di depan matanya.Kalung itu secara perlahan dipasangkan oleh Luke, sebagai hadiah kecil darinya untuk Bianca.“Coba kamu lihat … bukankah kalung ini begitu cocok dengan kulitmu yang begitu bersih.”“Kalung ini adalah pemberianku secara cuma-cuma, tolong jangan di tolak Bianca. Kamu boleh menolak permintaanku untuk makan bersama, tapi mengenai benda ini, tolong kamu terima ya.”Pinta Luke yang membuat Bianca terdiam. Bianca tak menyangka, jika Luke akan secepat itu memberikan benda yang nampak sangat berharga kepadanya.Padahal, dia menduga jika membutuhkan satu sampai dua minggu baginya, untuk bisa menarik Luke ke dalam jeratnya. Barulah rencana untuk memeras Luke secara perlahan, akan mulai dia jalankan.“Apakah pemberian ini tidak berlebihan untuk karyawan baru sepertiku, pak Luke?”Ucapan dari Bianca, membuat Luke tersenyum lebar. Dia tentu meyakinkan Bianca, jika pemberian itu hanyalah hal

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   27

    Mata Bianca berbinar, tatkala melihat kalung berlian yang begitu mengkilau terpampang jelas di depan matanya.Kalung itu secara perlahan dipasangkan oleh Luke, sebagai hadiah kecil darinya untuk Bianca.“Coba kamu lihat … bukankah kalung ini begitu cocok dengan kulitmu yang begitu bersih.”“Kalung ini adalah pemberianku secara cuma-cuma, tolong jangan di tolak Bianca. Kamu boleh menolak permintaanku untuk makan bersama, tapi mengenai benda ini, tolong kamu terima ya.”Pinta Luke yang membuat Bianca terdiam. Bianca tak menyangka, jika Luke akan secepat itu memberikan benda yang nampak sangat berharga kepadanya.Padahal, dia menduga jika membutuhkan satu sampai dua minggu baginya, untuk bisa menarik Luke ke dalam jeratnya. Barulah rencana untuk memeras Luke secara perlahan, akan mulai dia jalankan.“Apakah pemberian ini tidak berlebihan untuk karyawan baru sepertiku, pak Luke?”Ucapan dari Bianca, membuat Luke tersenyum lebar. Dia tentu meyakinkan Bianca, jika pemberian itu hanyalah hal

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   26

    Canda dan tawa menghiasi makan bersama para pegawai keuangan. Meskipun terbilang sebagai pegawai baru, namun Bianca terlihat cepat akrab dengan delapan pegawai termasuk Toni.Siska memberikan beberapa masukan kepada Bianca soal pekerjaan mereka, sebagai rasa kepeduliannya kepada Bianca.Begitu juga dengan beberapa pegawai lainnya. Dimana mereka ingin terlihat akrab dengan Bianca, apa lagi kaum pria yang sangat terpesona dengan paras cantik yang dimiliki oleh Bianca.Berbeda dengan Toni, dia nampak sedikit sibuk menekan tombol hp. Dimana beberapa pesan terkirim ke ponsel cadangannya Luke, ingin memberitahukan kepada Luke mengenai posisinya bersama dengan pegawai yang lain, bahwa saat ini mereka sedang menikmati makan bersama dengan Bianca.Luke yang menerima pesan itu, tersenyum lebar. Tak ingin menunda waktu, langsung menuju ke titik lokasi yang dikirimkan oleh Tony.Tak berselang lama, Bianca dan para pegawai yang tengah berbincang di kejutkan dengan kedatangan Luke.“Pak, kenapa and

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   25

    “Cari tau wanita yang bernama Bianca ini, apakah dia sudah menikah atau belum. Jika belum, maka atur dia bekerja dibawah pengawasanku langsung. Kamu pasti tau yang kumaksud.”Ucapan itu datang dari Luke, memberikan perintah tegas kepada sang asisten.Semakin dia mengingat wajah Veren barusan, wajah itu semakin merasuk dalam pikirannya memberikan kesan yang luar biasa. Dimana kecantikan yang dimiliki oleh Veren yang kini dengan identitas barunya sebagai Bianca Lopez, telah membuat Luke tersenyum sendiri.Sementara itu, Veren yang kita sebut sebagai Bianca saat ini, tengah menjelaskan arahan dari seniornya mengenai pekerjaan yang harus dia lakukan.Dia dan dua karyawan baru yang akan ditempatkan di posisi yang sama, nampak begitu serius mendengarkan arahan dari senior perempuran di depan mereka saat ini.“Terima kasih atas arahannya kak. Kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk pekerjaan ini.” ucap Bianca.Dua karyawan barunya turut berkata demikian, lalu kemudian langsung melakukan

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   24

    “Siapa wanita itu? dia cantik sekali loh.”Beberapa karyawan pria yang melihat sosok Veren melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan, tentu dibuat terperangah dengan kecantikan yang dia miliki.Bahkan dua satpam pria yang tengah berjaga, turut dibuat berliur menatap kecantikan Veren. Setelan kemeja dan rok ketat yang sangat pas dengan tubuhnya, membuat Veren semakin nampak menarik dimata semua pria yang melayangkan pandangan ke arahnya.“Cantik sekali wanita ini. Aku benar-benar iri loh.” Ucapan itu datang dari seorang karyawan wanita, yang turut mengakui kecantikan yang dimiliki oleh Veren.Veren segera diarahkan oleh seorang staf, menuju ke ruangan dimana dia bersama beberapa orang yang terpilih untuk bekerja di perusahaan keluaga Perez Giani akan melakukan pertemuan dengan salah satu sosok penting dari perusahaan tersebut.Beberapa menit berlalu, Veren dan sembilan orang lainnya tengah duduk dan menunggu di dalam ruangan.“Aku dengar, yang akan memberikan arahan kepada kita adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status